e-mail: rica.yanuarti@kemdikbud.go.id
Abstrak
Di Indonesia terdapat 122 kabupaten yang termasuk kategori wilayah tertinggal,
terdepan, terluar (3T). Wilayah tersebut harus dipastikan mendapat akses pendidikan yang
setara dengan wilayah lainnya. Salah satu upaya pemerintah adalah dengan
mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam program Universal
Service Obligation (USO) untuk pendidikan di wilayah 3T. Penelitian bertujuan untuk
menginvestigasi sejauh mana pemanfaatan TIK dan akses internet, oleh guru di sekolah
penerima USO. Metode yang digunakan adalah survei penyebaran angket kepada guru di
sekolah USO, ditambah studi dokumentasi. Data dihasilkan dari 141 orang guru responden
kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil kajian menunjukkan bahwa mayoritas
responden guru (82.9%) sudah menggunakan alat bantu mengajar berbasis TIK. Hasil dari
penelitian ini adalah perlunya fasilitasi dan sinergi secara sistemik agar pemanfaatan TIK di
sekolah USO semakin meluas. Rekomendasi untuk riset selanjutnya adalah disarankan
mengambil responden dan korelasi data yang lebih besar agar hasil penelitian dapat
digeneralisasi.
Kata Kunci: Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), akses internet, wilayah 3T,
Universal Service Obligation (USO)
Abstract
There are 122 regencies in Indonesia that belonging to the category of disadvantaged,
frontier, remoted (3T) regions. Those regions should be accessed to education equivalent to
other regions. One of the government's efforts is to integrate information and communication
technology (ICT) within education in 3T regions named Universal Service Obligation (USO)
programme. The study attempt to investigate the effectiveness of ICT and internet access
utilization, by teachers at USO schools. The method used was distributing questionnaires to
survey teachers in USO schools, supplemented by documentary studies. Data generated from
141 respondent and analyzed descriptively. The results show that the majority of the
respondent (82.9%) have used ICT-based teaching aids. The result of this research is the
need for systemic facilitation and synergy to widespread the ICT utilization in USO schools.
Recommendation for further research, it is advisable to take the more respondent and
correlate the bigger data so that the research result can be generalized.
69
70
barang dan jasa, sarana produksi, sistem yang baik, diharapkan tercipta manusia
keuangan, persaingan, perusahaan, sebagai pelaku pembangunan yang berjiwa
teknologi, dan industri. Rizvi dkk (2005) pembaharu, yang dapat mengembangkan
menafsirkan globalisasi sebagai proses segala potensi diri dan mengambil peran
sosial dan fenomenologis yang diawali dalam pembangunan berbagai aspek
dari gerakan ekonomi berupa integrasi kehidupan (BPS, 2017).
pasar, kapitalisme modern yang lebih Tantangan dalam membangun
terbuka, trans-nasional, serta dipengaruhi pendidikan nasional adalah peningkatan
oleh pesatnya perkembangan teknologi. kualitas dan pemerataan pendidikan sesuai
Globalisasi menggambarkan kondisi dunia tujuan global Sustainable Development
yang saling terhubung dan ketergantungan Goals (SDG). Dikatakan sebagai
karena mengaburnya batas negara, serta tantangan karena Indonesia merupakan
proses pertukaran komoditas yang makin negara dengan jumlah penduduk sangat
cepat dan instan. banyak yang tersebar di 17.899 pulau, dan
Ciri-ciri globalisasi antara lain hanya 10 yang termasuk pulau besar
informasional, berjejaring, berbasis (Warsihna, 2013). Persebaran penduduk
pengetahuan, post-industrial, dan yang masih terpusat di wilayah tertentu,
berorientasi layanan. Selain terkait erat kondisi geografis beragam membuat
dengan ekonomi dan politik, globalisasi kualitas maupun kuantitas aspek
juga memiliki dampak budaya dan pendidikan di Indonesia belum merata.
pendidikan, karena kepentingan budaya Standar pendidikan nasional menyebutkan
melekat pada pendidikan (Wong ed., pentingnya kesetaraan dalam layanan,
2006). Pengaruh globalisasi dalam fasilitas, hingga akses untuk pendidikan di
pendidikan diawali dengan maraknya semua wilayah bagi seluruh warga.
upaya riset dan pengembangan untuk Sedangkan di Indonesia masih ada daerah
menghasilkan produk-produk yang yang sulit dijangkau karena terpencil,
memiliki nilai tambah, sarat akan muatan terdepan, dan terluar (3T) yang memiliki
ilmu pengetahuan mutakhir, sehingga hak untuk mendapat layanan pendidikan
unggul dan berpeluang untuk yang sama dengan wilayah lain. Salah satu
memenangkan pasar (BSNP, 2010). upaya pemerataan pendidikan di wilayah
Persaingan, gerakan ekonomi, dan 3T adalah dengan memanfaatkan teknologi
kesetaraan global turut mendorong informasi dan komunikasi (TIK) untuk
terjadinya reformasi pendidikan. Bentuk- pendidikan dan pembelajaran.
bentuk reformasi untuk peningkatan Fokus penelitian ini adalah
pendidikan adalah desentralisasi, pemanfaatan TIK di wilayah 3T yang
standarisasi, peningkatan manajemen dan dilaksanakan melalui program Kewajiban
sumber daya, kompetensi guru, hingga Pelayanan Universal atau Universal
pemanfaatan teknologi (Carnoy, 1999). Service Obligation (USO). Program USO
Untuk mencapai tatanan global, suatu bidang pendidikan diinisiasi sejak tahun
bangsa-negara perlu mempersiapkan diri 2015 oleh Kementerian Pendidikan dan
dengan baik pada level lokal (nasional). Kebudayaan (Kemendikbud) bekerjasama
Hal ini dikenal dengan kerangka kerja etik dengan Kementerian Komunikasi dan
think globally act locally yang bersifat Informatika (Kemkominfo). Sinergitas dua
universal sekaligus berkelanjutan kementerian ini bertujuan untuk
(Hudson, 2010; Galli dkk, 2018). mewujudkan percepatan penyediaan akses
Di Indonesia, pembangunan nasional internet secara berkelanjutan dalam rangka
juga didasari oleh wawasan global. peningkatan kualitas pembelajaran di
Pendidikan memiliki peranan strategis sekolah, khususnya di daerah 3T. Serta
dalam pembangunan nasional dan upaya mewujudkan salah satu agenda
dijadikan sebagai investasi terbentuknya Nawacita yang dicanangkan presiden
SDM berkualitas. Melalui pendidikan Republik Indonesia. Dua dasar hukum
Untuk memperkuat penelitian survei, Dari isian angket 141 responden dan
dilakukan studi dokumentasi yang studi terhadap beberapa dokumen terkait,
merupakan salah satu metode dalam diperoleh hasil penelitian Pemanfaatan TIK
pendekatan penelitian kualitatif (Creswell, oleh Guru di Sekolah Penerima USO
2014; Ali, 2014). Jenis dokumen yang sebagai berikut:
dijadikan sumber data adalah: 1) catatan
lapangan dari lokasi sekolah USO yang 1. Redesign Program USO
divisitasi oleh petugas Monitoring dan Untuk meningkatkan pemanfaatan
Evaluasi dari Pustekkom Kemdikbud pada dan efektifitas bantuan layanan USO
Maret 2018, dan 2) desain penyelenggaraan berupa BTS, akses internet, dan Desa
program USO. Konten dalam dokumen Broadband, pada tahun 2017,
yang ada kemudian dianalisis dan penanggungjawab USO merumuskan
dideskripsikan maknanya (Bungin, 2005). skema baru rancangan dengan merevisi
beberapa aspek dari rancangan lama tahun
HASIL DAN PEMBAHASAN 2015, yaitu:
Hasil
Tabel 2. Perubahan Desain Program USO
EVALUASI BANDWIDTH
Belum USO 2017 4. Hasil Survei Pemanfaatan TIK
Baru
implement optimal Rekapitulasi data hasil angket yang
12.9% (89
asi 4.3%
sekolah) diperoleh dari 141 responden guru dalam
(29
sekolah) memanfaatkan TIK dan internet di sekolah
Baru implementasi
4.3% (29 sekolah) penerima USO adalah sebagai berikut:
Belum optimal 12.9% Alat Bantu Mengajar Berbasis TIK
(89 sekolah) Sebanyak 117 responden (82.9%)
Sudah Sudah sesuai 82.8% menjawab sudah menggunakan alat bantu
sesuai (569 sekolah) mengajar berbasis TIK, sedangkan sisanya
82.8% (569
sekolah) 24 responden (17.1%) menjawab belum
Gambar 2. Evaluasi Kesesuaian Kontrak menggunakan. Selanjutnya jenis alat bantu
Bandwidth untuk Sekolah USO mengajar berbasis TIK dari 117 responden
tersusun atas 3 kategori yaitu:
Ada tiga jenis media untuk akses - 104 responden (88.9%) menggunakan
internet di sekolah USO, yakni VSAT jenis offline seperti ekspositori ditambah
(Parabola), Serat Optik (Fiber Optic/FO), dengan media audio, film, e-book
dan Nirkabel (Wireless). Untuk - 8 responden (6.8%) menggunakan jenis
pembangunan nasional dengan prioritas hybrid seperti penggunaan media sosial
dari wilayah perbatasan atau pinggiran, atau surel untuk pembelajaran
mayoritas sekolah USO menggunakan - 5 responden (4.3%) menggunakan jenis
media VSAT. Karena kondisi wilayah 3T online seperti penggunaan learning
memang belum banyak terhubung dengan management system.
jalur FO atau sinyal 3G/4G. Berikut ini
grafiknya: Media Komunikasi yang Digunakan
Komunikasi antara guru dengan
peserta didik merupakan hakikat
JUMLAH SEKOLAH USO
BERDASARKAN JENIS MEDIA pembelajaran. Gambaran pemanfaatan
AKSES media komunikasi berbasis TIK oleh
Jenis Media 652 23 12 responden guru di sekolah penerima USO
adalah:
620 640 660 680 700
VSAT FO Nirkabel
Jenis Konten Pembelajaran yang Dibuat sendiri media atau bahan ajar sesuai
Guru yang profesional dan kompeten kebutuhannya, termasuk yang berbasis
secara pedagogik tentu mampu TIK. Berikut rekapitulasi jumlah konten
memanfaatkan beragam media pembelajaran yang dimiliki responden,
pembelajaran, bahkan mengembangkan berdasarkan jenis kontennya
Competent Not-competent
75
76
Tabel 5. Situs Web/Portal yang Sering 2015, yang artinya memasuki tahun
Diakses Guru keempat di tahun 2018 ini. Pendaya-
Responden gunaan TIK dalam program USO diarah-
Situs Web/Portal Pendidikan yang kan untuk mendukung pencapaian
Mengakses
pendidikan berkualitas dan berkelanjutan,
Rumah Belajar 29
Google 14 menghadapi persaingan global dan
Buku Sekolah Elektronik 12 cepatnya arus informasi. Integrasi TIK
Youtube 10 (termasuk internet) dalam pendidikan
Materi ajar 7 dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu:
Blog Guru 5 TIK sebagai alat untuk membantu proses,
Yahoo 4 sebagai konten untuk dipelajari, dan
Ilmukomputer, Wikipedia, Email, 3
Facebook (masing-masing dijawab sebagai bagian dari sistem pembelajaran
oleh 3 responden) (Somekh, 2007; Sutherland, Robertson, &
KBBI Daring, Ruang Guru, SIM 2 John, 2009; Shahmir dkk, 2010). Kemu-
PKB Guru, Dapodik (masing- dian Pelgrum (2001) menyebutkan perlu-
masing dijawab oleh 2 responden) nya peran pemerintah dalam integrasi TIK
TV Edukasi, BOS Online, DJP 1
untuk pendidikan. Penelitian lain (Hearne,
Online, Brainly.co.id, Gramedia
(masing-masing dijawab oleh 1 2002; Tondeur, Braak, & Valcke, 2007;
responden) McGarr, 2009) memperkuat dengan per-
nyataan bahwa diperlukan peran pemerin-
Data jawaban responden pada Tabel 5 tah dalam menentukan kerangka kerja
tidak menyebutkan persentase karena dari 85 TIK, sehingga pelaksana kurikulum di
responden yang menjawab, banyak di sekolah tidak mengalami kebingungan
antaranya yang mengisi lebih dari satu situs untuk mengintegrasikan TIK.
web/portal. Angket juga menanyakan Untuk mengkaji pemanfaatan akses
beberapa situs pembelajaran resmi milik internet oleh guru di sekolah USO, peneliti
Kemendikbud (domain kemdikbud.go.id) tidak hanya mensurvei respon dari pihak
yang diketahui oleh guru di sekolah USO. guru sebagai pengguna. TIK yang ada
Hasil angket 141 responden adalah sebagai dalam sistem pendidikan akan berdampak
berikut: sistemik pula. Sehingga kajian
pemanfaatan pun ditinjau dari sudut
Akses Situs Pembelajaran Milik
pandang sistemik. Teori yang digunakan
Kemendikbud adalah sistem ranah dalam Instructional
Technology yang dikenal dengan Domain
150
35 32 63
of the Fields oleh Seels & Richey (1994),
100 77 97 107 terdiri atas ranah Desain, Pengembangan,
112
50 106 109 78 Utilisasi, Pengelolaan, dan Evaluasi. Seels
64 44 34
29
0 & Richey menyebutkan bahwa semua
ranah dan subkategorinya harus saling
berkaitan, melengkapi, dan sinergis agar
keseluruhan sistem berlangsung dengan
baik. Lebih spesifik lagi, teori fokus pada
Menggunakan Tidak menggunakan subkategori ranah utilisasi, yaitu 1)
pemanfaatan media, 2) difusi inovasi, 3)
Gambar 5. Akses Situs Pembelajaran oleh implementasi dan institusionalisasi, serta
Guru di Sekolah USO 4) kebijakan dan regulasi.
Penelitian juga mengacu teori model
Pembahasan ADDIE yang merupakan akronim dari
Program bantuan layanan TIK untuk setiap fase yang menyusun pengem-
sekolah di wilayah 3T dalam bentuk akses bangan sebuah sistem, yaitu Analysis,
internet USO sudah berlangsung sejak Design, Development, Implementation,
dan Evaluation. Model ini tidak asing definisi TIK menurut The Teacher Training
dalam Instructional Design maupun Agency (TTA) yaitu beragam teknologi
Instructional Technology (Molenda, yang dapat digunakan untuk
2003). Model ADDIE dijadikan acuan mengkomunikasikan informasi, meliputi
sistemik untuk meneliti integrasi TIK komputer, internet, CD-ROM dan software
dalam pendidikan di sekolah USO. Dalam lainnya, televisi, radio, kamera, dan
model ADDIE disebutkan bahwa semua sebagainya. Pemanfaatan TIK dalam artikel
fase harus saling terkait dan berpengaruh. ini fokus pada penggunaan akses internet
Pemanfaatan TIK termasuk ke dalam fase oleh guru di sekolah penerima program
implementasi. Maka dengan mengacu pada USO. Sasaran USO adalah memberikan
ranah utilisasi dan model ADDIE, serta layanan TIK untuk pendidi-kan di wilayah
berdasarkan data-data yang diper-oleh dari 3T yang menjadi prioritas pembangunan
beberapa sumber, kajian pemanfaatan TIK sekaligus memperkuat keta-hanan nasional
oleh guru di sekolah penerima USO dapat dari daerah pinggiran.
dianalisis dan dideskripsikan ke dalam ke Sesuai dengan kaidah sistemik,
beberapa sub bahasan. Aspek-aspek yang sebelum implementasi program dilakukan
berpengaruh pada proses pemanfaatan TIK dan dimanfaatkan, tentu harus melalui
(khususnya akses internet) oleh guru juga tahap analisis. Berdasarkan kajian doku-
dikaji dan dideskripsikan. men program yang telah berjalan, diketahui
bahwa tidak dapat disangkal jika program
Perencanaan Program USO USO untuk pendidikan mem-butuhkan
Gagasan besar program USO adalah anggaran biaya yang amat besar. Selain
kewajiban pemberian layanan bidang skema pembiayaan, perencanaan program
telekomunikasi dan informatika bagi yang perlu dipersiapkan agar program
publik yang tujuan utamanya untuk gelaran akses internet dapat berjalan dan
mengurangi kesenjangan digital di daerah bermanfaat, berikut ini analisis hingga
khususnya pedesaan, tertinggal, dan perancangan sistem yang dilakukan oleh
terluar, yang secara ekonomi sulit penyelenggara program:
dilakukan oleh penyelenggara telekomu- 1) Analisis kebutuhan pendidikan di
nikasi komersial. Program layanan USO lapangan yang dapat difasilitasi oleh
yang telah berlangsung diawali dengan adanya internet
layanan dasar (voice) hingga layanan data 2) Mempersiapkan infrastruktur dasar dan
(internet). Layanan USO bergerak dengan pendukung yang tepat untuk
menggandeng berbagai bidang seperti karakteristik wilayah 3T
perdagangan hingga pendidikan. Sesuai 3) Rancangan besar dan sistemik
dengan bidang layanan program USO termasuk Prosedur Operasional Sistem
yakni telekomunikasi dan informatika (POS) untuk beragam standar layanan
serta perkembangan teknologi yang tengah TIK untuk program USO untuk
memasuki revolusi industri keempat, maka pendidikan di wilayah 3T
merupakan hal yang lumrah bila terjadi 4) Desain pemanfaatan yang tepat berisi
fusi antara kedua hal tersebut. TIK adalah layanan-layanan pendidikan yang
solusi yang dipilih. dapat ditingkatkan melalui peman-
Pemanfaatan teknologi dalam faatan internet di sekolah USO.
proses pengelolaan informasi dan proses Pemanfaatan internet di sekolah harus
komunikasi menghasilkan fusi yang disebut mencakup bidang core business
dengan TIK. Pengertian TIK menurut Tinio (misalnya e-pembelajaran) maupun
(2003) adalah diverse set of technological supporting system pendidikan (misal-
tools and resources used to communicate, nya e-administrasi).
and to create, disseminate, store, and 5) Penguatan SDM pendidikan di wilayah
manage information. Kemudian, Haydn 3T terkait pengelolaan dan
(2004) dalam penelitiannya mengutip pemanfaatan yang benar serta efektif.
mustahil berdampak pada level lebih guru adalah tipe paparan untuk membantu
tinggi. Pada jurnal yang ditulisnya, metode ekspositori. Jenis bahan belajar
Warsihna (2013) menyimpulkan bahwa berbasis TIK lainnya, yang lebih interaktif
keberhasilan implementasi TIK untuk dan dapat digunakan untuk belajar mandiri
pendidikan di wilayah 3T sangat seperti animasi, simulasi atau video
dipengaruhi oleh penerapan lima prinsip, pembelajaran juga makin berkem-bang
yakni: 1) pemberdayaan, 2) bottom up, 3) pemanfaatannya. Adanya akses internet di
sustainability, 4) pendekatan pembe- sekolah memperluas kesem-patan untuk
lajaran modern, dan 5) kemitraan. mengeksplorasi aneka sumber belajar.
Berdasarkan hal ini, diasumsikan bahwa
Hasil Penelitian dan Kebermanfaatan implementasi program layanan TIK di
Sebagai SDM utama dalam core sekolah USO meningkatkan akses global
business pendidikan, guru dipilih sebagai terhadap beragam sumber belajar berupa
responden kajian pemanfaatan TIK di Open Education Resources (OERs).
sekolah penerima USO. Peneliti me- TIK terus berkembang, baik berupa
nyadari bahwa jumlah 141 responden tidak hardware maupun software. Hal ini perlu
cukup mewakili banyaknya guru yang ada diimbangi dengan peningkatan brainware
di sekolah penerima USO. Maka peneliti atau kemampuan pengguna. Tidak hanya
tidak melakukan generalisasi, hanya terampil secara teknis, namun juga
memaparkan gambaran peman-faatan TIK bijaksana dalam menggunakan TIK.
oleh guru di sekolah USO sesuai data yang Berdasarkan hasil angket yang ditampilkan
diperoleh dari 141 responden. pada Gambar 4, mayoritas dari 141
Mayoritas responden (sebesar responden memiliki kompetensi TIK yang
82.9%) menyatakan sudah menggunakan cukup baik. Kemampuan TIK yang paling
TIK sebagai alat bantu dalam banyak dikuasai adalah pengunaan TIK
pembelajaran. Meskipun baru sebagian untuk administrasi perkantoran seperti
kecil dari responden pengguna TIK yang pengolah kata dan presentasi. Sedangkan
memanfaatkan TIK berbasis daring. kemampuan TIK yang lebih spesifik
Sejalan dengan pesatnya perkembangan seperti kemampuan jaringan komputer
TIK dan semakin terbukanya akses, dasar, troubleshooting, desain grafis, dan
penggunaan media komunikasi serta sosial pemrograman tidak terlalu banyak guru
media, guru pun memanfaatkannya. yang kompeten. Hal ini menunjukkan
Sebagian besar aktivitas penggunaan bahwa kompetensi TIK guru di wilayah 3T
internet di Indonesia adalah untuk sosial atau sekolah penerima USO perlu terus
media dan komunikasi teks (chatting), ditingkatkan. Bentuk peningkatan
maka hal ini pun terjadi di wilayah 3T. kompetensi TIK yang paling lazim adalah
Penggunaan media sosial dan sarana pelatihan. Kemampuan teknis TIK
komunikasi yang cukup populer adalah biasanya tidak terlalu dianggap penting
Facebook dan artinya kepemilikan pos oleh guru mata pelajaran karena dirasa
elektronik (e-mail) adalah hal yang lazim. tidak berdampak langsung untuk keperluan
Pentingnya memanfaatkan TIK mengajar. Namun sesuai dengan
dalam pembelajaran disebutkan dalam kebutuhan zaman bahwa mengajar tidak
Permendikbud No.81A Tahun 2013 sekadar menyam-paikan materi pelajaran,
tentang Implementasi Kurikulum. TIK maka guru pun harus terus belajar agar
menjadi bagian dari strategi pembe- kompetensinya sesuai dengan kondisi
lajaran. Salah satu bentuk yang paling lokal hingga global. Kolaborasi antar SDM
umum adalah penggunaan bahan belajar pendidikan sema-kin diperlukan agar
berbasis TIK oleh guru. Dari jawaban 141 pencapaian tujuan sistemik pendidikan
responden mengenai konten pembelajaran lebih efektif.
berbasis TIK di Tabel 4, diketahui bahwa Peningkatan kompetensi TIK guru,
bahan belajar yang paling banyak dimiliki tendik, dan SDM pendidikan lainnya
merupakan sebuah kebutuhan, dan dengan ranah implementasi atau utilisasi, ranah
sendirinya akan berdampak pada peman- analisis, perancangan, dan pengembangan
faatan TIK di sekolah. Untuk wilayah 3T, program pun perlu ditelaah untuk menge-
kompetensi TIK pada SDM pendidikan tahui apabila terjadi kesenjangan antara
tidak hanya bermanfaat untuk bidang perencanaan dengan praktek implemen-
pendidikan, namun bisa memberi efek tasi.
lingkup nasional. Pembangunan pendi- Berdasarkan hasil survei terhadap
dikan dari wilayah garda depan bertujuan guru sekolah penerima USO, pemanfaatan
untuk mewujudkan ketahanan nasional. TIK dan internet untuk pembelajaran
Berbagai layanan pendidikan dan sudah cukup baik. Internet tidak lagi
administrasi kini banyak memanfaatkan dianggap sebagai teknologi yang terlalu
basis daring, oleh karena itu pemanfaatan rigid, karena memang sudah menyentuh
internet harus semakin meningkat dan tingkat kebutuhan guru. Dukungan
merata terutama dari wilayah 3T yang sistemik juga diperlukan guru dalam
tantangannya lebih kompleks dari wilayah memanfaatkan TIK yang terintegrasi
lainnya di Indonesia. Kemendikbud selaku dengan kurikulum. Pemanfaatan TIK di
penanggungjawab penyeleng-garaan sekolah akan lebih efektif apabila sekolah
pendidikan nasional tentu saja melakukan pelibatan sekuruh komponen
mengembangkan layanan pembelajaran pendidikan termasuk manajemen sekolah,
maupun administrasi pendidikan berbasis guru dan tendik, hingga masyarakat dan
TIK untuk dimanfaatkan seluas-luasnya komunitas. Tingginya frekuensi peman-
bagi pendidikan nasional. Beberapa faatan internet untuk pendidikan oleh guru
layanan daring berbasis web ditanyakan di wilayah 3T menjadi salah satu tujuan
dalam angket. Hasil Tabel 5 dan Gambar 5 program layanan USO yang ditetapkan
memberikan sedikit gambaran peman- oleh penyelenggara layanan. Pemanfaatan
faatan layanan web-based Kemendikbud. TIK oleh guru terkait dengan kemampuan
Cukup banyak responden yang menge- atau kompetensi guru. Harapannya,
tahui dan memanfaatkan layanan TIK dengan kompetensi TIK yang baik maka
pendidikan tersebut. Apabila layanan TIK pemanfaatan TIK akan lebih berkembang.
berbasis web yang ada terus ditingkatkan Maka, supaya pemanfaatan TIK oleh guru
dan disosialisasikan dengan baik, maka menjadi makin efektif sebaiknya program
diasumsikan penyebarannya akan lebih layanan TIK USO menyelaraskan antara
luas. Bahkan bisa memberikan dampak bantuan teknis/perangkat dengan program
berupa peningkatan pemanfaatan TIK dan pening-katan kompetensi TIK guru dan
internet di sekolah termasuk wilayah 3T SDM pendidikan lainnya.
yang menerima layanan USO. Penelitian ini masih memiliki banyak
keterbatasan, misalnya terlalu kecilnya
PENUTUP jumlah sampel atau kurangnya perspektif
Pemanfaatan TIK oleh guru di kajian. Oleh karena itu, tidak menutup
sekolah penerima USO tidak hanya kemungkinan untuk diteliti lebih jauh,
memberikan gambaran keberhasilan pe- dengan data yang lebih besar atau aspek
nyelenggara program USO. Dengan sudut kajian yang lebih tajam dan bera-gam.
pandang sistemik yang digunakan, akan
tampak berbagai aspek yang UCAPAN TERIMA KASIH
mempengaruhi pemanfaatan TIK oleh Peneliti mengucapkan terimakasih
guru di sekolah. Kondisi sekolah pene- kepada pimpinan dan staf Pustekkom
rima USO yang termasuk wilayah 3T Kemendikbud, khususnya di bidang
dengan karakteristik dan tantangan yang Pengembangan Jejaring, atas akses data yang
dihadapi tentu menjadi salah satu faktor diberikan.
yang mempengaruhi. Sebelum mengkaji
pemanfaatan TIK yang termasuk dalam