PERMUKAAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA: NADILAH PUTRI
NIM: 19110033
PRODI : S1 FARMASI
KELAS : A
SEMESTER: 2(DUA)
laporan tegangan permukaan
A. Latar Belakang
Tegangan permukaan suatu zat cair terjadi karena perbedaan resultan gaya tarik-menarik molekul yang
berada dipermukaan zat cair tersebut. Tegangan permukaan untuk zat murni, metode yang didasarkan pada hukum
keadaan saling terkait. Untuk campuran zat cair disajikan metode-metode yang dikembangkan dan metode
komponen murni. Lapisan permukaan mikroskopik menunjukan bahwa molekul-molekul mengalami tegangan dan
cenderung mengerut membentuk ukuran terkecil yang sepadan dengan massa bahan, gaya menahan dari wadah dan
B. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu :
• Menentukan tegangan permukaan dari suatu zat cair (aqudest dan parafin cair). Menurunkan konsentrasi
misel kritis (KMK) dari suatu sulfaktan (tween 80).
Dasar Teori
Tegangan permukaan didefinisikan sebagai kerja yang dilakukan dalam memperluas permukaan cairan dengan
satu satuan luas. Satuan untuk tegangan permukaan (γ adalah j/m2atau dyne/cm atau N/m. Metode yang paling
umum untuk mengukur tegangan permukaan adalah kenaikan atau penurunan cairan dalam pipa kapiler. dimana d
adalah kerapatan cairan, r adalah jari-jari kapiler, g adalah konstanta gravitasi, λ adalah panjang cairan yang akan
Cairan mempunyai sifat menyerupai gas dalam hal gerakannya yang mengikuti gerakan brown dan daya
alirnya(fluiditanya).Selain itu cairan juga menunjukkan adanya tegangan permukaan yang merupakan salah satu
sifat penting lainnya dari cairean bila dua fase dicampurkan maka batas fase-fase tersebut dianmakan antar
permukaan.Batas antara zat cair atau zat padat denag nudara biasanya disebut permukaan saja.Sedangkan batas
antara zat cair dengan zat cair disebuut antar permukaan .Besarnya tegangan permukaan dipemgaruhi oleh gaya tarik
yang terlihat dalam antar muka tersebut, walaupun,dalam hal antarmuka cair/gas gaya adhesif tarik menatik adhesif
ini kecil.Efek bersih adalh mlekul pada permukaan cairan tersebut mengalami suatu gaya ke arah dalam ke arah bulk
seperti ditunjukkan oleh panjanhnya penah(Alfred martin,1993).
Pengukuran tegangan permukaan dapat dilakukan dengan beberapa metode antara lain(Anonim,2006) :
1. Metode cincin Du-Nouy
Cara ini dapat digunakan untuk mengukur tegangan pemukaan dan tegangan antar permukaan zat cair.Prinsip kerja
alat ini berdasarkan pada kenmyataan bahwa gaya yang dibutuhkan untuk melepaskan cincin yang tercelup pada zat
cair sebanding dengan tegangan pemukaan atau tegangan antar pemukaan.
2. Metode kenaikan kapiler
Metode ini hanya dapat digunakan untuk memerlukan dalam suatu zat cair dan tidak dapay digunakan untuk
sampingnya). Dengan demikian, adanya gaya tarik total ke bawah, yang cenderung menekan lapisan permukaan
sedikit tapi hanya sampai batas di mana gaya ke bawah ini diimbangi oleh gaya tolak ke atas yang disebabkan oleh
kontak yang dekat atau tumbukan dengan molekul-molekul di bawahnya. Penekan permukaan ini berarti bahwa,
intinya zat cair meminimalkan garis permukaannya. Inilah sebab mengapa air cenderung membentuk tetesan
berbentuk bola, karena sebuah bola mempresentasikan luas permukaan minimum untuk volume tertentu (Giancoli,
2000).
Semua fenomena menunjukkan bahwa permukaan zat cair dapat dianggap sebagai dalam keadaan tegang,
demikian pula sehingga ditinjau setiap garis di dalam atau yang membatasi permukaannya, maka zat-zat di kedua
sisi garis tersebut saling tarik-menarik (Sears dan Zemansky, 1983).
Sepotong kawat dibengkokkan menjadi berbentuk U dan sepotong lagi digunakan sebagai peluncur.
Ternyata gaya F = W1 + W2, dapat menahan peluncur dalam sembarang posisi, berapapun luas selaput, asal saja
suhu selaput konstan, ini amat berlainan dengan sifat elastik lembaran karet, dalam mana gaya tersebut akan menjadi
lebih besar kalau lembaran itu ditarik (Sears dan Zemansky, 1983).
Selain dipengaruhi oleh jenis cairan, γ juga dipengaruhi oleh temperatur. Bila temperatur makin tinggi,
maka γ akan mengalami penurunan. Untuk air antara 20-30oC, perubahan γ rata-rata 0,16 (Soekardjo, 1990).
Tegangan permukaan sebuah campuran zat cair bukan fungsi sederhan tegangan permukaan komponen
murni karena komposisi cairan pada campuran tidak sama dengan komposisi badan cairnya. Ketika temperatur
dinaikkan, tegangan permukaan zat cair dalam keadaan setimbang dengan penurunan kerapatan uapnya dan menjadi
nol pada titik kritis (Reid, 1991).
Ada beberapa cara untuk menerapkan tegangan permukaan suatu cairan. Dua cara diantaranya adalah :
a. Cara kenaikan kapiler
Bila cairan yang membasahi gelas diberi pipa kapiler dari gelas maka permukaan cairan akan naik. Kenaikan cairan
Sabun dan detergen mempunyai efek menurunkan tegangan permukaan cairan. Hal ini dimaksudkan untuk
mencuci dan membersihkan karena tegangan permukaan air yang tinggi mencegahnya masuk dengan mudah di
antara serat-serat materi dan lekuk-lekuk yang terkecil. Zat-zat yang berfungsi memperkecil tegangan permukaan
cairan disebut surfactant (Giancoli, 2000).
Fungsi-fungsi surfactant antar lain :
antara air dan minyak sehingga air dan minyak dapat terdispersi dalam fase pendispersinya.
e. Sebagai detergen
Surfaktan dapat berperan sebagai detergen yang berfungsi untuk menghilangkan kotoran. Proses pembersihan oleh
detergen diawali oleh proses pembasahan kemudian pengemulsian atau pelarutan partikel larutan (Dogra, 1990).
Surfaktan dapat digolongkan menjadi dua golongan besar yaitu, surfaktan yang larut dalam minyak dan
surfaktan yang larut dalam air. Surfaktan yang larut dalam minyak yaitu senyawa polar berantai panjang, senyawa
fluorocarbon. Dan senyawa silikon. Sedangkan surfaktan yang larut dalam air banyak digunakan sebagai zat
pembasah, zat pembusa, zat pengemulsi, zat anti busa, detergen, zat flotasi, pencegah korosi, dan lain-lain. Ada
empat yang termasuk golongan ini yaitu surfaktan anion bermuatan negatif, surfaktan yang bermuatan positif,
surfaktan anion yang tak terionisasi dalam larutan, dan surfaktan amfoter yang bermuatan negatif dan positif
tergantung pada pH-nya. Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan-ikatan
hydrogen pada permukaan. Hal ini dilakukan dengan menaruh kepala hidrofiliknya pada permukaan air dengan ekor
hidrofobiknya terentang menjauhi permukaan air (Soekardjo, 1990).
B. Uraian bahan
1. Air suling (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : Aqua Destillata
n : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, larut dalam kloroform P dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
Penggunaan : Sebagai sampel.
C. Prosedur Kerja
Tentukan tegaangan permukaan zat-zat cair berikut dengan metode kenaikan pipa kapiler.
1. Air
2. Larutan tween 80 dengan kionsentrasi (1%, 2%, 3%, 4%,5%,6%,7%,8%,9%, 10%)
3. Parafin cair
METODE KERJA
A. Alat Dan Bahan
a. Alat
Adapun alat yang di pakai pada praktikum tegangan permukaan adalah sebagai berikut :
Batang pengaduk, cawan petri, corong, gelas ukur 100 ml, pipa kapiler, pipet skala, pipet tetes dan pot
plastik.
a. Bahan
Adapun bahan yang di pakai pada praktikum tegengan permukaan adalah sebagai berikut :
D. Cara Kerja
a. Pembuatan larutan tween 80
• Disiapkan alat dan bahan.
• Ditimbang tween 80 dengan konsentrasi 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9%, dan 10%.
• Dilarutkan masing-masing tween 80 dan dicukupkan hingga 100 ml.
b. Pengukuran tengangan permukaan cairan
• Disiapkan alat dan bahan.
• Dipipet 20 ml aquadest dan parafin cair kemudian dimasukkan kedalam 2 cawan petri yang
berbeda.
• Dimasukkan pipa kapiler kedalam cawan petri yang telah diisi air dan parafin cair.
• Diukur ketinggian dari cairan-cairan tersebut
• Dihentikan pengukuran ketika tidak terjadi perubahan ketinggian dari cairan dalan pipa kapiler.
• Dihitung tegangan permukaan cairan tersebut
c. Penentuan KMK dari surfaktan
• Dipipet 20 ml larutan tween 80 tiap konsentrasi dan dimasukkan dalam cawan petri.
• Dimasukkan pipa kapiler kedalam cawan petri yang diisi karutan tween 80
• Diukur ketinggian dari larutan tween 80 dengan konsentrasi yg berbeda tersebut
• Dihentikan pengukuran ketika tidak terjadi perubahan ketinggian dari cairan dalan pipa kapiler
• Dihitung tegangan permukaan cairan tersebut
• Dibuat kurva hubungan konsentrasi dengan tengangan permukaan.
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
B. Perhitungan
1. Air
ɣ air =
=50,567 dyne/cm
2. Parafin Cair
ɣ paraffin =
=40,797 dyne/cm
3. Tween 1%
ɣ tween 1% =
= ½ . 0,0575 . 1,7 . 1,08 . 980
= 51,72dyne/cm
4. Tween 2%
ɣ tween 2% =
= 54,77dyne/cm
5. Tween 3%
ɣ tween 3% =
= 57,81 dyne/cm
6. Tween 4 %
ɣ tween 4% =
= 45,64dyne/cm
7. Tween 5%
ɣ tween 5% =
=54,72 dyne/cm
8. Tween 6%
ɣ tween 6% =
=51,57dyne/cm
9. Tween 7 %
ɣ tween 7% =
=48,68 dyne/cm
10. Tween 8 %
ɣ tween 8% =
=48,68 dyne/cm
11. Tween 9%
ɣ tween 8% =
=48,68 dyne/cm
ɣ tween 10% =
=48,68 dyne/cm
D. Pembahasan
Cairan mempunyai sifat menyerupai gas dalam hal ini gerakannya yang mengikuti gerakan brown dab daya
alirnya.Selain itu cairan juga menunjukkan adanya tegangan yang merupkan salah satu sifat penting lainnya dari
cairan.Bila dua fase dicampurkan maka batas-batas fase tersebut dinamakan antar permukaan.Batas antara zat cair
aatu zat padat dengan udara biasanya disebut permukaan saja.Sedangkan batas antara zat cair dengan zat cair
lainnya yang tidak bercampur atau antarazat padat dengan zat cair.
Dalam percobaan ini metode yang digunakan adalah metode keanikan kapiler. Metode ini digunakan
untuk menentukan tegangan suatu zat cair dn dapat digunakan untuk bercampur.Smapel yang dignakan adalah
minyak wijen, minyak ikan, minyak jarak dan minyak mineral. Semua sampel memiliki kerapatan jenis yang
berbeda-beda sehingga data yang diperoleh untuk menurunkan tegangan permukaan pada sampel.
Sampel (minyak wijen) dimasukkan ke dalam 2 pot plastik dan 2 cawan porselin yang diisi dengan
span 80 0,5 ml dan 1 ml. Pertama-tama ukur tegangan permukaan minyak wijen dalamkeadaan normal dengan
menggunakan pipa kapiler, beri tanda pada pipa kapiler batas permukaan zat dengan pipa kemudian tandai lagi pada
pipakapiler batas zat yang naik ke dalam pipa.Ukur panjang tanda yang telah diberi pada pipa kapiler. Dimasukkan
span 80 0,5 ml dalm pot plastik kemudian diaduk dan diukur serta diberi tanda pada keadaan normal. Lakukan
perlakuan yang sama seperti diatas.
Pada praktikum kali ini dilakukan dengan cara kerja, pertama-tama disiapkan alat dan
bahan dan dibuat larutan tween dengan berbagai konsentrasi1%, 2%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7%, 8%,
9% dan 10 %., air dan paraffin cair . Selanjutnya dimasukkan cairan kedalam cawan petri.
Diukur kenaikan cairan dengan menggunakan pipa kapiler kemudian diukur ketinggian cairan
dengan menggunakan mistar. Dan selanjutnya dihitung tegangan permukaan larutan tween.
Dari percobaan di atas diperoleh hasil yaitu tegangan permkaan air adalah 50,567
adalah 54,77dyne/cm, tween 3% adalah 54,77dyne/cm, tween 4% adalah 45,64 dyne/cm, tween
5% adalah 54,72 dyne/cm, tween 6% adalah 51,57 , tween 7 % adalah 48,68 dyne/cm, tween 8
% adalah 48,68 dyne/cm, tween 9 % adalah 48,68 dyne/cm, tween 10 % adalah 48,68
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semakin tingi konsentrasi surfaktan, maka semakin kecil tegangan permukaan. Dari percobaan ini dapat
disimpulkan :
B. Saran
Diharapkan agar menggunakan metode lain sebagai pembanding. Agar praktikan dapat mengerti penetuan
disolusi sediaan farmasi dan Sebaiknya alat diperbanyak agar dapat mempercepat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA