Pemeriksaan Fisik Air
Pemeriksaan Fisik Air
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kualitas fisik air sumur yang dijadikan sampel
pemeriksaan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
diminimalkan. Masalah pencemaran serta efisiensi penggunaan sumber air
merupakan masalah pokok.
3) Suhu
Suhu yang juga disebut temperatur menunjukkan derajat panas benda.Secara
mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap
atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk
perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya
energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Empat
derajat suhu atau satuan suhu yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur,
Fahrenheit dan Kelvin.
4) Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin
atau hangatnya sebuah benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara
kuantitatif, kita dapat mengetahuinya dengan menggunakan termometer. Suhu
dapat diukur dengan menggunakan termometer yang berisi air raksa atau
4
alkohol. Kata termometer ini diambil dari dua kata yaitu thermo yang artinya
panas dan meter yang artinya mengukur (to measure).
5) Bau
Bau adalah sebuah sifat yang menempel pasa sebuah benda yang diakibatkan
adanya zat organik ataupun anorganik yang tercampur di dalam air, umumnya
dengan konsentrasi yang sangat rendah, yang manusia terima dengan indera
penciuman.
Pengukuran bau bersifat subjektif dengan respon organoleptik. Bau dapat
berupa bau enak maupun tak enak. Istilah wewangian atau aroma digunakan
terutama pada industri makanan dan kosmetik untuk menggambarkan bau
enak, dan kadang digunakan untuk merujuk pada parfum.
6) Warna
Warna adalah sensasi yang diciptakan system visual kita karena adanya
eksitasi radiasi elektromagnetik yang dikenal sebagai cahaya. Atau untuk
lebih detailnya, warna adalah hasil persepsi dari cahaya di daerah spectrum
electromagnetic yang dapat dilihat, yang mempunyai panjang gelombang dari
400nm sampai 700nm, yang datang ke retina manusia. Retina mempunyai 3
sel reseptor warna Retina mempunyai 3 sel reseptor warna yang disebut
dengan cone atau kerucut karena bentuknya yang menyerupai kerucut, yang
masing-masing mempunyai respon terhadap spektrum yang berbeda.
Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya
sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang
gelombang cahaya tersebut. Sebagai contoh warna biru memiliki panjang
gelombang 460 nanometer. Panjang gelombang warna yang masih bisa
ditangkap mata manusia berkisar antara 380-780 nanometer.
2.2. Desikator
Desikator terbuat dari gelas jenis semi-boroksilat, plastik atau mika. Tipe
gelas jenis atau amber. Di dalam desikator terdapat piringan berpori yang terbuat
5
dari porselin yang digunakan untuk meletakkan alat – alat gelas. Di bawah
piringan porselin terdapat bahan pengering yang umumnya terbuat dari:
1. Silikagel
2. Asam sulfat pekat
3. Fosfor pentaoksida
4. Kalsium oksida dan sebagainya.
Pengering silikagel biasanya diberi indicator warna biru yang keriing dan jika
telah mengikat uap air warna akan berubah menjadi merah. Silikagel yang telah
jenuh dengan uap air dapat dikeringkan lagi dengan cara dipanaskan dalam oven
dengan suhu 100o. Tutup desikator pada bagian permukaan harus diberi bahan
pelican missal : silicon grease, agar dapat tertutup lebih rapat.
Saat ini ada 2 macam desikator yang sering digunakan : desikator biasa dan
desikator vakum. Desikator vakum adalah desikator yang dapat mempertahankan
kelembapan rendah pada tekanan tidak lebih dari 20 mmHg atau pada tekanan
lain yang ditetapkan dalam monografi. Desikator vakum pada bagian tutupnya
ada katup yang bisa dibuka tutup, yang dihubungkan dengan selang ke pompa.
2.3. Spektrofotometer
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi
dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu
obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan
diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilserap
sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet.
Spektrofotometer dibagi menjadi dua jenis yaitu spektrofotometer single-
beam dan spektrofotometer double-beam. Perbedaan kedua jenis spektrofotometer
tersebut hanya pada pemberian cahaya, dimana pada single-beam, cahaya hanya
melewati satu arah sehingga nilai yang diperoleh hanya nilai absorbansi dari
larutan yang dimasukan. Berbeda dengan single-beam, pada spektrofotometer
6
double-beam, nilai blanko dapat langsung diukur bersamaan dengan larutan yang
diinginkan dalam satu kali proses yang sama. Prinsipnya adalah dengan adanya
chopper yang akan membagi sinar menjadi dua, dimana salah satu melewati
blanko (disebut juga reference beam) dan yang lainnya melewati larutan (disebut
juga sample beam). Dari kedua jenis spektrofotometer tersebut, spektrofotometer
double-beam memiliki keunggulan lebih dibanding single-beam, karena nilai
absorbansi larutannya telah mengalami pengurangan terhadap nilai absorbansi
blanko. Selain itu, pada single-beam, ditemukan juga beberapa kelemahan seperti
perubahan intensitas cahaya akibat fluktuasi voltase.
2.4. Turbidimeter
Turbidimeter yaitu sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan
sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang tiba.
Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi adalah fungsi konsentrasi
jika kondisi-kondisi lainnya konstan.
Turbidimeter meliputi pengukuran cahaya yang diteruskan. Turbiditas
berbanding lurus terhadap konsentrasi dan ketebalan, tetapi turbiditas tergantung
juga pada warna. Untuk partikel yang lebih kecil, rasio Tyndall sebanding dengan
pangkat tiga dari ukuran partikel dan berbanding terbalik terhadap pangkat empat
panjang gelombangnya. Prinsip spektroskopi absorbsi dapat digunakan pada
turbidimeter dan nefelometer. Untuk turhidimeter, absorbsi akibat partikel yang
tersuspensi diukur sedangkan pada nefelometer, hamburan cahaya oleh
suspensilah yang diukur.
Meskipun metode ini tidak tinggi tetapi mempunyai kegunaan praktis,
sedangkan akurasi pengukuran tergantung pada ukuran dan bentuk partikel.
Setiap instrumen spektroskopi absorbsi dapat digunakan untuk turbidimeter,
sedangkan nefelometer kurang sering digunakan pada analisis anorganik. Pada
konsentrasi yang lebih tinggi, absorbsi bervariasi secara Tinier terhadap
konsentrasi, sedangkan pada konsentrasi lebih rendah untuk sistem koloid Te dan
SnCl2, tembaga ferosianida dan sulfida-sulfida logam berat tidak demikian
7
halnya. Kelarutan zat tersuspensi seharusnya kecil. Suatu gelatin pelindung koloid
biasanya digunakan untuk membentuk suatu dispersi koloid yang seragam dan
stabil.
Metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan,
yaitu :
a. Pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap
intensitas cahaya yang datang.
b. Pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman dimana cahaya mulai tidak
tampak di dalam lapisan medium yang keruh.
c. Instrumen pengukur perbandingan Tyndall disebut sebagai Tyndall meter.
Dalam instrumen ini intensitas diukur secara langsung. Sedang pada
nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan larutan standar.
8
BAB III
ISI
3.1.2. Pemeriksaan Suhu, pH, Bau, Rasa dan Kekeruhan Air Sumur
9
3. Pemberat 2 buah
4. Tutup botol 2 buah
3.2.1.2. Bahan
No Bahan
.
1. Air sumur keruh
b. Bahan
No. Bahan
1. Sampel air sumur
3.2.2.2. Pemeriksaan pH
a. Alat
b. Bahan
No. Bahan
10
1. Sampel air sumur
b. Bahan
No. Bahan
1. Sampel air sumur
b. Bahan
No. Bahan
1. Sampel air sumur
11
3. Corong 1 buah
4. Oven 1 buah
5. Desicator 1 buah
6. Pinset 1 buah
7. Cawan penguap 1 buah
8. Neraca analitik 1 buah
b. Bahan
No. Bahan
1. Sampel air sumur
b. Bahan
No. Bahan
1. Sampel air sumur
2. Aquadesh
3. Larutan induk
12
c. Masukkan botol sampel ke dalam sumur hingga mencapai dasar. Pastikan air
yang dilihat tidak bergelembung lagi. Lakukan sebanyak 3 kali perlakuan :
- Sampel pertama dibuang airnya, bertujuan untuk pencucian botol sampel.
- Sampel kedua dibuang airnya, bertujuan untuk pembilasan botol sampel.
- Sampel ketiga digunakan untuk sampel yang akan amati kualitas fisiknya.
d. Angkat botol sampel, pastikan botol terisi penuh dan tidak mengandung
gelembung udara di dalamnya.
e. Tutup dengan tutup botol.
f. Beri label :
- Nama pengambil sampel
- Tempat pengambilan sampel
- Waktu dan tanggal pengambilan sampel
- Parameter yang akan diperiksa
g. Bawa ke labor untuk diuji kualitas fisiknya.
13
d. Baca hasil pH sampel Air.
14
f. Putar tombol zero control sampai angka pada monitor menunjukkan
angka 0 (nol).
g. Setelah pas di angka 0 (nol), keluarkan tabung kalibrasi 0 (nol), lalu
masukkan tabung kalibrasi 10.
h. Putar tombol zero control sampai angka pada monitor menunjukkan
angka 10/ sampai habis.
i. Setelah pas angka 10, keluarkan tabung kalibrasi.
j. Bersihkan tabung sampel dengan tissue, lalu masukkan ke lobang
turbidimeter. (Apabila angka pada monitor menunjukkan angka 1, putar
tombol off”20”200” ke angka “200”)
k. Catat angka yang tertera pada monitor tanpa memutar tombol apapun.
l. Setelah selesai, keluarkan tabung sampel dari lobang turbidimeter dan
matikan alat dengan memutar tombol off”20”200” ke arah “200”.
Turbidimeter Digital
a. Siapkan alat dan bahan.
b. Masukkan sampel ke dalam tabung sampel sebelumnya dilap terlebih
dahulu dengan tissue.
c. Samakan dengan tabung kalibrasi 0.02NTU; 20NTU; 100NTU; 800NTU.
d. Tekan tombol ON.
e. Apabila tabung kalibrasi sudah dapat, masukkan tabung kalibrasi tersebut
kelobang turbidimeter.
f. Tunggu alat saat “READ”, setelah berhenti tekan tombol call (cari angka
yang mendekati) muncul “STAND BY”
g. Keluarkan tabung kalibrasi.
h. Ambil tabung sampel, lap dengan tissue, lalu masukkan ke dalam lobang
alat turbidimeter.
i. Tekan tombol “READ” Catat hasil yang telah diperoleh.
15
a. Lipat kertas saring menjadi 4 bagian.
b. Letakkan kertas saring tersebut ke dalam cawan penguap.
c. Panaskan kertas saring pada oven dengan suhu 1050C selama 30 menit.
d. Dinginkan kertas saring dengan desikator selama 5 menit.
e. Ambil kertas dengan pinset, dan timbang dengan timbangan analitik.
f. Catat hasil timbangan pertama.
g. Ambil kertas saring dan dinginkan dalam desikator selama 5 menit.
h. Siapkan corong dan Erlenmeyer.
i. Letakkan kertas saring ke atas corong.
j. Takar air sampel sampai 20ml dengan menggunakan gelas kimia.
k. Tuangkan air sampel ke atas kertas saring, tampung air sampel sisa
penyaringan dengan erlenmeyer.
l. Ambil kertas saring dengan pinset dan letakkan pada cawan penguap.
m. Masukkan ke dalam oven selama 30 menit dengan suhu 1050C.
n. Ambil kertas saring dan dinginkan ke dalam desikator selama 5 menit.
o. Setelah itu ambil kertas saring dari dalam timbangan analitik dan
letakkan ke dalam cawan penguap.
p. Catat hasil timbangan kedua.
Sehingga didapatkan :
( a−b ) x 1000
Zat padat =
C
( 1,1983−1.16 ) x 1000
=
20
0,0383 x 1000
=
20
38,3
=
20
= 1,9 gr/ L
16
Pembuatan Larutan Standar
a. Lakukan perhitungan :
- Larutan standar 0 TCU
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 500 = 50 x 0
50 x 0
V1 =
500
V1 = 0 ml
17
- Larutan standar 40 TCU
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 500 = 50 x 40
50 x 40
V1 =
500
V1 = 4 ml
18
g. Masukkan cuvet 10 TCU ke dalam tabung spektrofotometer dan catat
hasil pengukuran.
h. Masukkan cuvet 20 TCU ke dalam tabung spektrofotometer dan catat
hasil pengukuran.
i. Masukkan cuvet 40 TCU ke dalam tabung spektrofotometer dan catat
hasil pengukuran.
j. Masukkan cuvet 70 TCU ke dalam tabung spektrofotometer dan catat
hasil pengukuran.
k. Masukkan cuvet sampel ke dalam tabung spektrofotometer dan catat hasil
pengukuran (apabila hasil pengukuran lebih besar dari pada hasil
pengukuran sebelumnya maka lakukan lagi pengenceran 10x dengan
menambahkan aquadest hingga 100ml dan ukur lagi dengan
spektrofotometer). Sehingga di dapatkan hasil pengukuran yaitu 0,78
Abs.
Maka didapatkan konsentrasi warna yang di dapat adalah :
15 TCU x 10kali = 150 TCU
l. Setelah selesai matikan alat.
19
BAB IV
Keterangan :
MS : Memenuhi Standar
4.2. Pembahasan
Pengambilan contoh air adalah kegiatan sampel air di badan air atau sumber
air yang digunanakan masyarakat untuk mengetahui kualitas air tersebut. Sampel
air yang diambil harus mewakili keadaan air yang sebenarnya sehingga dapat
dilakukan pemeriksaan dan diketahui kualitas air yang sebenar-benarnya.
Pengambilan contoh air hatus dilakukan dengan teliti dan dapat dipertanggung
jawabkan. Beberapa parameter mudah sekali berubah dengan cepat walaupun
sudah dilakukan pengawetan maka harus dilakukan pemeriksaan langsung
dilapangan dengan melakukan pengukuran suhu, pH, DO, bau dan rasa.
Untuk pengambilan contoh pada air sumur gali atau sungai dapat digunakan
botol timba dengan pemberat. Pastikan pada pengambilan sampel air harus
20
dilakukan dengan benar dan teliti agar tidak terjadi aerasi atau masuknya
gelembung udara.
Berdasarkan standar baku mutu untuk air bersih menurut permenkes Nomor
416/ MENKES/ Per/ 1990 didapatkan hasil pengukuran fisik air sampel yang
mana pHnya netral yaitu tidak asam dan juga tidak basa yang berarti sesuai
dengan standar baku mutu air bersih yaitu 6,5- 8,5.
Untuk bau, air berbau dan rasanya asin yang berarti air tidak sesuai dengan
standar baku mutu untuk air bersih. Untuk kekeruhan berada di atas standar baku
mutu air bersih yang berarti air tersebut tidak memenuhi persyaratan secara fisik.
Untuk pemeriksaan kadar zat padat yang terkandung setiap liter tidak sesuai
dengan standar baku mutu kualitas air bersih. Kemudian untuk pemeriksaan
warna juga tidak memenuhi standar yang telah di tetapkan oleh permenkes. Oleh
karena itu air sampel tidak bisa dikatakan sebagai air bersih dan berbahaya untuk
dikonsumsi.
21
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Air merupakan senyawa yang mempunyai rumus molekul H 2O. air merupakan
sesuatu yang sangat penting bagi manusia, rendahnya kualitas air dapat
menyebabkan dampak buruk bagi kehidupan manusia, oleh karena itu sering
dilakukan pengambilan sampel huna pemeriksaan kualitas air.
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan, dapat kita ketahui bahwa suhu air
sampel tersebut adalah 27,450C. Sampel berbau dan berasa, namun memiliki
tingkat kekeruhan di bawah baku mutu. Sampel air sumur ini memiliki tingkat
kekeruhan di atas 5 NTU, yaitu 9,85 NTU. Zat padat yang terkandung dalam 1
liter air yaitu 1900 mg. Serta memiliki tingkat warna diatas 50 TCU, yaitu 150
TCU.
Berdasarkan standar baku mutu untuk air bersih menurut permenkes No
416/menkes/per/1990 dan permenkes No 492/ Menkes / Per/ IV/ 2010 tentang
persyaratan air minum, maka didapatkan hasil pengukuran fisik air sampel tidak
layak dikatakan air bersih dan tidak layak untuk dikonsumsi.
5.2. Saran
22