Anda di halaman 1dari 4

KOMUNIKASI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH

P: “Selamat pagi, bapak”

K: “iya” sambil menoleh menghindari perawat

P: “Perkenalkan nama saya perawat Dinda Noor Faizzah. Bapak bisa panggil
Dinda, saya perawatdari stikes dr. Soebandi Jember yang bertugas
diruangan ini mulai pukul 08.00 pagi sampai pukul 14.00 sore. Saya perawat
yang akan membantu bapak. Sebelumnya apakah benar ini dengan bapak
Dion Putra?”

K: “Ya, benar”

P: “Bapak senangnya dipanggil siapa”

K: “Terserah”

P: “Baiklah saya panggil bapak Dion, boleh ya?”

K: “ya”

P: “baiklah bapak, bagaimana kalau kita ngobrol-ngobrol sedikit ya sekitar 10


menit, bagaimana?”

K: “Ya”

P: “Bapak ingin kitamengobrol dimana?”

K: “Disini aja”

P: “Baik, disini saya berperan merawat bapak dion untuk memberikan solusi
agar masalah bapak Dion bisa terselesaikan dan beban yang dialami bapak
Dion bisa hilang”

K: “Kamu siapa? Berani-beraninya ikutcampur masalah saya”

P: “Bukan seperti itu maksud saya bapak. Saya hanya ingin membantu
meringankan beban bapak Dion”
K: “Bukan urusan kamu”

P: “Apakah bapak Dion tidak ingin keluardari tempat ini dan bisa melakukan
kegiatan sehari-hari seperti biasanya?”

K: “Ya, pengen”

P: “Oleh sebab itu semua tindakan yangsaya lakukan menjadi tanggungjawab


saya. Dan saya harapa bapak juga bertanggung jawab untuk sembuh supaya
dapatmelakukan aktifitas seperti biasanya “

K: “Ya”

P: “Bapak tidak perlu khawati atau cema. Kalau bapak tidak keberatan bapak
bisa sharing dengan saya tentangmasalah-masalah dan keluhan yang sedang
bapak alami. Insyaallah, kita bersama-sama mencari jalan keluarnya dan
saya tidak akan memberitahukannya kepada orang yang tidak berhak untuk
tau”

K: “Beneran?”

P: “Betul bapak, saya bisa menjaga rahasia bapak”

K: “Hm”

P: “Kalau boleh tau apa yang bapak Dion rasakan atau ada keluhan lainnya?”

K: “Saya ingin cepat mati saja mbak, saya capek hidup tidak ada gunanya”

P: “memangnya hal yang yang membuat capek untuk hidup itu apa bapak?”

K: “Ya pokoknya saya ingin kerja lagi dan punya uang”

P: “Lo memangnya apa yang terjadi dengan pekerjaan bapak Dion?”

K: “Hilang, saya dipecat”

P: “Berati bapak dulu bekerja?”

K: “Ya, kemudian saya di PHK, dan saya tidak bisa membayar hutang dan
memberi ibu dan istri saya uang”
P: “Baik bapak. Begini umur, rejeki dan segalanya itu Tuhan yang mengatur.
Apakah bapak percaya akan hal itu?”

K: “Ya”

P: “Nah.. bagus kalau bapak paham, berati bapak Dion tidak perlu merasa
capek hidup, atau meminum minuman beracun dan berusaha menyayat-
nyayat tangan bapak Dion. Karena itu tidak akan menyelesaikan masalah.
Nanti malah badan bapak sendiri yang sakit. Benar tidak?”

K: “Iya juga sih”

P: “Bapak Dion sayang tidak dengan keluarga dirumah? Ibu dan istri?

K: “sayang lah”

P: “Nah.. kalau Bapak Dion sayang, bapak tidak boleh bunuh diri. Bapak harus
semangat terus, minta dan berserah diri pada Tuhan, bapak Dion harus yakin
dan berusaha untuk mendapatkan pekerjaan kembali setelah keluar dari sini
dan bisamenyahur hutangya pak?”

K: “Iya mbak, saya ingin menyahur hutang tapi tidak punya uang”

P: “Nah, maka dari itu bapak Dion harus sembuh terlebih dahulu. Kalau boleh
tau bapak Dion hobinya apa?”

K: “Sepak bola, nonton TV, balap karung

P: “Nah.. kalau misanya bapak sudah merasa lelah atau stress bapak bisa main
bola atau ngobrol sama teman-teman”

K: “Oh gitu?”

P: “iya, supaya pikiran bapak Dion bisa tenang dan rileks”

K: “Ya”

P: “Baiklah bapak karena sudah 10 menit, saya pamit. Besok kita ngobrol lagi,
kita sharing lagi, gimana?”

K: “iya”
P: “Baiklah bapak Dion, besok saya kesini lagi pada pukul 09.00 ya?”

K: “Ya”

P: “Apakah bapak ingin kitasharing disini lagi?”

K: ”Iya disini”

P: “Baik kalau begitu bapak Dion, terimakasih atas waktunya. Saya permisi
dulu. Besok saya akan kembali kesini pukul 09.00 dan ditempat ini ya?”

K: “iya”

P: “Selamat beristirahat kembali bapak Dion”

Anda mungkin juga menyukai