Anda di halaman 1dari 10

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KEPALA


BERNOMOR TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA KELAS X TEKNIK SIPIL PADA MATA PELAJARAN
MEKANIKA TEKNIK SMK NEGERI 5 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
Serly Sovia Lajuba1, Sukatiman2, Waluyo3

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui seberapa besar
peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan model pembelajaran
kooperatif Tipe Kepala Bernomor Terstruktur pada mata pelajaran Mekanika
Teknik kelas X Teknik Sipil SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2015/2016, (2)
Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan keaktifan siswa dengan
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Terstruktur
pada mata pelajaran Mekanika Teknik kelas X Teknik Sipil SMK Negeri 5
Surakarta tahun ajaran 2015/2016.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe kepala bernomor terstruktur dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari persentase ketuntasan
hasil belajar ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Persentase
ketuntasan hasil belajar ranah kognitif pra siklus sebesar 68,75%, siklus I sebesar
71,875% dan siklus II sebesar 81,25%. Persentase ketuntasan hasil belajar ranah
afektif pra siklus sebesar 25%, siklus I sebesar 62,5% dan siklus II sebesar
81,25%. Persentase ketuntasan hasil belajar ranah psikomotorik pra siklus sebesar
28,125%, siklus I sebesar 71,875% dan siklus II sebesar 84,375%; 2) penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor terstruktur dapat
meningkatkan keaktifan siswa. Peningkatan keaktifan siswa dapat dilihat dari
kenaikan pencapaian predikat aktivitas siswa. Simpulan penelitian ini adalah
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor terstruktur dapat
meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa kelas X Teknik Sipil C (X TSC)
SMK Negeri 5 Surakarta pada mata pelajaran Mekanika Teknik.

Kata kunci : Model Pembelajaran Kooperatif

1 Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret


2,3 Dosen Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret
2

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL BY


USING NUMBERED HEAD STRUCTURED TO IMPROVE STUDENTS’
ACHIEVEMENT IN MECHANIC TECHNIQUE SUBJECT AT THE
TENTH GRADE CIVIL ENGINEERING OF SMK N 5 SURAKARTA IN
THE 2015/2016 YEAR ACEDEMIC
Serly Sovia Lajuba1, Sukatiman2, Waluyo3

ABSTRACT
The purpose of this research was to 1) improve the increase of students’
learning achievement by using numbered head structured cooperative learning
model in mechanic technique subject at the tenth grade civil engineering of SMK
N 5 Surakarta in the 2015/2016 year academic, 2) improve the increase of
students’ activeness by using numbered head structured cooperative learning
model in mechanic technique subject at the tent grade civil engineering of SMK N
5 Surakarta in the 2015/2016 year academic.
The improvement of students’ learning achivement can be seen from the
percentage learning result by cognitive, affective, and psychomotor. The
percentage of pre-cyrcle cognitive learning result was 68,75%, the first cycle was
71,875% and the second cycle was 81,25%. Affective learning result pre-cycle
25%, cycle I was 62,5% and cycle II was 81,25%. Psychomotor learning result
pre-cycle was 28,125%, the first cycle was 71,875% and the second cycle was
84,375%. 2) The implementation model of cooperative learning by using
numbered head structured can improve students’ activeness. Improvement of
students’ activeness can be seen from the increase of students’ activity. The based
on these result was the implementation of cooperative learning model by using
numbered head structured can improve achievement and activeness tenth grade
civil engineering students of SMK N 5 Surakarta in mechanic technique subject.

Keyword : Cooperative Learning Model

1 Vocational Technical Education, Sebelas Maret University


2,3 Leaturer Vocational Technical Education, Sebelas Maret University
3

PENDAHULUAN TSC) 70% siswa mendapatkan nilai


Menurut Undang-Undang di bawah KKM, dimana KKM yang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem ditentukan adalah 75.
Pendidikan Nasional, Pendidikan Penyebab dari kurangnya
adalah usaha sadar dan rencana hasil belajar dan keaktifan siswa
untuk mewujudkan suasana belajar yaitu metode pembelajaran yang
dan proses pembelajaran agar peserta digunakan guru, guru menjelaskan
didik secara aktif mengembangkan dan siswa mencatat sehingga
potensi dirinya untuk memiliki pembelajaran berpusat kepada guru.
kekuatan spiritual keagamaan, Penyebab lain yang timbul yaitu dari
pengendalian diri, kepribadian, diri siswa itu sendiri, dimana siswa
kecerdasan, akhlak mulia, serta masih kurang antusias dalam
keterampilan yang diperlukan mengikuti pelajaran dan kurang
dirinya, masyarakat, bangsa dan memahami manfaat dari
negara (Sanjaya, 2006: 2). Kegiatan pembelajaran itu sendiri. Hal ini
pembelajaran harus dapat disebabkan mata pelajaran mekanika
menimbulkan suasana yang teknik merupakan mata pelajaran
menyenangkan sehingga siswa tidak yang sulit karena mempelajari
merasa bosan dalam kegiatan belajar tentang perhitungan-perhitungan
mengajar. konstruksi atau struktur bangunan.
Mata Pelajaran Mekanika Untuk mengatasi masalah
Teknik merupakan mata pelajaran tersebut maka perlu membuat suatu
produktif yang diajarkan kepada model pembelajaran yang sesuai
siswa kelas X Teknik Sipil SMK untuk meningkatkan hasil belajar dan
Negeri 5 Surakarta. Mekanika keaktifan siswa, model pembelajaran
Teknik mempelajari tentang ini harus dapat meningkatkan
perhitungan konstruksi atau struktur antusias siswa agar siswa dapat
suatu bangunan. Pada mata pelajaran merasa nyaman dan tidak bosan
ini siswa dituntut untuk berfikir selama proses pembelajaran. Melalui
secara logis, analitis dan sistematis model pembelajaran ini diharapkan
untuk menyelesaikan suatu siswa dapat menemukan manfaat
perhitungan. ilmu yang diperoleh dari
Berdasarkan pengamatan pembelajaran tersebut, sehingga
yang dilakukan penulis sebelum dapat menerapkannya dalam
penelitian di kelas X Teknik Sipil C kehidupan sehari-hari.
(X TSC) Sekolah Menengah Model merupakan interpretasi
Kejuruan Negeri 5 Surakarta tahun terhadap hasil observasi dan
pelajaran 2015/2016 pada mata pengukuran yang diperoleh dari
pelajaran Mekanika Teknik, beberapa sistem (Suprijono, 2013:
diketahui bahwa hasil belajar dan 45).
keaktifan siswa dalam mengikuti Model pembelajaran dapat
pembelajaran masih dibawah KKM. diartikan pula sebagai pola yang
Dilihat dari persentase nilai ulangan digunakan untuk penyusunan
harian pada materi elemen-elemen kurikulum, mengatur materi dan
struktur, kelas X Teknik Sipil C (X
4

memberi petunjuk kepada guru di (mengorganisasikan, merencanakan,


kelas. membentuk bangunan baru), dan
Pembelajaran kooperatif evaluation (menilai). Domain afektif
adalah suatu model pembelajaran adalah recevieng (sikap menerima),
dimana siswa belajar dan bekerja responding (memberikan respons),
dalam kelompok-kelompok kecil valuing (nilai), organization
secara kolaboratif yang anggotanya (organisasi), characterization
4-6 orang dengan struktur kelompok (karakterisasi). Domain psikomotor
heterogen Slavin dalam Isjoni (2012: meliputi initiatory, pre-routine, dan
15). rountinized. Psikomotor juga
Stahl dalam Isjoni (2012: 15) mencakup keterampilan produktif,
menyatakan pembelajaran kooperatif teknik, fisik, sosial, manajerial dan
dapat meningkatkan belajar siswa intelektual. Sementara menurut
lebih baik dan meningkatkan sikap Lindgren hasil pembelajaran meliputi
tolong menolong dalam perilaku kecakapan, informasi, pengertian dan
sosial sikap (Suprijono, 2013: 6).
Model pembelajaran yang Keaktifan siswa dalam proses
digunakan untuk masalah di atas pembelajaran akan menyebabkan
yaitu model pembelajaran kooperatif interaksi yang tinggi antara guru
tipe Kepala Bernomor Terstruktur dengan siswa ataupun dengan siswa
yang merupakan modifikasi dari itu sendiri. Hal ini akan
Number Heads (Spencer Kagan). mengakibatkan suasana kelas
Model pembelajaran kooperatif tipe menjadi segar dan kondusif, dimana
Kepala Bernomor Terstruktur masing-masing siswa dapat
merupakan model pembelajaran yang melibatkan kemampuannya
mengedepankan aktivitas siswa semaksimal mungkin. Aktivitas yang
dalam mencari, mengolah dan timbul dari siswa akan
melaporkan informasi dari berbagai mengakibatkan pula terbentuknya
sumber yang akhirnya pengetahuan dan keterampilan yang
dipresentasikan didepan kelas akan mengarah pada peningkatan
(Rahayu, 2006). prestasi (Hakim, 2013: 5).
Suprijono (2013: 5), hasil Hasil penelitian yang relevan
belajar adalah pola-pola perbuatan, dengan penelitian ini adalah
nilai-nilai pengertian-pengertian, penelitian yang dilaksanakan oleh
sikap-sikap, apresiasi dan Rahma Sofia (2011) dalam penelitian
keterampilan. Menurut Bloom hasil yang berjudul “Penerapan Model
belajar mencakup kemampuan Pembelajaran Kooperatif Tipe
kognitif, afektif dan psikomotorik. Kepala Bernomor Terstruktur Untuk
Domain kognitif knowledge Meningkatkan Hasil Belajar IPS
(pengetahuan, ingatan), Pada Siswa SMPN 3 Kota Tangerang
comprehension (pemahaman, Selatan”, menyimpulkan bahwa
menjelaskan, meringkas, contoh), presentase ketuntasan belajar pada
application (menerapkan), analysis siklus I mencapai 71,7% dan siklus II
(menguraikan, menentukan mencapai 100%. Dengan Penerapan
hubungan), synthesis Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
5

Kepala Bernomor Struktur Pada meningkatkan mutu suatu hal, serta


Mata Pelajaran IPS nilai rata-rata menarik minat dan penting bagi
kognitif siswa meningkat sebesar peneliti. Tindakan adalah kegiatan
85,85% selama siklus I dan II. yang sengaja dilakukan dengan
Berdasarkan hasil penelitian dapat tujuan tertentu. Sedangkan kelas
disimpulkan bahwa Model adalah sekelompok siswa siswa yang
Pembelajaran Kooperatif Tipe dalam waktu yang sama menerima
Kepala Bernomor Terstruktur dapat pelajaran yang dari seorang guru
meningkatkan hasil belajar IPS pada (Arikunto, 2004). Subjek penelitian
siswa SMPN 3 Kota Tangerang. ini adalah siswa kelas X Teknik Sipil
Berdasarkan latar belakang C (X TSC) SMK Negeri 5 Surakarta
dan kajian teori yang telah Tahun Ajaran 2015/2016. Kelas X
dipaparkan sebelumnya, maka tujuan Teknik Sipil C (X TSC) terdapat 32
dari penelitian ini adalah sebagai siswa yang terdiri dari 30 siswa laki-
berikut: (1) untuk menhetahui laki dan 2 siswa perempuan. Teknik
peningkatan hasil belajar siswa pengumpulan data pada penelitian ini
dengan penggunaan model meliputi (1) observasi, (2) dokumen
pembelajaran kooperatif tipe Kepala dan (3) tes. Teknik analisis data pada
Bernomor terstruktur pada mata penelitian ini adalah teknik deskriptif
pelajaran Mekanika Teknik kelas X kualitatif. Indikator Kinerja
Teknik Sipil SMK Negeri 5 Penelitian hasil belajar siswa untuk
Surakarta tahun ajaran 2015/2016, ranah kognitif, ranah afektif dan
(2) untuk mengetahui peningkatan ranah psikomotorik nilai yang
keaktifan siswa dengan penggunaan ditargetkan 75 dengan persentase
model pembelajaran kooperatif tipe 75%. Prosedur penelitian (1) pra
Kepala Bernomor Terstruktur pada tindakan dan (2) tindakan. Dalam
mata pelajaran Mekanika Teknik pelaksanaan tindakan terdapat dua
kelas X Teknik Sipil SMK Negeri 5 siklus, setiap siklus terdiri dari (a)
Surakarta tahun ajaran 2015/2016. perencanaan, (2) tindakan, (3)
observasi dan (4) refleksi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di HASIL PENELITIAN DAN
SMK Negeri 5 Surakarta yang PEMBAHASAN
beralamat di JL. LU. Adi Sucipto Hasil tindakan pra siklus
No. 42 Telp. (0271) 713916 Fax masih ada siswa yang kurang
727068 Surakarta 57143. Jenis antusias dalam mengikuti
penelitian ini adalah Penelitian pembelajaran baik saat penyampaian
Tindakan Kelas. Ada tiga kata yang materi maupun diskusi kelompok.
membentuk pengertian PTK, yaitu Berikut diagram aktivitas siswa pra
penelitian, tindakan dan kelas. siklus
Penelitian adalah kegiatan
mencermati suatu objek dengan
menggunakan aturan metodelogi
tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat dalam
6

15 20
Jumlah Siswa

Jumlah Siswa
10 15
10
5 5
0 0
SB B C K SB B C K

Predikat Predikat

Gambar 1. Diagram Predikat Gambar 3. Diagram Persentase Hasil


Aktivitas Siswa Pra Siklus Belajar Afektif Pra Siklus

Aktivitas siswa pada tahap


pra siklus diketahui 5 siswa Persentase Hasil
berpredikat Sangat Baik (SB), 14 Belajar Ranah
siswa berpredikat Baik (Baik), 12 Psikomotorik Pra
siswa berpredikat Cukup (C) dan 1 Siklus
siswa berpredikat Kurang (K).
Hasil belajar siswa pra siklus
28% Tuntas
dengan ketuntasan nilai ≥ 75 dengan
persentase 75% pada ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik belum Tidak
72% Tuntas
memenuhi target yang ditetapkan.
Berikut diagram hasil belajar siswa
ranah kognitif, ranah afektif dan Gambar 4. Diagram Persentase Hasil
ranah psikomotorik. Belajar Ranah Psikomotorik
Persentase Hasil Pra Siklus
Belajar Ranah Kognitif
Hasil belajar ranah kognitif
Pra Siklus
didapat rata-rata sebesar 73,91
dengan persentase ketuntasan
Tuntas 68,75%, 22 siswa dari 32. Hasil
31% belajar ranah afektif siswa yang
Tidak
mendapat predikat Baik sebanyak 8
Tuntas
siswa dari 32 siswa. Hasil belajar
69%
ranah psikomotorik didapat rata-rata
68,90 dengan persentase ketuntasan
28,125%, 9 siswa dari 32 siswa.
Gambar 2. Diagram Persentase Hasil Hasil belajar dan keaktifan
Belajar Kognitif Pra Siklus siswa yang diperoleh masih belum
memenuhi indikator yang telah
ditetapkan. Untuk menumbuhkan
keaktifan siswa dalam kegiatan
pembelajaran maka diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Kepala
Bernomor Testruktur.
7

Pelaksanaan siklus I
keaktifan siswa dan hasil belajar
siswa mengalami peningkatan. Persentase Hasil
Berikut diagram aktivitas siswa Belajar Ranah
siklus I Psikomotorik Siklus I
15
Jumlah Siswa

10
28% Tuntas
5
0
Tidak
SB B C K 72% Tuntas
Predikat

Gambar 5. Diagram Predikat Gambar 8. Diagram Persentase Hasil


Aktivitas Siswa Siklus I Belajar Ranah Psikomotorik Siklus I

Berikut diagram hasil belajar siklus I Hasil belajar ranah kognitif


ranah kognitif, ranah afektif dan didapat rata-rata sebesar 74 dengan
ranah psikomotorik persentase ketuntasan 71,875%, 23
siswa dari 32 siswa. Hasil belajar
Persentase Hasil ranah afektif yang mndapat predikat
Belajar Ranah Kognitif sangat baik (SB) dan Baik (B)
Siklus I sebanyak 4 siswa dan 11 siswa. Hasil
belajar ranah psikomotorik didapat
rata-rata sebesar 71,09 dengan
28% Tuntas persentse ketuntasan 71,875%, 23
siswa dari 32 siswa.
Tidak Hasil belajar dan keaktifan
72% Tuntas siswa mengalami peningkatan. Siswa
yang kurang aktif dalam diskusi
sudah mulai aktif mengikutinya.
Gambar 6. Diagram Persentase Hasil Hasil belajar siswa mengalami
Belajar Ranah Kognitif Siklus I peningkatan baik ranah kognitif,
ranah afektif dan ranah
psikomotorik. Penerapan model
15
pembelajaran kooperatif tipe kepala
Jumlah Siswa

10 bernomor terstruktur dapat


5 meningkatkan hasil belajar dan
0 keaktifan siswa.
SB B C K Pada saat pelaksanaan siklus
II hasil belajar dan keaktifan siswa
Predikat
mengalami peningkatan.
Berikut diagram aktivitas siswa
Gambar 7. Diagram Predikat Hasil
siklus II
Belajar Ranah Afektif Siklus I
8

15
Jumlah Siswa Persentase Hasil
10 Belajar Ranah
5 Psikomotorik Siklus II
0
SB B C K
16%
Predikat Tuntas

Gambar 9. Diagram Predikat Tidak


Aktivitas Siswa Siklus II Tuntas
84%

Berikut diagram hasil belajar siklus


II ranah kognitif, ranah afektif dan Gambar 12. Diagram Persentase
ranah psikomotorik Hasil Belajar Ranah Psikomotorik
Siklus II
Persentase Hasil
Belajar Ranah Kognitif Hasil belajar ranah kognitif
Siklus II didapat rata-rata sebesar 78,96
dengan persentase ketuntasan
81,25%, 26 siswa dari 32 siswa.
19% Tuntas Hasil belajar ranah afektif yang
mendapat predikat Sangat Baik (SB)
Tidak dan Baik (B) sebanyak 6 siswa dan
Tuntas 20 siswa. hasil belajar ranah
81%
psikomotorik didapat rata-rata
sebesar 78,12 dengan persentase
Gambar 10. Diagram Persentase ketuntasan 84,375%, 27 siswa dari
Hasil Belajar Ranah Kognitif 32 siswa.
Siklus II Hasil belajar dan keaktifan
siswa siklus II mengalami
peningkatan sangat baik. Siswa
30
memperhatikan penjelasan guru saat
Jumlah Siswa

20 kegiatan pembelajaran berlangsung,


10 siswa aktif dalam kelompok diskusi.
0 Hasil belajar ranah kognitif, ranah
SB B C K afektif dan ranah psikomotorik
mengalami peningkatan baik dari
Predikat
persentase ketuntasan maupun rata-
rata kelas.
Gambar 11. Diagram Predikat Hasil
Hasil penelitian dengen
Belajar Ranah Afektif Siklus II
menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe kepala bernomor
terstruktur pada kelas X Teknik Sipil
C (X TSC) SMK Negeri 5 Surakarta
terbukti dapat meningkatkan hasil
9

belajar dan keaktifan siswa. Semua Kepala Bernomor Terstruktur dapat


aspek hasil belajar seperti ranah meningkatkan hasil belajar dan
kognitif, ranah afektif dan ranah keaktifan siswa.
psikomotorik mengalami Bagi Siswa sebaiknya siswa
peningkatan nilai ketuntasannya. Hal dapat lebih aktif dalam mengikuti
ini sejalan dengan hasil penelitian kegiatan pembelajaran. Siswa lebih
yang dilakukan oleh beberapa bertanggung jawab terhadap tugas-
peneliti sebelumnya. Mereka tugasnya baik individu maupun
menyimpulkan bahwa dengan kelompok, sehingga dapat
dengan menerapkan model terselesaikan tepat waktu.
pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bagi Sekolah penelitian ini
Bernomor Terstruktur dapat diharapkan dapat menjadi masukan
meningkatkan hasil belajar siswa. bagi sekolah untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran di sekolah,
SIMPULAN khususnya SMK Negeri 5 Surakarta.
Berdasarkan hasil penelitian Bagi Peneliti pada penelitian
dengan menerapkan model ini peneliti hanya menerapkan pada
pembelajaran Kooperatif Tipe materi menyusun gaya sehingga
Kepala Bernomor Terstruktur pada perlu dilakukan penerapan model
mata pelajaran Mekanika Teknik Kooperatif Tipe Kepala Bernomor
dengan materi menyusun gaya siswa Terstruktur pada materi yang lain.
kelas X TSC SMK Negeri 5
Surakarta dapat disimpulkan bahwa: DAFTAR PUSTAKA
(1) Model pembelajaran Kooperatif Hakim, Z. 2013. Keaktifan Belajar.
Tipe Kepala Bernomor Terstruktur Diperoleh 05 Maret 2015 dari
dapat meningkatkan hasil belajar http://www.zainalhakim.web.id/keak
siswa kelas X TSC SMK Negeri 5 tifan-siswa-dalam-proses-
Surakarta pada mata pelajaran pembelajaran.html
Mekanika Teknik, (2) Model Rahma Sofia. 2011. Penerapan
pembelajaran Kooperatif Tipe Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Kepala Bernomor Terstruktur dapat Kepala Bernomor Struktur Dalam
meningkatkan keaktifan siswa kelas Meningkatkan Hasil Belajar IPS
X TSC SMK Negeri 5 Surakarta Pada Siswa SMPN 3 Kota Tangerang
pada mata pelajaran Mekanika Selatan. Universitas Negeri Islam
Teknik. Syarif Hidayatulah Jakarta.
Diperoleh 21 April 2015 dari
SARAN http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/b
Bagi Guru model itstream/123456789/5254/1/RAHMA
pembelajarana kooperatif Tipe %20SOFIA-FITK
Kepala Bernomor Terstruktur dapat Sanjaya, W. 2006. Strategi
dijadikan sebagai alternatif kegiatan Pembelajaran Berorientasi Standar
pembelajaran pada mata pelajaran Proses Pendidikan. Jakarta:
Mekanika Teknik maupun mata Kencana.
pelajaran lainnya. Kegiatan Suprijono, A. 2013. Cooperative
pembelajaran dengan menggunakan Learning Teori Dan Aplikasi
model pembelajaran kooperatif tipe
10

Paikem. Yogyakarta: Pustaka Kecerdasan Komunikasi Antara


Pelajar. Peserta Didik. Yogyakarta. Pustaka
Isjoni. (2012). Pembelajaran Pelajar.
Kooperatif Meningkatkan

Anda mungkin juga menyukai