Anda di halaman 1dari 4

Dinamo

Dinamo digunakan untuk mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Dinamo terdiri
dari sebuah kumparan yang bergerak dalam medan magnet tetap. Di bagian luar dinamo ada
bagian yang dapat disentuhkan atau dilepaskan dari roda sepeda. Bagian tersebut berhubungan
dengan kumparan di dalam dinamo. Ketika bagian ini disentuhkan ke roda sepeda maka bagian
tersebut berputar mengikuti putaran roda sepeda sehingga kumparan di dalam dinamo berputar.
Akibatnya, fluks yang dikandung kumparan berubah-ubah. Perubahan fluks tersebut
menghasilkan ggl induksi yang pada akhirnya mengalirkan arus ke lampu. Dan lampu akhirnya
menyala. Di siang hari kita melepaskan kontak dinamo dengan roda sepeda sehingga lampu tidak
menyala pada siang hari.

G
ambar 1. (a) Contoh dynamo yang terpasang pada roda sepeda (amazon.com) dan (b) skema
bagian dalam dynamo.

Luas kumparan adalah ab A = ab . Akibat perputaran kumparan, maka proyeksi luas kumparan
dalam arah tegak lurus medan magnet hanya A = ab sinθ. Dengan demikian, fluks magnetik yang
dikandung kumparan tiap saat adalah
Andaikan kumparan berputar dengan kecepatan sudut tetap. Maka hubungan antara sudut dan
kecepatan sudut memenuhi θ = ωt. Dengan demikian kita dapat menulis

Gambar 6.14 (a) Skema bagian dalam dynamo dan (b) kumparan dipandang dari arah depan saat
membentuk sudut θ terhadap arah medan magnet. Akibat orientasi demikian maka luas
penampang kumparan yang tegak lurus medan magnet berubah.

Jika jumlah lilitan pada kumparan dinamo adalah N maka ggl induksi yang dihasilkan kumparan
dinamo menjadi
Dengan

Persamaan di atas merupakan amplitude ggl yang dihasilkan.

Gambar 2. Bentuk tegangan keluaran sebuah dinamo

Induktansi

Sebagai contoh solenoid dialiri arus searah maka beda potensial antara dua ujung solenoid
hampir nol karena beda tegangan sama dengan perkalian arus dan hambatan solenoid. Solenoid
hanya berupa kawat konduktor sehingga hambatan listrik antara dua ujung solenoid hampir nol.
Tetapi jika solenoid dilairi arus yang berubah-ubah terhadap waktu, maka sifat solenoid akan
berubah.

Gambar 3. (kiri) jika solenoid dialiri arus dc, tidak muncul tegangan antara dua ujung solenoid.
(kanan) jika solenoid dialiri arus ac maka muncul tegangan antara dua ujung solenoid.
Karena arus berubah-ubah terhadap waktu maka kuat medan magnet dalam solenoid berubah-
ubah. Karena luas penampang solenoid tetap maka fluks magnetik yang dikandung solenoid
berubah terhadap waktu. Berdasarkan hukum Faraday maka solenoid menghsilkan ggl induksi.
Dengan demikian, ketika dialiri arus bolak-balik maka muncul tegangan antara dua ujung
solenoid. Tegangan ini tidak muncul ketika solenoid dialiri arus searah.

Anda mungkin juga menyukai