Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ilmu Ukur Tanah yang diampu oleh:
Dibuat Oleh :
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga saya dapat
menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Metode Penentuan Posisi Horizontal”
Pada mulanya penyusunan makalah ini mengalami banyak kesulitan dalam menyatukan
berbagai materi penting untuk disusun agar menjadi sebuah bacaan yang menarik untuk
dibaca, namun akhirnya makalah ini dapat diselesaikan . Tersirat pengharapan dan terima
kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak
langsung dalam penyusunan makalah ini.
Besar harapan agar makalah ini dapat menjadi salah satu sumber belajar yang baik serta
mendatangkan manfaat untuk seluruh pembaca . Saya menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, adanya
kritik dan masukan dari berbagai pihak sangat saya butuhkan untuk menyempurnakan
makalah ini sangat dinantikan. Semoga makalah ini dapat mendatangkan manfaat bagi
semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami metode apa
saja yang digunakan untuk menentukan posisi horizontal.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Poligon
Metode poligon adalah metode penentuan posisi lebih dari satu titik dipermukaan bumi,
yang terletak memanjang sehingga membentuk segi banyak, (Wongsotjitro,1980). Unsur-
unsur yang diukur adalah unsur sudut dan jarak, jika koordinat awal diketahui, maka titik-
titik yang lain pada poligon tersebut dapat ditentukan koordinatnya. Pengukuran dengan
metode poligon ini terbagi menjadi dua bentuk yaitu:
➢ Poligon Terbuka : Poligon yang tidak mempunyai syarat geometris
➢ Poligon Tertutup : Poligon yang mempunyai syarat geometris
1) Poligon Tertutup
Poligon tertutup adalah poligon dengan titik awal sama dengan titik akhir, jadi
dimulai dan diakhiri dengan titik yang sama.
α 1-2
Poligon Tertutup
2
2) Poligon Terbuka
Poligon terbuka adalah poligon dimana titik awal dan titik akhir tidak berimpit atau titik
awal tidak bertemu dengan titik akhir. Poligon terbuka ditinjau dari sistem pengukuran dan
cara perhitungannya dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :
a) Poligon Terikat Sempurna
Poligon terbuka terikat sempurna adalah poligon yang titik awal dan titik akhir terikat
oleh koordinat dan azimuth atau terikat oleh dua koordinat pada awal dan akhir
pengukuran. Poligon jenis ini memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan poligon
lainnya. Pada poligon ini kesalahan sudut serta kesalahan jaraknya dapat dikoreksi dengan
diketahuinya azimuth dan koordinat awal serta azimuth dan koordinat akhir.
Dalam poligon terbuka terikat sempurna, besaran - besaran yang harus diukur :
1. Semua sisi jarak = dB-1, d1-2 , .......... , d3-P
2. Semua sudut horizontal = δB, δ1, δ2, ……, δP
Syarat-syarat geometris poligon terbuka terikat sempurna :
Σ δ = ( α P-Q - α A-B ) + n . 180º ( untuk sudut kanan )
Σ δ = ( α A-B - α P-Q ) + n . 180º ( untuk sudut kiri ) Σ
( D . sin α ) = ΣΔX = XP - XB
Σ ( D . cos α ) = ΣΔY = YP - YB
3
b) Poligon Terbuka Terikat Koordinat
Poligon terikat koordinat adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya terikat
oleh koordinat, nilai azimuth awal dan akhir tidak diketahui. Misal poligon terbuka
terikat koordinat A123
Poligon terbuka terikat sepihak adalah poligon yang hanya terikat salah satu titiknya
saja, bisa terikat pada titik awalnya atau titik akhirnya saja. Misal poligon terbuka
terikat sepihak A123
4
d) Poligon Terbuka Bebas
Poligon terbuka bebas adalah poligon lepas atau poligon yang tidak terikat kedua
ujungnya. Untuk menghitung koordinat masing-masing titiknya maka harus ditentukan
terlebih dahulu koordinat salah satu titik sebagai acuann menghitung koordinat titik
lainnya. Pada poligon ini tidak ada koreksi sudut maupun koreksi jarak.
dP1- dP3-
β
dP2- β
dP2-
3
β
5
2.3 Metode Mengikat Kemuka
Suatu metode penentuan posisi dari dua buah titik di lapangan tempat berdiri
alat untuk memperoleh suatu titik lain di lapangan tempat berdiri target
(prisma atau jalon) yang akan diketahui koordinatnya dari titik tersebut.
Garis antara kedua titik yang diketahui koordinatnya dinamakan garis absis.
Sudut dalam yang dibentuk absis terhadap target di titik B dinamakan sudut
beta. Sudut beta dan alfa diperoleh dari lapangan.
(Penentuan posisi metode pengikatan ke muka: alat berdiri di dua titik acuan
yang diketahui koordinatnya.)
6
Metode Collins
Metode Cassini
Untuk menentukan koordinat titik P, titik tersebut diikatkan pada titik yang
sudah diketahui koordinatnya, misalnya titik A(Xa;Ya), B(Xb;Yb), dan
C(Xc;Yc).
Pada cara ini diperlukan dua titik penolong, cara ini membuat garis yang
melalui titik A, tegak lurus pada AB dan garis ini memotong lingkaran di
Titik R, demikian pula dari titik C dibuat garis tegak lurus BC dan memotong
lingkaran di titik S
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerangka dasar horizontal merupakan kumpulan titik-titik yang telah
diketahui atauditentukan posisi horizontalnya berupa koordinat pada bidang
datar (X ,Y ) dalam sistem proyeksi tertentu. Pemilihan metode penentuan
posisi horizontal dipengaruhi oleh bentuk medan lapangan dan ketelitian
yang dikehendaki.
8
Daftar Pustaka
Purwaamijaya, Iskandar Muda (2008). Teknik Survey dan Pemetaan. Jakarta
: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Mulyo, J dan Supriatna. 2008. Modul Praktikum Ilmu Ukur Tanah. Fakultas
MIPA. Universitas Indonesia :Depok.
Suharto. 2011. Pekerjaan Survei dan Pemetaan.
Wongsotjitro, S. 1980. Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta. Kanisiu,
Purworhardjo, U., 1986, Ilmu Ukur Tanah Seri C - Pengukuran Topografi,
Jurusan. Teknik Geodesi ITB, Bandung