Metode penelitian sejarah adalah suatu cara atau teknik yang digunakan sebagai pedoman dalam
melakukan penelitian peristiwa sejarah dan permasalahannya. Metode penelitian sejarah disebut
juga dengan metode sejarah.
1) Mencari Topik
2) Heuristik; mencari,menemukan,mengumpulkan sumber sejarah yang relevan
3) Verifikasi(kritik); penilaian terhadap sumber-sumber sejarah mengenai kebenarannya
4) Interpretasi; penafsiran fakta sejarah dan merangkai menjadi satu kesatuan yang masuk
akal
5) Historiografi; menuliskan kembali sejarah berdasarkan fakta hasil penelitian dan
interpretasi
2. PENGERTIAN KONSEP BERPIKIR SEJARAH (SINKRONIK, DIAKRONIK RUANG
DAN WAKTU, PERIODISASI, KRONOLOGI, PERUBAHAN DAN
KEBERLANJUTAN) (PG)
Diakronik; sejarah itu diakronis maksudnya adalah memanjang dalam waktu tetapi
terbatas dalam ruang. (Ex: Revolusi Fisik di Indonesia, 1945-1949. Jadi, yang dibahas
hanya dalam lingkup revolusi itu sedangkan memanjang dalm waktu karena yang dibahas
proses kejadian dari tahun 1945-1949)
Sinkronik; meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu. Menganalisis suatu kondisi
pada satu waktu. (Ex: menggambarkan dan menganalisis kondisi perekonomian
Indonesia tahun 1998. Jadi, yang dibahas tentang perekonomian Indonesia apapun yang
berkaitan dengan itu namun terbatas hanya pada tahun 1998 tsb.)
Ruang; menitikberatkan pada aspek tempat dimana peristiwa itu terjadi, sedangkan
Waktu; menitikberatkan pada kapan pertistiwa itu terjadi
Kronologi; ilmu dalam sejarah untuk menentukan waktu dan tempat terjadinya suatu
peristiwa secara tepat berdasarkan urutan waktu untuk menghindari kerancuan dalam
sejarah
Periodisasi; pengklasifikasian peristiwa-peristiwa sejarah dalam babak waktu tertentu.
(Ex: sejarah terbagi menjadi 2 periode, yaitu prasejarah dan sejarah)
Perubahan; sesuatu yang mengalami perbedaan kondisi dalam ruang dan waktu satu dan
lainnya
Keberlanjutan; segalanya bersambung dan berhubungan mulai dari masa lalu, masa
sekarang dan mas depan
Ditemukannya kapak tua di Indonesia yang memiliki kemiripan dengan kapak tua
yang ada di kawasan penduduk dari Asia Tengah
Bahasa melayu yang berkembang memiliki kemiripan dengan Bahasa champa di
kamboja
1) Teori Nusantara
Menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri dan bukan dari
luar. Teori ini didukung oleh Muhammad Yamin, Gorys Keraf, dan J.Crawford.
Landasan teori yaitu;
Bangsa Melayu merupakan bangsa dengan perdaban tinggi
Bangsa melayu memang memiliki kesamaan dengan Bahasa Champa namun
itu hany sebuah kebetulan
Adanya kemungkinan bahwa orang melayu adalah keturunan dari Homo
Soloensis dan Homo Wajakensis
Adanya perbedaan Bahasa antara Bahasa Austronesia yang berkembang di
Nusantara dengan bahsa Indo-Eropa yang berkembang di Asia Tengah
2) Teori Out of Taiwan
Menyatakan bahwa bangsa yang ada di Nusantara berasal dari Taiwan dan bukan dari
Daratan Cina. Teori ini didukung oleh Harry Truman Simanjuntak.
Landasan Teori;
Menurut pendekatan linguistic, keseluruhan bahsa yang dipergunakan suku-
suku di Nusantara memiliki rumpun yang sama, yaitu rumpun Austronesia
Akar dari keseluruhan cabang Bahasa yang digunakan oleh leluhur yang
menetap di Nusantara bersal dari rumpun Austronesia di Formosa atau yang
dikenal dengan rumpun Taiwan
Menurut riset genetika, tidak ada kecocokan pola genetika dengan wilayah
Cina
3) Teori Out of Africa
Menyatakan bahwa manusia modern yang ada sekarang ini berasal dari Afrika antara
kurun 100-200 ribu tahun lalu oleh ahli dari Amerika, Max Ingman. Manusia Afrika
melakukan migrasi ke luar Afrika berlangsung sekitar 50.000-70.000 tahun silam
dengan tujuan menuju Asia Barat
Landasan Teori;
Penelitian DNA mitokondira gen perempuan dan laki-laki
Jalur yang ditempuh ada 2, yaitu mengarah ke Lembah Sungai Nil, melintasi
Semenanjung Sinai lalu ke utara melalui Arab Levant dan yang kedua
melewati laut merah. Setelah memasuki Asia, beberapa kelompok tinggal
sementara di Timur Tengah, sedangkan kelompok lainnya melanjutkan
perjalanan dengan menyusuri pantai Semenanjung Arab menuju ke India, Asia
Timur, Indonesia, bahkan sampai ke Barat Daya Australia ditandai dengan
ditemukannya fosil laki-laki di Lake Mungo.
4. PENINGGALAN MASYARAKAT PRA-AKSARA DI INDONESIA
PG: ZAMAN BATU & ZAMAN LOGAM
1) Zaman Batu
Terbagi atas 4 periode, yaitu;
a. Zaman Batu Tua (Paleolitikum)
Terbagi menjadi 2 kebudayaan, yaitu;
1. Kebudayaan Pacitan;
Kapak Perimbas (chopper)
Kapak genggam awal (proto-hand axe)
Kapak genggam (hand axe)
2. Kebudayaan Ngandong;
Perkakas dari tulang
Kapak genggam
Batu serpih (flakes)
Batu berwarna (chalcedon)
b. Zaman Batu Tengah/Madya (Mesolitikum)
Budaya kjokkenmoddinger; tumpukan kulit kerang
Kapak jenis (pebble)
Kapak pendek
Kapak Sumatra
Kapak/batu pipisan
c. Zaman Batu Muda (Neolitikum)
Kapak lonjong
Kapak persegi
Gerabah,anyaman,pakaian dan perahu dari serat kulit kayu
d. Zaman Batu Besar (Megalitikum)
Menhir; tugu batu
Sarkofagus; peti mati yang memiliki tutup
Dolmen; meja batu
Punden berundak; bangunan pemujaan yang bertingkat-tingkat
Arca; patung batu dengan bentuk umum kepala
Waruga; kubur batu yang kecil seperti kubus
Kubur batu; peti batu dengan 4 lempengan batu tulis
2) Zaman Logam
Terbagi menjadi 2 periode, yaitu;
a. Zaman Perunggu
Nekara; gendering dengan berbagai ornamen diluar untuk ritual pemujaan
Kapak corong; kapak berbentuk corong u/ memotong kayu
Arca; patung perunggu dengan bentuk manusia/hewan dengan cincin
dibagian atasnya
Bejana; wadah berbentuk seperti wadah ikan(kepis)
Perhiasan
Senjata berbentuk mata tombak dan belati perunggu
b. Zaman Besi
Cangkul
Mata kapak
Pisau
Sabit
Ujung tombak
Pedang
Gelang
5. MASA KERAJAAN HINDU-BUDDHA
a. Kutai (Hindu)
Merupakan kerajaan Hindu-Buddha tertua di Indonesia
Terletak di Muarakaman, tepi sungai Mahakam,Kalimantan Timur
Dibangun pada abad ke-4 dengan raja pertama Kudungga
Kejayaan berada pada masa raja Mulawarman dengan pola agraris, yaitu
bertani dan beternak
Runtuh pada masa raja Dharmasetia yang disebabkan oleh terdesaknya
dengan kedatangan Islam yang mendirikan kerajaan Kutai Kartanegara dan
terjadi perselisihan hingga raja Dharmasetia meninggal dalam peperangan
b. Tarumanegara (Hindu)
Kerajaan Hindu-Buddha tertua di Jawa
Cerita asal mula berdirinya kerajaan ini adalah pada saat abad ke-4, Indonesia
didatangi oleh sejumlah pengungsi dari India yaitu dari kerajaan Palawa dan
Calankayana. Salah satu rombongan yang berasal dari Calankayana dipimpin
oleh Jayasingawarman yang kemudian meminta izin membuka tempat
pemukiman baru di dekat sungai citarum. Sepuluh tahun kemudian karena
desa ini menjadi terkenal dan berkembang pesat, didirikanlah sebuah kerajaan
yang bernama Tarumanegara.
Berdiri sekitar abad ke-5 dengan raja pertama Jayasingawarman
Terletak di lembah sungai Citarum Bogor Jawa Barat
Kejayaan berada pada masa Raja Purnawarman dengan pola agraris dan
maritime
Runtuh akibat serangan kerajaan Sriwijaya sekitar abad ke-7 dibawah
kepepimpinan raja Sudawarman
c. Kalingga/Holing (Buddha)
Terletak di daerah Jepara, Jawa Tengah
Berdiri sekitar abad 16-17 M
Menurut sejarah yang berasal catatan lokal masyarakat Jawa Tengah dan
kronik Tiongkok Ratu Shima memerintah dari tahun 674 – 732 M.
Keberadaan kerajaan Ho-ling ini untuk pertama kali di beritakan oleh seorang
pendeta sekaligus penjelajah bernama I-Tsing. Selain itu keberadaan kerajaan
ini juga diceritakan oleh Dinasti Tang
Kerajaan Kalingga mencapai puncak keemasan dibawah kepemimpinan
seorang ratu yang bernama Maharani/ratu Shima dengan pola agraris
(tanibhala)
Kerajaan kalingga mengalami kemunduran akibat serangan Sriwijaya yang
telah menguasai perdagangan. Serangan inilah yang mengakibatkan
pemerintahan Kijen pindah ke Jawa bagian timur sekitar tahun 742 – 755 M.
d. Mataram Kuno/ Medang
Kerajaan Mataram Kuno berdiri sekitar abad-8 dan menganut ajaran Hindu
Siwa. Kerajaan ini diperintah pertama kali oleh Raja Sanna, kemudian
digantikan oleh Raja Sanjaya. Raja Sanjaya merupakan ponakan dari Raja
Sanna dan pada masa pemerintahannya rakyat di sekitar kerajaan hidup
makmur, aman, dan tentram.
Kerajaan mataram kuno terpecah menjadi dua, yaitu bercorak Hindu dan
Budha. Kerajaan mataram kuno yang bercorak hindu diperintah oleh Dinasti
Sanjaya, sedangkan kerajaan mataram kuno yang bercorak budha diperintah
oleh Dinasti Syailendra.
Berupa kerajaan dengan corak agraris
Berada di wilayah aliran sungai Bogowonto, Elo, Progo dan Bengawan Solo,
Jawa Tengah.
Berada pada masa kejayaan oleh raja Rakai Pikatan
Faktor penyebab runtuhnya adalah;
Meletusnya gunung Merapi. Lahar letusan gunung tersebut menimbun
candi-candi yang dibangun oleh kerajaan sehingga menjadi rusak.
Terjadinya krisis politik tahun 927-929 M.
Perpindahan letak kerajaan Mataram karena pertimbangan ekonomi.
Daerah Jawa Tengah yang kurang subur dipindah ke Jawa Timur yang
memiliki jalur strategis untuk perdagangan.
e. Sriwijaya (Buddha)
Kerajaan sriwijaya terletak di muara takus, riau, dan berpindah ke palembang,
setelah berhasil menguasai palembang, tepatnya di Sungai musi.
Terkenal dengan kerajaan maritime terbesar
Mencapai kejayaan pada masa Balaputradewa (Abad ke-9 M)
Faktor penyebab runtuhnya;
Diserang oleh Raja Rajendracola dari kerajaan Colamandala pada
tahun 1025, yang menyebabkan tertawannya Raja Sri
Sanggramawijayatunggawarman
Ekspedisi Pamalayu pada tahun 1275 oleh Raja Kertanegara dari
Kerajaan Singasari
Serangan Majapahit pada tahun 1377, hingga daerah kekuasaan
Sriwijaya menjadi kekuasaan Majapahit
f. Majapahit (Hindu)
Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya, pada tahun 1293 M dan
dibantu oleh Kebo Anabrang, Ronggo Lawe, Nambi, Lembu Sora, dan Aria
Wiraraja. Bermula dari adanya serangan Jayakatwang yang menyerang
Kerajaan Singosari. Raden Wijaya yang bertugas menghadang pasukan di
sebelah utara ternyata mendapati serangan lebih besar dilancarkan dari arah
selatan. Raden Wijaya pun kembali ke istana. Melihat istana yang porak
poranda dan terbunuhnya Kertanegara, akhirnya Raden Wijaya melarikan diri.
Raden Wijaya melarikan diri bersama tentaranya yang setia dengan dibantu
penduduk desa Kugagu. Setelah dirasa aman, Raden Wijaya menuju Madura
meminta perlindungan Aryawiraraja. Oleh Aryawiraraja, Raden Wijaya
dihadiahi hutan tarik agar diurus sebagai daerah kekuasaannya. Hutan tarik
sebagai hadiah tersebut dijadikan sebagai sebuah desa yang diberi nama
Majapahit. Nama Majapahit sendiri diambil dari kata “buah maja yang berasa
pahit”. Hal ini karena didaerah tersebut banyak sekali ditemukan buah maja
dengan mudahnya.
Kerajaan ini terletak di Sungai Brantas, Jawa Timur
Mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk. Bersama Gajah
Mada, Hayam Wuruk berhasil menaklukkan hampir seluruh wilayah
nusantara dan menjadikan Majapahit sebagai kerajaan terbesar saat itu.
Bahkan sampai memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke Thailand,
Singapura, dan Malaysia.
Namun sejak sepeninggal Gajah Mada dan Hayam Wuruk, Kerajaan
Majapahit mengalami kemunduran drastis. Ditambah dengan pengaruh Islam
yang sudah meluas sehingga banyak sekali serangan-serangan kerajaan baru
Islam menyebabkan Kerajaan Majapahit pun runtuh.
6. TEORI MASUKNYA AGAMA HINDU&BUDDHA DI INDONESIA (PG&ESSAY)
1) Agama Hindu
Masuknya agama Hindu ke Indonesia di perkirakan pada awal abad ke 4, dan ada
beberapa teori yang menyatakan cara masuknya agama Hindu ke indonesia.
Yaitu;
a. Teori Brahmana; menyatakan bahwa Agama Hindu di bawa oleh para
brahmana Atau para pendeta
b. Teori ksatria; menyatakan bahwa Agama Hindu di bawa oleh para prajurit
India yang ingin menaklukan Indonesia lalu menyebarkan agama hindu
atau juga para prajurit yang lari.
c. Teori waisya; menyatakan bahwa Agama Hindu masuk ke Indonesia di
bawa oleh para pedagang atau golongan waisya
d. Teori Sudra; menyatakan bahwa Agama Hindu di bawa oleh para budak
atau golongan sudra, mereka menyebarkan agama hindu karena ingin
merubah nasib mereka.
e. Teori arus balik; menyatakan bahwa bangsa di Nusantara belajar agama
hindu di India lalu menyebarkan kembali di Indonesia.
2) Agama Buddha
Agama Buddha diperkirakan telah masuk ke Indonesia sebelum Hindu, yaitu
sekitar abad ke-2 M. Masuk dan berkembangnya agama Buddha di Indonesia
diperkirakan karena adanya Dharmaduta, yaitu misi penyebaran agama Buddha
oleh para pendeta
7. KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
PG: SAMUDRA PASAI,BANTEN,DEMAK,GOWA-TALLO
a. Samudra Pasai
Dikenal juga dengan Samudera Darussalam merupakan kerajaan Islam yang
berada di pesisir pulau Sumatera.
Didirikan pada tahun 1267 oleh Marah Silu yang kemudian naik gelar
menjadi Sultan Malik as-Saleh
Kejayaan dari Kesultanan Pasai terjadi saat Ratu Naharsyiyah
Sebab runtuhnya kerajaan ini diakibatkan adanya perang saudara yang terjadi
untuk memperebutkan kekuasaan serta datangnya Portugis ke Nusantara.
Pada tahun 1521 Portugis berhasil meruntuhkan Kesultanan Samudera Pasai
b. Banten
Merupakan kerajaan Islam di pulau Jawa tepatnya di Pasundan, Banten pada
tahun 1526.
Sultan pertama yang memimpin kerajaan ini adalah Sultan Maulana
Hasanudin dan pemimpin terakhir dari Kasultanan Banten sebelum dipaksa
bubar oleh kolonial Inggris adalah Sultan Maulana Muhammad Syafiudin.
Sultan yang paling terkenal di Kesultanan Banten adalah Sultan Agung
Tirtayasa yang dimana masa kejayaan Kesultanan Banten terjadi di masa
kepemimpinannya.
Kerapuhan dan akhir dari Kesultanan Banten terjadi akibat banyak faktor
salah satunya adalah adanya perang saudara yang terjadi di kerajaan dimana
Sultan Haji anak dari Sultan Ageng Tirtayasa berusaha untuk mendapatkan
kekuasaan dari tangan sang ayah. Dari kejadian tersebut akhirnya berimbas
pada pembubaran Kesultanan Banten pada tahun 1813 oleh pemerintah
Inggris yang sedang berkuasa di Indonesia.
c. Demak
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama dan terbesar di Jawa.
Menurut adat Jawa kerajaan ini merupakan turunan dari Kerajaan Majapahit.
Kerajaan Demak berdiri pada tahun 1475 dan runtuh pada tahun 1554.
Raja pertamanya adalah Raden Fatah dan raja terakhir Arya Penangsang
Akhir dari Kerajaan Demak ditandai dengan tewasnya raja mereka yaitu Arya
Penangsang di tangan Sutawijaya anak angkat dari Joko Tingkir yang
sebelumnya melancarkan pemberontakan. Pemberontakan tersebut didasarkan
atas perebutan kekuasaan yang akhirnya dimenangkan oleh Joko Tingkir
yang kemudian memindahkan kekuasaan Demak ke Pajang.
Masa keyajaan berada pada masa Sultan Trenggana yang pada masa tersebut
berhasil memperluas daerah kekuasaan hingga ke Jawa Timur dan sang adik
ipar, Raden Fatahillah berhasil mengusir Portugis dari Jawa Barat dan Sunda
Kelapa
d. Gowa-Tallo
Kerajaan yang berdiri pada tahun 1605 tepatnya di provinsi Sulawesi Selatan
pada saat ini. Pada awalnya dua kerajaan ini berdiri sendiri dipimpin masing-
masing oleh Daeng Manrabia yang memimpin kerajaan Gowa dan Karaeng
Matoaya memimpin kerajaan Tallo. Posisi kerajaan Gowa dan Tallo ini saling
berdampingan dan terjadinya kesepakatan untuk menyatukan wilayah dua
kerajaan ini setelah ditandai dengan masuknya ke agama Islam kedua
pemimpin kerajaan tersebut. Sebagai rajanya adalah Daeng Manrabia
kemudian Karaeng Matoaya sebagai Perdana Menterinya. Setelah memeluk
agama Islam kedua pemimpin kerajaan Gowa Tallo yang memutuskan
menyatukan wilayah ini mengganti namanya dengan Daeng Manrabia
menjadi Sultan Alauddin dan Karaeng Matoaya berubah nama menjadi Sultan
Abdullah.
Kerajaan Gowa Tallo yang dikenal juga dengan kerajaan Makasar ini
mengalami masa kejayaannya pada masa kepemimpinan Sultan Hasanuddin
meskipun pada masa beliau ini juga akhirnya Sultan Hasanuddin dipaksa
untuk menyerah kepada Belanda. Pada masa kejayaan ini kekuasaan Gowa
Tallo meliputi Ruwu, Wajo, Soppeng, Bone dan bahkan sampai ke Nusa
Tenggara Barat.
Untuk mengalahkan kerajaan Makassar atau Gowa Tallo ini Belanda
menerapkan politik Adu-domba dengan membenturkannya pada kaumnya
sendiri yaitu kerajaan Bone yang dipimpin oleh Aru Palaka. Aru Palaka yang
dibantu oleh VOC dapat mengalahkan Sultan Hasanuddin dan dipaksa untuk
menanda tangani perjanjian Bongaya yang merugikan pihak Gowa Tallo.
Yang menjadi salah satu penyebab runtuhnya.
Raja terakhir Kerajaan Makassar adalah Sultan Muhammad Abdul Kadir
Aidudin karena ia memutuskan untuk bergabung dengan NKRI dan menjadi
gubernur pertama Gowa.
MATERI KELAS 11
Dalam bidang pemerintahan, Raffles berusaha menata dengan menerapkan sistem baru,
yaitu:
Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan,
Kekuasaan para raja dikurangi dan para bupati diagkat jadi pegawai negeri
Sistem juri ditetapkan dalam pengadilan.
Disamping kebijakan yang telah disebutkan, Raffles juga membangun gedung
Harmoni di jalan Majapahit Jakarta untuk lembaga pengetahuan yang berdiri sejak tahun
1778 yang bernama Bataviaasch Genootschap.
Pada tanggal 13 Agustus 1814, di Eropa ditandatangani Perjanjian London oleh
Inggris dan Belanda yang isinya Belanda memperoleh kembali sebagian besar daerah
koloninya, termasuk Indonesia. Belanda kemudian membentuk Komisaris Jenderal yang
akan melaksanakan kembali kekuasaan di Indonesia yaitu : Flout, Buyskess dan Van Der
Capellen. Dengan tugas utama : menormalisasikan keadaan lama (Inggris) ke alam baru
(Belanda) dengan masa peralihan dari tahun 1816-1819, untuk selanjutnya yang menjadi
gubernur jendral adalah Van Der Capellen (1816-1824).
4. PERLAWANAN TERHADAP KOLONIALISME&IMPERIALISME
PG: PERANG PADRI,PANGERAN DIPONEGORO, SULTAN HASANUDDIN,
PATTIMURA
a. Perang Paderi (1803-1838)
Peristiwa ini berawal dari gerakan Paderi untuk memurnikan ajaran Islam di
wilayah Minangkabau, Sumatra Barat. Perang ini dikenal dengan nama
Perang Paderi karena merupakan perang antara kaum Paderi/kaum
putih/golongan agama melawan kaum hitam/kaum Adat dan Belanda.
Tokohnya adalah Tuanku Imam Bonjol
Terbagi menjadi 3 tahap, yaitu perang yang murni perang saudara dan belum
ada campur tangan pihak luar. Tahap ke 2, yaitu ketika Belanda harus
menghadapi 2 perlawanan besar disaat bersamaan, yaitu paderi dan
diponegoro sehingga diadakan perjanjian masang yang berisi gencatan
senjata. Dan tahap terakhir adalah ketika perang diponegoro selesai. Perang
tahap ini adalah perang semesta rakyat Minangkabau mengusir Belanda
karena sejak tahun 1831 kaum Adat dan kaum Paderi bersatu melawan
Belanda yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol. Pertempuran itu berakhir
dengan penangkapan Tuanku Imam, yang langsung dibawa ke Padang.
b. Perlawanan Pangeran Diponegoro
Perang diponegoro adalah perang besar yang terjadi selama 5 tahun yaitu pada
tahun 1825 sampai 1830 di pulau Jawa, Hindia Belanda. Perang diponegoro
juga dikenal dengan perang jawa.
Perang ini salah satu pertempuran terbesar yang terjadi di Indonesia yaitu
antara Belanda dan penduduk Nusantara. Pada saat itu pasukan dari Belanda
dipimpin oleh Hendrick Merkus De kock dan penduduk Jawa dibawah
pimpinan Pangeran Diponegoro.
Pada saat masa peperangan terjadi banyak penduduk jawa yang tewas yang
mencapai 200.000 jiwa dan dari pihak Belanda 8.000 dan serdadu Pribumi
sebanyak 7.000.
Penyebab terjadinya perang Diponegoro dapat disimpulkan ada dua alasan
yaitu sebab umum dan juga sebab khusus. Yaitu;
Sebab Umum;
Timbulnya rasa kekecewaan di kalangan para ulama, karena masuknya
budaya barat yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam
Wilayah kesultanan Mataram yang semakin sempit dan para raja
sebagai pengusaha Pribumi yang mulai kehilangan kedaulatan.
Belanda ikut campur tangan dalam masalah kesultanan
Sebagian dari bangsawan merasa kecewa karena Belanda tidak mau
mengikuti adat istiadat dari keraton.
Para bangsawan juga merasa kecewa karena Belanda telah menghapus
sistem penyewaan tanah oleh para bangsawan kepada petani yang
mulai terjadi pada tahun 1824.
Kehidupan rakyat yang semakin menderita dan juga disuruh kerja
paksa dan harus membayar berbagai macam pajak.
Sebab khususnya ialah provokasi yang dilakukan oleh pihak Belanda untuk
merencanakan pembuatan jalan menerobos tanah pangeran Diponegoro dan
juga membongkar makam para leluhurnya di Tegalrejo.
Selain itu, sistem pemerintahan di Indonesia sekarang merupakan warisan dari penerapan ajaran
Trias Politica yang dijalankan oleh pemerintah kolonial Belanda. Dalam badan yudikatif di
struktur tersebut, pemerintahan kolonial Belanda membagi badan peradilan menjadi tiga macam
berdasarkan golongan masyarakat di Hindia-Belanda. Badan peradilan tersebut terdiri dari
peradilan untuk orang Eropa, peradilan orang Timur Asing, dan peradilan orang pribumi. Dalam
badan legislatif, pemerintah kolonial Belanda membentuk Volksraad atau Dewan Rakyat pada
tahun 1918.
Dampaknya u/ Indonesia saat ini a/ adanya pembagian daerah kekuasaan Indonesia secara
vertikal, yaitu dengan adanya PrefekturProvinsi, AfdeelingKabupaten. Juga dalam
pemerintahan kini menganut trias politika, yaitu legislatif, eksekutif, yudikatif.
b. Ekonomi
Dengan datangnya Bangsa Eropa, masyarakat Indonesia diperkenalkan pada mata uang di
masa Raffles menjalankan kebijakan Sistem Sewa Tanah. Diperkenalkannya uang kertas dan
logam mendorong munculnya perbankan modern di Hindia-Belanda. Salah satunya
adalah de Javasche Bank, bank modern di Hindia-Belanda yang muncul pertama kali dan
didirikan di Batavia pada tahun 1828. Selanjutnya adalah bangkitnya kehidupan
perekonomian akibat pembangunan jalan raya pos Anyer-Panarukan. Keberadaan
infrastruktur jalan didukung oleh jaringan transportasi khususnya kereta api yang muncul
dan berkembang pada masa Sistem Tanam Paksa. Jaringan kereta api muncul dan berkembang di
Hindia-Belanda sebagai sarana pengantaran hasil perkebunan yang ada di Hindia Belanda serta
transportasi masyarakat. Munculnya sistem transportasi ini merupakan dampak kedatangan
Bangsa Eropa bagi Indonesia yang masih bisa kamu gunakan hingga hari ini.
c. Sosial
Salah satu dampak dalam bidang sosial adalah munculnya masyarakat yang menganut
agama Katolik dan Kristen Protestan. Kedatangan Portugis yang membawa semangat 3G
memengaruhi penyebaran agama Kristen dan Katolik di Indonesia. Salah satu penyebar agama
Katolik di Indonesia yang terkenal adalah Fransiscus Xaverius, seorang misionaris dari Portugis,
di Maluku pada tahun 1546-1547. Di samping penyebaran agama Katolik, agama Kristen
Protestan juga turut tersebar di Indonesia.
Penyebaran agama Kristen Protestan mulai terjadi pada masa pemerintahan Gubernur
Jendral Raffles. Penyebaran agama ini dilakukan oleh Nederlands Zendeling Genootschap
(NZG), yaitu organisasi yang menyebarkan agama Kristen Protestan berdasarkan Alkitab.
Beberapa tokoh yang tergabung dalam NZG yang terkenal adalah Ludwig Ingwer Nommensen
dan Sebastian Qanckaarts.
d. Budaya
Pada masa pendudukan Jepang, ada tokoh nasionalis yang bersikap kooperatif
dengan Jepang seperti Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Muh. Yamin, Mr.
Sartono, Dr. G.S.S.J. Ratulangi, Otto Iskandardinata, dan Mr. Samsudinnamun ada
pula yang menolak bekerjasama seperti Sutan Syahrir, Amir Syarifuddin dan Cipto
Mangunkusumo.
1) Dampak Positif
Posisi Indonesia di dalam mata dunia internasional semakin kuat, dengan
adanya pengakuan dari pihak Belanda kepada kemerdekaan Indonesia.
Hal tersebut yang juga mendorong berbagai negara lain untuk mengakui
kemerdekaan Republik Indonesia secara sah.
Belanda juga mengakui negara Republik Indonesia mempunyai kuasa atas
tanah Jawa, Madura, serta Sumatera. Secara de facto, Indonesia menguasai atas
wilayah tersebut di atas.
Berakhirnya konflik antara Belanda dengan Indonesia.
Pada waktu itu dikhawatirkan apabila terdapat konfrontasi rakyat Indonesia
dengan kekuatan Belanda yang terus berlanjut maka akan semakin banyak
menimbulkan korban jiwa dari kalangan rakyat Indonesia. Hal ini disebabkan
kekuatan militer Belanda yang lebih canggih serta kekuatan rakyat Indonesia
yang apa adanya atau masih sangat tradisional.
2) Dampak Negatif
Wilayah kekuasaan dari negara Indonesia menjadi sangat kecil, karena hanya
mencangkup tanah Pulau Jawa, Sumatera, dan Madura saja.
Indonesia harus mengikuti pula persemakmuran antara Indo-Belanda.
Perjanjian ini pada hakikatnya adalah memberikan waktu Belanda untuk
membangun kekuatan yang kemudian berikutnya akan melakukan agresi
militernya.
Partai nasional kemudian mengkritik pemerintah Indonesia sebab dianggap
lemah dalam mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. Perjanjian
Linggarjati kemudian ditentang oleh masyarakat serta kalangan tertentu yang
diawali dengan Partai Masyumi, PNI, Partai Rakyat Indonesia, serta Partai
Rakyat Jelata.
Belanda pada akhirnya melanggar kesepakatan yang sudah disepakati bersama yang
tertera di dalam Perjanjian Linggarjati. Gubernur Jenderal H. J. van Mook pada
ahirnya menyatakan jika Belanda tidak lagi terikat dengan perjanjian itu yang
dilontarkan pada tanggal 20 Juli 1947. Lalu, di tanggal 21 Juli 1947, Belanda
kemudian melancarkan Agresi Militer Belanda I yaitu terjadinya serangan dari Tentara
Belanda ke wilayah Indonesia.
b. Perjanjian Renville
Perundingan renville dilatarbelakangi oleh situasi yang memanas selepas Belanda
melanggar kesepakatan dalam perjanjian Linggarjati hingga kemudian melakukan
agresi militer pertamanya ke Indonesia. Pada tanggal 18 September 1947. DK PBB
atau dewan keamanan PBB membentuk sebuah komisi yang kemudian dikenal
dengan sebutan KTN atau Komisi Tiga Negara. yang anggotanya terdiri dari
Australia (Richard Kirby), Belgia (Paul van Zeeland) dan Amerika Serikat (Frank
Graham). Tugas KTN di Indonesia adalah membantu penyelesaian sengketa antara
Indonesia dan Belanda. Dalam usahanya untuk mendamaikan antara kedua pihak
tersebut maka KTN mengusulkan agar pihak yang bersengketa untuk melakukan
perundingan. Hingga kemudian terjadilah perundingan di kapal perang Renville yang
melahirkan perjanjian Renville.
Tokoh tokoh atau delegasi yang hadir dalam perundingan yang dilakukan di kapal
perang Renville tersebut diantaranya:
Delegasi Republik Indonesia : Amir Syarifuddin (ketua), Haji Agus Salim
(anggota), Ali Sastroamidjojo (anggota), Dr.Coa Tik Len (anggota), Dr.
J.Leimena (anggota) dan Nasrun (anggota).
Delegasi Belanda R. Abdulkadir Wijoyoatmojo (ketua), Mr.H.A.L van
Vredenburgh (anggota), Dr. Chr. Soumoki (anggota) dan Dr. P.J.
koets(anggota)
Frank Graham (ketua), Paul van Zeeland (anggota) dan Richard Kirby
(anggota) ketiga orang ini adalah anggota KTN yang bertugas sebagai
mediator utusan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB
Terdapat beberapa poin kesepakatan penting yang menjadi hasil dari perundingan
Renville, diantaranya:
Wilayah Republik Indonesia yang diakui Belanda hanya, Yogyakarta,Jawa Tengah dan
Sumatera
TNI harus ditarik mundur dari Jawa Barat dan Jawa Timur atau wilayah-wilayah
kekuasaan Belanda
Disetujuinya garis demarkasi yang menjadi pemisah antara wilayah Indonesia dengan
daerah pendudukan Belanda.
Namun walaupun perjanjian Renville sangat merugikan bangsa Indonesia, pada akhirnya
Belanda kembali melanggarnya memalui agresi militer 2
c. KMB
Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan sebuah pertemuan dan perjanjian yang dilaksanakan
antara pihak Indonesia dan Belanda. KMB diadakan mulai tanggal 23 Agustus 1949 sampai 2
November 1949 di Den Haag, Belanda. Tujuan Konferensi Meja Bundar ini adalah untuk
mengakhiri perselisihan antara Indonesia dan Belanda dengan jalan diplomasi. Hal yang
melatarbelakangi terjadinya KMB adalah kegagalan Belanda untuk meredam kemerdekaan
Indonesia dengan jalan kekerasan karena adanya kecaman dari dunia internasional.
1) Pihak Indonesia
Pihak Indonesia diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta dan terdiri dari 12 delegasi secara
keseluruhan. Drs. Mohammad Hatta,Nir. Moh. Roem,Prof Dr. Mr. Supomo,Dr. J.
Leitnena,Mr. Ali Sastroamicijojo,Ir. Djuanda,Dr. Sukiman, Mr. Suyono Hadinoto, Dr.
Sumitro Djojohadikusumo, Mr. Abdul Karim Pringgodigdo, Kolonel T.B. Simatupang,
Mr. Muwardi
2) Pihak Belanda
Dalam KMB, pihak Belanda diwakili oleh BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg)
yang mewakili berbagai negara yang diciptakan Belanda di kepulauan Indonesia.
Perwakilan BFO ini dipimpin oleh Sultan Hamid II dari Pontianak. Perwakilan Belanda
dipimpin oleh Mr. van Maarseveen dan UNCI diwakili Chritchley.
3) Pihak UNCI
Pihak UNCI atau United Nations Comissioner for Indonesia bertindak sebagai
penengah jalannya konferensi antara Indonesia dan Belanda. Pembentukan UNCI
dilakukan sebagai penengah dan mediator perdamaian perselisihan Indonesia dan
Belanda.
Belanda yakin dengan ditangkapnya Bung Karno dan Bung Hatta dan sebagian besar
pemimpin-pemimpin yang lainnya yang merupakan inti dari pimpinan pusat
Republik, Republik Indonesia tidak ada lagi (Prawiranegara, 1986: 241). Pembatalan
secara sepihak atas Perjanjian Renville diumumkan jam 23.30 tanggal 18 Desember
1948, jadi hanya beberapa jam sebelum melakukan agresi. Pihak Belanda tentu saja
sengaja melakukan hal itu supaya penyerangannya ke kota Yogyakarta mengejutkan
tentara Indonesia sehingga dapat dengan mudah dilumpuhkan.
Dalam suasana pertempuran pada tanggal 19 Desember 1948 itu, kabinet RI masih
sempat mengadakan sidang kilat istimewa di Istana Negara Yogyakarta. Dalam
sidang itu diambil keputusan bahwa pemerintah akan tetap tinggal di dalam kota.
Keputusan penting yang lain yaitu memberikan mandat kepada Menteri Kemakmuran
Sjafruddin Prawiranegara yang saat itu sudah ada di Bukittinggi untuk memebentuk
Pemerintahan Darurat di Sumatera jika dalam keadaan mendesak pemerintah tidak
dapat menjalankan kewajibannya lagi. Mandat lainnya diberikan kepada dr.
Sudarsono, L. N. Palar, dan A. A. Maramis dengan alamat New Delhi (India) untuk
membentuk pemerintahan di luar negeri jika Sjafruddin tidak berhasil membentuk
Pemerintah Darurat Republik Indonesia.
Adapun peran PDRI dalam menjaga eksistensi bangsa dan Negara Indonesia adalah
dengan melaksanakan beberapa tindakan, antara lain :
Menjalankan perang gerilya selama mungkin dengan perhitungan bahwa
dengan semakin lamanya perng gerilnya maka secara ekonomi Belanda akan
terjepit dan payah sebab sumber mereka akan habis dan mereka akan terpaksa
melanjutkan perundingan.
Dengan perhitungan diatas maka pemerintahan PDRI menginginkan jauh dari
Bukit tinggi dengan mencari lokasi paling tenteram yaitu di wilayah selatan
jauh dari Bukit Tinggi. Karena jika mereka tetap di Bukit Tinggi maka
gampang ditemukan oleh Belanda dengan akibat pemerintah tidak bisa
menjalankan tugas secara leluasa karena harus terus-terusan berurusan dengan
Belanda.
Para tokoh sipil dijadikan sebagai pejabat yang memiliki wewenang militer
karena pada saat itu adalah saat gerilya, dimana saat gerilya adalah saat
dimana terkaburnya batas-batas militer dan sipil yang menjadikan sesuatu itu
sebelumnya ingin diperjelas dalam usaha meletakan struktur dan tradisi baru
repulik. Ditangan para tokoh sipil militer atau yang disebut gubernur militer
inilah terpusat kekuasaan sipil dan militer untuk sementara waktu.
Para gubernur lama diangkat sebagai komisaris yang dimana fungsinya
sebagai penghubung masyarakat dan pemerintah pusat PDRI agar tetap ada
komunikasi antara rakyat dan pemerintah.
Melancarkan ofensif diplomasi untuk mendapatkan simpati sebanyak-
banyaknya agar mendapat dukungan dari dunia Internasional
Mengadakan koordinasi perjuangan, dan bahkan juga mengadakan
reorganisasi pemerintahan daerah (terutama di Sumatra), tetapi juga
menyusun organisasi pemerintahan perang. Dalam hal yang terakhir ini
menunjukan betapa kepekaan terhadap rakyat dan tradisi serta adat setempat
telah memungkinkan PDRI mengadakan mobilisasi daya dan dana secara
optimal.
Pada tangal 10 Juli 1949, Sjafruddin kembali ke Yogyakarta. Sjafruddin disambut
oleh Soekarno setibanya di Yogyakarta. Sjafruddin menerangkan bahwa PDRI tidak
berada di belakang Roem-Royen, tapi berada di belakang rakyat, berjuang dengan
rakyat dan untuk rakyat (Kedaulatan Rakyat, 11 Juli 1949). Pada tanggal 13 Juli
1949, kabinet Hatta bersidang. Hatta melakukan perombakan kabinet. Kabinet yang
baru terbentuk itu disebut Kabinet Hatta II. Dalam kabinet ini, Sjafruddin diangkat
sebagai Wakil Perdana Menteri
MATERI KELAS 12
Tidak lama PKI mengetahui dengan jelas persiapan-persiapan untuk pembentukan rezim
militer, menyatakan keperluan untuk pendirian “angkatan kelima” di dalam angkatan bersenjata,
yang terdiri dari pekerja dan petani yang bersenjata.
Latar belakang gerakan 30 September adalah;
Meningkatnya popularitas PKI di Indonesia, yang tergabung dalam 3 blok paham
yang diakomodasi oleh Soekarno, Nasakom (Nasional, Agama dan Komunis)
Kekhawatiran AS terhadap jatuhnya Indonesia ketangan komunis
Rumor kurang sehatnya Soekarno
Ketidakpuasan sejumlah tokoh militer terhadap dewan jendral yang berkuasa di
jajaran militer tertinggi yang mengakibatkan terhambatnya naik jabatan.
2. PERKEMBANGAN POLITIK&EKONOMI PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN
(PG)
a. Politik
Pidato Penemuan Kembali Revolusi Kita dijadikan GBHN
Soekarno ditetapkan sebagai presiden seumur hidup lewat sidang umum
MPRS
Soekarno mementuk MRPS & DPAS yang dipilih langsung olehnya
Presiden membentuk DPR-GR karena DPR sebelumnya menolak RAPBN
Partai masyumi & PSI dibuburkan karena pemimpinnya terlibat dalam
pemberontakan PRRI/Permesta
Dibentuk front nasional sebagai satu-satunya organisasi yang
memperjuangkan cita-cita proklamasi dan UUD 1945
Lembaga tinggi negara di regrouping
Presiden mengambil alih pimpinan militer tertinggi & membentuk Komando
Operasi Tertinggi
Menerapkan NASAKOM dalam lembaga negara
Munculnya istilah nefo melawan oldefo; yaitu negara-negara anti
kolonialisme dan imperialisme (nefo) dan negara-negara kapitalis yang
cenderung kolonialis (oldefo)
b. Ekonomi
1. Pembentukan Dewan Perancang Nasional (Depernas) dan Badan
Perancangan Pembangunan Nasional (Bappenas); Depernas dipimpin o/
Moh Yamin dan Bappenas dipimpin o/ Soekarno u/ menggantikan
Depernas
2. Pemotongan nilai uang
3. Melaksanakan Deklarasi Ekonomi (Dekon); Tujuan dibentuknya Dekon
adalah untuk menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokratis,
dan bebas dari imperialisme. Namun, Dekon tidak mampu mengatasi
kesulitan ekonomi dan masalah inflasi, Dekon justru mengakibatkan
perekonomian Indonesia stagnan. Masalah perekonomian diatur atau
dipegang oleh pemerintah sedangkan prinsip-prinsip dasar ekonomi
banyak diabaikan
4. Pembangunan Proyek Mercusuar; Keadaan perekonomian semakin
buruk karena pembengkakan biaya proyek mercusuar.
3. SISTEM POLITIK&EKONOMI PADA MASA ORDE BARU (PG&ESSAY)
a. Politik
Kebijakan Politik Dalam Negeri
1) Pelaksanaan pemilu 1971
2) Penyederhanaan Partai Politik;
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) terdiri atas NU, Parmusi, Perti, PSII
Partai Demokrasi Indonesia (PDI) terdiri atas PNI, Partai Katolik, Murba,
IPKI, Parkindo
Golongan Karya (Golkar)
3) Dwifungsi ABRI; sebagai kekuatan pertahanan keamanan dan keuatan sosial politik
4) Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4); u/ memberi pemahaman
kepada seluruh lapisan masyarakat mengenai Pancasila
Beberapa kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pada masa orde baru adalah:
Berawal dari krisis asia yang menyebabkan ekonomi Indonesia melemah dan semakin
besarnya ketidak puasan masyarakat Indonesia kepada pemerintahan kepemimpinan Soeharto
saat itu menyebabkan terjadinya demonstrasi besar-besaran yang dilakukan berbagai aksi
mahasiswa yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia.
Krisis Politik
Secara hukum, kedaulatan rakyat dilakukan MPR. Namun pada kenyataannya anggota MPR
diatur dan direkayasa yang sebagian besar anggota MPR diangkat berdasarkan ikatan
kekeluargaan (Nepotisme). Selain itu, penyelenggaraan negara masa Orde Baru berjalan dengan
cara tak transparan, banyak terjadi pembredelan pada media massa yang berseberangan dengan
pemerintah hingga aspirasi rakyat pun tidak tersalurkan dengan baik. Hal itu menimbulkan
ketidakpercayaan rakyat pada pemerintah Orde Baru sampai muncullah kaum reformis.
Krisis Ekonomi
Ketika itu krisis moneter terjadi di negara-negara Asia Tenggara yang mempengaruhi
perekonomian pada negara Indonesia. Indonesia banyak mengalami pelemahan nilai mata uang
Rupiah yang drastis, hutang-hutang negara dan swasta, juga peyimpangan yang terjadi oleh
sistem ekonomi dimana para konglomerat menguasai bidang ekonomi dengan cara monopoli,
oligopoli, korupsi, dan kolusi.
Krisis Hukum
a. Jaman Orde Baru juga banyak terjadi penyimpangan hokum yaitu :
b. Hukum dijadikan hanya sebagai alat pembenaran atas kebijakan dan tindakan
pemerintah.
c. Banyak nya rekayasa proses peradilan bila menyangkut penguasa, keluarga,
maupun kerabatnya.
d. Kehakiman berada di bawah kekuasaan eksekutif dan cenderung melayani
kehendak penguasa.
Krisis Sosial
Jaman Orde Baru, masyarakat Indonesia terbagi menjadi dua kelas, yaitu;
a. Kaum elit, merupakan elit politik dan para pengusaha keturunan Tionghoa yang
dekat dengan pemerintahan Orde Baru maupun keluarga Cendana.
b. Rakyat kecil, yaitu masyarakat umum yang bukan kerabat atau kenalan keluarga
Cendana.
Pada puncaknya, sebagian besar masyarakat Indonesia sudah tak percaya pada pemerintahan
Orde Baru. Lalu kemudian menimbulkan banyak demonstrasi dan kerusuhan yang meminta
pemerintah Orde Baru turun. Tragedi Trisakti 12 Mei 1998 adalah puncaknya, dimana 4
mahasiswa tertembak mati sebab melakukan demonstrasi. Peristiwa itu kemudian menyulut lebih
banyak kerusuhan dan penjarahan sampai akhirnya Presiden Soeharta mengundurkan diri dari
jabatannya sebagai presiden.
Agenda Reformasi
1) Adili Soeharto dan kroni kroninya
2) Melakukan amandemen UUD 1945
3) Menghapuskan Dwi Fungsi ABRI
4) Melaksanakan otonomi daerah seluas luasnya
5) Menegakkan supremasi hukum
6) Menciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN