Anda di halaman 1dari 49

MATERI KELAS 10

1. METODE PENELITIAN SEJARAH (PG)

Metode penelitian sejarah adalah suatu cara atau teknik yang digunakan sebagai pedoman dalam
melakukan penelitian peristiwa sejarah dan permasalahannya. Metode penelitian sejarah disebut
juga dengan metode sejarah.

Jenis metodenya secara umum terbagi menjadi 4 macam;

1) Komparatif; dilakukan u/ mencari perbandingan factor-faktor dari fenomena-fenomena


sejenis pada suatu sumber masa lalu. Peneliti ingin memperlihatkan unsur-unsur
perbedaan dan persamaan dari fenomena-fenomena sejenis.
2) Biografis; digunakan u/ meneliti latar belakang kehidupan seseorang dan hubungannya
dengan masyarakat. Peneliti ingin meneliti semua kegiatan yang dilakukan dan yang
penting dalam menghasilkan karyanya.
3) Bibliografis; digunakan u/ mencari, menganalisis, membuat interpretasi serta generalisasi
dari fakta-fakta yang merupakan pendapat para ahli pada suatu masalah/organisasi.
Menghimpun karya-karya tertentu dari seorang penulis/filsuf dan melakukan
penerbitan kembali dokumen-dokumen unik yang dianggap hilang & tersembunyi.
4) Yuridis/Legal; ingin menyelidiki hal-hal yang menyangkut dengan hukum di masa lalu.

Langkah Penelitian Sejarah;

1) Mencari Topik
2) Heuristik; mencari,menemukan,mengumpulkan sumber sejarah yang relevan
3) Verifikasi(kritik); penilaian terhadap sumber-sumber sejarah mengenai kebenarannya
4) Interpretasi; penafsiran fakta sejarah dan merangkai menjadi satu kesatuan yang masuk
akal
5) Historiografi; menuliskan kembali sejarah berdasarkan fakta hasil penelitian dan
interpretasi
2. PENGERTIAN KONSEP BERPIKIR SEJARAH (SINKRONIK, DIAKRONIK RUANG
DAN WAKTU, PERIODISASI, KRONOLOGI, PERUBAHAN DAN
KEBERLANJUTAN) (PG)
 Diakronik; sejarah itu diakronis maksudnya adalah memanjang dalam waktu tetapi
terbatas dalam ruang. (Ex: Revolusi Fisik di Indonesia, 1945-1949. Jadi, yang dibahas
hanya dalam lingkup revolusi itu sedangkan memanjang dalm waktu karena yang dibahas
proses kejadian dari tahun 1945-1949)
 Sinkronik; meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu. Menganalisis suatu kondisi
pada satu waktu. (Ex: menggambarkan dan menganalisis kondisi perekonomian
Indonesia tahun 1998. Jadi, yang dibahas tentang perekonomian Indonesia apapun yang
berkaitan dengan itu namun terbatas hanya pada tahun 1998 tsb.)
 Ruang; menitikberatkan pada aspek tempat dimana peristiwa itu terjadi, sedangkan
 Waktu; menitikberatkan pada kapan pertistiwa itu terjadi
 Kronologi; ilmu dalam sejarah untuk menentukan waktu dan tempat terjadinya suatu
peristiwa secara tepat berdasarkan urutan waktu untuk menghindari kerancuan dalam
sejarah
 Periodisasi; pengklasifikasian peristiwa-peristiwa sejarah dalam babak waktu tertentu.
(Ex: sejarah terbagi menjadi 2 periode, yaitu prasejarah dan sejarah)
 Perubahan; sesuatu yang mengalami perbedaan kondisi dalam ruang dan waktu satu dan
lainnya
 Keberlanjutan; segalanya bersambung dan berhubungan mulai dari masa lalu, masa
sekarang dan mas depan

3. ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

PG: TEORI YUNAN


Teori Yunan menyatakan bahwa asal-usul nenek moyang Indonesia berasal dari Yunan,
sebuah wilayah di Tiongkok Selatan. Teori ini didukung oleh Moh. Ali yang berpendapat
bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak oleh bangsa-bangsa
yang lebih kuat sehingga melakukan migrasi menuju selatan. Selain itu didukung pula
oleh R.H Geldern dan J.H.C Kern.
Didasari oleh:

 Ditemukannya kapak tua di Indonesia yang memiliki kemiripan dengan kapak tua
yang ada di kawasan penduduk dari Asia Tengah
 Bahasa melayu yang berkembang memiliki kemiripan dengan Bahasa champa di
kamboja

Terbagi menjadi 3 gelombang, yaitu;

1) Orang Negrito/ Melanesoid


 Diperkirakan sudah memasuki kepulauan Nusantara sejak 1000 SM
 Gelombang migrasi terakhir
 Dibuktikan dengan penemuan arkeologi di Gua Cha,Malaysia
 Berkulit gelap, rambut keriting, hidung lebar, bibir tebal
 Di Indonesia, mendiami daerah Papua
2) Proto Melayu (Melayu Tua)
 Migrasinya diperkirakan terjadi pada 2500 SM
 Merupakan gelombang pertama yang melakukan migrasi
 Keturunanya merupakan suku Toraja,Dayak,Sasak,Nias,Rejang,Batak
3) Deutro Melayu (Melayu Muda)
 Kedatangannya diperkirakan pada 1500 SM
 Merupakan gelombang kedua
 Keturunannya merupakan suku Minangkabau, Aceh, Sunda, Jawa, Melayu,
Betawi, Manado

ESSAY: SEMUA TEORI

1) Teori Nusantara
Menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri dan bukan dari
luar. Teori ini didukung oleh Muhammad Yamin, Gorys Keraf, dan J.Crawford.
Landasan teori yaitu;
 Bangsa Melayu merupakan bangsa dengan perdaban tinggi
 Bangsa melayu memang memiliki kesamaan dengan Bahasa Champa namun
itu hany sebuah kebetulan
 Adanya kemungkinan bahwa orang melayu adalah keturunan dari Homo
Soloensis dan Homo Wajakensis
 Adanya perbedaan Bahasa antara Bahasa Austronesia yang berkembang di
Nusantara dengan bahsa Indo-Eropa yang berkembang di Asia Tengah
2) Teori Out of Taiwan
Menyatakan bahwa bangsa yang ada di Nusantara berasal dari Taiwan dan bukan dari
Daratan Cina. Teori ini didukung oleh Harry Truman Simanjuntak.
Landasan Teori;
 Menurut pendekatan linguistic, keseluruhan bahsa yang dipergunakan suku-
suku di Nusantara memiliki rumpun yang sama, yaitu rumpun Austronesia
 Akar dari keseluruhan cabang Bahasa yang digunakan oleh leluhur yang
menetap di Nusantara bersal dari rumpun Austronesia di Formosa atau yang
dikenal dengan rumpun Taiwan
 Menurut riset genetika, tidak ada kecocokan pola genetika dengan wilayah
Cina
3) Teori Out of Africa
Menyatakan bahwa manusia modern yang ada sekarang ini berasal dari Afrika antara
kurun 100-200 ribu tahun lalu oleh ahli dari Amerika, Max Ingman. Manusia Afrika
melakukan migrasi ke luar Afrika berlangsung sekitar 50.000-70.000 tahun silam
dengan tujuan menuju Asia Barat
Landasan Teori;
 Penelitian DNA mitokondira gen perempuan dan laki-laki
 Jalur yang ditempuh ada 2, yaitu mengarah ke Lembah Sungai Nil, melintasi
Semenanjung Sinai lalu ke utara melalui Arab Levant dan yang kedua
melewati laut merah. Setelah memasuki Asia, beberapa kelompok tinggal
sementara di Timur Tengah, sedangkan kelompok lainnya melanjutkan
perjalanan dengan menyusuri pantai Semenanjung Arab menuju ke India, Asia
Timur, Indonesia, bahkan sampai ke Barat Daya Australia ditandai dengan
ditemukannya fosil laki-laki di Lake Mungo.
4. PENINGGALAN MASYARAKAT PRA-AKSARA DI INDONESIA
PG: ZAMAN BATU & ZAMAN LOGAM
1) Zaman Batu
Terbagi atas 4 periode, yaitu;
a. Zaman Batu Tua (Paleolitikum)
Terbagi menjadi 2 kebudayaan, yaitu;
1. Kebudayaan Pacitan;
 Kapak Perimbas (chopper)
 Kapak genggam awal (proto-hand axe)
 Kapak genggam (hand axe)
2. Kebudayaan Ngandong;
 Perkakas dari tulang
 Kapak genggam
 Batu serpih (flakes)
 Batu berwarna (chalcedon)
b. Zaman Batu Tengah/Madya (Mesolitikum)
 Budaya kjokkenmoddinger; tumpukan kulit kerang
 Kapak jenis (pebble)
 Kapak pendek
 Kapak Sumatra
 Kapak/batu pipisan
c. Zaman Batu Muda (Neolitikum)
 Kapak lonjong
 Kapak persegi
 Gerabah,anyaman,pakaian dan perahu dari serat kulit kayu
d. Zaman Batu Besar (Megalitikum)
 Menhir; tugu batu
 Sarkofagus; peti mati yang memiliki tutup
 Dolmen; meja batu
 Punden berundak; bangunan pemujaan yang bertingkat-tingkat
 Arca; patung batu dengan bentuk umum kepala
 Waruga; kubur batu yang kecil seperti kubus
 Kubur batu; peti batu dengan 4 lempengan batu tulis
2) Zaman Logam
Terbagi menjadi 2 periode, yaitu;
a. Zaman Perunggu
 Nekara; gendering dengan berbagai ornamen diluar untuk ritual pemujaan
 Kapak corong; kapak berbentuk corong u/ memotong kayu
 Arca; patung perunggu dengan bentuk manusia/hewan dengan cincin
dibagian atasnya
 Bejana; wadah berbentuk seperti wadah ikan(kepis)
 Perhiasan
 Senjata berbentuk mata tombak dan belati perunggu
b. Zaman Besi
 Cangkul
 Mata kapak
 Pisau
 Sabit
 Ujung tombak
 Pedang
 Gelang
5. MASA KERAJAAN HINDU-BUDDHA

PG: KUTAI, TARUMANEGARA, KALINGGA/HOLING, MATARAM KUNO,


SRIWIJAYA, MAJAPAHIT (AWAL BERDIRI (KISAH), KEJAYAAN, FAKTOR
KERUNTUHAN

a. Kutai (Hindu)
 Merupakan kerajaan Hindu-Buddha tertua di Indonesia
 Terletak di Muarakaman, tepi sungai Mahakam,Kalimantan Timur
 Dibangun pada abad ke-4 dengan raja pertama Kudungga
 Kejayaan berada pada masa raja Mulawarman dengan pola agraris, yaitu
bertani dan beternak
 Runtuh pada masa raja Dharmasetia yang disebabkan oleh terdesaknya
dengan kedatangan Islam yang mendirikan kerajaan Kutai Kartanegara dan
terjadi perselisihan hingga raja Dharmasetia meninggal dalam peperangan
b. Tarumanegara (Hindu)
 Kerajaan Hindu-Buddha tertua di Jawa
 Cerita asal mula berdirinya kerajaan ini adalah pada saat abad ke-4, Indonesia
didatangi oleh sejumlah pengungsi dari India yaitu dari kerajaan Palawa dan
Calankayana. Salah satu rombongan yang berasal dari Calankayana dipimpin
oleh Jayasingawarman yang kemudian meminta izin membuka tempat
pemukiman baru di dekat sungai citarum. Sepuluh tahun kemudian karena
desa ini menjadi terkenal dan berkembang pesat, didirikanlah sebuah kerajaan
yang bernama Tarumanegara.
 Berdiri sekitar abad ke-5 dengan raja pertama Jayasingawarman
 Terletak di lembah sungai Citarum Bogor Jawa Barat
 Kejayaan berada pada masa Raja Purnawarman dengan pola agraris dan
maritime
 Runtuh akibat serangan kerajaan Sriwijaya sekitar abad ke-7 dibawah
kepepimpinan raja Sudawarman
c. Kalingga/Holing (Buddha)
 Terletak di daerah Jepara, Jawa Tengah
 Berdiri sekitar abad 16-17 M
 Menurut sejarah yang berasal catatan lokal masyarakat Jawa Tengah dan
kronik Tiongkok Ratu Shima memerintah dari tahun 674 – 732 M.
Keberadaan kerajaan Ho-ling ini untuk pertama kali di beritakan oleh seorang
pendeta sekaligus penjelajah bernama I-Tsing. Selain itu keberadaan kerajaan
ini juga diceritakan oleh Dinasti Tang
 Kerajaan Kalingga mencapai puncak keemasan dibawah kepemimpinan
seorang ratu yang bernama Maharani/ratu Shima dengan pola agraris
(tanibhala)
 Kerajaan kalingga mengalami kemunduran akibat serangan Sriwijaya yang
telah menguasai perdagangan. Serangan inilah yang mengakibatkan
pemerintahan Kijen pindah ke Jawa bagian timur sekitar tahun 742 – 755 M.
d. Mataram Kuno/ Medang
 Kerajaan Mataram Kuno berdiri sekitar abad-8 dan menganut ajaran Hindu
Siwa. Kerajaan ini diperintah pertama kali oleh Raja Sanna, kemudian
digantikan oleh Raja Sanjaya. Raja Sanjaya merupakan ponakan dari Raja
Sanna dan pada masa pemerintahannya rakyat di sekitar kerajaan hidup
makmur, aman, dan tentram.
 Kerajaan mataram kuno terpecah menjadi dua, yaitu bercorak Hindu dan
Budha. Kerajaan mataram kuno yang bercorak hindu diperintah oleh Dinasti
Sanjaya, sedangkan kerajaan mataram kuno yang bercorak budha diperintah
oleh Dinasti Syailendra.
 Berupa kerajaan dengan corak agraris
 Berada di wilayah aliran sungai Bogowonto, Elo, Progo dan Bengawan Solo,
Jawa Tengah.
 Berada pada masa kejayaan oleh raja Rakai Pikatan
 Faktor penyebab runtuhnya adalah;
 Meletusnya gunung Merapi. Lahar letusan gunung tersebut menimbun
candi-candi yang dibangun oleh kerajaan sehingga menjadi rusak.
 Terjadinya krisis politik tahun 927-929 M.
 Perpindahan letak kerajaan Mataram karena pertimbangan ekonomi.
Daerah Jawa Tengah yang kurang subur dipindah ke Jawa Timur yang
memiliki jalur strategis untuk perdagangan.
e. Sriwijaya (Buddha)
 Kerajaan sriwijaya terletak di muara takus, riau, dan berpindah ke palembang,
setelah berhasil menguasai palembang, tepatnya di Sungai musi.
 Terkenal dengan kerajaan maritime terbesar
 Mencapai kejayaan pada masa Balaputradewa (Abad ke-9 M)
 Faktor penyebab runtuhnya;
 Diserang oleh Raja Rajendracola dari kerajaan Colamandala pada
tahun 1025, yang menyebabkan tertawannya Raja Sri
Sanggramawijayatunggawarman
 Ekspedisi Pamalayu pada tahun 1275 oleh Raja Kertanegara dari
Kerajaan Singasari
 Serangan Majapahit pada tahun 1377, hingga daerah kekuasaan
Sriwijaya menjadi kekuasaan Majapahit
f. Majapahit (Hindu)
 Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya, pada tahun 1293 M dan
dibantu oleh Kebo Anabrang, Ronggo Lawe, Nambi, Lembu Sora, dan Aria
Wiraraja. Bermula dari adanya serangan Jayakatwang yang menyerang
Kerajaan Singosari. Raden Wijaya yang bertugas menghadang pasukan di
sebelah utara ternyata mendapati serangan lebih besar dilancarkan dari arah
selatan. Raden Wijaya pun kembali ke istana. Melihat istana yang porak
poranda dan terbunuhnya Kertanegara, akhirnya Raden Wijaya melarikan diri.
Raden Wijaya melarikan diri bersama tentaranya yang setia dengan dibantu
penduduk desa Kugagu. Setelah dirasa aman, Raden Wijaya menuju Madura
meminta perlindungan Aryawiraraja. Oleh Aryawiraraja, Raden Wijaya
dihadiahi hutan tarik agar diurus sebagai daerah kekuasaannya. Hutan tarik
sebagai hadiah tersebut dijadikan sebagai sebuah desa yang diberi nama
Majapahit. Nama Majapahit sendiri diambil dari kata “buah maja yang berasa
pahit”. Hal ini karena didaerah tersebut banyak sekali ditemukan buah maja
dengan mudahnya.
 Kerajaan ini terletak di Sungai Brantas, Jawa Timur
 Mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk. Bersama Gajah
Mada, Hayam Wuruk berhasil menaklukkan hampir seluruh wilayah
nusantara dan menjadikan Majapahit sebagai kerajaan terbesar saat itu.
Bahkan sampai memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke Thailand,
Singapura, dan Malaysia.
 Namun sejak sepeninggal Gajah Mada dan Hayam Wuruk, Kerajaan
Majapahit mengalami kemunduran drastis. Ditambah dengan pengaruh Islam
yang sudah meluas sehingga banyak sekali serangan-serangan kerajaan baru
Islam menyebabkan Kerajaan Majapahit pun runtuh.
6. TEORI MASUKNYA AGAMA HINDU&BUDDHA DI INDONESIA (PG&ESSAY)
1) Agama Hindu
Masuknya agama Hindu ke Indonesia di perkirakan pada awal abad ke 4, dan ada
beberapa teori yang menyatakan cara masuknya agama Hindu ke indonesia.
Yaitu;
a. Teori Brahmana; menyatakan bahwa Agama Hindu di bawa oleh para
brahmana Atau para pendeta
b. Teori ksatria; menyatakan bahwa Agama Hindu di bawa oleh para prajurit
India yang ingin menaklukan Indonesia lalu menyebarkan agama hindu
atau juga para prajurit yang lari.
c. Teori waisya; menyatakan bahwa Agama Hindu masuk ke Indonesia di
bawa oleh para pedagang atau golongan waisya
d. Teori Sudra; menyatakan bahwa Agama Hindu di bawa oleh para budak
atau golongan sudra, mereka menyebarkan agama hindu karena ingin
merubah nasib mereka.
e. Teori arus balik; menyatakan bahwa bangsa di Nusantara belajar agama
hindu di India lalu menyebarkan kembali di Indonesia.
2) Agama Buddha
Agama Buddha diperkirakan telah masuk ke Indonesia sebelum Hindu, yaitu
sekitar abad ke-2 M. Masuk dan berkembangnya agama Buddha di Indonesia
diperkirakan karena adanya Dharmaduta, yaitu misi penyebaran agama Buddha
oleh para pendeta
7. KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
PG: SAMUDRA PASAI,BANTEN,DEMAK,GOWA-TALLO
a. Samudra Pasai
 Dikenal juga dengan Samudera Darussalam merupakan kerajaan Islam yang
berada di pesisir pulau Sumatera.
 Didirikan pada tahun 1267 oleh Marah Silu yang kemudian naik gelar
menjadi Sultan Malik as-Saleh
 Kejayaan dari Kesultanan Pasai terjadi saat Ratu Naharsyiyah
 Sebab runtuhnya kerajaan ini diakibatkan adanya perang saudara yang terjadi
untuk memperebutkan kekuasaan serta datangnya Portugis ke Nusantara.
Pada tahun 1521 Portugis berhasil meruntuhkan Kesultanan Samudera Pasai
b. Banten
 Merupakan kerajaan Islam di pulau Jawa tepatnya di Pasundan, Banten pada
tahun 1526.
 Sultan pertama yang memimpin kerajaan ini adalah Sultan Maulana
Hasanudin dan pemimpin terakhir dari Kasultanan Banten sebelum dipaksa
bubar oleh kolonial Inggris adalah Sultan Maulana Muhammad Syafiudin.
 Sultan yang paling terkenal di Kesultanan Banten adalah Sultan Agung
Tirtayasa yang dimana masa kejayaan Kesultanan Banten terjadi di masa
kepemimpinannya.
 Kerapuhan dan akhir dari Kesultanan Banten terjadi akibat banyak faktor
salah satunya adalah adanya perang saudara yang terjadi di kerajaan dimana
Sultan Haji anak dari Sultan Ageng Tirtayasa berusaha untuk mendapatkan
kekuasaan dari tangan sang ayah. Dari kejadian tersebut akhirnya berimbas
pada pembubaran Kesultanan Banten pada tahun 1813 oleh pemerintah
Inggris yang sedang berkuasa di Indonesia.
c. Demak
 Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama dan terbesar di Jawa.
Menurut adat Jawa kerajaan ini merupakan turunan dari Kerajaan Majapahit.
Kerajaan Demak berdiri pada tahun 1475 dan runtuh pada tahun 1554.
 Raja pertamanya adalah Raden Fatah dan raja terakhir Arya Penangsang
 Akhir dari Kerajaan Demak ditandai dengan tewasnya raja mereka yaitu Arya
Penangsang di tangan Sutawijaya anak angkat dari Joko Tingkir yang
sebelumnya melancarkan pemberontakan. Pemberontakan tersebut didasarkan
atas perebutan kekuasaan yang akhirnya dimenangkan oleh Joko Tingkir
yang kemudian memindahkan kekuasaan Demak ke Pajang.
 Masa keyajaan berada pada masa Sultan Trenggana yang pada masa tersebut
berhasil memperluas daerah kekuasaan hingga ke Jawa Timur dan sang adik
ipar, Raden Fatahillah berhasil mengusir Portugis dari Jawa Barat dan Sunda
Kelapa
d. Gowa-Tallo
 Kerajaan yang berdiri pada tahun 1605 tepatnya di provinsi Sulawesi Selatan
pada saat ini. Pada awalnya dua kerajaan ini berdiri sendiri dipimpin masing-
masing oleh Daeng Manrabia yang memimpin kerajaan Gowa dan Karaeng
Matoaya memimpin kerajaan Tallo. Posisi kerajaan Gowa dan Tallo ini saling
berdampingan dan terjadinya kesepakatan untuk menyatukan wilayah dua
kerajaan ini setelah ditandai dengan masuknya ke agama Islam kedua
pemimpin kerajaan tersebut. Sebagai rajanya adalah Daeng Manrabia
kemudian Karaeng Matoaya sebagai Perdana Menterinya. Setelah memeluk
agama Islam kedua pemimpin kerajaan Gowa Tallo yang memutuskan
menyatukan wilayah ini mengganti namanya dengan Daeng Manrabia
menjadi Sultan Alauddin dan Karaeng Matoaya berubah nama menjadi Sultan
Abdullah.
 Kerajaan Gowa Tallo yang dikenal juga dengan kerajaan Makasar ini
mengalami masa kejayaannya pada masa kepemimpinan Sultan Hasanuddin
meskipun pada masa beliau ini juga akhirnya Sultan Hasanuddin dipaksa
untuk menyerah kepada Belanda. Pada masa kejayaan ini kekuasaan Gowa
Tallo meliputi Ruwu, Wajo, Soppeng, Bone dan bahkan sampai ke Nusa
Tenggara Barat.
 Untuk mengalahkan kerajaan Makassar atau Gowa Tallo ini Belanda
menerapkan politik Adu-domba dengan membenturkannya pada kaumnya
sendiri yaitu kerajaan Bone yang dipimpin oleh Aru Palaka. Aru Palaka yang
dibantu oleh VOC dapat mengalahkan Sultan Hasanuddin dan dipaksa untuk
menanda tangani perjanjian Bongaya yang merugikan pihak Gowa Tallo.
Yang menjadi salah satu penyebab runtuhnya.
 Raja terakhir Kerajaan Makassar adalah Sultan Muhammad Abdul Kadir
Aidudin karena ia memutuskan untuk bergabung dengan NKRI dan menjadi
gubernur pertama Gowa.
MATERI KELAS 11

1. FAKTOR PENYEBAB KEDATANGAN BANGSA EROPA DI INDONESIA (PG)


 Jatuhnya kota Konstantinopel ke tangan Turki Usmani, sehingga sulit
memperoleh rempah-rempah dengan harga murah sehingga ingin mencari tempat
penghasil rempah-rempah
 Semangat 3 G yakni Gold (kekayaan), Glory (kejayaan) dan Gospel
(menyebarkan agama kristen)
 Membuktikan teori bumi itu bulat
 Kemajuan teknologi dalam bidang navigasi pelayaran yakni dengan
ditemukannya kompas
 Terinspirasi oleh penjelajahan samudera yang sudah dilakukan sebelumnya salah
satunya kisah perjalanan dari Marcopolo
2. MASA PEMERINTAHAN BELANDA DI INDONESIA (PG)
Daendels tiba di Indonesia pada tanggal 1 Januari 1808. Sebagai Gubernur Jendral
di Indonesia atas nama Perancis, Daendels mempunyai tugas utama, yakni
mempertahankan Indonesia agar tidak dikuasai oleh Inggris, yang sewaktu-waktu dapat
menyerang dari India. Selama mengemban tugas tersebut, Daendels mengeluarkan
beberapa kebijakan yang berlaku bagi rakyat Indonesia terutama di Jawa. Kebijakan
tersebut diantaranya :
 Membuat angkatan perang yang orang-orangnya terdiri dari orang Indonesia.
Berhubungan dengan masalah pertahanan didirikan tangsi-tangsi dan benteng-
benteng, pabrik mesiu, dan rumah sakit tentara. Kemudian pada pertahanan laut
dibuat kapal-kapal perang kecil sebanyak 40 buah.
 Mengerahkan massa secara paksa untuk membuat jalan antara Anyer sampai
Panarukan sepanjang 1000 km.
 Meningkatkan penanaman tanaman yang hasilnya laku di ‘pasaran dunia.
 Rakyat diharuskan melaksanakan penyerahan wajib hasil pertaniannya.
 Mengeluarkan aturan Preager Stelsel, yaitu suatu sistem yang mengharuskan
menanam kopi bagi rakyat yang berada di daerah Priangan.
 Mengeluarkan aturan pajak dalam bentuk barang.
 Menjual tanah-tanah partikelir kepada orang Belanda, Tionghoa dan Arab. Demi
untuk mengumpulkan uang.
Daendels memerintah dengan keras dan kejam, sehingga menimbulkan reaksi dari
rakyat. Salah satunya, perlawanan dari rakyat Sumedang dibawah pimpinan Pangeran
Kornel atau Pangeran Surianegara Kusumaddinata (1791-1828), seorang bupati
Sumedang. Perlawanan karena rakyat dipaksa bekerja dengan perlengkapan sederhana
untuk membuat jalan melalui bukit yang penuh batu cadas. Daerah tersebut sekarang
dikenal dengan nama Cadas Pangeran.
Dengan kalangan istana, pemerintahan Daendels juga mengalami pertentangan,
seperti dengan Raja Banten sehingga Raja ditangkap dan dibuang ke Ambon.
Mangkubumi yang juga dianggap menghalangi rencana Daendels dibunuh dan mayatnya
dibuang ke laut. Dan Sultan Hamengkubuwono yang di pecat dari kerajaannya di
Ngayogyakarta dan kemudian digantikan oleh Sultan Sepuh.
Setelah Perancis menyadari bahwa Inggris tidak mampu dikalahkan, maka Napoleon
Bonaparte memanggil Daendels untuk diikutsertakan dalam penyerbuan ke Rusia pada
Perang Koalisi VI. Disamping itu Nampoleon Bonaparte menganggap Daendels terlalu
bersifat otokrasi. Hal itu dikhawatirkan, Inggris akan mudah menguasai Indonesia.
Sehingga dikirimlah peggantinya, Janssens.
3. MASA PEMERINTAHAN INGGRIS DI INDONESIA
Thomas Stamford Raffles adalah seorang Letnan Gubernur Jenderal untuk
Indonesia yang ditunjuk oleh Inggris setelah adanya perjanjian Tuntang. Raffles
menjalankan pemerintahannya berdasarkan teori leberalisme seperti yang diterapkan
Inggris di India, dengan rencana sebagai berikut;
 Kerja paksa akan dihapus kecuali daerah Priangan dan Jawa Tengah
 Sistem Contingenten (penyerahan hasilbumi dari daerah jajahan) diganti dengan
Landrente Stelsel (sistem pajak bumi) dengan rincian sebagai berikut:
a. Petani membayar sewa tanah tergantung kepada baik buruknya keadaan
tanah
b. Pajak bumi harus dibayar dengan uang atau beras,
c. Yang bukan petani dikenakan uang kepala, yaitu pembayaran pajak.
 Monopoli, pelayaran Hongi, dan segala pemaksaan di Maluku dihapuskan
 Perbudakan dilarang

Dalam bidang pemerintahan, Raffles berusaha menata dengan menerapkan sistem baru,
yaitu:
 Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan,
 Kekuasaan para raja dikurangi dan para bupati diagkat jadi pegawai negeri
 Sistem juri ditetapkan dalam pengadilan.
Disamping kebijakan yang telah disebutkan, Raffles juga membangun gedung
Harmoni di jalan Majapahit Jakarta untuk lembaga pengetahuan yang berdiri sejak tahun
1778 yang bernama Bataviaasch Genootschap.
Pada tanggal 13 Agustus 1814, di Eropa ditandatangani Perjanjian London oleh
Inggris dan Belanda yang isinya Belanda memperoleh kembali sebagian besar daerah
koloninya, termasuk Indonesia. Belanda kemudian membentuk Komisaris Jenderal yang
akan melaksanakan kembali kekuasaan di Indonesia yaitu : Flout, Buyskess dan Van Der
Capellen. Dengan tugas utama : menormalisasikan keadaan lama (Inggris) ke alam baru
(Belanda) dengan masa peralihan dari tahun 1816-1819, untuk selanjutnya yang menjadi
gubernur jendral adalah Van Der Capellen (1816-1824).
4. PERLAWANAN TERHADAP KOLONIALISME&IMPERIALISME
PG: PERANG PADRI,PANGERAN DIPONEGORO, SULTAN HASANUDDIN,
PATTIMURA
a. Perang Paderi (1803-1838)
 Peristiwa ini berawal dari gerakan Paderi untuk memurnikan ajaran Islam di
wilayah Minangkabau, Sumatra Barat. Perang ini dikenal dengan nama
Perang Paderi karena merupakan perang antara kaum Paderi/kaum
putih/golongan agama melawan kaum hitam/kaum Adat dan Belanda.
 Tokohnya adalah Tuanku Imam Bonjol
 Terbagi menjadi 3 tahap, yaitu perang yang murni perang saudara dan belum
ada campur tangan pihak luar. Tahap ke 2, yaitu ketika Belanda harus
menghadapi 2 perlawanan besar disaat bersamaan, yaitu paderi dan
diponegoro sehingga diadakan perjanjian masang yang berisi gencatan
senjata. Dan tahap terakhir adalah ketika perang diponegoro selesai. Perang
tahap ini adalah perang semesta rakyat Minangkabau mengusir Belanda
karena sejak tahun 1831 kaum Adat dan kaum Paderi bersatu melawan
Belanda yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol. Pertempuran itu berakhir
dengan penangkapan Tuanku Imam, yang langsung dibawa ke Padang.
b. Perlawanan Pangeran Diponegoro
 Perang diponegoro adalah perang besar yang terjadi selama 5 tahun yaitu pada
tahun 1825 sampai 1830 di pulau Jawa, Hindia Belanda. Perang diponegoro
juga dikenal dengan perang jawa.
 Perang ini salah satu pertempuran terbesar yang terjadi di Indonesia yaitu
antara Belanda dan penduduk Nusantara. Pada saat itu pasukan dari Belanda
dipimpin oleh Hendrick Merkus De kock dan penduduk Jawa dibawah
pimpinan Pangeran Diponegoro.
 Pada saat masa peperangan terjadi banyak penduduk jawa yang tewas yang
mencapai 200.000 jiwa dan dari pihak Belanda 8.000 dan serdadu Pribumi
sebanyak 7.000.
 Penyebab terjadinya perang Diponegoro dapat disimpulkan ada dua alasan
yaitu sebab umum dan juga sebab khusus. Yaitu;
Sebab Umum;
 Timbulnya rasa kekecewaan di kalangan para ulama, karena masuknya
budaya barat yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam
 Wilayah kesultanan Mataram yang semakin sempit dan para raja
sebagai pengusaha Pribumi yang mulai kehilangan kedaulatan.
 Belanda ikut campur tangan dalam masalah kesultanan
 Sebagian dari bangsawan merasa kecewa karena Belanda tidak mau
mengikuti adat istiadat dari keraton.
 Para bangsawan juga merasa kecewa karena Belanda telah menghapus
sistem penyewaan tanah oleh para bangsawan kepada petani yang
mulai terjadi pada tahun 1824.
 Kehidupan rakyat yang semakin menderita dan juga disuruh kerja
paksa dan harus membayar berbagai macam pajak.
Sebab khususnya ialah provokasi yang dilakukan oleh pihak Belanda untuk
merencanakan pembuatan jalan menerobos tanah pangeran Diponegoro dan
juga membongkar makam para leluhurnya di Tegalrejo.

 Pangeran Diponegoro memimpin atas pasukannya dengan perang gerilya.


Gubernur Jenderal Van der Capellen menjalankan strategi yaitu mendirikan
benteng di setiap tempat yang ia kuasai atau yang disebut dengan strategi benteng
stelsel. Dan juga untuk mempersempit gerakan dari pasukan Diponegoro.
 Karena melemahnya kedudukan Diponegoro sehingga menyebabkan ia menerima
tawaran untuk perundingan dengan Belanda Di Magelang. Perundingan inipun
gagal dalam mencapai kata sepakat. Karena inilah pangeran Diponegoro
ditangkap dan dipindahkan ke Manado kemudian dipindahkan lagi ke Makassar.
 Berakhirnya perang Jawa menjadi akhir dari perlawanan dari seluruh bangsawan
jawa pada waktu itu.
c. Perlawanan Sultan Hasanuddin
 Terjadi pertempuran yang berlangsung di medan perang Sulawesi Selatan
antara orang-orang Makassar yang dipimpin oleh Sultan Hasanuddin dengan
VOC dipimpin oleh Laksamana Speelman.
 Tahun 1666, di bawah pimpinan Laksamana Cornelis Speelman, Belanda
berusaha menundukkan kerajaan-kerajaan kecil, tetapi mereka belum berhasil
menundukkan Kerajaan Gowa. Karena Sultan Hasanuddin berusaha
menggabungkan kekuatan kerajaan-kerajaan kecil di Indonesia bagian timur
untuk melawan Belanda.
 Pertempuran-pertempuran terus berlangsung begitu pula selalu diadakannya
berbagai perjanjian perdamaian dan gencatan senjata, namun selalu dilanggar
oleh VOC dan merugikan Kerajaan Gowa.
 Pada saat peperangan Belanda terus menambah kekuatan pasukannya hingga
pada akhirnya Gowa terdesak dan semakin lemah. Dengan berbagai
pertimbangan akhirnya Sultan Hasanuddin bersedia menandatangani
Perjanjian Bungaya, pada 18 November 1667.
 Setelah merasa Perjanjian Bungaya itu sangat merugikan bagi rakyat dan
Kerajaan Gowa, akhirnya pada 12 April 1668 perang kembali pecah.
 Sultan Hasanuddin memberikan perlawanan sengit. Bantuan tentara dari luar,
menambah kekuatan pasukan Belanda, hingga akhirnya berhasil menerobos
benteng terkuat Kerajaan Gowa yaitu Benteng Sombaopu pada tanggal 24
Juni 1669.
 Setelah kekalahan yang diderita Kerajaan Gowa dan mundurnya Sultan
Hasanuddin dari benteng Somba Opu ke benteng Kale Gowa, maka usaha
Speelman memecah belah persatuan kerajaan Gowa terus dilancarkan.
 Usaha ini berhasil, setelah diadakan "pengampunan umum". Siapa yang mau
menyerah diampuni Belanda. Beberapa pembesar kerajaan menyatakan
menyerah. Karaeng Tallo dan Karaeng Lengkese menyatakan tunduk pada
Perjanjian Bungaya.
 Sultan Hasanuddin sudah bersumpah tidak akan sudi bekerja sama dengan
penjajah Belanda. Pada tanggal 29 Juni 1669 Sultan Hasanuddin meletakkan
jabatan sebagai Raja Gowa ke-16 setelah selama 16 tahun berperang melawan
penjajah dan berusaha mempersatukan kerajaan Nusantara.
d. Perang Pattimura/ Perang Maluku
 Perang Pattimura / Maluku ini terjadi tahun 1817 merupakan reaksi &
perlawanan rakyat Maluku yang dipimpin oleh Kapitan Pattimura (Thomas
Matulessy) yang dibantu beberapa pejuang antara lain Philip Latumahina,
Thomas Pattiwael , Anthony Reebok & Christina Martha Tiahahu.
 Sebab Terjadinya Perang Pattimura / Maluku;
 Diberlakukannya Pelayaran Hongi (Memonopoli rempah-rempah) & Hak
Ekstirpasi (Hak memusnahkan pohon pala & cengkeh yang tidak ikut
aturan permonopolian).
 Perpindahan kekuasaan dari pemerintahan Inggris ke pemerintahan
Belanda yang secara otomatis mengubah aturan tatanan pemerintah.
 Adanya kerja wajib & pembayaran wajib kepada pemerintah Belanda
serta belum lagi terdapat pajak-pajak yang ditetapkan Belanda.
 Pemerintah Belanda mengeluarkan uang kertas sebagai pengganti uang
logam yang biasa dipakai rakyat Maluku yang menimbulkan
kebingungan.
 Banyak tenaga pribumi di Maluku yang dijadikan serdadu / tentara
perang.
 Rakyat Maluku memulai perlawanan pada tanggal 15 Mei 1817 dengan
melakukan serangan malam ke Pos Perahu di Pelabuhan Porto dan berhasil
membakar perahu-perahu milik pemerintahan Belanda tersebut. Di keesokan
harinya Pasukan Pattimura menyerang & mengepung Benteng Duurstede.
Tidak berselang lama akhirnya benteng tersebut dapat dikuasai & membunuh
Residen Van Den Berg dan perwira lainya.
 Setelah terjadinya penyerangan tersebut, pemerintah Belanda tidak tinggal
diam. Belanda mengirim pasukan bersenjata lengkap dibawah pimpinan
Mayor Beetjess dan di tanggal 20 Mei 1817 terjadi pertempuran di daerah
Saparua antara Pasukan Pattimura dengan Pasukan Belanda. Akhirnya
kemenangan memihak ke kubu Pasukan Pattimura & Mayor Beetjess pun mati
tertembak dan pasukan Belanda dapat ditumpas habis .
 Perlawanan Pasukan Pattimura terus berkobar dengan gigih sampai akhirnya
Pasukan Belanda meminta bantuan pasukan dari Ambon. Setelah datangnya
pasukan bantuan dari Ambon yang dipimpin Kapten Lisnet & Mayer, di bulan
November 1817, Belanda melakukan serangan besar-besaran ke daerah
pertahanan Pasukan Pattimura dan Benteng Duurstede.
 Pasukan Pattimura yang terdesak akhirnya terpaksa mengosongkan benteng
tersebut. Pasukan Pattimura mundur & benteng ditempati Belanda. Banyak
daerah yang jatuh ke tangan Belanda. Satu persatu pimpinan Pasukan
Pattimura tertangkap sampai akhirnya Pattimura sendiri tertangkap. Pattimura
diajak berunding oleh Belanda namun menolak. Akhirnya pada tanggal 16
Desember 1817, Pattimura dihukum gantung di Benteng New Victoria
Ambon. Sebelum digantung, Pattimura sempat berkata “Pattimura-Pattimura
tua boleh dihancurkan, tetapi sekali waktu kelak Pattimura-Pattimura muda
akan bangkit”.
5. DAMPAK PENJAJAHAN BAGI BANGSA INDONESIA
PG: EKONOMI, POLITIK, SOSIAL & BUDAYA
a. Politik
Berhasil membuat penguasa daerah tunduk, berarti juga dapat “mengatur” beberapa kebijakan
baru, seperti:

 membagi wilayah Hindia Belanda khususnya Jawa menjadi 9 prefektur dan 30


regentschap.
 Tiap prefektur dipimpin oleh prefek yang merupakan orang Eropa sedangkan tiap
regentschap (kabupaten) dipimpin bupati yang berasal dari orang pribumi bangsawan.
 Prefektur dan regent berada di bawah Gubernur Jenderal yang berkedudukan sebagai
pemimpin tertinggi pemerintah kolonial Belanda.
 Gubernur Jenderal dibantu oleh enam departemen yaitu kehakiman, keuangan, dalam
negeri, kebudayaan dan kepercayaan, ekonomi serta kesejahteraan rakyat.
 Perubahan dalam politik pemerintahan kembali terjadi akibat kebijakan politik Pax
Nederlanica di akhir abad 19 menuju awal abad 20.Pax Nederlanica adalah perubahan
sistem pemerintahan dari administrasi tradisional ke sistem administrasi modern. Sistem
ini diterapkan untuk menggantikan posisi penting pemerintah daerah ke tangan
pemerintah Belanda dengan cara mengangkat dan menggaji pegawai yang menduduki
jabatan struktur birokrasi. Dalam sistem tersebut jabatan tertinggi yang bisa dipegang
oleh masyarakat pribumi adalah bupati dan di bawahnya terdapat wedana dan patih.

Selain itu, sistem pemerintahan di Indonesia sekarang merupakan warisan dari penerapan ajaran
Trias Politica yang dijalankan oleh pemerintah kolonial Belanda. Dalam badan yudikatif di
struktur tersebut, pemerintahan kolonial Belanda membagi badan peradilan menjadi tiga macam
berdasarkan golongan masyarakat di Hindia-Belanda. Badan peradilan tersebut terdiri dari
peradilan untuk orang Eropa, peradilan orang Timur Asing, dan peradilan orang pribumi. Dalam
badan legislatif, pemerintah kolonial Belanda membentuk Volksraad atau Dewan Rakyat pada
tahun 1918.

Dampaknya u/ Indonesia saat ini a/ adanya pembagian daerah kekuasaan Indonesia secara
vertikal, yaitu dengan adanya PrefekturProvinsi, AfdeelingKabupaten. Juga dalam
pemerintahan kini menganut trias politika, yaitu legislatif, eksekutif, yudikatif.

b. Ekonomi
Dengan datangnya Bangsa Eropa, masyarakat Indonesia diperkenalkan pada mata uang di
masa Raffles menjalankan kebijakan Sistem Sewa Tanah. Diperkenalkannya uang kertas dan
logam mendorong munculnya perbankan modern di Hindia-Belanda. Salah satunya
adalah de Javasche Bank, bank modern di Hindia-Belanda yang muncul pertama kali dan
didirikan di Batavia pada tahun 1828. Selanjutnya adalah bangkitnya kehidupan
perekonomian akibat pembangunan jalan raya pos Anyer-Panarukan. Keberadaan
infrastruktur jalan didukung oleh jaringan transportasi khususnya kereta api yang muncul
dan berkembang pada masa Sistem Tanam Paksa. Jaringan kereta api muncul dan berkembang di
Hindia-Belanda sebagai sarana pengantaran hasil perkebunan yang ada di Hindia Belanda serta
transportasi masyarakat. Munculnya sistem transportasi ini merupakan dampak kedatangan
Bangsa Eropa bagi Indonesia yang masih bisa kamu gunakan hingga hari ini.

c. Sosial

Salah satu dampak dalam bidang sosial adalah munculnya masyarakat yang menganut
agama Katolik dan Kristen Protestan. Kedatangan Portugis yang membawa semangat 3G
memengaruhi penyebaran agama Kristen dan Katolik di Indonesia. Salah satu penyebar agama
Katolik di Indonesia yang terkenal adalah Fransiscus Xaverius, seorang misionaris dari Portugis,
di Maluku pada tahun 1546-1547. Di samping penyebaran agama Katolik, agama Kristen
Protestan juga turut tersebar di Indonesia.

Penyebaran agama Kristen Protestan mulai terjadi pada masa pemerintahan Gubernur
Jendral Raffles. Penyebaran agama ini dilakukan oleh Nederlands Zendeling Genootschap
(NZG), yaitu organisasi yang menyebarkan agama Kristen Protestan berdasarkan Alkitab.
Beberapa tokoh yang tergabung dalam NZG yang terkenal adalah Ludwig Ingwer Nommensen
dan Sebastian Qanckaarts.

d. Budaya

Kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara memengaruhi kebudayaan bangsa Indonesia.


Pengaruh tersebut mulai dari kosakata bahasa, musik, seni tari, pakaian, arsitektur hingga cara
berpikir. Dampak dalam bidang budaya yang pertama adalah adanya kata-kata serapan. Selain
itu, kedatangan Bangsa Eropa juga mengenalkan berbagai hal baru ke bangsa kita. Misalnya, kita
jadi tahu berbagai musik internasional ataupun tarian seperti dansa. Selain itu, ada juga
bangunan-bangunan yang menjadi saksi bisu terhadap segala peristiwa masa lampau. Semua
bangunan tersebut punya ciri khas yang sulit dibuat saat ini. Seperti bangunan yang bisa kita
temui di Kota Tua, Jakarta. Dulunya, Kota Tua merupakan pusat pemerintahan Batavia. Gaya
arsitektur pada bangunan zaman belanda menjadi dampak kedatangan Bangsa Eropa yang masih
bisa dinikmati saat ini sebagai tempat wisata juga seperti benteng-benteng.

6. KONGRES PEMUDA 1 & 2


PG: LATAR BELAKANG, PELAKSANAAN, HASIL
a. Kongres Pemuda 1
 Dilatar belakangi oleh keinginan u/ bersatu seperti yang didengungkan o/
Perhimpunan Indonesia(PI) dan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI)
telah tertanam didalam sanubari para pemuda Indonesia
 Dilaksanakan pada tanggal 30 April-2 Mei 1926 di Jakarta yang diikuti o/
perkumpulan pemuda yang masih bersifat kedaerahan
 Di dalam kongres pertama ini, di dalamnya dilakukan beberapa kali pidato tentang
pentingnya Indonesia bersatu. Disampaikan pula tentang upaya-upaya
memperkuat rasa persatuan yang harus tumbuh di atas kepentingan golongan,
bahasa, dan agama. Selain itu, dibicarakan juga tentang kemungkinan bahasa dan
kesusastraan Indonesia kelak di kemudian hari.
b. Kongres Pemuda 2
 Diadakan 2 tahun setelah kongres pertama, yaitu pada tanggal 27-28 Oktober
1928 di Jakarta
 Persidangan yang dilaksanakan sebanyak tiga kali diantaranya membahas
persatuan dan kebangsaan Indonesia, pendidikan, serta pergerakan kepanduan.
 Pada kongres kedua ini berhasil mengambil keputusan yang sampai sekarang
dikenal sebagai “Sumpah Pemuda“.
7. MASA PEMERINTAHAN JEPANG DI INDONESIA
PG: AWAL MASUK, ORGANISASI BENTUKAN, TOKOH-TOKOH NASIONAL
INDONESIA MASA JEPANG
Secara resmi Jepang telah menguasai Indonesia sejak 8 Maret 1942 ketika
Panglima Tertinggi Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati,
Bandung. Jepang berhasil menduduki Hindia-Belanda dengan tujuan untuk menguasai
sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang
serta mendukung industrinya. Jawa dijadikan sebagai pusat penyediaan seluruh operasi
militer di Asia Tenggara, dan Sumatera menjadi sumber minyak utama. Jepang tanpa
banyak menemui perlawanan berhasil menduduki Indonesia. Bahkan, bangsa
Indonesia menyambut kedatangan bala tentara Jepang dengan perasaan senang
dan gembira karena berpikir Jepang telah membebaskan bangsa Indonesia dari
belenggu penjajahan kolonial Belanda. Pada awal pergerakannya, pemerintah militer
Jepang bersikap baik terhadap bangsa Indonesia dengan mengaku sebagai saudara tua
bangsa Indonesia.
Untuk memengaruhi masyarakat Indonesia, agar mau membantu Jepang maka
Jepang melakukan berbagai cara antara lain sebagai berikut:
 Mendera merah putih diizinkan berkibar.
 Lagu Indonesia Raya diizinkan untuk dinyanyikan.
 Bahasa Indonesia diizinkan digunakan sebagai bahasa pengantar.
 Mendirikan berbagai organisasi.
Selain upaya-upaya berlaku manis, Jepang juga membentuk organisasi yang akan
memperkuat keyakinan Indonesia bahwa Jepang berada di pihaknya. Organisasi-
organisasi tersebut antara lain:
 Gerakan Tiga A, merupakan organisasi pertama yang didirikan Jepang
pada 29 April 1942 yang dipimpin oleh Mr. Syamsuddin.
 Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) atau Majelis Syura Muslimin
Indonesia (Masyumi) dibentuk pada 22 November 1943, dibawah
pimpinan K.H Hasyim Asy’ari, menjadi organisasi Islam yang didirikan
oleh Jepang.
 Putera (Pusat Tenaga Rakyat), didirikan pada 1 Maret 1942. Organisasi
ini dipimpin oleh empat serangkai, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Mohammad
Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur.
 Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa), didirikan pada 8 Januari
1944. Organisasi ini dipimpin oleh pejabat-pejabat Jepang.
Propoganda terkenal yang diusung Jepang adalah gerakan tiga A. Propoganda
gerakan tiga A tersebut yaitu:
 Jepang pelindung Asia
 Jepang pemimpin Asia
 Jepang cahaya Asia
Pada awal gerakan tiga A dikenalkan kepada masyarakat Indonesia, terlihat
bahwa pemerintah Jepang menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia. Tetapi gerakan Tiga
A hanya bertahan sementara. Penyebabnya adalah kurangnya simpati masyarakat
Indonesia terhadap gerakan itu. Sebagai gantinya, pemerintah Jepang menawarkan kerja
sama yang menarik, yaitu membebaskan pemimpin-pemimpin Indonesia yang ditahan
Belanda, seperti Ir. Soekarno, Drs. Moch. Hatta, Sutan Syahrir dan lain-lain.
Organisasi kemiliteran yang dibentuk Jepang, di antaranya sebagai berikut.
 Seinendan (Barisan Pemuda), beranggotakan pemuda berusia antara 14-
22 tahun.
 Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), beranggotakan pemuda berusia
26-35 tahun.
 Heiho (Pembantu Prajurit Jepang), anggota Heiho ditempatkan dalam
kesatuan tentara Jepang sehingga bannyak dikerahkan ke medan perang.
 Pembela Tanah Air (PETA), dibentuk pada 3 Oktober 1943. Calon
perwira PETA mendapatkan pelatihan di Bogor. Tujuan didirikannya
PETA adalah untuk mempertahankan wilayah masing-masing.
 Fujinkai (Barisan Perhimpunan Wanita), Suishintai (Barisan
Pelopor), Jibakutai (Barisan Berani Mati),
 Seinentai (Barisan Murid Sekolah dasar), Gakukotai (Barisan Murid
Sekolah dan Lanjutan), dan Hizbullah (Organisasi pemuda-pemuda
Islam yang dididik militer).

Pada masa pendudukan Jepang, ada tokoh nasionalis yang bersikap kooperatif
dengan Jepang seperti Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Muh. Yamin, Mr.
Sartono, Dr. G.S.S.J. Ratulangi, Otto Iskandardinata, dan Mr. Samsudinnamun ada
pula yang menolak bekerjasama seperti Sutan Syahrir, Amir Syarifuddin dan Cipto
Mangunkusumo.

8. MASA PERGERAKAN NASIONAL


PG: FAKTOR INTERNAL-EKSTERNAL, ORGANISASI-ORGANISASI
(NU,MUHAMMADIYAH,PNI,PI,PKI (TOKOH,TUJUAN,KEGIATAN))
a. Faktor Internal Pergerakan Nasional
1) Kenangan kejayaan dimasa lalu
2) Munculnya golongan cendekiawan
3) Penderitaan akibat kolonialisme dan imperialisme
4) Munculnya paham/ideologi baru di Indonesia
b. Faktor Eksternal Pergerakan Indonesia
1) Kemenangan Jepang atas Rusia pada tahun 1905
2) Perjuangan rakyat Filipina yang dipimpin o/ Jose Rizal
3) Perlawanan rakyat Tiongkok o/ Sun Yat-Sen
4) Perlawanan masyarakat Turki yang dipimpin o/ Mustafa Kemal Ataturk
c. Organisasi Pergerakan Nasional (Tokoh,Tujuan,Kegiatan)
 NU
Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Para Ulama) adalah organisasi sosial
keagamaan atau Jamiyyah Diniyah Islamiyah yang didirikan oleh para ulama,
yaitu K.H. Hasyim Asy’ari, K.H. Abdullah Wahab Hasbullah, K.H. Bisri
Syamsuri, K.H. Mas Alwi, dan K.H. Ridwan. Mereka pemegang teguh pada
salah satu dari empat mahzab, berhaluan Ahlussunnah waljama’ah. Tujuannya
tidak saja mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam, tetapi juga
memperhatikan masalah sosial, ekonomi, dan sebagainya dalam rangka
pengabdian kepada umat manusia.
 Muhammadiyah
Muhamadiyah didirikan oleh H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tanggal
18 November 1912. Asas perjuangannya adalah Islam dan kebangsaan
Indonesia. Muhammadiyah bergerak dalam bidang keagamaan, pendidikan,
sosial budaya yang menjurus kepada tercapainya kebahagiaan lahir & batin.
Tujuan pokoknya ialah: menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam
sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
 PNI
Partai Nasional Indonesia (PNI) yang lahir di Bandung pada tanggal 4 Juli
1927 tidak terlepas dari keberadaan Algemeene Studie Club. Lahirnya PNI
juga dilatarbelakangi oleh situasi sosio politik yang kompleks. Pemberontakan
PKI pada tahun 1926 membangkitkan semangat untuk menyusun kekuatan
baru dalam menghadapi pemerintah kolonial Belanda. Rapat pendirian partai
ini dihadiri Ir. Soekarno, Dr. Cipto Mangunkusumo, Soedjadi, Mr. Iskaq
Tjokrodisuryo, Mr. Budiarto, dan Mr. Soenarjo. Pada awal berdirinya, PNI
berkembang sangat pesat karena didorong oleh faktor-faktor berikut.
 Pergerakan yang ada lemah sehingga kurang bisa menggerakkan
massa.
 PKI sebagai partai massa telah dilarang.
 Propagandanya menarik dan mempunyai orator ulung yang bernama
Ir. Soekarno (Bung Karno).
Untuk mengobarkan semangat perjuangan nasional, Bung Karno
mengeluarkan Trilogi sebagai pegangan perjuangan PNI. Trilogi tersebut
mencakup kesadaran nasional, kemauan nasional, dan perbuatan nasional.
Tujuan PNI adalah mencapai Indonesia merdeka. Untuk mencapai tujuan
tersebut, PNI menggunakan tiga asas yaitu self help (berjuang dengan usaha
sendiri) dan nonmendiancy, sikapnya terhadap pemerintah juga antipati dan
nonkooperasi. Dasar perjuangannya adalah marhaenisme.
 PI (Perhimpunan Indonesia)
Pada tahun 1908 di Belanda berdiri sebuah organisasi bernama Indische
Vereeniging. Pelopor pembentukan organisasi ini adalah Sutan Kasayangan
Soripada dan RM Noto Suroto. Para mahasiswa lain yang terlibat dalam
organisasi ini adalah R. Pandji Sosrokartono, Gondowinoto, Notodiningrat,
Abdul Rivai, Radjiman Wediodipuro (Wediodiningrat), dan Brentel. Tujuan
dibentuknya Indische Vereeniging adalah Indonesia merdeka, memperoleh
suatu pemerintahan Indonesia yang bertanggung jawab kepada seluruh rakyat.
Kedatangan tokoh-tokoh Indische Partij seperti Cipto Mangunkusumo dan
Suwardi Suryaningrat, sangat mempengaruhi perkembangan Indische
Vereeniging. Indische Vereeninging pada tahun 1924 berubah namanya
menjadi Perhimpunan Indonesia (PI) Masuk konsep “Hindia Bebas” dari
Belanda, dalam pembentukan negara Hindia yang diperintah oleh rakyatnya
sendiri. Perasaan anti-kolonialisme semakin menonjol setelah ada seruan
Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson tentang kebebasan dalam
menentukan nasib sendiri pada negara-negara terjajah (The Right of Self
Determination).
Akibat sepak terjang PI dinggap berbahaya oleh Belanda. Belanda
kemudian menangkap para pimpinan PI antara lain Mohammad Hatta, Nazir
Pamuntjak, Abdul Madjid Djojodiningrat, dan Ali Sastroamijoyo. Keempat
tokoh tersebut disidangkan di Den Haaf (1928), kemudian dibebaskan karena
tidak terbukti.
 PKI
Partai Komunis Indonesia (PKI) secara resmi berdiri pada tanggal 23 Mei
1920. Berdirinya PKI tidak terlepas dari ajaran Marxis yang dibawa oleh
Sneevliet. Ia bersama teman-temannya seperti Brandsteder, H.W Dekker, dan
P. Bergsma, mendirikan Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV)
di Semarang pada tanggal 4 Mei 1914. Tokoh-tokoh Indonesia yang
bergabung dalam ISDV antara lain Darsono, Semaun, Alimin, dan lain-lain.
PKI terus berupaya mendapatkan pengaruh dalam masyarakat. Salah satu
upaya yang ditempuhnya adalah melakukan infiltrasi dalam tubuh Sarekat
Islam. Organisasi PKI makin kuat ketika pada bulan Februari 1923 Darsono
kembali dari Moskow. Ditambah dengan tokoh-tokoh Alimin dan Musso,
maka peranan politik PKI semakin luas.
9. AGRESI MILITER BELANDA 1&2
PG: PENYEBAB DAN HASIL
a. Agresi Militer Belanda 1
Peristiwa ini dimulai dengan terjadinya perselisihan antara bangsa Indonesia dengan
para penjajah Belanda mengenai penafsiran hasil dan ketentuan yang telah disepakati
pada Perundingan Linggarjati. Berdasarkan penafsiran Negara Indonesia, operasi
Agresi Militer Belanda 1 melanggar hasil Perundingan Linggarjati. Sedangkan bangsa
Belanda terus memaksa kehendak mereka untuk menjadikan Negara Indonesia
sebagai negara persemakmuran Belanda dengan Belanda sebagai negara induknya.
Tentu hal tersebut ditolak dan ditentang oleh bangsa Indonesia yang menginginkan
kedaulatan dan terlepas dari campur tangan Belanda. Untuk menyelesaikan
permasalahan ini dilakukanlah perundingan Renville. Namun agresi ini menyebabkan
dampak yang tidak sedikit,seperti wilayah Indonesia menjadi lebih sempit, banyaknya
korban jiwa, terganggunya stabilitas politik dan pemerintahan RI,dsb.
b. Agresi Militer Belanda 2
Agresi Militer Belanda II atau yang dikenal dengan Operasi Gagak merupakan
peristiwa penyerbuan secara militer yang dilakukan oleh pasukan militer Kerajaan
Belanda pada tanggal 19 Desember 1948 terhadap wilayah Republik Indonesia dan
ibu kota Yogyakarta. Belanda melancarkan serangan menggunakan taktik perang kilat
(blitzkrieg) di segala sisi wilayah Republik Indonesia. Dimulai dari merebut
pangkalan udara Maguwo (saat ini bernama Adi Sucipto) dengan menerjunkan
pasukan payung dan dengan gerak cepat mampu mengambil alih kendali kota
Yogyakarta yang merupakan ibukota Republik Indonesia saat itu. Dan menangkap
pemimpin Republik Indonesia yaitu Soekarno dan Mohammad Hatta. Selain itu
tentara Belanda dalam serangannya juga menawan Syahrir, Agus Salim, Mohammad
Roem serta A.G. Pringgodigdo. Yang oleh Belanda Lekas diberangkatkan ke
pengasingan di Parapat Sumatera dan pulau Bangka. Namun sebelum diasingkan
Presiden Soekarno memberikan surat kuasa kepada Syafrudin Prawiranegara yang
berada di Bukittinggi untuk mendirikan pemerintahan darurat. Titik balik dari agresi
militer ini adalah serangan umum 1 maret 1949 terhadap kota Yogyakarta. Akhir dari
agresi ini adalah mengantarkan Indonesia dan Belanda kembali ke meja perundingan,
yaitu KMB.
10. PERJANJIAN LINGGARJATI,RENVILLE,KMB,PDRI (PG)
a. Perjanjian Linggarjati
Perjanjian Linggarjati merupakan suatu perundingan yang berlangsung diantara pihak
Indonesia dengan pihak Belanda yang ditengahi oleh Inggris. Linggarjati atau
Linggajati sendiri merupakan sebuah nama dari suatu desa yang secara geografis
terletak diantara Cirebon dengan Kuningan. Serta berada di kaki gunung Ciremai.
Pemilihan Linggarjati yang merupakan sebagai tempat perundingan disebabkan di
tempat inilah netral untuk kedua belah pihak. Untuk diketahui, pada waktu itu
Belanda dengan sekutu menguasai Jakarta, sementara untuk Indonesia sendiri
menguasai Yogyakarta. Perundingan atau juga disebut dengan perjanjian Linggarjati
dilaksanakan di tanggal 11 hingga 13 November 1946. Latar belakang terjadinya
perjanjian Linggarjati ialah sebab terdapat banyaknya konflik dan juga insiden
pertempuran yang terjadi diantara pejuang Indonesia dengan pasukan Sekutu-
Belanda. Sehingga kedua belah pihak akhirnya menginginkan berakhirnya konflik
serta cara penyelesainnya dengan persengketaan wilayah kekuasaan dan juga
kedaulatan Republik Indonesia.

Terdapat beberapa tokoh penting yang terlibat di dalam Perjanjian Linggarjati.


Beberapa tokoh yang menandatangani Perjanjian Linggarjati antara lain ialah sebagai
berikut:
 Pemerintah Indonesia mendelegasikan Sutan Syahrir yang berperan sebagai
Ketua, A.K. Gani, Susanto Tirtoprojo, serta Mohammad Roem.
 Pemerintah Belanda mendelegasikan Wim Schermerhon yang berperan
sebagai Ketua, H. J. van Mook, Max van Pool, F. de Boer.
 Pemerintah Inggris yang berperan sebagai mediator atau penengah diwakili
oleh Lord Killearn.
 Saksi tamu yang hadir di dalam perjanjian tersebut diantaranya yaitu: Amir
Syarifudin, dr. Leimena, dr. Sudarsono, Ali Budiharjo, Presiden Soekarno,
serta Mohammad Hatta.

Inti dari hasil Perjanjian Linggarjati ialah:

 Belanda secara de facto mengakui apabila wilayah Republik Indonesia


meliputi Jawa, Sumatera, dan juga Madura.
 Belanda diwajibkan untuk meninggalkan wilayah daru Republik Indonesia
paling lambat pada tanggal 1 Januari 1949.
 Pihak Indonesia dengan Belanda mencapai kata sepakat untuk membentuk
negara Republik Indonesia Serikat atau yang disingkat sebagai (RIS) yang
meliputi wilayah Indonesia, Kalimantan serta Timur Besar sebelum pada
tangga 1 Januari 1949.
 Dalam konteks Republik Indonesia Serikat, Pemerintah Indonesia harus
tergabung di dalam Commonwealth atau Persemakmuran Indonesia-Belanda
dengan Ratu Belanda sebagai kepalanya.

Terdapat beberapa akibat yang diakibatkan adanya Perjanjian Linggarjati. Akibat


tersebut ada yang bersifat positif dan ada pula yang bersifat negatif.

1) Dampak Positif
 Posisi Indonesia di dalam mata dunia internasional semakin kuat, dengan
adanya pengakuan dari pihak Belanda kepada kemerdekaan Indonesia.
 Hal tersebut yang juga mendorong berbagai negara lain untuk mengakui
kemerdekaan Republik Indonesia secara sah.
 Belanda juga mengakui negara Republik Indonesia mempunyai kuasa atas
tanah Jawa, Madura, serta Sumatera. Secara de facto, Indonesia menguasai atas
wilayah tersebut di atas.
 Berakhirnya konflik antara Belanda dengan Indonesia.
 Pada waktu itu dikhawatirkan apabila terdapat konfrontasi rakyat Indonesia
dengan kekuatan Belanda yang terus berlanjut maka akan semakin banyak
menimbulkan korban jiwa dari kalangan rakyat Indonesia. Hal ini disebabkan
kekuatan militer Belanda yang lebih canggih serta kekuatan rakyat Indonesia
yang apa adanya atau masih sangat tradisional.
2) Dampak Negatif
 Wilayah kekuasaan dari negara Indonesia menjadi sangat kecil, karena hanya
mencangkup tanah Pulau Jawa, Sumatera, dan Madura saja.
 Indonesia harus mengikuti pula persemakmuran antara Indo-Belanda.
 Perjanjian ini pada hakikatnya adalah memberikan waktu Belanda untuk
membangun kekuatan yang kemudian berikutnya akan melakukan agresi
militernya.
 Partai nasional kemudian mengkritik pemerintah Indonesia sebab dianggap
lemah dalam mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. Perjanjian
Linggarjati kemudian ditentang oleh masyarakat serta kalangan tertentu yang
diawali dengan Partai Masyumi, PNI, Partai Rakyat Indonesia, serta Partai
Rakyat Jelata.

Belanda pada akhirnya melanggar kesepakatan yang sudah disepakati bersama yang
tertera di dalam Perjanjian Linggarjati. Gubernur Jenderal H. J. van Mook pada
ahirnya menyatakan jika Belanda tidak lagi terikat dengan perjanjian itu yang
dilontarkan pada tanggal 20 Juli 1947. Lalu, di tanggal 21 Juli 1947, Belanda
kemudian melancarkan Agresi Militer Belanda I yaitu terjadinya serangan dari Tentara
Belanda ke wilayah Indonesia.

b. Perjanjian Renville
Perundingan renville dilatarbelakangi oleh situasi yang memanas selepas Belanda
melanggar kesepakatan dalam perjanjian Linggarjati hingga kemudian melakukan
agresi militer pertamanya ke Indonesia. Pada tanggal 18 September 1947. DK PBB
atau dewan keamanan PBB membentuk sebuah komisi yang kemudian dikenal
dengan sebutan KTN atau Komisi Tiga Negara. yang anggotanya terdiri dari
Australia (Richard Kirby), Belgia (Paul van Zeeland) dan Amerika Serikat (Frank
Graham). Tugas KTN di Indonesia adalah membantu penyelesaian sengketa antara
Indonesia dan Belanda. Dalam usahanya untuk mendamaikan antara kedua pihak
tersebut maka KTN mengusulkan agar pihak yang bersengketa untuk melakukan
perundingan. Hingga kemudian terjadilah perundingan di kapal perang Renville yang
melahirkan perjanjian Renville.
Tokoh tokoh atau delegasi yang hadir dalam perundingan yang dilakukan di kapal
perang Renville tersebut diantaranya:
 Delegasi Republik Indonesia : Amir Syarifuddin (ketua), Haji Agus Salim
(anggota), Ali Sastroamidjojo (anggota), Dr.Coa Tik Len (anggota), Dr.
J.Leimena (anggota) dan Nasrun (anggota).
 Delegasi Belanda R. Abdulkadir Wijoyoatmojo (ketua), Mr.H.A.L van
Vredenburgh (anggota), Dr. Chr. Soumoki (anggota) dan Dr. P.J.
koets(anggota)
 Frank Graham (ketua), Paul van Zeeland (anggota) dan Richard Kirby
(anggota) ketiga orang ini adalah anggota KTN yang bertugas sebagai
mediator utusan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB

Terdapat beberapa poin kesepakatan penting yang menjadi hasil dari perundingan
Renville, diantaranya:

 Wilayah Republik Indonesia yang diakui Belanda hanya, Yogyakarta,Jawa Tengah dan
Sumatera
 TNI harus ditarik mundur dari Jawa Barat dan Jawa Timur atau wilayah-wilayah
kekuasaan Belanda
 Disetujuinya garis demarkasi yang menjadi pemisah antara wilayah Indonesia dengan
daerah pendudukan Belanda.

Namun walaupun perjanjian Renville sangat merugikan bangsa Indonesia, pada akhirnya
Belanda kembali melanggarnya memalui agresi militer 2

c. KMB

Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan sebuah pertemuan dan perjanjian yang dilaksanakan
antara pihak Indonesia dan Belanda. KMB diadakan mulai tanggal 23 Agustus 1949 sampai 2
November 1949 di Den Haag, Belanda. Tujuan Konferensi Meja Bundar ini adalah untuk
mengakhiri perselisihan antara Indonesia dan Belanda dengan jalan diplomasi. Hal yang
melatarbelakangi terjadinya KMB adalah kegagalan Belanda untuk meredam kemerdekaan
Indonesia dengan jalan kekerasan karena adanya kecaman dari dunia internasional.

Tokoh Konferensi Meja Bundar


Ada tiga pihak yang terlibat dalam konferensi Meja Bundar, yakni pihak Indonesia, pihak
Belanda yang diwakili BFO dan pihak UNCI (United Nations Comissioner for Indonesia)
selaku penengah.

1) Pihak Indonesia

Pihak Indonesia diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta dan terdiri dari 12 delegasi secara
keseluruhan. Drs. Mohammad Hatta,Nir. Moh. Roem,Prof Dr. Mr. Supomo,Dr. J.
Leitnena,Mr. Ali Sastroamicijojo,Ir. Djuanda,Dr. Sukiman, Mr. Suyono Hadinoto, Dr.
Sumitro Djojohadikusumo, Mr. Abdul Karim Pringgodigdo, Kolonel T.B. Simatupang,
Mr. Muwardi

2) Pihak Belanda

Dalam KMB, pihak Belanda diwakili oleh BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg)
yang mewakili berbagai negara yang diciptakan Belanda di kepulauan Indonesia.
Perwakilan BFO ini dipimpin oleh Sultan Hamid II dari Pontianak. Perwakilan Belanda
dipimpin oleh Mr. van Maarseveen dan UNCI diwakili Chritchley.

3) Pihak UNCI
Pihak UNCI atau United Nations Comissioner for Indonesia bertindak sebagai
penengah jalannya konferensi antara Indonesia dan Belanda. Pembentukan UNCI
dilakukan sebagai penengah dan mediator perdamaian perselisihan Indonesia dan
Belanda.

Hasil dan Isi Konferensi Meja Bundar;

 Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai


sebuah negara yang merdeka.
 Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember
1949.
 Status Provinsi Irian Barat diselesaikan paling lama dalam waktu setahun
setelah pengakuan kedaulatan.
 Dibentuknya Uni Indonesia-Belanda untuk mengadakan kerjasama antara RIS
dan Belanda yang dikepalai Raja Belanda.
 Republik Indonesia Serikat akan mengembalikan hak milik Belanda dan
memberikan hak-hak konsesi serta izin baru untuk perusahaan-perusahaan
Belanda.
 Republik indonesia Serikat harus membayar semua utang Belanda sejak tahun
1942.
 Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan
beberapa korvet akan diserahkan kepada RIS.
 Tentara Kerajaan Belanda akan ditarik mundur, sedangkan Tentara Kerajaan
Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa anggotanya
yang diperlukan akan dimasukkan dalam kesatuan TNI.
d. PDRI
Pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda melakukan serangan mendadak di lapangan
terbang Maguwo dengan mengkhianati Persetujuan Renville. Gerakan ke Yogya
dimulai pukul 12.00 pada waktu pertempuran di Maguwo masih berlangsung,
Belanda menembaki beberapa bangunan penting dalam kota Yogya. Yang menjadi
sasaran utama ialah Markas Besar Komando Djawa (MBKD), Markas Besar AURI,
dan gedung-gedung disekitar Istana Presiden (Imran, Djamhari, dan Chaniago, 2003:
43).

Belanda yakin dengan ditangkapnya Bung Karno dan Bung Hatta dan sebagian besar
pemimpin-pemimpin yang lainnya yang merupakan inti dari pimpinan pusat
Republik, Republik Indonesia tidak ada lagi (Prawiranegara, 1986: 241). Pembatalan
secara sepihak atas Perjanjian Renville diumumkan jam 23.30 tanggal 18 Desember
1948, jadi hanya beberapa jam sebelum melakukan agresi. Pihak Belanda tentu saja
sengaja melakukan hal itu supaya penyerangannya ke kota Yogyakarta mengejutkan
tentara Indonesia sehingga dapat dengan mudah dilumpuhkan.

Dalam suasana pertempuran pada tanggal 19 Desember 1948 itu, kabinet RI masih
sempat mengadakan sidang kilat istimewa di Istana Negara Yogyakarta. Dalam
sidang itu diambil keputusan bahwa pemerintah akan tetap tinggal di dalam kota.
Keputusan penting yang lain yaitu memberikan mandat kepada Menteri Kemakmuran
Sjafruddin Prawiranegara yang saat itu sudah ada di Bukittinggi untuk memebentuk
Pemerintahan Darurat di Sumatera jika dalam keadaan mendesak pemerintah tidak
dapat menjalankan kewajibannya lagi. Mandat lainnya diberikan kepada dr.
Sudarsono, L. N. Palar, dan A. A. Maramis dengan alamat New Delhi (India) untuk
membentuk pemerintahan di luar negeri jika Sjafruddin tidak berhasil membentuk
Pemerintah Darurat Republik Indonesia.

Adapun susunan dari PDRI yaitu:


 Ketua, merangkap Menteri Pertahanan dan Penerangan, Mr. Sjafruddin
Prawiranegara.
 Wakil ketua, merangkap menteri kehakiman, Mr. Soesanto Tirtoprodjo.
Setelah terdengar kabar bahwa sdr. Supeno gugur karena dibunuh Belanda,
maka Beliau merangkap juga Menteri Pembangunan dan Pemuda.
 Menteri Luar Negeri, Mr. A. A. Maramis.
 Menteri Dalam Negeri merangkap Menteri Kesehatan, dr. Soekiman.
 Menteri Keuangan, Mr. Loekman Hakim.
 Menteri Kemakmuran (termasuk pmr), I. Kasimo.
 Menteri Agama, Masjkoer.
 Menteri Pendidikan , Pengajaran dan Kebudayaan, Mr. TM. Hasan.
 Menteri Perhubungan, Ir. Indratjaja.
 Menteri Pekerjaan Umum Ir. Sitompoel.
 Menteri Perburuhan dan Sosial, Mr. ST. Mohd. Rasjid.
Sehari setelah PDRI didirikan, Sjafruddin Prawiranegara selaku Ketua PDRI
menyampaikan pidato radio yang ditujukan kepada semua stasiun radio. Pidato
tersebut dapat ditangkap oleh stasiun radio Singapura dan juga disadap oleh Radio
Belanda di daerah Riau. Isi pidato itu antara lain: mengemukakan serangan yang tiba-
tiba dari Belanda telah berhasil menawan Presiden dan Wakil Presiden, Perdana
Menteri dan beberapa pembesar lain. Belanda mengira bahwa dengan ditawannya
pemimpin-pemimin yang tertinggi, pemimpin-pemimpin lain akan putus asa.

Adapun peran PDRI dalam menjaga eksistensi bangsa dan Negara Indonesia adalah
dengan melaksanakan beberapa tindakan, antara lain :
 Menjalankan perang gerilya selama mungkin dengan perhitungan bahwa
dengan semakin lamanya perng gerilnya maka secara ekonomi Belanda akan
terjepit dan payah sebab sumber mereka akan habis dan mereka akan terpaksa
melanjutkan perundingan.
 Dengan perhitungan diatas maka pemerintahan PDRI menginginkan jauh dari
Bukit tinggi dengan mencari lokasi paling tenteram yaitu di wilayah selatan
jauh dari Bukit Tinggi. Karena jika mereka tetap di Bukit Tinggi maka
gampang ditemukan oleh Belanda dengan akibat pemerintah tidak bisa
menjalankan tugas secara leluasa karena harus terus-terusan berurusan dengan
Belanda.
 Para tokoh sipil dijadikan sebagai pejabat yang memiliki wewenang militer
karena pada saat itu adalah saat gerilya, dimana saat gerilya adalah saat
dimana terkaburnya batas-batas militer dan sipil yang menjadikan sesuatu itu
sebelumnya ingin diperjelas dalam usaha meletakan struktur dan tradisi baru
repulik. Ditangan para tokoh sipil militer atau yang disebut gubernur militer
inilah terpusat kekuasaan sipil dan militer untuk sementara waktu.
 Para gubernur lama diangkat sebagai komisaris yang dimana fungsinya
sebagai penghubung masyarakat dan pemerintah pusat PDRI agar tetap ada
komunikasi antara rakyat dan pemerintah.
 Melancarkan ofensif diplomasi untuk mendapatkan simpati sebanyak-
banyaknya agar mendapat dukungan dari dunia Internasional
 Mengadakan koordinasi perjuangan, dan bahkan juga mengadakan
reorganisasi pemerintahan daerah (terutama di Sumatra), tetapi juga
menyusun organisasi pemerintahan perang. Dalam hal yang terakhir ini
menunjukan betapa kepekaan terhadap rakyat dan tradisi serta adat setempat
telah memungkinkan PDRI mengadakan mobilisasi daya dan dana secara
optimal.
Pada tangal 10 Juli 1949, Sjafruddin kembali ke Yogyakarta. Sjafruddin disambut
oleh Soekarno setibanya di Yogyakarta. Sjafruddin menerangkan bahwa PDRI tidak
berada di belakang Roem-Royen, tapi berada di belakang rakyat, berjuang dengan
rakyat dan untuk rakyat (Kedaulatan Rakyat, 11 Juli 1949). Pada tanggal 13 Juli
1949, kabinet Hatta bersidang. Hatta melakukan perombakan kabinet. Kabinet yang
baru terbentuk itu disebut Kabinet Hatta II. Dalam kabinet ini, Sjafruddin diangkat
sebagai Wakil Perdana Menteri

MATERI KELAS 12

1. DISINTEGRASI BANGSA INDONESIA


PG: PERISTIWA MADIUN, DI/TII, PRRI/PERMESTA, G30S
a. Peristiwa Madiun
Pemberontakan ini terjadi pada tahun 1948 ini merupakan pengkhianatan terhadap
bangsa Indonesia ketika sedang berjuang melawan Belanda yang berupaya
menanamkan kembali kekuasaannya di Indonesia. Pemimpin pemberontakan ini di
antaranya adalah Amir Syarifuddin dan Musso. Amir Syarifudin adalah mantan
Perdana Menteri dan menandatangani Perjanjian Renville. Ia merasa kecewa karena
kabinetnya jatuh kemudian membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada tanggal
28 Juni 1948 dan melakukan pemberontakan di Madiun. Sedangkan Musso adalah
Tokoh PKI yang pernah gagal melakukan pemberontakan terhadap pemerintah
Hindia Belanda pada tahun 1926. Setelah gagal ia melarikan diri ke luar negeri.
Selanjutnya ia pulang ke Indonesia bergabung dengan Amir Syarifuddin untuk
mengadakan propaganda-propaganda anti pemerintah di bawah pimpinan Sukarno-
Hatta.
Front Demokrasi Rakyat (FDR) ini didukung oleh Partai Sosialis Indonesia, Pemuda
Sosialis Indonesia, PKI, dan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI).
Pemberontakan PKI di Madiun ini bertujuan meruntuhkan pemerintah RI yang
berdasarkan Proklamasi 17 Agustus 1945 yang akan diganti dengan
pemerintahan yang berdasar paham komunis. Dalam operasi penumpasan PKI
Madiun ini menghadapi kesulitan karena sebagian besar pasukan TNI menjaga garis
demarkasi menghadapi Belanda, dengan menggunakan dua brigade kesatuan
cadangan umum Divisi III Siliwangi dan brigade Surachmad dari Jawa Timur serta
kesatuan-kesatuan lainnya yang setia kepada negara Indonesia maka pemberontak
dapat ditumpas. Pada tanggal 30 September 1948 seluruh kota Madiun dapat direbut
kembali oleh TNI. Musso yang melarikan diri ke luar kota dapat dikejar dan ditembak
TNI. Sedangkan Amir Syarifuddin tertangkap di hutan Ngrambe, Grobogan, daerah
Puwadadi dan dihukum mati. Akhirnya pemberontakan PKI di Madiun dapat
dipadamkan meskipun banyak memakan korban dan melemahkan kekuatan
pertahanan RI.
b. DI/TII
Terjadi pada 5 daerah, yaitu;
 Pemberontakan DI / TII di Jawa Barat
Pada tanggal 7 Agustus 1949 di suatu desa di Kabupaten Tasikmalaya (Jawa Barat),
Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo memproklamirkan berdirinya Negara Islam
Indonesia. Gerakannya dinamakan Darul Islam (DI) sedang tentaranya dinamakan
Tentara Islam Indonesia (TII). Gerakan ini dibentuk pada saat Jawa Barat ditinggal
oleh pasukan Siliwangi yang berhijrah ke Yogyakarta dan Jawa Tengah dalam rangka
melaksanakan ketentuan dalam Perundingan Renville. Usaha untuk menumpas
pemberontakan DI/TII ini memerlukan waktu yang lama disebabkan oleh beberapa
faktor, yakni :
(1) medannya berupa daerah pegunungan-pegunungan sehingga sangat
mendukung pasukan DI/TII untuk bergerilya,
(2) pasukan Kartosuwiryo dapat bergerak dengan leluasa di kalangan rakyat,
(3) pasukan DI /TII mendapat bantuan dari beberapa orang Belanda, antara lain
pemilik-pemilik perkebunan dan para pendukung negara Pasundan,
(4) suasana politik yang tidak stabil dan sikap beberapa kalangan partai politik
telah mempersulit usaha-usaha pemulihan keamanan.
Selanjutnya dalam menghadapi aksi DI/TII pemerintah mengerahkan pasukan TNI
untuk menumpas gerombolan ini. Pada tahun 1960 pasukan Siliwangi bersama rakyat
melakukan operasi “Pagar Betis” dan operasi “Bratayudha.” Pada tanggal 4 Juni
1962 SM. Kartosuwiryo beserta para pengawalnya dapat ditangkap oleh pasukan
Siliwangi dalam operasi “Bratayudha” di Gunung Geber, daerah Majalaya, Jawa
Barat. Kemudian SM. Kartosuwiryo oleh Mahkamah Angkatan Darat dijatuhi
hukuman mati sehingga pemberontakan DI/ TII di Jawa Barat dapat dipadamkan.

 Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah


Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah di bawah pimpinan Amir Fatah yang
bergerak di daerah Brebes, Tegal, dan Pekalongan. dan Moh. Mahfudh Abdul
Rachman (Kiai Sumolangu). Untuk menumpas pemberontakan ini pada bulan
Januari 1950 pemerintah melakukan operasi kilat yang disebut “Gerakan
Banteng Negara” (GBN) di bawah Letnan Kolonel Sarbini (selanjut-nya diganti
Letnan Kolonel M. Bachrun dan kemudian oleh Letnan Kolonel A. Yani). Gerakan
operasi ini dengan pasukan “Banteng Raiders.” Sementara itu di daerah Kebumen
muncul pemberontakan yang merupakan bagian dari DI/ TII, yakni dilakukan oleh
“Angkatan Umat Islam (AUI)” yang dipimpin oleh Kyai Moh. Mahudz Abdurachman
yang dikenal sebagai “Romo Pusat” atau Kyai Somalangu. Untuk menumpas
pemberontakan ini memerlukan waktu kurang lebih tiga bulan. Pemberontakan DI/TII
juga terjadi di daerah Kudus dan Magelang yang dilakukan oleh Batalyon 426 yang
bergabung dengan DI/TII pada bulan Desember 1951. Untuk menumpas
pemberontakan ini pemerintah melakukan “Operasi Merdeka Timur” yang dipimpin
oleh Letnan Kolonel Soeharto, Komandan Brigade Pragolo. Pada awal tahun 1952
kekuatan Batalyon pemberontak terrsebut dapat dihancurkan dan sisa- sisanya
melarikan diri ke Jawa Barat dan ke daerah GBN.
 Pemberontakan DI/TII di Aceh
Gerombolan DI/ TII juga melakukan pemberontakan di Aceh yang dipimpin
oleh Teuku Daud Beureuh. Adapun penyebab timbulnya pemberontakan DI/TII di
Aceh adalah kekecewaan Daud Beureuh karena status Aceh pada tahun 1950
diturunkan dari daerah istimewa menjadi karesidenan di bawah Provinsi
Sumatera Utara. Pada tanggal 21 September 1953 Daud Beureuh yang waktu itu
menjabat sebagai gubernur militer menyatakan bahwa Aceh merupakan bagian dari
Negara Islam Indonesia di bawah pimpinan SM. Kartosuwiryo. Dalam menghadapi
pemberontakan DI/ TII di Aceh ini semula pemerintah menggunakan kekuatan
senjata. Selanjutnya atas prakarsa Kolonel M. Yasin, Panglima Daerah Militer
I/Iskandar Muda, pada tanggal 17-21 Desember 1962 diselenggarakan
“Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh” yang mendapat dukungan tokohtokoh
masyarakat Aceh sehingga pemberontakan DI/ TII di Aceh dapat dipadamkan.
 Pemberontakan DI / TII di Sulawesi Selatan
Di Sulawesi Selatan juga timbul pemberontakan DI/TII yang dipimpin oleh
Kahar Muzakar. Pada tanggal 30 April 1950 Kahar Muzakar menuntut kepada
pemerintah agar pasukannya yang tergabung dalam Komando Gerilya Sulawesi
Selatan dimasukkan ke dalam Angkatan Perang RIS (APRIS). Tuntutan ini
ditolak karena harus melalui penyaringan.
Pemerintah melakukan pendekatan kepada Kahar Muzakar dengan memberi pangkat
Letnan Kolonel. Akan tetapi pada tanggal 17 Agustus 1951 Kahar Muzakar beserta
anak buahnya melarikan diri ke hutan dan melakukan aksi dengan melakukan teror
terhadap rakyat. Untuk menghadapi pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan
ini pemerintah melakukan operasi militer. Baru pada bulan Februari 1965 Kahar
Muzakar berhasil ditangkap dan ditembak mati sehingga pemberontakan
DI/TII di Sulawesi dapat dipadamkan.

 Pemberontakan DI /TII di Kalimantan Selatan


Pada bulan Oktober 1950 DI/ TII juga melakukan pemberontakan di
Kalimantan Selatan yang dipimpin oleh Ibnu Hajar. Para pemberontak
melakukan pengacauan dengan menyerang pos-pos kesatuan TNI. Dalam
menghadapi gerombolan DI/TII tersebut pemerintah pada mulanya melakukan
pendekatan kepada Ibnu Hajar dengan diberi kesempatan untuk menyerah, dan akan
diterima menjadi anggota TNI. Ibnu Hajar pun menyerah, akan tetapi setelah
menyerah melarikan diri dan melakukan pemberontakan lagi. Selanjutnya pemerintah
mengerahkan pasukan TNI sehingga pada akhir tahun 1959 Ibnu Hajar beserta
seluruh anggota gerombolannya tertangkap dan dimusnahkan.
c. PRRI/Permesta
Pemberontakan PPRI dan Permesta terjadi karena adanya ketidakpuasan
beberapa daerah di Sumatra dan Sulawesi terhadap alokasi biaya pembangunan
dari pemerintah pusat. Ketidakpuasan tersebut didukung oleh beberapa
panglima militer.
Selanjutnya mereka membentuk dewan-dewan militer daerah, seperti :
 Dewan Banteng di Sumatra Barat dipimpin oleh Kolonel Achmad Husein
(Komandan Resimen Infanteri 4) dibentuk pada 20 Desember 1956
 Dewan Gajah di Medan dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolon, Panglima
Tentara dan Teritorium I (TTI) pada tanggal 22 Desember 1956.
 Dewan Garuda di Sumatra Selatan dipimpin oleh Letkol Barlian.
Sementara itu di Indonesia bagian timur juga terjadi pergolakan. Tanggal 2 Maret
1957 di Makassar, Panglima TT VII Letkol Ventje Sumual memproklamasikan
Piagam Perjoangan Rakyat Semesta (Permesta). Piagam tersebut ditandatangani
oleh 51 tokoh. Wilayah gerakannya meliputi Sulawesi, Nusa Tenggara, dan
Maluku. Untuk memperlancar gerakannya dinyatakan bahwa daerah Indonesia
bagian timur dalam keadaan bahaya. Seluruh pemerintahan daerah diambil alih oleh
militer pemberontak.
Untuk meredakan pergolakan di daerah maka pada tanggal 14 September 1957
dilaksanakan Musyawarah Nasional (Munas) yang dihadiri tokoh-tokoh nasional baik
di pusat maupun di daerah. Membicarakan mengenai masalah pemerintahan, masalah
daerah, ekonomi, keuangan, angkatan perang, kepartaian, serta masalah dwitunggal
Soekarno-Hatta. Sebagai tindak lanjut Munas maka diselenggarakan Musyawarah
Nasional Pembangunan (Munap) yang bertempat di Gedung Olah raga Medan
Merdeka Selatan Jakarta. Dengan Tujuan merumuskan usaha-usaha pembangunan
sesuai dengan keinginan daerah-daerah. Untuk membantu mengatasi persoalan di
lingkungan Angkatan Darat dibentuklah panitia Tujuh, akan tetapi sebelum panitia
tujuh mengumumkan hasil pekerjaannya terjadilah peristiwa Cikini.
Peristiwa Cikini ini semakin memperburuk keadaan di Indonesia. Daerah-daerah yang
bergejolak semakin menunjukkan jati dirinya sebagai gerakan melepaskan diri dari
pemerintah pusat. Bahkan pada tanggal 9 Januari 1958 diselenggarakan pertemuan di
Sumatra Barat yang dihadiri tokoh-tokoh sipil dan militer daerah. Pada 10 Januari
1958 diselenggarakan rapat raksasa di Padang. Dalam pidatonya, Ketua Dewan
Banteng, Achmad Husein menyampaikan ultimatum kepada pemerintah pusat yang
berisi.
1. Dalam waktu 5 x 24 jam kabinet Djuanda menyerahkan mandat kepada presiden.
2. Presiden menugaskan kepada Moh. Hatta dan Sultan Hamengkubuwono IX untuk
membentuk Zaken Kabinet.
3. Meminta presiden kembali kepada kedudukannya sebagai Presiden
Konstitusional.
Menanggapi ultimatum tersebut, Sidang Dewan Menteri memutuskan untuk
menolaknya dan memecat secara tidak terhormat perwira-perwira TNI-AD yang
duduk dalam pimpinan gerakan sparatis, yaitu Letkol Achmad Husein, Kolonel
Zulkifli Lubis, Kolonel Dachlan Djambek, dan Kolonel Simbolon. Pada 12 Februari
1958, KSAD A.H Nasution mengeluarkan perintah untuk membekukan Kodim
Sumatra Tengah dan selanjutnya dikomando langsung oleh KSAD.
Sementara itu pada, 15 Februari 1958, Achmad Husein memproklamasikan
berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dengan Syarifudin
Prawiranegara sebagai perdana menterinya. Proklamasi PRRI mendapatkan sambutan
dari Indonesia bagian Timur. Dalam rapat-rapat raksasa yang dilaksanakan di
beberapa daerah Komando Daerah Militer Sulawesi Utara dan Tengah, Kolonel D. J
Somba mengeluarkan pernyataan bahwa sejak tanggal 17 Februari 1958 Kodim
Sulawesi Utara dan Tengah (KDMSUT) menyatakan putus hubungan dengan
pemerintah pusat dan mendukung PRRI.
Untuk memulihkan keamanan Negara, pemerintah bersama dengan KSAD
memutuskan untuk melakukan operasi militer. Operasi gabungan AD-AL-AU
terhadap PRRI ini diberi nama Operasi 17 Agustus yang dipimpin oleh Letnan
Kolonel Ahmad Yani. Operasi pertama kali ditujukan ke Pekanbaru untuk
mengamankan sumber-sumber minyak. Pada tanggal 14 Maret 1958 Pekanbaru
berhasil dikuasai. Operasi militer kemudian dikembangkan ke pusat pertahanan
PRRI. Pada tanggal 4 Mei 1958 Bukittinggi berhasil direbut kembali. Selanjutnya,
pasukan TNI membersihkan daerah-daerah bekas kekuasaan PRRI. Banyak anggota
PRRI yang melarikan diri ke hutan-hutan.
Untuk mengatasi pemberontakan PERMESTA, KSAD sebagai Penguasa Perang
Pusat memecat Kolonel Somba dan Mayor Runturambi, sedangkan Batalion yang
berada di bawah KDMSUT diserahkan kepada Komando Antardaerah Indonesia
Timur. Untuk menumpas aksi Permesta, pemerintah melancarkan operasi
gabungan yang disebut Operasi Merdeka yang dipimpin oleh Letkol Rukminto
Hendraningrat pada bulan April 1958. Gerakan Permesta diduga mendapat
bantuan dari petualang asing terbukti dengan jatuhnya pesawat yang dikemudikan
oleh A.L. Pope (seorang warganegara Amerika) yang tertembak jatuh di Ambon pada
18 Mei 1958. Pada 29 Mei 1961, Achmad Husein menyerahkan diri. Pada
pertengahan tahun 1961 tokoh-tokoh Permesta juga menyerahkan diri.
Proklamsi PRRI ternyata mendapat dukungan dari Indonesia bagian Timur. Tanggal
17 Februari 1958 Somba memutuskan hubungan dengan pemerintah pusat dan
mendukung PRRI. Gerakannya dikenal dengan Perjuangan Rakyat Semesta
(Permesta). Gerakan ini jelas melawan pemerintah pusat dan menentang tentara
sehingga harus ditumpas.

Untuk menumpas gerakan Permesta, pemerintah melancarkan operasi militer


beberapa kali. Berikut ini operasi – operasi militer tersebut.
o Komando operasi Merdeka yang dipimpin oleh Letkol Rukminto
Hendraningrat.
o Operasi Saptamarga I dipimpin Letkol Sumarsono, menumpas
Permesta di Sulawesi Utara bagian tengah.
o Operasi Saptamarga II dipimpin Letkol Agus Prasmono dengan
sasaran Sulawesi Utara bagian Selatan.
o Operasi Saptamarga III dipimpin Letkol Magenda dengan sasaran
kepulauan sebelah Utara Manado.
o Operasi Saptamarga IV dipimpin Letkol Rukminto Hendraningrat,
menumpas Permesta di Sulawesi Utara.
o Operasi Mena I dipimpin Letkol Pieters dengan sasaran Jailolo.
o Operasi Mena II dipimpin Letkol Hunholz untuk merebut lapangan
udara Morotai.
d. G30S

Tidak lama PKI mengetahui dengan jelas persiapan-persiapan untuk pembentukan rezim
militer, menyatakan keperluan untuk pendirian “angkatan kelima” di dalam angkatan bersenjata,
yang terdiri dari pekerja dan petani yang bersenjata.
Latar belakang gerakan 30 September adalah;
 Meningkatnya popularitas PKI di Indonesia, yang tergabung dalam 3 blok paham
yang diakomodasi oleh Soekarno, Nasakom (Nasional, Agama dan Komunis)
 Kekhawatiran AS terhadap jatuhnya Indonesia ketangan komunis
 Rumor kurang sehatnya Soekarno
 Ketidakpuasan sejumlah tokoh militer terhadap dewan jendral yang berkuasa di
jajaran militer tertinggi yang mengakibatkan terhambatnya naik jabatan.
2. PERKEMBANGAN POLITIK&EKONOMI PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN
(PG)
a. Politik
 Pidato Penemuan Kembali Revolusi Kita dijadikan GBHN
 Soekarno ditetapkan sebagai presiden seumur hidup lewat sidang umum
MPRS
 Soekarno mementuk MRPS & DPAS yang dipilih langsung olehnya
 Presiden membentuk DPR-GR karena DPR sebelumnya menolak RAPBN
 Partai masyumi & PSI dibuburkan karena pemimpinnya terlibat dalam
pemberontakan PRRI/Permesta
 Dibentuk front nasional sebagai satu-satunya organisasi yang
memperjuangkan cita-cita proklamasi dan UUD 1945
 Lembaga tinggi negara di regrouping
 Presiden mengambil alih pimpinan militer tertinggi & membentuk Komando
Operasi Tertinggi
 Menerapkan NASAKOM dalam lembaga negara
 Munculnya istilah nefo melawan oldefo; yaitu negara-negara anti
kolonialisme dan imperialisme (nefo) dan negara-negara kapitalis yang
cenderung kolonialis (oldefo)
b. Ekonomi
1. Pembentukan Dewan Perancang Nasional (Depernas) dan Badan
Perancangan Pembangunan Nasional (Bappenas); Depernas dipimpin o/
Moh Yamin dan Bappenas dipimpin o/ Soekarno u/ menggantikan
Depernas
2. Pemotongan nilai uang
3. Melaksanakan Deklarasi Ekonomi (Dekon); Tujuan dibentuknya Dekon
adalah untuk menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokratis,
dan bebas dari imperialisme. Namun, Dekon tidak mampu mengatasi
kesulitan ekonomi dan masalah inflasi, Dekon justru mengakibatkan
perekonomian Indonesia stagnan. Masalah perekonomian diatur atau
dipegang oleh pemerintah sedangkan prinsip-prinsip dasar ekonomi
banyak diabaikan
4. Pembangunan Proyek Mercusuar; Keadaan perekonomian semakin
buruk karena pembengkakan biaya proyek mercusuar.
3. SISTEM POLITIK&EKONOMI PADA MASA ORDE BARU (PG&ESSAY)
a. Politik
Kebijakan Politik Dalam Negeri
1) Pelaksanaan pemilu 1971
2) Penyederhanaan Partai Politik;
 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) terdiri atas NU, Parmusi, Perti, PSII
 Partai Demokrasi Indonesia (PDI) terdiri atas PNI, Partai Katolik, Murba,
IPKI, Parkindo
 Golongan Karya (Golkar)
3) Dwifungsi ABRI; sebagai kekuatan pertahanan keamanan dan keuatan sosial politik
4) Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4); u/ memberi pemahaman
kepada seluruh lapisan masyarakat mengenai Pancasila

Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia antara lain;


1) Indonesia kembali menjadi anggota PBB
2) Pemulihan hubungan diplomatik dengan Malaysia dan Singapura dan
pemutusan hubungan dengan Tiongkok
3) Memperkuat Kerja Sama Regional dan Internasional; ASEAN,
Kontingen Garuda dlm misi perdamaian, KTT Non Blok, OKI
b. Ekonomi
Pemerintahan orde baru memiliki slogan yang menunjukkan fokus utama
mereka dalam memberlakukan kebijakan ekonomi, yaitu Trilogi Pembangunan.
Yang berisi;
 Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
 Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju kepada
terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat
 Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis

Beberapa kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pada masa orde baru adalah:

1) Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita)


a. Repelita I (1 April 1969-31 Maret 1974) Sasaran utama yang hendak dicapai
adalah pangan, sandang, papan, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan
rohani. Pertumbuhan ekonomi berhasil naik 3 sampai 5,7% sedangkan tingkat
inflasi menurun menjadi 47,8%. Namun, kebijakan pada masa Repelita I
dianggap menguntungkan investor Jepang dan golongan orang-orang kaya saja.
Hal ini memicu timbulnya peristiwa Malapetaka Lima Belas Januari (Malari).

b. Repelita II (1 April 1974 - 31 Maret 1979) menitikberatkan pada sektor


pertanian dan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.
c. Repelita III (1 April 1979-31 Maret 1984) Pelita III menekankan pada Trilogi
Pembangunan dengan menekankan pada azas pemerataan, yaitu:
 Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat
 Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan
 Pemerataan pembagian pendapatan
 Pemerataan kesempatan kerja
 Pemerataan kesempatan berusaha
 Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan
 Pemerataan penyebaran pembangunan
 Pemerataan memperoleh keadilan
d. Repelita IV (1 April 1984 - 31 Maret 1989) menitikberatkan pada sektor
pertanian menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat
menghasilkan mesin-mesin sendiri.
e. Repelita V (1 April 1989-31 Maret 1994) menitikberatkan pada sektor pertanian
untuk memantapkan swasembada pangan, meningkatkan produksi pertanian,
menyerap tenaga kerja, dan mampu menghasilkan mesin-mesin sendiri.
f. Repelita VI dimulai pada tahun 1994, pembangunan berfokus pada pada sektor
ekonomi, industri, pertanian dan peningkatan sumber daya manusia.
2) Revolusi Hijau
Revolusi Hijau pada dasarnya adalah suatu perubahan cara bercocok tanam dari
cara tradisional (peasant) ke cara modern (farmers). Untuk meningkatkan produksi
pertanian umumnya dilakukan empat usaha pokok, yang terdiri dari:

a. Intensifikasi, yaitu penelitian, pengembangan, dan penerapan teknologi


pertanian untuk memanfaatkan lahan yang ada guna memperoleh hasil yang
optimal; Perubahan ini dilakukan melalui program Panca Usaha Tani yang
terdiri dari:
 Pemilihan dan penggunaan bibit unggul/varietas unggul
 Pemupukan yang cukup
 Pengairan yang cukup
 Pemberantasan hama secara intensif
 Teknik penanaman yang baik
b. Ekstentifikasi, yaitu perluasan lahan pertanian untuk memperoleh hasil
pertanian yang lebih optimal;
c. Diversifikasi (keanekaragaman usaha tani);
d. Rehabilitasi (pemulihan daya produktivitas sumber daya pertanian yang sudah
kritis).
4. MASA REFORMASI DI INDONESIA
PG: FAKTOR, AGENDA, KABINET
ESSAY: SEMUA
 Latar belakang Reformasi Di Indonesia

Berawal dari krisis asia yang menyebabkan ekonomi Indonesia melemah dan semakin
besarnya ketidak puasan masyarakat Indonesia kepada pemerintahan kepemimpinan Soeharto
saat itu menyebabkan terjadinya demonstrasi besar-besaran yang dilakukan berbagai aksi
mahasiswa yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia.

 Krisis Politik

Secara hukum, kedaulatan rakyat dilakukan MPR. Namun pada kenyataannya anggota MPR
diatur dan direkayasa yang sebagian besar anggota MPR diangkat berdasarkan ikatan
kekeluargaan (Nepotisme). Selain itu, penyelenggaraan negara masa Orde Baru berjalan dengan
cara tak transparan, banyak terjadi pembredelan pada media massa yang berseberangan dengan
pemerintah hingga aspirasi rakyat pun tidak tersalurkan dengan baik. Hal itu menimbulkan
ketidakpercayaan rakyat pada pemerintah Orde Baru sampai muncullah kaum reformis.

 Krisis Ekonomi

Ketika itu krisis moneter terjadi di negara-negara Asia Tenggara yang mempengaruhi
perekonomian pada negara Indonesia. Indonesia banyak mengalami pelemahan nilai mata uang
Rupiah yang drastis, hutang-hutang negara dan swasta, juga peyimpangan yang terjadi oleh
sistem ekonomi dimana para konglomerat menguasai bidang ekonomi dengan cara monopoli,
oligopoli, korupsi, dan kolusi.

 Krisis Hukum
a. Jaman Orde Baru juga banyak terjadi penyimpangan hokum yaitu :
b. Hukum dijadikan hanya sebagai alat pembenaran atas kebijakan dan tindakan
pemerintah.
c. Banyak nya rekayasa proses peradilan bila menyangkut penguasa, keluarga,
maupun kerabatnya.
d. Kehakiman berada di bawah kekuasaan eksekutif dan cenderung melayani
kehendak penguasa.
 Krisis Sosial

Jaman Orde Baru, masyarakat Indonesia terbagi menjadi dua kelas, yaitu;

a. Kaum elit, merupakan elit politik dan para pengusaha keturunan Tionghoa yang
dekat dengan pemerintahan Orde Baru maupun keluarga Cendana.
b. Rakyat kecil, yaitu masyarakat umum yang bukan kerabat atau kenalan keluarga
Cendana.

Kesenjangan sosial ekonomi terjadi di Indonesia yang menyebabkan kecemburuan, sampai


menimbulkan kerusuhan dan penjarahan.

 Krisis Kepercayaan Pada Pemerintah

Pada puncaknya, sebagian besar masyarakat Indonesia sudah tak percaya pada pemerintahan
Orde Baru. Lalu kemudian menimbulkan banyak demonstrasi dan kerusuhan yang meminta
pemerintah Orde Baru turun. Tragedi Trisakti 12 Mei 1998 adalah puncaknya, dimana 4
mahasiswa tertembak mati sebab melakukan demonstrasi. Peristiwa itu kemudian menyulut lebih
banyak kerusuhan dan penjarahan sampai akhirnya Presiden Soeharta mengundurkan diri dari
jabatannya sebagai presiden.

 Agenda Reformasi
1) Adili Soeharto dan kroni kroninya
2) Melakukan amandemen UUD 1945
3) Menghapuskan Dwi Fungsi ABRI
4) Melaksanakan otonomi daerah seluas luasnya
5) Menegakkan supremasi hukum
6) Menciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN

Anda mungkin juga menyukai