Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

DINAS KESEHATAN
Jalan RA Wiryaatmaja No. 4 Kode Pos 53131
Telp. (0281) 632971 Fax. (0281) 631502

DRAFT DOKUMEN PERJANJIAN KERJA


(KONTRAK)

KEGIATAN
PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS MATA/INDRA
TAHUN ANGGARAN 2020

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KHUSUS MATA (TAHAP II)


HARGA KONTRAK : Rp. ……………………………………….
WAKTU PELAKSANAAN : 180 (SERATUS DELAPAN PULUH) HARI KALENDER
SUMBER DANA : APBD KABUPATEN BANYUMAS

Pelaksana Pekerjaan
………………………………
Alamat : ………………………………………………….
………………………………

Kontrak Pembangunan Gedung Rumah Sakit Khusus Mata Purwokerto Tahap II PPK Penyedia
SURAT PERJANJIAN (KONTRAK)
Nomor : .................................

ANTARA

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK) PADA


DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS

DENGAN

…………………………………………

Pada hari ini .......................... tanggal ……………………bulan …………….. tahun ...................... (....... - … -
………………) bertempat di Ruang Rapat Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, yang bertanda tangan
dibawah ini :

1. Nama : dr. NOVITA SABJAN, MM


NIP : 19730111 200304 2 006
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Pembangunan Rumah Sakit Khusus
Mata/Indra Tahun Anggaran 2020
Alamat : Jalan RA Wiryaatmaja No. 4 Purwokerto
Dalam hal ini bertindak di dalam jabatan tersebut dan oleh karena itu bertindak
untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Banyumas cq.Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyumas, selaku Pejabat Pembuat Komimen, berdasarkan Keputusan
Kepala Kesehatan Kabupaten Banyumas Nomor : 900/003/I/2020 tanggal 3 Januari
2020, tentang Penunjukan Pejabat Pembuat Komitmen pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyumas Tahun Anggaran 2020 selanjutnya disebut:
------------------------------------------PIHAK KESATU ------------------------------------------

2. Nama : ………………….
Jabatan : Direktur …………………………………………..
Alamat : ……………………………………………………
Dalam hal ini bertindak dalam jabatan tersebut dan oleh karena itu bertindak
untuk dan atas nama …………………………. berdasarkan Akte Perubahan Notaris
……………………………………….. Nomor : …………… Tanggal .................................... sesuai
Surat Pernyataan Kesanggupan Nomor : ................................ tanggal
……………………………… selaku penyedia jasa, selanjutnya disebut :
---------------------------------------------PIHAK KEDUA ------------------------------------------

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :


1. Bahwa PIHAK KESATU adalah pemilik pekerjaan PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT KHUSUS
MATA (TAHAP II)
2. Bahwa PIHAKKEDUA adalah pemenang lelang pekerjaan PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT
KHUSUS MATA (TAHAP II)
3. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas dan berdasarkan :
(a) Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
(b) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
(c) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor :
59 Tahun 2007;

Kontrak Pembangunan Gedung Rumah Sakit Khusus Mata Purwokerto Tahap II PPK Penyedia
(d) Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor ……………Tahun ………………. tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Banyumas Tahun Anggaran (Lembaran Daerah
Kabupaten Banyumas Nomor 3 Seri A) Tahun ……………………
(e) Peraturan Bupati Banyumas Nomor ………………….Tahun ………………………..tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Banyumas Tahun Anggaran (Berita
Daerah Kabupaten Banyumas Tahun ……………………….. Nomor 90)
(f) Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) Nomor : ……………………………, tanggal
……………………………………….;
Kedua belah pihak telah sepakat mengadakan ikatan kontrak untuk melaksanakan Pekerjaan
Pembangunan Gedung Rumah Sakit Khusus Mata (Tahap II), sesuai ketentuan-ketentuan yang diatur
dalam kontrak sebagai berikut :

PASAL 1
TUJUAN KONTRAK
Tujuan Kontrak ini ialah bahwa PIHAK KEDUA harus dan wajib melaksanakan, menyelesaikan dan
memelihara Pekerjaan Pembangunan Gedung Rumah Sakit Khusus Mata (Tahap II), baik kualitas
maupun kuantitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Dokumen Kontrak.

PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang harus dilaksanakan, diselesaikan dan dipelihara oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan
dokumen kontrak, adalah pekerjaan Pembangunan Gedung Rumah Sakit Khusus Mata (Tahap II),
dengan volume sesuai daftar kuantitas dan harga serta gambar sebagaimana terlampir dalam dokumen
kontrak ini.

PASAL 3
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen kontrak ini terdiri dari dokumen-dokumen yang mempunyai kekuatan hukum sesuai
dengan urutan sebagai berikut :
1.1 Surat Perjanjian (Kontrak);
1.2 Addendum Surat Perjanjian;
1.3 Lampiran - lampiran :
a. Surat Penawaran berikut Daftar Kuantitas dan Harga;
b. Syarat-syarat khusus kontrak
c. Syarat-syarat umum kontrak;
d. Gambar teknis;
e. Spesifikasi teknis;
f. Addendum dokumen pengadaan (apabila ada);
g. Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP);
h. Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa(SPPBJ); dan
i. Jaminan-jaminan.
Semua dokumen tersebut merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dan setiap pasal harus
diartikan sedemikian sehingga satu dengan yang lain adalah sejalan dan saling menunjang.
(2) Dokumen kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi pertentangan
antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang
berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki pada
pasal 3 ayat (1) di atas.

PASAL 4
HARGA KONTRAK
(1). Harga kontrak, termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPn) yang diperoleh dari perkiraan kuantitas
pekerjaan dan harga Satuan Pekerjaan seperti yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
adalah sebesar Rp …………………………. (………………………………………………………………………………………….)
dengan rincian :

Kontrak Pembangunan Gedung Rumah Sakit Khusus Mata Purwokerto Tahap II PPK Penyedia
Nilai Fisik : Rp …………………………….
(……………………………………………………………………………………………………………………………..)

PPn 10% : Rp ………………………………………….


(……………………………………………………………………………………………………………………)
Harga kontrak sesuai dengan pasal 4 ayat (1) didasarkan atas “Kontrak Harga Satuan”(fixed unit
price) yang perinciannya tercantum dalam daftar kuantitas dan harga sebagaimana terlampir
dalam dokumen kontrak ini.
(2). Di dalam harga kontrak tersebut pasal 4 ayat (1) sudah termasuk pajak-pajak, retribusi dan
pungutan resmi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Harga kontrak ini dibebankan pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Pembangunan Gedung
Rumah Sakit Khusus Mata (Tahap II) Kode Rekening 1.02.011.0011.5.2.3.49.06

PASAL 5
JANGKA WAKTU KONTRAK
(1) Jangka waktu kontrak terdiri dari jangka waktu pelaksanaan dan jangka waktu pemeliharaan.
(2) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 180 (seratus delapan puluh) hari kalender terhitung
sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan berakhir sampai dengan Serah Terima
Pertama Pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO).
(3) Jangka waktu pemeliharaan adalah 180 (Seratus delapan puluh) hari kalender, terhitung sejak
Serah Terima Pertama Pekerjaan. Apabila sampai batas akhir masa pemeliharaan PIHAK KEDUA
belum bisa menyelesaikan perbaikan/penyempurnaan pekerjaan di lapangan, masa pemeliharaan
dapat diperpanjang dengan memperpanjang masa berlakunya jaminan pemeliharaan, selambat-
lambatnya diajukan 14 (empat belas) hari sebelum masa pemeliharaan berakhir.
(4) Setelah jangka waktu pemeliharaan berakhir, PIHAK KEDUA mengajukan secara tertulis Serah
Terima Pekerjaan Kedua dan PIHAK KESATU menerbitkan Berita Acara Serah Terima Kedua
Pekerjaan (Final Hand Over/FHO).

PASAL 6
JAMINAN PELAKSANAAN
(1). Pelaksanaan pekerjaan tersebut harus dijamin dengan suatu Jaminan Pelaksanaan sebesar 5% (lima
perseratus) dari harga kontrak yang diterbitkan oleh bank umum (tidak termasuk bank perkreditan
rakyat), dan harus sudah diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU sebelum
penandatanganan kontrak dan untuk jangka waktu jaminan pelaksanaan ditambah 30 (tiga puluh)
hari dari jangka waktu pelaksanaan kontrak.
(2). Besarnya Jaminan Pelaksanaan adalah 5% (lima perseratus) dari harga kontrak atau sebesar
Rp. ……………………………. (…………………………………………………………………………………………….)

PASAL 7
ASURANSI TENAGA KERJA
Pelaksanaan pekerjaan tersebut harus dijamin dengan suatu asuransi tenaga kerja yang dikeluarkan oleh
lembaga asuransi dan harus sudah diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU sebelum
penandatanganan kontrak.

PASAL 8
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN KEGIATAN
(1) Pengendalian pelaksanaan pekerjaan sebagaimana pasal 2, dilakukan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) dibantu Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).
(2) Pengawasan pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh Pengawas.
(3) PIHAK KEDUA harus melaksanakan perintah-perintah dan petunjuk-petunjuk dari Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK), Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan Pengawas Pekerjaan untuk
melaksanakan pekerjaan berdasarkan dokumen kontrak.

Kontrak Pembangunan Gedung Rumah Sakit Khusus Mata Purwokerto Tahap II PPK Penyedia
(4) Lingkup pengawasan pekerjaan meliputi antara lain :
a. Metode kerja;
b. Kuantitas dan kualitas bahan dan pekerjaan;
c. Ketepatan ukuran/dimensi; dan
d. Kelengkapan administrasi.

PASAL 9
SERAH TERIMA HASIL PEKERJAAN
(1). Dalam rangka penerimaan hasil pekerjaan, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dibantu Panitia
Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP).
(2). PPK dalam melakukan pemeriksaan fisik terhadap barang/jasa dibantu oleh PPTK dan Pengawas
Lapangan
(3). PPK dan Penyedia Jasa menandatangani Berita Acara Serah Terima Pertama (PHO).
(4). Selanjutnya PPK menyerahkan barang/jasa kepada Pengguna Anggaran (PA).
(5). Dalam Serah Terima tersebut PA dibantu oleh Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PPHP) untuk
melakukan pemeriksaan administratif yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima.
PASAL 10
CARA PEMBAYARAN
(1) Semua pembayaran dilakukan melalui Badan Keuangan Daerah (BKD) Kabupaten Banyumas,
ditransfer ke Bank …………………………….. Rekening Nomor : …………………….. atas nama
………………………….I
(2) Uang Muka
a. Uang muka dibayar untuk membiayai pekerjaan yang telah diperjanjikan antara lain
dipergunakan untuk pengadaan material, upah dan peralatan;
b. Besaran uang muka setinggi-tingginya 20% (Dua puluh perseratus) dari harga kontrak dan
dibayar setelah penyedia jasa menyerahkan Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang
diterima;
c. Penyedia jasa harus mengajukan permohonan pengambilan uang muka secara tertulis kepada
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) disertai dengan rencana penggunaan uang muka untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai kontrak;
d. Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh bank umum, perusahaan penjaminan, atau perusahaan
asuransi umum yang memiliki izin untuk menjual produk jaminan (suretyship) yang ditetapkan
oleh Menteri Keuangan;
e. Pengembalian uang muka harus diperhitungkan berangsur-angsur secara proporsional pada
setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada saat pekerjaan
mencapai prestasi 100% (seratus perseratus).

(3) Prestasi Pekerjaan.


a. pembayaran prestasi hasil pekerjaan dilakukan dengan sistem termin.
b. Pembayaran untuk hasil pelaksanaan kegiatan dilaksanakan berdasarkan jumlah prestasi
dilampiri Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang telah ditanda tangani oleh Panitia
Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP).
c. Angsuran/Termin Pertama :
Dibayar 35% (tiga puluh lima perseratus) dari harga kontrak apabila prestasi pekerjaan telah
mencapai sekurang-kurangnya 40% (empat puluh perseratus) dari kuantitas pekerjaan
keseluruhan dikurangi pengembalian angsuran uang muka yang telah dibayarkan dengan
besaran persentasenya sama dengan termijn yang diajukan, yaitu:
= (35% x ………………………………..) - (50% x Rp ……………………………….)
= Rp. …………………………………. - Rp. ……………………………..
= Rp. ……………………………
Terbilang (…………………………………………………………………………………………………………………….)

Kontrak Pembangunan Gedung Rumah Sakit Khusus Mata Purwokerto Tahap II PPK Penyedia
d. Angsuran/Termin Kedua :
Dibayar 35% (tiga puluh lima perseratus) dari harga kontrak apabila prestasi pekerjan telah
mencapai 75% (seratus perseratus) dari kuantitas pekerjaan keseluruhan dikurangi
pengembalian angsuran uang muka yang telah dibayarkan dengan besaran persentasenya
sama dengan termijn yang diajukan, yaitu :
= (35% x Rp ……………………….) - (50% x Rp ………………………………….)
= Rp. ……………………………. - Rp. ……………………………
= Rp. ……………………………………..
(……………………………………………………………………………………………………………………………………..)
Angsuran/Termin Ketiga :
Dibayar 30% (tiga puluh perseratus) dari harga kontrak apabila prestasi pekerjan telah
mencapai 100% (seratus perseratus) dari kuantitas pekerjaan keseluruhan, yaitu :
= (30% x Rp ……………………………………….)
= Rp …………………………………..
(………………………………………………………………………………………………………………………………….)
e. Pada saat Serah Terima Pertama Pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO) PIHAK KEDUA harus
menyerahkan Surat Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari harga kontrak
atau sebesar Rp. ………………………………… (……………………………………………………….)yang
diterbitkan oleh bank umum (tidak termasuk bank perkreditan rakyat) atau perusahaan
asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (suretyship) yang telah direasuransikan
sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dengan masa berlaku Jaminan
Pemeliharaan dari mulai penyerahan pertama sampai dengan 14 (empat belas) hari setelah
masa pemeliharaan selesai.
f. Pada saat pengajuan pembayaran termin terakhir, PIHAK KEDUA harus melengkapi seluruh
administrasi teknis pekerjaan yang diperjanjikan.

PASAL 11
PENGGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI
PIHAK KEDUA didalam melaksanakan pekerjaan ini berkewajiban menggunakan produksi dalam negeri,
baik berupa barang maupun jasa.Apabila berdasarkan penelitian pendahuluan yang seksama, kemudian
ternyata bahwa sebagian dari bahan untuk menghasilkan produksi yang dibutuhkan dimaksud harus
berasal dari Impor, maka wajib dipilih barang produksi dalam negeri yang komponen impornya paling
kecil.

PASAL 12
PEKERJAAN TAMBAH / KURANG
(1). Apabila dijumpai perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan
dengan gambar dan atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak maka PIHAK
KESATU dan PIHAK KEDUA dapat melakukan perubahan kontrak dengan menambah atau
mengurangi kuantitas pekerjaan.
(2). Pekerjaan tambah/kurang hanya dianggap sah apabila ada perintah PIHAK KESATU secara tertulis.
(3). Bagi pekerjaan tambah yang merupakan jenis pekerjaan baru, yang belum tercantum dalam
dokumen kontrak ini, maka harga satuan ditetapkan pada saat perintah pekerjaan tambah
diberikan.
(4). Pekerjaan tambah/kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk merubah waktu penyelesaian
pekerjaan, kecuali atas persetujuan PIHAK KESATU secara tertulis.

PASAL 13
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
(1). PIHAK KEDUA dibebaskan dari tanggung jawab atas kerugian dan keterlambatan penyelesaian
pekerjaan yang telah ditetapkan apabila terjadi keadaan yang memaksa (force majeure).
(2). Keadaan memaksa (force majeure) yang dimaksudkan pada ayat (1) pasal ini adalah :
a. adanya bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, banjir;

Kontrak Pembangunan Gedung Rumah Sakit Khusus Mata Purwokerto Tahap II PPK Penyedia
b. adanya perang, kerusuhan, revolusi, pemogokan, kebakaran, gangguan industri lainnya yang
mengakibatkan kerusakan pekerjaan/menghambat pelaksanaan pekerjaan;
c. adanya kondisi alam yang tidak memungkinkan (force majeure absolute);
d. adanya peristiwa-peristiwa di atas, diajukan oleh PIHAK KEDUA dan disetujui oleh PIHAK
KESATU.
(3). Apabila terjadi salah satu keadaan memaksa seperti tersebut ayat (2) pasal ini, maka PIHAK KEDUA
harus segera memberitahu dan merundingkan dengan PIHAK KESATU tentang tindakan-tindakan
pencegahan untuk mengurangi kerusakan lebih lanjut dan apabila PIHAK KESATU tidak mungkin
dihubungi maka PIHAK KEDUA harus segera mengambil tindakan penanggulangannya.
(4). Biaya-biaya untuk pelaksanaan pengamanan dan tindakan-tindakan yang dimaksud dalam ayat (2)
pasal ini akan dibayarkan kepada PIHAK KEDUA kecuali :
a. PIHAK KEDUA tidak melaksanakan pengamanan yang seharusnya dapat dilakukan.
b. PIHAK KEDUA lalai untuk segera memberitahukan kepada PIHAK KESATU secara tertulis
tentang kejadian-kejadian yang dimaksud dalam pasal 13 ayat (1) dalam jangka waktu
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak kejadian.

PASAL 14
PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
(1). PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan perpanjangan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
secara tertulis kepada PIHAK KESATU dengan alasan yang layak dan dilengkapi dengan dokumen
pendukung.
(2). PIHAK KESATU menerima atau menolak permohonan perpanjangan jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan dari PIHAK KEDUA berdasarkan atas hasil penelitian dan pertimbangan terhadap alasan
yang disampaikan.
(3). Permohonan tertulis perpanjangan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan harus disampaikan
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sebelum batas waktu pelaksanaan berakhir.
(4). Jawaban tertulis penolakan atau persetujuan perpanjangan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
akan disampaikan selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak diterimanya
permohonan tertulis dari PIHAK KEDUA.
(5). Keadaan yang dianggap layak dan menyebabkan terlambatnya pelaksanaan pekerjaan sehingga
memerlukan perpanjangan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan antara lain :
a. adanya keterlambatan yang disebabkan oleh PIHAK KESATU.
b. adanya keadaan memaksa (force majure) yang dinyatakan oleh pejabat yang berwenang.
c. Perubahan desain atau pekerjaan tambah yang diminta oleh PIHAK KESATU.
(6). Apabila terjadi perpanjangan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan maka harus segera diadakan
perubahan addendum kontrak tentang perubahan jangka waktu pelaksanaan tersebut dan
perpanjangan jangka waktu berlakunya surat jaminan uang muka dan surat jaminan pelaksanaan.

Pasal 15
KONTRAK KRITIS
(1) Kontrak dinyatakan kritis apabila :
a. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% - 70% dari kontrak), realisasi fisik pelaksanaan
terlambat lebih dari 15% dari rencana.
b. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak), realisasi fisik pelaksanaan
terlambat lebih dari 10% dari rencana.

(2) Kontrak dinyatakan kritis apabila :


a. Rapat pembuktian (show cause meeting/SCM)
1) Pada saat kontrak dinyatakan kritis, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menerbitkan surat
peringatan kesatu kepada PIHAK KEDUA dan selanjutnya menyelenggarakan rapat
pembuktian/show cause meeting.

Kontrak Pembangunan Gedung Rumah Sakit Khusus Mata Purwokerto Tahap II PPK Penyedia
2) Dalam rapat pembuktian/show cause meeting Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan, Pengawas Pekerjaan dan, Panitia Penerima Hasil Pekerjaan
(PPHP) dan PIHAK KEDUA membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus
dicapai oleh PIHAK KEDUA dalam periode waktu tertentu (uji coba pertama) yang
dituangkan dalam berita acara rapat pembuktian/showcause meeting tingkat proyek.
3) Apabila PIHAK KEDUA gagal pada uji coba pertama, maka harus diberikan surat peringatan
kedua untuk diselenggarakan rapat pembuktian/show cause meeting tingkat atasan
langsung yang membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai
oleh PIHAK KEDUA dalam periode waktu tertentu (uji coba kedua) yang dituangkan dalam
berita acara rapat pembuktian/show cause meeting tingkat atasan langsung.
4) Apabila PIHAK KEDUA gagal pada uji coba kedua, maka harus diberikan surat peringatan
ketiga.
5) Apabila pada peringatan ketiga masih gagal, maka PIHAK KESATU dapat menyelesaikan
pekerjaan melalui kesepakatan tiga pihak atau memutuskan kontrak secara sepihak
dengan mengesampingkan pasal 1266 Kitab Undang Undang Hukum Perdata.
b. Kesepakatan tiga pihak
1) PIHAK KEDUA masih bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan sesuai ketentuan kontrak.
2) PIHAK KESATU menetapkan pihak ketiga sebagai penyedia jasa yang akan menyelesaikan
sisa pekerjaan atau atas usulan PIHAK KEDUA.
3) PIHAK KETIGA melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan total harga kontrak. Dalam
hal pihak ketiga mengusulkan total harga kontrak yang lebih tinggi dari total harga kontrak
awal, maka selisih harga menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
4) Pembayaran kepada pihak ketiga dapat dilaksanakan secara langsung.
5) Kesepakatan tiga pihak dituangkan dalam berita acara dan menjadi dasar pembuatan
amandemen kontrak.
Kontrak kritis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku apabila keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan disebabkan oleh PIHAK KESATU atau pihak-pihak yang berkaitan dengan PIHAK KESATU.

PASAL 16
PENYERAHAN PEKERJAAN KEPADA PIHAK LAIN
(1). Pekerjaan yang telah diterima PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya tidak dapat diborongkan
lagi (subkontrak) kepada PIHAK KETIGA atau diserahkan kepada pihak lain. Pengecualian dapat
dilaksanakan atas seijin PIHAK KESATU dalam hal :
a. suatu bagian pekerjaan yang tidak termasuk bidang usaha/keahlian PIHAK KEDUA dapat
diborongkan kepada PIHAK KETIGA setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis
dari PIHAK KESATU.
b. pemberian/penyerahan bagian pekerjaan, yang bukan merupakan pekerjaan ini, setelah
mendapat persetujuan tertulis dari PIHAK KESATU.
(2). Untuk pengecualian termasuk dalam ayat (1) pasal ini berlaku ketentuan :
a. tidak terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena tindakan tersebut;
b. PIHAK KEDUA tetap bertanggung jawab atas segala pekerjaan dan tindakan yang dilaksanakan
oleh PIHAK KETIGA.
(3). Apabila terdapat kepastian bahwa PIHAK KEDUA memborongkan kembali dan atau menyerahkan
pekerjaan tersebut kepada PIHAK KETIGA tanpa seijin PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KESATU
memberikan peringatan secara tertulis, seperti diatur pada pasal 16, kepada PIHAK KEDUA untuk
mengembalikan keadaan sesuai dengan Surat Perjanjian (Kontrak) ini.

PASAL 17
SANKSI DAN DENDA
(1). Apabila PIHAK KEDUA terbukti lalai atau bahwa pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan
persyaratan-persyaratan yang ditetapkan dalam dokumen kontrak antara lain bahan, peralatan,
personil, administrasi, metode dan manajemen pelaksanaan yang mengakibatkan penyimpangan
mutu pekerjaan, waktu pelaksanaan dan administrasi kontrak maka PIHAK KESATU dapat
mengambil langkah :
a. memberikan teguran tertulis/peringatan tertulis.
b. menangguhkan pembayaran.
Kontrak Pembangunan Gedung Rumah Sakit Khusus Mata Purwokerto Tahap II PPK Penyedia
c. memberikan perintah pembongkaran/penggantian.
d. penghentian pekerjaan dan menunjuk penyedia jasa lain untuk menyelesaikan sisa pekerjaan
atas beban biaya PIHAK KEDUA.
e. pemutusan kontrak.
f. mengenakan denda untuk setiap hari keterlambatan pelaksanaan sebesar 1/1000 (satu
perseribu) dari harga kontrak.
g. pencairan jaminan pelaksanaan.
h. memasukan ke dalam daftar hitam rekanan.
(2). Peringatan tertulis seperti pada ayat (1) pasal ini dapat diberikan maksimal 3 (tiga) kali berturut-
turut dengan selang waktu 1 (satu) minggu.
(3). Apabila PIHAK KEDUA dengan sengaja tidak mengindahkan atau melaksanakan teguran/
peringatan tertulis seperti pada ayat (1) dan (2) di atas, maka PIHAK KESATU dapat mencabut
sebagian atau seluruh pekerjaan atau membatalkan Surat Perjanjian (Kontrak) ini dan dapat
menyita jaminan pelaksanaan.
(4). Apabila PIHAK KEDUA secara sepihak memutuskan Surat Perjanjian (Kontrak) ini tanpa alasan yang
dapat diterima PIHAK PERTAMA, maka atas tindakan sepihak tersebut PIHAK KEDUA dikenakan
denda sebesar 5% (lima perseratus) dari harga kontrak.
(5). Apabila PIHAK KEDUA telah melebihi batas waktu yang telah ditentukan untuk memenuhi
pekerjaan seperti tersebut pada pasal 5 ayat (1) Surat Perjanjian (Kontrak) ini, masih belum
tampak kegiatannya tanpa alasan-alasan yang dapat diterima, PIHAK KESATU dapat membatalkan
semua perjanjian yang telah dibuat tanpa tuntutan apapun dari PIHAK KEDUA, dan jaminan
pelaksanaan dapat disita PIHAK KESATU.
(6). Keterlambatan pekerjaan dan atau keterlambatan pembayaran yang semata-mata karena
kesalahan atau kelalaian PIHAK KESATU maka PIHAK KEDUA dapat melakukan penuntutan ganti
rugi yang besarnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(7). Apabila dalam masa pemeliharaan PIHAK KEDUA tidak melaksanakan perbaikan, maka diberikan
peringatan tertulis maksimal 3 (tiga) kali berturut-turut dengan selang waktu 1 (satu) minggu.
(8). Apabila PIHAK KEDUA dengan sengaja tidak mengindahkan atau melaksanakan teguran/
peringatan tertulis seperti pada ayat (7) diatas, maka PIHAK KESATU dapat menyita/mencairkan
jaminan pemeliharaan untuk perbaikan pekerjaan tersebut.
(9). Apabila dikemudian hari ditemukan oleh pengawas fungsional intern maupun ekstern adanya
kekurangan pekerjaan, baik kuantitas maupun kualitas yang tidak diketahui sebelumnya dan
merupakan kesalahan/kelalaian PIHAK KEDUA, maka masih tetap menjadi tanggungjawab PIHAK
KEDUA untuk memenuhi kekurangan pekerjaan tersebut sesuai ketentuan yang berlaku.

PASAL 18
PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK
(1). Penghentian kontrak dapat dilakukan bilamana terjadi hal-hal diluar kekuasaan kedua belah pihak
untuk melaksanakan kewajiban yang ditentukan dalam dokumen kontrak, yang disebabkan oleh
timbulnya perang, pemberontakan, perang saudara, sepanjang kejadian tersebut berkaitan
dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, kekacauan dan huru hara serta bencana alam yang
dinyatakan resmi oleh pemerintah.
(2). Apabila terbukti ada indikasi KKN yang dilakukan oleh para penyedia jasa sehingga terjadi
pemutusan kontrak kerja, maka segala hal yang ditimbulkan sebagai akibat dari pemutusan
kontrak tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
(3). Pemutusan kontrak dapat dilakukan bilamana para pihak wan prestasi atau cidera janji dan atau
tidak memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya yaitu :
a. Pemutusan kontrak yang disebabkan oleh kelalaian penyedia jasa akan dikenakan sanksi
berupa :
a.1. jaminan pelaksanaan menjadi milik negara;
a.2. sisa uang muka harus dilunasi oleh penyedia jasa;
a.3. membayar denda dan ganti rugi pada negara; dan
a.4. pengenaan daftar hitam rekanan selama 2 (dua) tahun.

Kontrak Pembangunan Gedung Rumah Sakit Khusus Mata Purwokerto Tahap II PPK Penyedia
b. Pemutusan kontrak yang disebabkan oleh kelalaian PIHAK KESATU akan dikenakan sanksi
berupa kewajiban mengganti kerugian yang menimpa PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(4). Kontrak batal demi hukum apabila para pihak terbukti melakukan kolusi kecurangan dan atau
tindak pidana korupsi.

PASAL 19
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1). Apabila terjadi perselisihan kedua belah pihak sehubungan dengan kontrak ini, maka pada
dasarnya akan diselesaikan secara musyawarah untuk memperoleh mufakat.
(2). Apabila dengan cara musyawarah belum dapat dicapai suatu penyelesaian maka kedua belah
pihak sepakat untuk memilih kedudukan hukum di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Purwokerto.

PASAL 20
KETENTUAN PENUTUP
(1). Dengan ditanda tanganinya Surat Perjanjian (Kontrak) ini oleh PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA,
semua peraturan yang berlaku baik bersifat regional maupun nasional dan seluruh ketentuan yang
tercantum dalam pasal-pasal perjanjian ini dan seluruh ketentuan di dalam dokumen-dokumen
yang merupakan kesatuan serta bagian yang tak terpisahkan dengan perjanjian ini termasuk
segala sanksinya, mempunyai kekuatan mengikat dan berlaku sebagai undang-undang bagi kedua
belah pihak, berdasarkan ketentuan dalam pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum
Perdata.
(2). Yang dimaksud dengan dokumen-dokumen tersebut ayat (1) pasal ini adalah dokumen-dokumen
sebagaimana tercantum pada pasal 3 Surat Perjanjian (Kontrak) ini selama dan sesudah kontrak ini
berlaku.
(3). Dengan dan karena ketentuan-ketentuan ayat (1) dan (2) pasal ini, maka ketentuan pada pasal
1266 Kitab Undang-undang Hukum Perdata tidak diberlakukan lagi dalam kontrak ini apabila
PIHAK KEDUA tidak memenuhi kewajiban menurut kontrak.

Kontrak, beset lampiran-lampirannya yang merupakan bagian tak terpisahkan, dibuat asli dalam rangkap
2 (dua) bermeterai cukup yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama, masing-masing
untuk PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA serta tembusannya rangkap 5 (lima).

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


……………………………………….. PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

……………………………………. dr. NOVITA SABJAN, MM


Direktur NIP. 19730111 200304 2 006

Kontrak Pembangunan Gedung Rumah Sakit Khusus Mata Purwokerto Tahap II PPK Penyedia

Anda mungkin juga menyukai