com
Oleh:
Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang, MT.
JAKARTA
2004
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 1/35
5/24/2018 Modul-5(Pert.6-7)-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 2/35
5/24/2018 Modul-5(Pert.6-7)-slidepdf.com
Modul V
Daya Dukung Tiang Tunggal
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 3/35
5/24/2018 DAFTAR ISI Modul-5(Pert.6-7)-slidepdf.com i
Daftar Isi
1 Pengantar V–1
7 Referensi V–30
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 4/35
5/24/2018 4. Mekanisme Transfer Modul-5
Beban (Pert.6-7)-slidepdf.com
V–1
1. Pengantar
Modul ini akan menguraikan mekanisme transfer beban dan perhitungan daya dukung
tiang tunggal untuk sejumlah formula yang sudah mapan. Terdapat dua kategori kasar
dalam menghitung daya dukung tiang, yaitu dengan menggunakan data parameter
kekuatan geser tanah dari uji laboratorium dan formula dinamis yang dikembangkan
dari uji pemancangan tiang.
Dalam modul ini hanya akan diuraikan perhitungan daya dukung tiang berdasarkan
parameter kekuatan tanah yang diperoleh dari uji laboratorium dan sedikit menurut
hubungannya dengan data SPT dan CPT. Daya dukung tiang umumnya disumbangkan
oleh dua komponen tiang yang biasa disebut dengan daya dukung ujung dan hambatan
gesek kulit.
2. Mahasiswa mampu menghitung daya dukung ujung tiang, hambatan gesek kulit
dan akhirnya daya dukung batas tiang tunggal berdasarkan beberapa metode
yang sudah baku.
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 5/35
5/24/2018 Modul-5(Pert.6-7)-slidepdf.com V–2
Pertanyaan adalah, bagaimana Q1 dan Q2 dihubungkan dengan beban total? Jika pen-
gukuran dibuat untuk memperoleh beban yang dapat dipikul oleh batang tiang [Q(z) ]
pada setiap kedalaman z , maka variasinya akan menjadi seperti yang diperlihatkan
pada Kurva 1 dari Gambar 1(b). Tahanan gesek per satuan luas [f (z) ] untuk setiap
kedalaman z dapat ditentukan sebagai
∆Q(z)
f (z) = (1)
( p)(∆z )
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 6/35
5/24/2018 4. Mekanisme Transfer Modul-5
Beban (Pert.6-7)-slidepdf.com
V–3
Jika beban Q pada permukaan tanah dinaikkan sedikit demi sedikit, tahanan gesek
maksimum sepanjang batang tiang akan seluruhnya dikerahkan apabila perpindahan
relatif antara tanah dan tiang adalah sekitar 5-10 mm terlepas dari ukuran tiang dan
panjang L. Namun, tahanan titik maksimum Q2 = Q p tidak akan dikerahkan sampai
ujung tiang mengalami pergerakan sekitar 10-25% dari lebar (diameter) tiang. Nilai
terendah akan terjadi pada saat pemancangan tiang dan nilai tertinggi akan diperoleh
untuk tiang bor. Beban batas [Gambar 1(d) dan Kurva 2 pada Gambar 1(b)], Q(z=0) =
Qu . Dengan Q1 = Q s dan Q2 = Q p , maka penjelasan sebelumnya yang menunjukkan
bahwa Qs (atau satuan gesek kulit f sepanjang batang tiang) dikembangkan pada
perpindahan tiang yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan tahanan titik Q p . Hal ini
dapat dilihat dari hasil uji beban tiang pada tanah granular yang diberikan oleh Vesic
(1970), seperti diperlihatkan pada Gambar 2. Perlu diketahui bahwa hasil ini adalah
untuk tiang pipa pada pasir padat .
Gambar 2. Besaran relatif transfer beban titik pada berbagai tingkat pembebanan tiang
(dari Vesic, 1970)
Pada beban batas, bidang runtuh di dalam tanah pada ujung tiang (keruntuhan
daya dukung yang disebabkan oleh Q p ) adalah biasanya seperti ditunjukkan pada Gam-
bar 1(e). Catatan bahwa pondasi tiang adalah pondasi dalam, karena tanah biasanya
kebanyakan akan mengalami mode keruntuhan punching . Ini berarti bahwa sebuah
zona segitiga I yang dikembangkan pada ujung tiang, yang menekan ke bawah tanpa
menghasilkan bidang gelincir lain apapun. Pada pasir padat dan lempung kaku, sebuah
zona geser radikal , II bisa secara sebagian terjadi.
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 7/35
5/24/2018 Modul-5(Pert.6-7)-slidepdf.com V–4
Qu = Q p + Qs (2)
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 8/35
5/24/2018 5. Persamaan Daya Dukung Tiang
Modul-5
(Pert.6-7)-slidepdf.com V–5
Dengan cara yang sama, persamaan daya dukung umum untuk pondasi dangkal dengan
beban vertikal diberikan sebagai,
dimana N c , N q , dan N γ adalah faktor daya dukung yang meliputi faktor bentuk dan
∗ ∗ ∗
∗ ∗ ∗
q u = q p = cN c + qN q + γDN γ (4)
Oleh karena lebar tiang D relatif kecil, maka suku γDN γ dapat dihilangkan tanpa ∗
Catatan bahwa q digantikan dengan q untuk menandai tegangan vertikal efektif. Se-
hingga daya dukung titik tiang dapat dinyatakan sebagai,
∗ ∗
Q p = A p q p = A p (cN c + q N q ) (6)
Ada beberapa metode untuk menentukan faktor daya dukung N c dan N q , yaitu ∗ ∗
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 9/35
5/24/2018 5.1. Daya Dukung Titik Modul-5
(Ujung), Q
(Pert.
p
6-7)-slidepdf.com V–6
nilai q p tetap konstan (yaitu q p = q l ). Fakta ini diperlihatkan pada Gambar 4 un-
tuk kasus tanah yang homogen, yaitu L = Lb . Variasi (Lb /D)cr dengan sudut gesek
tanah diberikan pada Gambar 5. Berdasarkan penyelidikan Meyerhof, faktor daya
dukung akan meningkat sesuai dengan (Lb /D) dan mencapai suatu nilai maksimum
pada Lb /D 0.5(Lb /D)cr . Seperti terlihat pada Gambar 5, bahwa (Lb /D)cr untuk
≈
φ = 45 adalah kira-kira 25 dan akan berkurang dengan mengecilnya nilai φ. Untuk
◦
keperluan praktis besaran Lb /D untuk tiang adalah lebih besar dari 0.5(Lb /D)cr . Se-
hingga nilai maksimum N c dan N q akan terpakai untuk perhitungan q p untuk semua
∗ ∗
kemungkinan tiang. Variasi nilai maksimum dari N c dan N q dengan sudut gesek φ
∗ ∗
Gambar 5. Variasi (Lb /D)cr terhadap sudut gesek tanah (Meyerhof, 1976)
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 10/35
5/24/2018 5. Persamaan Daya Dukung Tiang
Modul-5
(Pert.6-7)-slidepdf.com V–7
Gambar 6. Nisbah penanaman kritis dan faktor daya dukung untuk berbagai sudut gesek
tanah (Meyerhof, 1976)
bagai
∗
Q p = A p q N q ≤ A pq l (8)
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 11/35
5/24/2018 5.1. Daya Dukung Titik Modul-5
(Ujung), Q
(Pert.
p
6-7)-slidepdf.com V–8
dimana N = nilai N SP T rata-rata di dekat ujung tiang (sekitar 10D di atas 4D di
−
bawah ujung tiang).
Dalam keadaan tertentu, sebuah tiang bisa jadi awalnya tertanam pada lapisan
pasir lunak tetapi kemudiannya mencapai lapisan yang lebih padat, seperti ditunjukkan
pada Gambar 7. Untuk tiang seperti ini,
q p = q l(l) +
[q l(d) − q l(l)]L b ≤ q (11)
l(d)
10D
dimana q l(l) = batasan tahanan ujung satuan pada pasir lepas ditentukan dari Pers.
(9) menggunakan nilai maksimum N q dan nilai φ dari pasir lepas.
∗
q l(d) = batasan tahanan ujung satuan pada pasir padat ditentukan dari Pers.
(9) menggunakan nilai maksimum N q dan nilai φ dari pasir padat.
∗
Untuk tiang pada lempung jenuh dengan kondisi taksalur (φ = 0) berlaku,
∗
Q p = N c cu A p = 9cu A p (12)
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 12/35
5/24/2018 5. Persamaan Daya Dukung Tiang
Modul-5
(Pert.6-7)-slidepdf.com V–9
∗ ∗ ∗ ∗
Lb
D
N c = N c(pada L b /D=0) + [N c(max) − N c(pada L /D=0)] b
Lb
(13)
0.5 D cr
Lb
∗ ∗ ∗ ∗ D
N = N b
+ [N N b
] (14)
q q(pada L /D=0) q(max) q(pada L /D=0) L
−
0.5 b
D cr
dimana
σ =
1 + 2K
q
◦
(16)
◦
3
= tegangan (efektif) normal rata − rata pada level ujung tiang
K = koefisien tekanan tanah diam
◦ = 1 − sin φ (17)
∗ ∗
N c , N q = faktor daya dukung (18)
Perlu dicatat bahwa Pers. (15) adalah modifikasi dari Pers. (7) dengan,
∗
3N q
∗
N σ = (19)
◦
(1 + 2K )
Hubungan untuk N c yang diberikan pada Pers. (15) dapat dinyatakan sebagai,
∗
∗ ∗
N c = (N q − 1) cot φ (20)
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 13/35
5/24/2018 5.1. Daya Dukung Titik Modul-5
(Ujung), Q
(Pert.
p
6-7)-slidepdf.com V–10
Tabel 1 memberi nilai-nilai N c dan N σ untuk berbagai nilai sudut gesek tanah (φ) dan
∗ ∗
∗
4 π
N c = (ln I rr + 1) + + 1 (25)
3 2
Nilai I r dapat dihitung dari uji triaksial dan konsolidasi di laboratorium yang berke-
naan dengan tingkat tegangan yang cocok. Namun, untuk perkiraan awal nilai-nilai
berikut ini dapat direkomendasikan:
Terlepas dari prosedur teoretis yang dipakaikan dalam menghitung Q p , haruslah di-
ingat bahwa nilai penuh tidak dapat disadari sampai ujung tiang mencapai penurunan
10-25% dari diameter tiang. Hal ini merupakan kondisi kritis untuk kasus pasir.
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 14/35
5/24/2018 5. Persamaan Daya Dukung Tiang
Modul-5
(Pert.6-7)-slidepdf.com V–11
∗ ∗
Tabel 1. Faktor daya dukung untuk pondasi dalam, N c dan N σ
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 15/35
5/24/2018 5.1. Daya Dukung Titik Modul-5
(Ujung), Q
(Pert.
p
6-7)-slidepdf.com V–12
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 16/35
5/24/2018 5. Persamaan Daya Dukung Tiang
Modul-5
(Pert.6-7)-slidepdf.com V–13
Tahanan gesek satuan untuk kedalaman tertentu tiang di dalam pasir dapat diny-
atakan sebagai,
f = K σv tan δ (27)
juga bergantung pada cara pemasukan tiang ke dalam tanah. Berdasarkan hasil-hasil
yang ada, nilai rata-rata K berikut ini dapat digunakan pada Pers. (27).
Dapat dilihat bahwa tegangan vertikal efektif σv yang digunakan pada Pers. (27)
meningkat dengan kedalaman tiang hingga suatu batas maksimum pada kedalaman
15-20 kali diameter tiang dan tetap konstan untuk seterusnya. Ini diperlihatkan pada
Gambar 8(b). Kedalaman kritis L ini bergantung pada beberapa faktor, seperti sudut
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 17/35
5/24/2018 5.3. Tahanan Gesek Kulit ( Qs) pada
Modul-5 Lempung
(Pert.6-7)-slidepdf.com V–14
Maka
Qs = pLf av (31)
5.3.1 Metode λ:
Metode ini diajukan oleh Vijayvergiya dan Focht (1972). Metode ini mengasumsikan
bahwa perpindahan tanah yang disebabkan oleh pemasukan tiang kedalam tanah meng-
hasilkan suatu tekanan lateral pasif pada suatu kedalaman tertentu, dan tahanan kulit
satuan rata-rata dapat dinyatakan sebagai,
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 18/35
5/24/2018 5. Persamaan Daya Dukung Tiang
Modul-5
(Pert.6-7)-slidepdf.com V–15
dimana σv = nilai tengah tegangan vertikal efektif untuk seluruh panjang tiang
Nilai λ akan berubah dengan kedalaman penetrasi tiang (lihat Gambar 9). Maka
tahanan gesek total dapat dihitung sebagai
Q = pLf
s av
Perlu kehati-hatian dalam menentukan nilai-nilai σv dan cu untuk tanah berlapis.
Hal ini dijelaskan dengan bantuan Gambar 10. Mengacu kepada Gambar 10(b), nilai
tengah cu adalah (cu(1) L1 +cu(2) L2 + ...)/L. Dengan cara yang sama, Gambar 10(c) me-
nunjukkan plot dari variasi tegangan efektif dengan kedalaman. Nilai tengan tegangan
efektif adalah
A1 + A2 + A3 + ...
σv =
(33)
L
dimana A1 , A2 , A3 ,... = luas diagram tegangan vertikal efektif.
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 19/35
5/24/2018 5.3. Tahanan Gesek Kulit ( Qs) pada
Modul-5 Lempung
(Pert.6-7)-slidepdf.com V–16
Kalau tiang disorongkan ke dalam lempung jenuh, tekanan air pori di sekitar tiang akan
meningkat. Kelebihan tekanan air pori (excess pore water pressure) ini pada lempung
terkonsolidasi normal bisa jadi sebesar 4-6 kali cu . Namun, di dalam satu bulanan,
tekanan ini perlahan-lahan berkurang. Maka tahanan gesek satuan untuk tiang dapat
ditentukan dengan mengacu pada parameter tegangan efektif lempung dalam keadaan
remolded (yaitu, c = 0). Maka pada suatu kedalaman tertertu,
f = βσv (36)
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 20/35
5/24/2018 5. Persamaan Daya Dukung Tiang
Modul-5
(Pert.6-7)-slidepdf.com V–17
β = K tan φR
φR = sudut gesek salur lempung remolded
K = koefisien tekanan tanah
Nilai K dapat secara konservatif diambil sebagai koefisien tekanan tanah diam,
atau
Apabila nilai f dapat ditentukan maka tahanan kulit total dapat dihitung dengan
Qs = Σ f p ∆L
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 21/35
5/24/2018 5.5. Komentar umum Modul-5(Pert.6-7)-slidepdf.com V–18
daya dukung tiang ijin dapat diperoleh dengan memakaikan suatu faktor keamanan
sedemikian hingga beban ijin total untuk masing-masing tiang dapat dihitung dengan
Qu
Qall = (41)
F S
dimana Qall = daya dukung ijin masing-masing tiang
1. Untuk suatu nilai sudut gesek tanah (φ) tertentu, pemancangan tiang pada pasir
bisa menunjukkan tahanan ujung satuan lebih tinggi 50-100% bila dibandingkan
dengan tiang bor. Hasil ini disebabkan oleh densifikasi tanah selama pemancan-
gan.
2. Pada tanah pasir, tiang yang dicor di tempat dengan pedestal bisa memper-
lihatkan tahanan ujung satuan yang lebih tinggi 50-100% dibandingkan dengan
tiang yang dicor di tempat tanpa pedestal. Energi berimpak tinggi dari palu yang
dipakai membuat pedestal menyebabkan tanah memadat sehingga meningkatkan
besar sudut gesek tanah.
3. Dalam perhitungan luas penampang (A p ) dan keliling ( p) tiang profil pabrikasi,
seperti tiang-H dan tiang pipa terbuka, pengaruh plug tanah harus dipertim-
bangkan. Merujuk pada Gambar 3(b) dan 3(c), untuk tiang pipa
π 2
A p = D
4
dan
p = π D
A p = d1 d2 ·
p = 2(d1 + d2 )
Juga, perlu dicatat bahwa untuk tiang-H, oleh karena d 2 > d1 maka D = d 1 .
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 22/35
5/24/2018 5. Persamaan Daya Dukung Tiang
Modul-5
(Pert.6-7)-slidepdf.com V–19
4. Hubungan beban titik batas yang diberikan pada Pers. (6), (2.14), dan (2.22)
untuk beban titik batas kotor; yaitu termasuk berat tiang. Sehingga beban titik
batas bersih (net ultimate point load) dapat dihitung sebagai,
Q p(bersih) = Q p(kotor) − q
Dalam praktek apabila tanah memiliki φ > 0, maka Q p(bersih) diasumsikan sama
dengan Q p(kotor) .
Untuk tanah kohesif dengan φ = 0, nilai N q adalah sama dengan satu (Gambar 5).
∗
∗
Q p(kotor) = cu N c + q
Sehingga
∗ ∗
∗
Qu = Q p + Qs = q N q A p + f av pL (42)
dimana f av = K σv tan δ
(43)
∗
Berdasarkan studi ini, perhitungan untuk nilai faktor daya dukung (N q ) dikore-
lasikan dengan nisbah panjang tiang L/D. Gambar 12 memperlihatkan nilai-nilai N q ∗
untuk berbagai nisbah panjang tiang dan sudut gesek tanah. Di sini N q secara per- ∗
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 23/35
5/24/2018 5.6. Korelasi Desain Coyle dan Castello
Modul-5 (Pert.6-7)-slidepdf.com V–20
∗
Gambar 12. Variasi N q dengan L/D (Coyle dan Castello, 1981)
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 24/35
5/24/2018 6. Contoh Soal Modul-5(Pert.6-7)-slidepdf.com V–21
Dengan cara yang sama, nilai-nilai deduksi K untuk berbagai nilai φ dan nisbah
L/D diberikan pada Gambar 13. Di sini dapat terlihat bahwa untuk setiap nilai φ, K
berkurang secara linier dengan nisbah L/D. Pada gambar ini diasumsikan bahwa,
δ = 0.8φ (44)
Maka dengan mengombinasikan Pers. (42), (43), dan (44) dapat diperoleh
∗
Qu = q N q A p + pLKσv tan(0.8φ)
(45)
Dari hasil 24 uji beban tiang, Coyle dan Castello telah memperlihatkan bahwa
Pers. (45) dapat menghitung beban batas dengan rentang kesalahan 30%, dengan
±
mayoritas jatuh di dalam rentang kesalahan 30%. ±
6. Contoh Soal
6.1 Soal 1
Sebuah tiang pracetak dari beton prategang dengan panjang 12 m dipancangkan ke-
seluruhannya ke dalam lapisan pasir (c = 0). Penampang tiang adalah bujursangkar
dengan panjang sisi 305 mm. Berat isi kering pasir (γ d ) adalah 16.8 kN/m3 , dan
sudut gesek tanah rata-rata adalah 35 . Nilai N-SPT di sekitar ujung tiang adalah 16.
◦
d. Pers. (10).
Penyelesaian:
a. Metode Coyle dan Castello
∗
∗
memberi N q 45. Sehingga,
≈
Q p = (201.6)(45)(0.0929) = 842.8 kN
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 25/35
5/24/2018 6.1. Soal 1
Modul-5(Pert.6-7)-slidepdf.com V–22
b. Metode Meyerhof
◦
Oleh karena tanahnya adalah homogen, Lb = L. Untuk φ = 35 , (Lb /D)cr 10 (dari ≈
Gambar 6). Sehingga untuk tiang ini Lb /D = 39.34 > (Lb /D)cr . Maka dari Gambar
5 N q 120.
∗
≈
∗
Sehingga
∗
Q p = A p q l = (0.0929)(4201.25) = 390.3 < A pq N q
Sehingga Q p 390 kN
≈
c. Metode Vesic
∗
Q p = A p σ N σ ◦
1 + 2K ◦
σ =◦
q
3
◦
K = 1 sin φ = 1
◦ − − sin 35 = 0.43
Sehingga
1 + 2(0.43)
σ =
◦
3
(201.6) ≈ 125 kN/m2
Dan
Diketahui N-SPT rata-rata pada sekitar ujung tiang = 16. Sehingga dari Pers. (10),
L
q p = 40N 400 N
≤
D
Q p = A p q p = (0.0929)(40)(16)(39.34) = 2339 kN
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 26/35
5/24/2018 6. Contoh Soal Modul-5(Pert.6-7)-slidepdf.com V–23
Pada soal ini, persamaan Vesic memberi nilai yang jauh lebih tinggi (923 kN). Nilai
kedua tertinggi diperoleh dari persamaan yang diberikan oleh Coyle dan Castello (842.8
kN). Untuk estimasi konservatif, daya dukung dapat diperoleh dengan
390.3 + 595
Q p = 2 ≈ 493 kN
6.2 Soal 2
Dengan menggunakan tiang yang sama seperti pada Soal 1. (a) Tentukanlah tahanan
gesek total dengan menggunakan K = 1.4 dan δ = 0.6φ [gunakan Pers. (26), (27), dan
(28)]. (b) Tentukanlah tahanan gesek total dengan menggunakan metode Coyle dan
Castello.
Penyelesaian
Bagian a:
Tahanan gesek kulit satuan untuk setiap kedalaman dinyatakan oleh Pers. (27) sebagai
f = K σv tan δ
L = 15D
Sehingga, untuk kedalaman z = 0 15D, σ v = γz = 16.8 z (kN/m2 ) dan diluar itu,
−
×
yaitu z 15D, σv = γ (15D) = (16.8)(15 0.305) = 76.86 kN/m2 . Ini ditunjukkan
≥
×
dalam Gambar 13.
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 27/35
5/24/2018 6.3. Soal 3
Modul-5(Pert.6-7)-slidepdf.com V–24
Jadi tahanan gesek kulit total sama dengan 115.26 + 374.1 = 489.35 kN ≈ 490 kN
Bagian b: Metode Coyle dan Castello
f av = Kσ v tan δ
δ = 0.8φ
Qs = f av pL = [Kσ v tan(0.8φ)] pL
Untuk tiang ini L/D = 39.34. Menurut Gambar 12 untuk menentukan K, ini diluar
jangkauan grafik. Dengan interpolasi, untuk L/D = 39.34 dan φ = 35 , diperoleh
◦
K 0.7. Sekarang,
≈
γL (16.8)(12)
σv =
= = 100.8 kN/m2
2 2
Sehingga
Penyelesaian
Qu = Q p + Qs
Dari Contoh Soal 2.1, Q p = 490 kN. Juga dari Contoh Soal 2.2, Qs adalah 490 kN
sampai 550 kN. Gunakan Q s = (490 + 550)/2 = 1040/2 = 520 kN. Sehingga
Qu 490 + 520
Qall = = = 336.7 337 kN ≈
F S 3
Dengan mengacu pada Tabel 2.3, daya dukung desain tiang adalah 801 kN, yang adalah
lebih besar dari 337 kN. Sehingga Q all = 337 kN.
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 28/35
5/24/2018 6. Contoh Soal
Modul-5(Pert.6-7)-slidepdf.com V–25
6.4 Soal 4
Sebuah tiang baja HP 310 1.079 dipancang kedalam pasir seperti ditunjukkan pada
×
Gambar 14(a).
a. Hitunglah beban titik batas dengan (1) prosedur Meyerhof, (2) prosedur Vesic
(I r = 150 = I rr ), (3) menggunakan persamaan untuk N-SPT. (Diberikan: nilai
N rata-rata di sekitar ujung tiang adalah 45.)
b. Memperkirakan besar beban titik batas dari perhitungan pada bagian (a).
Juga periksa daya dukung ijin tiang baja itu sendiri. Gunakan σ all untuk baja adalah
62000 kN/m2 .
Penyelesaian
Di dalam Tabel 2.1, tinggi penampang tiang, d 1 = 308 mm dan lebar flens = 310 mm.
Luas penampang tiang, A p untuk perhitungan daya dukung = 0.308 0.310 = 0.0955
×
m2 .
Prosedur Meyerhof: Variasi tahanan titik satuan akan mirip dengan Gambar 6.
Kedalaman penetrasi lapisan bawah yang terdiri dari pasir padat, L b adalah 4 m. Jadi
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 29/35
5/24/2018 6.4. Soal 4 Modul-5(Pert.6-7)-slidepdf.com V–26
Sehingga
q = (5)(15.7) + (13)(18.1 − 9.81) + (4)(19.4 − 9.81)
= 78.5 + 107.77 + 38.36 = 224.63 kN/m2
Sehingga
Oleh karena Q p = 1402 kN < 7508 kN, Pers. (9) mengontrol. Maka Q p = 1402 kN.
Prosedur Vesic: Diketahui I r 150 = I rr . Dari Pers. (15)
∗
Q p = A p σ N q ◦
◦
K = 1 sin φ = 1 sin 40 = 0.357
◦ − −
σ =
1 + 2K
q =
1 + (2)(0.357)
◦
(224.63) = 128.34 kN/m2
◦
3 3
◦ ∗
Dari Tabel 1, untuk φ = 40 dan I rr = 150, diperoleh nilai N q ≈ (134.52 + 193.13)/2
= 163.8. Sehingga
Persamaan N-SPT: Diketahui N-SPT rata-rata disekitar ujung tiang adalah 45. Dari
Pers. (10)
L
q p = 40N ≤ 400N
D
22 2
= (40)(45) 0.308 = 128571 kN/m
atau
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 30/35
5/24/2018 6. Contoh Soal Modul-5(Pert.6-7)-slidepdf.com V–27
L = 15D = (15)(0.308) = 4.62 m
Untuk tahanan gesek batas, σ v akan tetap konstan untuk z > 4.62 m. Variasi σ v yang
= 5.71
(1.4)(72.53) tan(0.6 30)
= 94.2 kN
×
2
pLf av = (2)(0.308 + 0.310)(22 − 4.62)(Kσv tan δ )
= 21.48[(1.4)(72.53)(tan δ )]
Sebagai suatu pendekatan, nilai δ dapat diambil sebagai 0.6φ1 = (0.6)(30) = 18 untuk ◦
◦
Qs(z=4.62
− 22 m) = (21.48)(1.4)(72.53)(tan 18 ) = 708.7 kN
Qu = Q p + Qs . Dari bagian (b) diperoleh Q p = 1709 kN. Dari bagian (c) diperoleh Q s
= 802.9 kN. Sehingga Qu 1709 + 803 = 2512 kN.
≈
Qu 2512
Qall = = = 628 kN
F S 4
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 31/35
5/24/2018 6.5. Soal 5
Modul-5(Pert.6-7)-slidepdf.com V–28
Daya dukung ijin penampang tiang baja perlu juga diperiksa. Tabel 2.1 memperli-
hatkan bahwa luas penampang tiang baja adalah 14.1 10 3 m2 . × −
3
−
Qall = (σall ) 14.1 × 10
σall = 62000 kN/m2
Sehingga
3
−
Qall = (62000)(14.1 × 10 ) = 874.2 kN
6.5 Soal 5
Sebuah tiang pipa dipancangkan pada tanah lempung seperti terlihat pada Gambar
15(a). Pipa memiliki diameter luar 406 mm dan tebalnya 6.35 mm.
a. Hitunglah daya dukung titik bersih. Gunakan Pers. (12).
b. Hitunglah tahanan gesek kulit (1) dengan menggunakan Pers. (34) (metode α),
(2) dengan menggunakan Pers. (32) (metode λ), dan (3) dengan menggunakan
Pers. (36) (metode β ). Diketahui φR = 30 untuk semua lapisan lempung.
◦
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 32/35
5/24/2018 6. Contoh Soal
Modul-5(Pert.6-7)-slidepdf.com V–29
Penyelesaian
Qs = Σ α cu p ∆L
Untuk lapisan tanah bagian atas, cu(1) = 30 kN/m2 . Merujuk kepada Gambar 10 untuk
besaran rata-rata diperoleh, α1 = 1.0. Dengan cara yang sama, untuk lapisan bawah,
cu(2) = 100 kN/m2 menghasilkan α2 = 0.5. Maka
(2) Menggunakan Pers. (32): f av = λ(σv + 2cu ) Nilai cu rata-rata adalah
Maka
(3) Menggunakan Pers. (36): Lapisan bagian atas (10 m) adalah terkonsolidasi normal,
φR = 30 .
◦
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 33/35
5/24/2018 Modul-5(Pert.6-7)-slidepdf.com V–30
Untuk z = 10 − 30 m:
√
f av = (1 − sin φR)tan φR OCR σv(av)
◦
130.95 + 326.75
◦ 2
f av(3) = √
(1 − sin 30 )(tan 30 ) 2 2 = 93.43 kN/m
Sehingga
7. Referensi
[1] Bowles, J.E.: Foundation Analysis and Design , 4th ed., Mc-Graw-Hill, New York,
1988.
[2] Coyle, H.M., and Castello, R.R.: New design correlations for piles in sand, Journal
of the Geotechnical Engineering Divisions , ASCE, Vol. 107, No. GT7, pp. 965-986,
1981.
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 34/35
5/24/2018 Modul-5(Pert.6-7)-slidepdf.com V–31
[3] Das, B.M.: Principles of Foundation Engineering , PWS Publishers, Boston, 1984.
[4] McClelland, B.: Design of deep penetration piles for ocean structures, Journal of
the Geotechnical Engineering Divisions , ASCE, Vol. 100, No. GT7, pp. 709-747,
1974.
[5] Meyerhof, G.G.: Bearing capacity and settlement of pile foundations, Journal of
the Geotechnical Engineering Divisions , ASCE, Vol. 102, No. GT3, pp. 197-228,
1976.
[6] Vesic, A.S.: Test on instrumented piles Ogeechee River site, Journal of the Soil
−
Mechanics and Foundations Divisions , ASCE, Vol. 96, No. SM2, pp. 561-584,
1970.
[7] Vesic, A.S.: Design of Pile Foundations , National Cooperative Highway Research
Program Synthesis of Practice No. 42, Transportation Research Board, Washing-
ton, D.C., 1977.
[8] Vijayvergiya, V.N., and Focht, J.A.,Jr.: A New Way to Predict Capacity of Piles
in Clay , Offshore Technology Conference Paper 1718, Fourth Offshore Technology
Conference, Houston, Texas, 1972.
http://slidepdf.com/reader/full/modul-5-pert-6-7 35/35