Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN

“ASUHAN KEPERAWATAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK II

KELAS I B

ANASTASYA SYAPUTRI

DELFA MITRA FUSFITA

FARDA APTA WANDRI

MAINIA NOVANI

PUTRI ASANI

SILVANI

VIVIA HASANAH

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Idrawati Bahar, S.Kep.M.kep

PRODI D3 KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TA 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan CAIRAN DAN
ELEKTROLIT” dengan mata kuliah Keperawatan Dasar tepat pada waktunya. Dalam
penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan, baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini serta kesempurnaan makalah berikutnya.Semoga makalah ini bermanfaat
bagi pembaca, Sekian penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Padang, 04 Februari 2020

Kelompok II

1
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR......................................................................................................................1

DAFTAR ISI..................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................

A. LATAR BELAKANG............................................................................................................3

B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................

A. Pengkajian.......................................................................................................................4

B. Diagnosis Keperawatan...................................................................................................4

C. Intervensi ........................................................................................................................8

BAB III PENUTUP...........................................................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................................................12

B. Saran..............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................16

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

          Sel-sel hidup dalam tubuh diselubungi cairan interstisial yang mengandung konsentrasi
nutrien, gas dan elektrolit yang di butuhkan untuk mempertahankan fungsi normal sel.
Kelangsungan hidup memerlukan lingkungan internal yang konstan (homeostatis).
Mekanisme regulator penting untuk mengendalikan keseimbangan volume, komposisi dan
keseimbangan  asam basa cairan tubuh selama fluktuasi metabolik normal atau saat terjadi
abnormalisasi seperti penyakit atau trauma.
          Menjaga agar volume cairan tubuh tetap relatif konstan dan komposisinya tetap stabil
adalah penting untuk homeostatis. Sistem pengaturan mempertahankan konstannya cairan
tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit dan asam basa, dan pertukaran kompartemen
cairan ekstraseluler dan intraseluler.
          Kehidupan manusia sangat bergantung pada apa yang ada di sekelilingnya termasuk
dalam  memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu makan dan minum lebih kurang 60% berat
badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan elektrolit). Faktor yang
mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak dalam
tubuh.
          Secara umum orang yang lebih muda mempunyai persentase cairan tubuh yang lebih
tinggi dibanding dengan orang yang lebih tua, dan pria secara proporsional mempunyai lebih
banyak cairan tubuh dibanding dengan wanita. Orang yang lebih gemuk mempunyai jumlah
cairan yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang lebih kurus, karena sel lemak
mengandung sedikit air.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengkajian cairan dan elektrolit
2. Diagnosa keperawatan hipervelomia dan hipovolemia
3. Intervensi keperawatan cairan dan elektrolit

3
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Pengkajian keperawatan secara umum pada pasien dengan gangguan atau resiko
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit meliputi:
1. Kaji riwayat kesehatan dan kepearawatan untuk identifikasi penyebab gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Kaji manifestasi klinik melalui:
a.       Timbang berat badan klien setiap hari.
b.      Monitor vital sign.
c.       Kaji intake output.
3. Lakukan pemeriksaan fisik meliputi:
a. Kaji turgor kulit, hydration, temperatur tubuh dan neuromuskuler irritability.
b. Auskultasi bunyi /suara nafas.
c. Kaji prilaku, tingkat energi, dan tingkat kesadaran.
4. Review nilai pemeriksaan laboratorium :
a. Berat jenis urine.
b. PH serum.
c. Analisa Gas Darah.
d. Elektrolit serum.
e. Hematokrit.
f. BUN.
g. Kreatinin Urine.
B. DIAGNOSA
1. HIPERVOLEMIA
Defenisi :
Peningkatan volume cairan intravaskuler, interstial dan intraseluler.

4
Penyebab :
1. Gangguan mekanisme regulasi
2. Kelebihan asupan cairan
3. Kelebihan asupan natrium
4. Gangguan aliran balik vena
5. Efek agen farmakologis ( missal kortikosteroid, chlorpropamide,
tolbutamide, vincristine, tryptilinescarbamazepine)

Gejala dan tanda mayor

a. Subjektif
1. Ortopnea
2. Dyspnea
3. Paroxysmal nocturnal dyspnea
b. Objektif
1. Edema anasarka dan edema perifer
2. Berat badan meningkat dalam waktu singkat
3. Jugular venous pressure (JVP) atau cental venous pressure (CVP)
meningkat
4. Reflex hepatojugular positif

Gejala dan tanda minor

a. objektif
1. Distensi vena jugularis
2. Terdengar suara napas tambahan
3. Hepatomegali
4. Kadar Hb atau Ht turun
5. Oliguria
6. Intake lebih banyak dari output ( balans cairan positif)
7. Kongesti paru

5
Kondisi klinis terkait

1. Penyakit ginjal : gagal ginjal akut atau kronis , sindrom nefrotik


2. Hipoalbuminemia
3. Gagal jantung kongestif
4. Kelainan hormone
5. Penyakit hati ( missal: sirosis, asites, kanker hati)
6. Penyakit vena perifer (missal : varises vena, thrombus vena, phlebitis
2. HIPOVOLEMIA
Defenisi :
Penurunan volume cairan intravaskuler, interstial dan intraseluler.
Penyebab :
1. Kehilangan cairan aktif
2. Kegagalan mekanisme regulasi
3. Peningkatan permeabilitas kapiler
4. Kekurangan intake cairan
5. Evaporasi

Gejala dan tanda minor :

a. Objektif
1. Frekuensi nadi meningkat
2. Nadi teraba lemah
3. Tekanan darah menurun
4. Tekanan nadi menyempit
5. Turgor kulit menurun
6. Membrane mukosa kering
7. Volume urin menurun
8. Hematocrit meningkat

6
Gejala dan tanda minor

a. Subjektif
1. Merasa lemah
2. Mengeluh haus
b. Objektif
1. Pengisiaan vena menurun
2. Status mental berubah
3. Suhu tubuh meningkat
4. Konsentrasi urin meningkat
5. Berat badan turun tiba-tiba

Kondisi klinis terkait

1. Penyakit Addison
2. Trauma/pendarahan
3. Luka bakar
4. AIDS
5. Penyakit Crohn
6. Muntah
7. Diare
8. Colitis ulseratif
9. Hipoalbuminemia
3. KESIAPAN PENINGKATAN KESEIMBANGAN CAIRAN
Defenisi :
Pola ekuilibrium antara volume cairan dan komposisi cairan tubuh yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan fisik dan dapat di tingkatkan.

Gejala dan tanda mayor


a. Subjektif
1. Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan keseimbangan cairan
b. Objektif
1. Membrane mukosa lembab

7
2. Asupan makanan dan makanan dan cairan adekuat untuk kebutuhan harian
3. Turgor jaringan baik
4. Tidak ada tanda edema atau dehidrasi

Gejala dan tanda minor

a. Objektif
1. Urin bewarna kuning bening dengan berat jeniss dalam rentang normal
2. Haluaran urin sesuai dengan asupan
3. Berat badan stabil

Kondisi klinis terkait

1. Gagal jantung
2. Sindrom iritasi usus
3. Penyakit Addison
4. Makanan enteral atau parenteral
C. INTERVENSI

Intervensi keperawatan yang umum dilakukan pada pasien gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit adalah :
1. Atur intake cairan dan elektrolit.
2. Berikan therapi intravena (IVFD) sesuai kondisi pasien dan intruksi dokter dengan
memperhatikan : jenis cairan, jumlah/dosis pemberian, komplikasi dari tindakan.
3. Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti :deuretik, kayexalate.
4. Provide care seperti : perawatan kulit, safe environment.

Manajemen hipervolemia

OBSERVASI

 Periksa tanda dan gejala hipervolemia (mis.ortopnea,dispnea,edema,JVP/CVP


meningkat, refleks hepatojuguar positif,suara nafas tambahan)

 Identifikasi penyebab hipervolemia

8
 Monitor status hemodinamik (mis.frekuensi jantung,tekanan darah, MAP, CVP, PAP,
PCWP, CO, CI),jika tersedia

 Monitor intake dan output cairan

 Monitor tanda hemokonsentrasi (mis.kadar natrium,BUN,hematokrit,berat jenis


urine)

 Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma (mis.kadar protein dan albumin
meningkat )

 Monitor kecepatan infus secara ketat

 Monitor efek samping diuretik (mis.hipotensi ortortostatik, hipovolemia, hipikalemia,


hiponatremia)

TERAPEUTIK

1. Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama

2. Batasi asupan cairan dan garam

3. Tinggikan kepala tempat tidur 30-40°

EDUKASI

1. Anjurkan melapor jika saluran urine <0,5 ml/kg/jam dalam 6 jam

2. Anjurkan melapor jika BB bertambah >1 kg dalam sehari

3. Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran cairan

4. Ajarkan cara membatasi cairan

KOLABORASI

1. Kolaborasi pemberian dieuretik

2. Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat diuretik

9
3. Kolaborasi pemberian continuous renal replacement therapy (CRRT),jika perlu

Manajemen hipovolemia

OBSERVASI

 Periksa tanda dan gejala hipovolemia ( missal frekuensi nadi meningkat, nadui
teraba lemah, tekanan darah menurun, turgor kulit menurun, membrane mukosa
kering , volume urin menurun, hematrokit meningkat, haus, lemah)
 Monitor intake dan output cairan

TERAPEUTIK

 Hitung kebutuhan cairan


 Berikan asupan cairan oral

EDUKASI

 Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral


 Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak

Pemantauan Cairan

Tindakan

OBSERVASI

 Monitor frekuensi dan kekuatan nadi

 Monitor frekuensi nafas

 Monitor tekanan darah

 Monitor berat badan

 Monitor waktu pengisian kapiler

 Monitor elastisitas atau tugor kulit

10
 Monitor jumlah,warna dan berat jenis urine

 Monitor kadar albumin dan protein total

 Monitor hasil pemeriksaan serum (mis.frekuensi nadi meningkat,nadi teraba


lemah,tekanan darah menurun,tekanan nadi menyempit,tugor kulit
menurun,membran mukosa kering,volume urine menurun,hematokrit
meningkat,haus,lemah,konsentrasi urine meningkat,berat badan menurun
dalam waktu singkat)

 Identifikasi tanda tanda hipervolemia (mis.dispnea,edema perifer,edema


anasarka,JVP meningkat,CVP meningkat,refleks hepatojugular positif,berat
badan menurun dalam waktu singkat)

 Identifikasi faktor risiko ketidakseimbangan cairan (mis.prosedur


pembedahan mayor,trauma/pendarahan,luka bakar,eferesis,obstruksi
intestinal,peradangan pankreas,penyakit ginjal dan kelenjer,disfungsi
intestinal)

TERAPEUTIK

1. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien

2. Dokumentasikan hasil pemantauan

EDUKASI

1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan

2. Informasikan hasil pemeriksaan,jika perlu

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting, yaitu:
volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume
cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol
osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal
mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam
urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari
air dan garam tersebut. Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan
keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat
dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan
asam-basa adalah paru-paru dengan mengeksresikan ion hidrogen dan CO2 dan sistem
dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh.

B. SARAN
Perlunya ditingkatkan dan dipertahankan komunikasi yang efektif antara klien,
keluarga dan perawat agar terbina hubungan saling percaya dalam memberikan
asuhan keperawatan sehingga perawat dapat mendapatkan data-data yang dibutuhkan.

12

Anda mungkin juga menyukai