Anda di halaman 1dari 15

Pemeriksaan system muskuloskeletal

5
(termasuk mengkaji kekuatan otot)

Sistem muskuloskeletal merupakan sistem yang kompleks. Pengkajian


Pendahuluan
sistem muskoloskeletal meliputi pemeriksaan pada tulang, persendian dan
otot. Pengkajian ini rumit karena bagian-bagian ini bertanggung jawab
untuk pergerakan, penunjang, dan stabilitas tubuh. Selaian itu fungsinya
juga terintegrasi dengan sistem saraf dan integumen. Oleh karena itu
sebelum melakukan pemeriksaan fisik, seorang perawat terlebih dahulu
harus mengetahui tentang anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal dan
integrasinya dengan sistem persarafan dan integumen.
Tujuan pemerikaan fisik sistem muskuloskeletal adalah :
Tujuan
1. Memperoleh data dasar tentang fungsi otot, tulang dan persendian
2. Mengetahui mobilitas otot (range of motion) pasif dan aktif
3. Mengetahui tonus otot
4. Mengetahui kekuatan otot
5. Mengetahui adanya gangguan pada sistem muskuloskeletal
1. Demonstrasi
Strategi
2. Redemosntrasi
pembelajaran 3. Diskusi
1. Meteran (pita ukur)
Media
2. Goniometer
3. Masker (k/p)
4. Meja periksa
5. Tempat duduk
6. Sarung tangan

Waktu 2 x 60 menit
Kozier, B., Erb., & Oliver, R. (2004), Fundamental of nursing; consept,
Referensi
process and practice , (fourth edition) California: Addison-Wesley
Publishing CO
Potter, P.A. & Perry, A.G. (1996). Fundamentals of Nursing: Concept,
Process & Practice. (third edition). St. Louis: Mosby-Year Book
Perry, A.G. & Potter, P.A. (1994). Clinical Nursing Skills & techniques (third
edition). St. Louis: Mosby-Year Book.
Pemeriksaan system muskuloskeletal (termasuk mengkaji kekuatan otot)

No Tindakan Rasional Gambar

PEMERIKSAAN DENGAN INSPEKSI

1. Jelaskan tujuan dan prosedur agar klien


yang akan dilakukan dan jaga memahami prosedur
yang dilakukan
privasi klien perawat

2. Mencuci tangan, gunakan proteksi diri


sarung tangan bersih dan masker

3. Inspeksi gaya berjalan klien Mengetahui


dan bagian tubuh anterior, bagaimana cara
posterior dan lateral postur berjalan klien untuk
klien pada saat klien ke ruang mengetahui
(pada saat klien tidak adanya kelainan
menyadari sifat observasi, dengan gaya
gaya berjalan akan lebih berjalan klien
alami)
4. Lakukan tes garis lurus : Mengetahui
Minta klien berjalan pada bagaimana cara
sebuah garis lurus, minta klien berdiri dan postur
berdiri tubuh klien.

5. Observasi penampilan Mengetahui


klien secara penampila klien
keseluruhan secara
Pada saat klien duduk,
keseluruhan dan
posisikan kepala pada posisi
tegak. beberapa derajat melihat adanya
cekungan bahu merupakan hal kelainan pada
yang normal. Lansia penampilan klien
cenderung membungkuk,
postur membungkuk ke arah
depan, dengan pinggul dan
lulut fleksi dan lengan
membungkuk pada siku,
mengangkat tinggi lengan.
Observasi klien dari samping,
meliputi lengkung tubuh dan
penahan berat badan.
a. Kaji penyangga serta
stabilitas penahan berat
badan
b. Kaji lengkung : Servikal,
Torakal, dan Lumbal
c. Kaji adanya deformitas
(lordosis, kifosis, skoliosis)
- Kifosis atau bungkuk
adalah perburukan
kurvatura posterior spinal
thorak.
- Lordosis atau swayback
adalah peningkatan
kurvatura lumbar.
- Scoliosis adalah
Peningkatan kurvatura
spinal lateral disebut
6. Pembandingan Tinggi Mengetahui tinggi
Badan badan klien dan
Lakukan pengukuran kelainan yang
tinggi badan. Kaji
terlihat saat
adanya penurunan
tinggi badan, pengukuran
bandingkan dengan
berat badan
sebelumnya, jika ada
penurunan TB, curigai
adanya :
a. Osteoporosis
b. Fraktur vertebra/
kolaps
c. Penuaan
7. Inspeksi Kulit dan jaringan mengikuti
Jaringan sub kutan bentuk bagian
Lakukan inspeksi tubuh tanpa
terhadap kulit dan
pembengkakan
jaringan sub kutan
dibawah otot, tulang dan massa
dan sendi terhadap:
warna yang tidak
normal,
pembengkakan, dan
adanya massa

8. Observasi ekstrimitas Untuk mengetahui


Lakukan observasi jika adanya
ekstrimitas dengan deformitas secara
cara mengkaji ukuran
kasar, pembesaran
keseluruhan, adanya
deformitas secara tulang,
kasar, pembesaran kesejajaran, dan
tulang, kesejajaran, kesimetrisan.
dan kesimetrisan.
(Keselarasan, panjang
terhadap posisi tubuh.
Harus terdapat
kesimetrisan bilateral
dalam panjang,
lingkar, kesejajaran
dan posisi serta
jumlah lipatan kulit)
PEMERIKSAAN DENGAN AUSKULTASI
9. Kaji adanya riwayat Temuan tersebut
trauma atau penyakit dapat mendukung
patologis terhadap masalah
muskoloskeletal
Kaji adanya suara :
- crepitating yang dirasakan
- snapping oleh klien dan
- murmur atau bruit. memerlukan
- tindakan
Pada kondisi yang patologis pemeriksaan yang
seperti trauma pada lebih lanjut.
tulang/fraktur, pada saat
pengkajian perawat dapat
mendengarkan adanya
crepitasi, snapping atau bunyi
murmur/bruit pada daerah
yang mengalami fraktur.
PEMERIKSAAN PALPASI OTOT, PENGKAJIAN TONUS DAN KEKUATAN OTOT

10. Palpasi Umum Untuk mengetahui


Lakukan palpasi adanya kelainan
secara perlahan di otot,
seluruh tulang, sendi,
tulang,pembengka
dan otot sekitar dalam
pemeriksaan yang kan, edem dan
lengkap dengan teknik resistensi terhadap
feel, moving, dan tekanan
measuring.
Catat adanya panas, nyeri
tekan, edema, atau resistensi
terhadap tekanan.
11. Lakukan pengkajian Untuk mengetahui
rentang gerak sendi rentang gerak klien
Catat adanya nyeri, dan kelainan pada
keterbatasan mobilitas,
sendi
gerakan spastic,
ketidakstabilan sendi,
kekakuan dan kontraktur)
a. Fleksi : gerakan
mengurangi sudut antara
dua tulang yang
bersambungan; menekuk
anggota gerak, contoh :
siku, jari tangan, lutut
b. Ekstensi : gerakan
meningkatkan sudut antara
dua tulang yang
bersambungan, contoh :
Siku, jari tangan, lutut
c. Hiperekstensi : gerakan
bagian tubuh melewati
posisi ekstensi istirahat
normal. Cotoh : kepala
d. Pronasi : gerakan bagian
tubuh sehingga permukaan
depan atau ventralnya
menghadap ke bawah,
contoh : lengan tangan
e. Supinasi : gerakan bagian
tubuh sehingga permukaan
depan atau ventralnya
menghadap ke atas,
contoh : lengan tangan
f. Abduksi : gerakan
ekstremitas menjauh dari
garis tengah tubuh,
contoh : tungkai, lengan,
jari tangan
g. Adduksi : gerakan
ekstremitas ke arah garis
tengah tubuh, contoh :
tungkai, lengan, jari tangan
h. Rotasi internal : rotasi
sendi kearah dalam,
contoh : lutut, pinggul
i. Rotasi eksternal : rotasi
sendi kearah dalam,
contoh : lutut, pinggul
j. Dorsofleksi : fleksi jari kaki
dan telapak kaki ke atas,
contoh : telapak kaki
k. Plantar fleksi : fleksi jari
kaki dan telapak kaki ke
bawah, contoh : telapak
kaki
12. Lakukan pengkajian Untuk mengetahui
tonus otot adanya
 Klien diminta untuk abnormalitas dan
membiarkan
kekuatan pada
ekstremitasnya rileks atau
menggantung tonus otot
 Topang dan
pegang ekstrimitas
dengan tangan
pemeriksa kemudian
digerakkan melewati
rentang gerak
normalnya.
Nilai :
 Tonus normal : adanya
resistensi ringan dan
merata pada gerakan di
seluruh rentang.
 Hipotonusitas : otot terasa
lembek
 Hipertonusitas : otot
mengalami peningkatan
tonus adanya gerakan
pasif tiba-tiba terhadap
sendi dihadapi dengan
resistensi yang cukup
kuat.
Lakukan pengkajian Untuk mengetahui
kekuatan otot adanya
 Posisikan dalam posisi abnormalitas dan
stabil, bandingkan
kekuatan otot
pasangan otot yang
simetris. Lengan pada sisi
dominan normalnya lebih
kuat dari pada lengan
pada sisi non dominan.
Pada lansia kehilangan
massa otot menyebabkan
kelemahan bilateral,
tetapi kekuatan otot lebih
besar pada lengan atau
tungkai yang dominant.
 Minta klien untuk
merilekskan otot yang
akan diperiksa dan tidak
menggerakkan sendi
tersebut
 Lakukan pemberian
tekanan secara bertahap
pada kelompok otot
(missal ekstensi siku)
 Minta klien menahan
tekanan yang diberikan
oleh perawat dengan
mencoba melawan
tahanan tersebut (missal
fleksi siku) sampai
diintruksikan untuk
berhenti
 Identifikasi adanya
kelemahan, jika ada
bandingkan ukuran otot
dengan bagian otot lain
yang sama dengan
mengukur lingkar tubuh
otot dengan pita ukur.
Otot yang mengalami
atrofi (penurunan ukuran)
dapat terasa lunak dan
liat.

Nilai :

0 : Tidak ada bukti


kontraktilitas (0 %)
1 : Sedikit kontraktilitas, tidak
ada gerakan (10 % dari
normal)
2 : Rentang gerak penuh,
gravitasi tidak ada (25 % dari
normal)
3 : Rentang gerak penuh
dengan gravitasi (50 % dari
normal)
4 : Rentang gerak penuh
melawan gravitasi, beberapa
resistensi (75 % dari normal)
5 : Rentang gerak
penuh melawan
gravitasi, resistensi
penuh (100 % normal)
13. Lepas sarung tangan Proteksi diri
dan masker, cuci
tangan

14. Dokumentasi Mendokumentasik


an tindakan dan
hasil tindakan yang
dilakukan
FORMAT PENILAIAN PENAMPILAN KERJA

Pemeriksaan system muskuloskeletal (termasuk mengkaji kekuatan otot)


Dilakukan
ASPEK YANG DINILAI Tgl: Tgl: Tgl:
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1. PERSIAPAN ALAT
 Meteran (pita ukur)
 Goniometer
 Masker (k/p)
 Meja periksa
 Tempat duduk
 Sarung tangan
2. PERSIAPAN LINGKUNGAN
Jaga privasi klien
4. PERSIAPAN KLIEN
Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
Kaji identitas klien
Kaji kondisi klien
Posisikan klien posisi yang sesuai (duduk, supinasi,
berdiri)
PROSEDUR
5. Cuci tangan
6. Gunakan sarung tangan bersih
7. Tempatkan klien pada posisi terlentang di tengah tempat
tidur
PEMERIKSAAN DENGAN INSPEKSI
8. Cuci tangan bersih dan pakai sarung tangan bersih.
9. Pakai masker wajah (k/p)
10. Inspeksi gaya berjalan klien dan bagian tubuh anterior,
posterior dan lateral postur klien pada saat klien ke ruang
(pada saat klien tidak menyadari sifat observasi, gaya
berjalan akan lebih alami)
Nilai normal :
 Klien harus berjalan dengan kedua lengan bergerak
bebas disisinya
 Kepala mendahuli tubuh
 Kedua ibu jari mengarah tepat kedepan.

11. Inspeksi umum


Lakukan tes garis lurus :
Minta klien berjalan pada sebuah garis lurus, minta klien
berdiri, kemudian perhatikan cara berdiri dan postur tubuh
klien.
12. Nilai normal berdiri :
Posisi berdiri tegak, panggul dan bahu berada dalam
keselarasan. Harus ada kontur yang merata di bahu,
setingkat scapula dan krista iliaka, kesejajaran kepala
dengan lipatan gluteal, dan kesimetrisan ekstremitas.
Pada saat berjalan, lakukan observasi terhadap :
 Gaya berjalan
 Gerakan ektrimitas
 Adanya penegangan pada kaki
13. Nilai normal gaya berjalan :
Lengan mengayun bebas di kedua sisi dan kepala dan
wajah mendahului tubuh. Lansia seringkali berjalan dengan
langkah yang lebih kecil dan dasar penompang yang lebih
lebar.
14. Observasi penampilan klien secara keseluruhan
Pada saat klien duduk, posisikan kepala pada posisi tegak.
beberapa derajat cekungan bahu merupakan hal yang
normal. Lansia cenderung membungkuk, postur
membungkuk ke arah depan, dengan pinggul dan lulut
fleksi dan lengan membungkuk pada siku, mengangkat
tinggi lengan. Observasi klien dari samping, meliputi
lengkung tubuh dan penahan berat badan.
d. Kaji penyangga serta stabilitas penahan berat badan
e. Kaji lengkung : Servikal, Torakal, dan Lumbal
f. Kaji adanya deformitas (lordosis, kifosis, skoliosis)
- Kifosis atau bungkuk adalah perburukan kurvatura
posterior spinal thorak.
- Lordosis atau swayback adalah peningkatan kurvatura
lumbar.
- Scoliosis adalah Peningkatan kurvatura spinal lateral
disebut
15. Pembandingan Tinggi Badan
Lakukan pengukuran tinggi badan. Kaji adanya penurunan
tinggi badan, bandingkan dengan berat badan sebelumnya,
jika ada penurunan TB, curigai adanya :
d. Osteoporosis
e. Fraktur vertebra/ kolaps
f. Penuaan
16. Inspeksi Kulit dan Jaringan sub kutan
Lakukan inspeksi terhadap kulit dan jaringan sub kutan
dibawah otot, tulang dan sendi terhadap: warna yang tidak
normal, pembengkakan, dan adanya massa ?
Normal : jaringan mengikuti bentuk bagian tubuh tanpa
pembengkakan dan massa)
17. Observasi ekstrimitas
Lakukan observasi ekstrimitas dengan cara mengkaji
ukuran keseluruhan, adanya deformitas secara kasar,
pembesaran tulang, kesejajaran, dan kesimetrisan.
(Keselarasan, panjang terhadap posisi tubuh. Harus
terdapat kesimetrisan bilateral dalam panjang, lingkar,
kesejajaran dan posisi serta jumlah lipatan kulit)
18. Lepas sarung tangan dan buang ke tempat sampah
19. Posisikan klien dalam posisi yang nyaman
20. Cuci tangan
21. Evaluasi hasil kegiatan (subjektif dan objektif)
PEMERIKSAAN DENGAN AUSKULTASI
22. Cuci tangan bersih dan pakai sarung tangan bersih.
23. Pakai masker wajah (k/p)
24. Kaji adanya riwayat trauma atau penyakit patologis
25. Kaji adanya suara :
- crepitating
- snapping
- murmur atau bruit.
26. Pada kondisi yang patologis seperti trauma pada
tulang/fraktur, pada saat pengkajian perawat dapat
mendengarkan adanya crepitasi, snapping atau bunyi
murmur/bruit pada daerah yang mengalami fraktur.
Temuan tersebut dapat mendukung terhadap masalah
muskoloskeletal yang dirasakan oleh klien dan
memerlukan tindakan pemeriksaan yang lebih lanjut.
27. Lepas sarung tangan dan buang ke tempat sampah
28. Posisikan klien dalam posisi yang nyaman
29. Cuci tangan
30. Evaluasi hasil kegiatan (subjektif dan objektif)
PEMERIKSAAN PALPASI OTOT, PENGKAJIAN TONUS DAN
KEKUATAN OTOT
31. Cuci tangan bersih dan pakai sarung tangan bersih.
32. Pakai masker wajah (k/p)
33. Palpasi Umum
Lakukan palpasi secara perlahan di seluruh tulang, sendi,
dan otot sekitar dalam pemeriksaan yang lengkap dengan
teknik feel, moving, dan measuring.
Catat adanya panas, nyeri tekan, edema, atau resistensi
terhadap tekanan.
34. Lakukan pengkajian rentang gerak sendi
Catat adanya nyeri, keterbatasan mobilitas, gerakan
spastic, ketidakstabilan sendi, kekakuan dan kontraktur)
l. Fleksi : gerakan mengurangi sudut antara dua tulang yang
bersambungan; menekuk anggota gerak, contoh : siku, jari
tangan, lutut
m. Ekstensi : gerakan meningkatkan sudut antara dua tulang
yang bersambungan, contoh : Siku, jari tangan, lutut
n. Hiperekstensi : gerakan bagian tubuh melewati posisi
ekstensi istirahat normal. Cotoh : kepala
o. Pronasi : gerakan bagian tubuh sehingga permukaan depan
atau ventralnya menghadap ke bawah, contoh : lengan
tangan
p. Supinasi : gerakan bagian tubuh sehingga permukaan
depan atau ventralnya menghadap ke atas, contoh : lengan
tangan
q. Abduksi : gerakan ekstremitas menjauh dari garis tengah
tubuh, contoh : tungkai, lengan, jari tangan
r. Adduksi : gerakan ekstremitas ke arah garis tengah tubuh,
contoh : tungkai, lengan, jari tangan
s. Rotasi internal : rotasi sendi kearah dalam, contoh : lutut,
pinggul
t. Rotasi eksternal : rotasi sendi kearah dalam, contoh : lutut,
pinggul
u. Dorsofleksi : fleksi jari kaki dan telapak kaki ke atas,
contoh : telapak kaki
v. Plantar fleksi : fleksi jari kaki dan telapak kaki ke bawah,
contoh : telapak kaki
35. Lakukan pengkajian tonus otot
Klien diminta untuk membiarkan ekstremitasnya rileks atau
menggantung
Topang dan pegang ekstrimitas dengan tangan pemeriksa
kemudian digerakkan melewati rentang gerak normalnya.
Nilai :
Tonus normal : adanya resistensi ringan dan merata pada
gerakan di seluruh rentang.
Hipotonusitas : otot terasa lembek
Hipertonusitas : otot mengalami peningkatan tonus adanya
gerakan pasif tiba-tiba terhadap sendi dihadapi dengan
resistensi yang cukup kuat.
36. Lakukan pengkajian kekuatan otot
Posisikan dalam posisi stabil, bandingkan pasangan otot
yang simetris. Lengan pada sisi dominan normalnya lebih
kuat dari pada lengan pada sisi non dominan. Pada lansia
kehilangan massa otot menyebabkan kelemahan bilateral,
tetapi kekuatan otot lebih besar pada lengan atau tungkai
yang dominant.
Minta klien untuk merilekskan otot yang akan diperiksa dan
tidak menggerakkan sendi tersebut
Lakukan pemberian tekanan secara bertahap pada
kelompok otot (missal ekstensi siku)
Minta klien menahan tekanan yang diberikan oleh perawat
dengan mencoba melawan tahanan tersebut (missal fleksi
siku) sampai diintruksikan untuk berhenti
Identifikasi adanya kelemahan, jika ada bandingkan ukuran
otot dengan bagian otot lain yang sama dengan mengukur
lingkar tubuh otot dengan pita ukur. Otot yang mengalami
atrofi (penurunan ukuran) dapat terasa lunak dan liat.
37. Cara pemeriksaan :
a. Leher (sternokleidomastoideus
Letakkan tangan dengan menatap pada rahang atas klien.
Minta klien memiringkan kepala melawan tahanan tersebut.
b. Bahu (tapezius)
Letakkan tangan di atas garis tengah bahu klien, beri
tekanan. Minta klien mengangkat bahunya melawan
tekanan tesebut
c. Siku:
Bisep
Tarik ke bawah lengan atas pada saat klien berusaha
memfleksikan lengannya tsb
Trisep
Pada saat klien memfleksikan lengan, beri tekanan pada
lengan atas. Minta klien untuk mengencangkan lengan.
d. Pinggul
Kuadriseps
Pada saat klien duduk, beri tekanan ke bawah pada paha.
Minta klien untuk mengangkat tungkai dari meja
Gastroknemius
Klien duduk, menahan garas tungkai yang fleksi. Minta klien
untuk mengencangkan tungkai melawan tekanan tersebut.
Nilai :
0 : Tidak ada bukti kontraktilitas (0 %)
1 : Sedikit kontraktilitas, tidak ada gerakan (10 % dari normal)
2 : Rentang gerak penuh, gravitasi tidak ada (25 % dari normal)
3 : Rentang gerak penuh dengan gravitasi (50 % dari normal)
4 : Rentang gerak penuh melawan gravitasi, beberapa
resistensi (75 % dari normal)
5 : Rentang gerak penuh melawan gravitasi, resistensi penuh
(100 % normal)
38. Lepas sarung tangan dan buang ke tempat sampah
39. Posisikan klien dalam posisi yang nyaman
40.Cuci tangan
40. Evaluasi hasil kegiatan (subjektif dan objektif)
41. Rapihkan alat
42. Lepaskan sarung tangan
43. Cuci tangan
44. Dokumentasi
SIKAP
45. Melakukan tindakan dengan sistematis
46. Komunikatif dengan klien
47. Percaya diri
Jumlah Tindakan yang dilakukan (Ya)
Nilai = --------------------------------------------------------- x
100 = ...
21

Paraf Pembimbing/Penguji

Catatan:

Anda mungkin juga menyukai