Anda di halaman 1dari 6

Nama : Reza Bagus Maulana

NPM :1800825201022
Kelas : A1 Teknik Lingkungan
Mata Kuliah : Termodinamika dan Transfer Panas

Pengertian Termodinamika

Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah


fisika energi, panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan
dekat dengan mekanika statistik di mana hubungan termodinamika berasal.

Pada sistem tempat terjadinya proses perubahan wujud atau pertukaran energi,
termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses
reaksi berlangsung). Karena itu, penggunaan istilah "termodinamika" biasanya merujuk pada
termodinamika setimbang, yang mana konsep utamanya adalah proses kuasistatik, yang
diidealkan. Sementara itu, termodinamika bergantung-waktu adalah termodinamika tak-
setimbang.Karena termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan
bahwa termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik.

Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini tidak


bergantung kepada rincian dari interaksi atau sistem yang diteliti. Ini berarti mereka dapat
diterapkan ke sistem di mana seseorang tidak tahu apa pun kecuali perimbangan transfer
energi dan wujud di antara mereka dan lingkungan. Contohnya termasuk perkiraan Einstein
tentang emisi spontan dalam abad ke-20 dan riset sekarang ini tentang termodinamika benda
hitam.

Dalam termodinamika dikenal istilah sistem dan lingkungan. Sistem adalah benda atau
sekumpulan apa saja yang akan diteliti atau diamati dan menjadi pusat perhatian. Sedangkan
lingkungan adalah benda-benda yang berada diluar dari sistem tersebut. Sistem bersama
dengan lingkungannya disebut dengan semesta atau universal.

Batas adalah perantara dari sistem dan lingkungan. Contohnya adalah pada saat
mengamati sebuah bejana yang berisi gas, yang dimaksud dengan sistem dari peninjauan itu
adalah gas tersebut sedangkan lingkungannya adalah bejana itu sendiri.
Prinsip-prinsip Termodinamika

Penerapan prinsip-prinsip termodinamika yang meliputi Mekanika, Panas dan Kalkulus


Diferensial pada ilmu pengetahuan lain ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 2 menunjukkan bahwa penyelesaian suatu masalah/problema secara


termodinamika dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:

 Formulasi problem ke dalam besaran & bentuk termodinamika. Hal ini yang
dikatakan sebagai mengubah bahasa dalam problem ke dalam bahasa termodinamika,
kemudian merumuskannya dengan menggunakan besaran-besaran termodinamika.

 Evaluasi sifat dan fungsi termodinamika, berarti melakukan analisis terhadap


formulasi yang telah disusun pada langkah pertama (1). Tahap ini membutuhkan
pemahaman pengetahuan termodinamika yang memadai agar tidak terjadi kesalahan
persepsi terhadap arah atau tujuan problema tersebut.
 Penyelesaian problem termodinamika. Pada tahap ini dibutuhkan dukungan
pengetahuan matematika/kalkulus (deferensial, integral) sehingga dapat diperoleh
jawaban yang valid atau bisa dipertanggung jawabkan. Ketiga langkah penyelesaian
termodinamika tersebut harus berpijak pada dalil-dalil atau kaidah-kaidah dalam
termodinamika.

Intinya, prinsip termodinamika sebenarnya yaitu hal alami yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, termodinamika
direkayasa sedemikian rupa sehingga menjadi suatu bentuk mekanisme yang bisa membantu
manusia dalam kegiatannya. Aplikasi termodinamika yang begitu luas dimungkinkan karena
adanya perkembangan ilmu termodinamika sejak abad 17. Pengembangan ilmu
termodinamika dimulai dengan pendekatan makroskopik yakni perilaku umum partikel zat
yang menjadi media pembawa energi.

Klasifikasi Sistem Termodinamika

Sistem termodinamika bisa diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu sistem


tertutup, sistem terbuk, dan sistem terisolasi.

1. Sistem Terbuka Termodinamika

Sistem terbuka adalah sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas
dan kerja) dan benda (materi) dengan lingkungannya. Sistem terbuka ini meliputi peralatan
yang melibatkan adanya aliran massa ke dalam atau ke luar sistem. Sistem terbuka juga
disebut control volume karena pada sistem terbuka volume sistem tetap.

Pada sistem terbuka berlaku perjanjian sebagai berikut :


a. Panas (Q) bernilai negatif jika keluar sistem dan bernilai posiif jika masuk sistem
b. Usaha (W) bernilai negatif jika keluar sistem dan bernilai positif jika masuk sistem.

Contoh Sistem Terbuka Termodinamika:


- Sistem mesin motor bakar
- Turbin gas
- Turbin uap
- Pesawat jet
2. Sistem Tertutup Termodinamika

Sistem tertutup adalah sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas
dan kerja) tetapi tidak terjadi pertukaran zat dengan lingkungan. Sistem tertutup terdiri atas
suatu jumlah massa yang tertentu dimana massa ini tidak dapat melintasi lapis batas sistem.
Tetapi, energi baik dalam bentuk panas (heat) maupun usaha (work) dapat melintasi lapis
batas sistem tersebut. Dalam sistem tertutup, meskipun massa tidak dapat berubah selama
proses berlangsung, namun volume dapat saja berubah disebabkan adanya lapis batas yang
dapat bergerak (moving boundary) pada salah satu bagian dari lapis batas sistem tersebut.

Suatu sistem dapat mengalami pertukaran panas atau kerja atau keduanya, biasanya
dipertimbangkan sebagai sifat pembatasnya :
Pembatas adiabatik : tidak memperbolehkan pertukaran panas.
Pembatas rigid : tidak memperbolehkan pertukaran kerja.

Sistem tertutup juga memiliki dinding, yang dibedakan menjadi dinding adiabatik dan
dinding diatermik:

a. Dinding adiabatik merupakan dinding yang menyebabkan kedua zat akan mencapai suhu
yang sama dalam waktu yang lama. Pada dinding adiabatik sempurna tidak ada pertukaran
energi kalor antara kedua zat

b. Dinding diatermik merupakan dinding yang menyebabkan kedua zat akan mencapai suhu
yang sama dalam waktu yang cepat.

Contoh Sistem Tertutup Termodinamika:

- Green House yang didalamnya terjadi pertukaran kalor tetapi tidak terjadi pertukaran kerja
dengan lingkungan.
- Suatu balon udara yang dipanaskan, dimana masa udara didalam balon tetap, tetapi
volumenya berubah, dan energi panas masuk kedalam masa udara didalam balon.

3. Sistem Terisolasi Termodinamika

Sistem yang mengakibatkan tidak terjadinya pertukaran panas, zat atau kerja dengan
lingkungannya. Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari
lingkungan, karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya penerimaan
sedikit penarikan gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem
sama dengan energi yang keluar dari sistem.

Karakteristik yang menentukan sifat dari sistem disebut property (koordinat


sistem/variabel keadaan sistem), seperti tekanan (p), temperatur (T), volume (v), masa (m),
viskositas, konduksi panas dan lain-lain. Selain itu ada juga koordinat sistem yang
didefinisikan dari koordinat sistem yang lainnya seperti, berat jenis, volume spesifik, panas
jenis dan lain-lain. Suatu sistem dapat berada pada suatu kondisi yang tidak berubah, apabila
masing-masing jenis koordinat sistem tersebut dapat diukur pada semua bagiannya dan tidak
berbeda nilainya. Kondisi tersebut disebut sebagai keadaan (state) tertentu dari sistem,
dimana sistem mempunyai nilai koordinat yang tetap. Apabila koordinatnya berubah, maka
keadaan sistem tersebut disebut mengalami perubahan keadaan. Suatu sistem yang tidak
mengalami perubahan keadaan disebut sistem dalam keadaan seimbang (equilibrium).
Contoh Sistem Terisolasi Termodinamika: tabung gas.

Sifat-sifat Sistem

Keadaan sistem bisa diidentifikasi atau diterangkan dengan besaran yang bisa
diobservasi seperti volume, temperatur, tekanan, kerapatan dan sebagainya. Semua besaran
yang mengidentifikasi keadaan sistem disebut sifat-sifat sistem.

Klasifikasi Sifat-sifat Sistem

Sifat-sifat termodinamika bisa dibagi atas dua kelompok, yaitu sifat ekstensif dan sifat
intensif.

1. Sifat ekstensif

Besaran sifat dari sistem dibagi ke dalam beberapa bagian. Sifat sistem, yang harga
untuk keseluruhan sistem merupakan jumlah dari harga komponen-komponen individu sistem
tersebut, disebut sifat ekstensif. Contohnya, volume total, massa total, dan energi total sistem
adalah sifat-sifat ekstensif.

2. Sifat intensif

Perhatikan bahwa temperatur sistem bukanlah jumlah dari temperatur-temperatur bagian


sistem. Begitu juga dengan tekanan dan kerapatan sistem. Sifat-sifat seperti temperatur,
tekanan dan kerapatan ini disebut sifat intensif.

Kesetimbangan Termal

Misalkan dua benda yang berasal dari material yang sama atau berbeda, yang satu panas,
dan lainnya dingin. Ketika benda ini ditemukan, benda yang panas menjadi lebih dingin dan
benda yang dingin menjadi lebih panas. Jika kedua benda ini dibiarkan bersinggungan untuk
beberapa lama, akan tercapai keadaan dimana tidak ada perubahan yang bisa diamati
terhadap sifat-sifat kedua benda tersebut. Keadaan ini disebut keadaan kesetimbangan termal,
dan kedua benda akan mempunyai temperatur yang sama.

Keadaan Termodinamika

Ketika sistem dalam keadaan seimbang dalam kondisi yang ditentukan, ini disebut
dalam keadaan pasti (atau keadaan sistem). Untuk keadaan termodinamika tertentu, banyak
sifat dari sistem dispesifikasikan. Properti yang tidak tergantung dengan jalur di mana sistem
itu membentuk keadaan tersebut, disebut fungsi keadaan dari sistem. Bagian selanjutnya
dalam seksi ini hanya mempertimbangkan properti, yang merupakan fungsi keadaan.

Jumlah properti minimal yang harus dispesifikasikan untuk menjelaskan keadaan dari
sistem tertentu ditentukan oleh Hukum fase Gibbs. Biasanya seseorang berhadapan dengan
properti sistem yang lebih besar, dari jumlah minimal tersebut. Pengembangan hubungan
antara properti dari keadaan yang berlainan dimungkinkan. Persamaan keadaan adalah contoh
dari hubungan tersebut.

Hukum Dasar Termodinamika

1. Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika

Hukum awal menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem
ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya. Hukum ini dimasukkan
setelah hukum pertama.

2. Hukum Pertama Termodinamika

Hukum yang sama juga terkait dengan kasus kekekalan energi. Hukum ini
menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan
total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan
terhadap sistem. Hukum ini dapat diuraikan menjadi beberapa proses, yaitu proses dengan
Isokhorik, Isotermik, Isobarik, dan juga adiabatik.

3. Hukum kedua Termodinamika

Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Tidak ada bunyi untuk hukum
kedua termodinamika yang ada hanyalah pernyataan kenyataan eksperimental yang
dikeluarkan oleh kelvin-plank dan clausius. Pernyataan clausius: tidak mungkin suatu sistem
apapun bekerja sedemikian rupa sehingga hasil satu-satunya adalah perpindahan energi
sebagai panas dari sistem dengan temperatur tertentu ke sistem dengan temperatur yang lebih
tinggi. Pernyataan kelvin-planck: tidak mungkin suatu sistem beroperasi dalam siklus
termodinamika dan memberikan sejumlah netto kerja kesekeliling sambil menerima energi
panas dari satu reservoir termal. Total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi
cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai
maksimumnya hal ini disebut dengan prinsip kenaikan entropi merupakan korolari dari kedua
pernyataan diatas (analisis Hukum kedua termodinamika untuk proses dengan menggunakan
sifat entropi).

4. Hukum ketiga Termodinamika

Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses
akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan
bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.

Anda mungkin juga menyukai