A. Pengantar
Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi sangatlah kompleks, baik dilihat dari
individu yang terlibat maupun dari bentuk komunikasi yang dilakukan (Suminar, 2017).
B. Komunikasi Organisasi
Pemahaman terhadap komunikasi organisasi tidak terlepas dari kaitannya dengan berbagai
aspek lainnya dari perilaku organisasi secara keseluruhan, maupun bila dilihat secara lebih
luas lagi yaitu dalam kaitannya dengan pengkajian antar disiplin ilmu, khususnya ilmu
komunikasi. Perilaku organisasi bertalian dengan bagaimana dan mengapa orang-orang
berindak, berpikir dan merasa dalam suatu peraturan organisasi (Paul D. Sweeney & Dean B.
Mc Farlin, 2002).
1. Komunikasi Interpersonal
Ada beberapa pengertian komunikasi interpersonal yang dikemukakan oleh para ahli
komunikasi, diantaranya DeVito menyatakan: “interpersonal communication is defined as
communication that takes place between two persons who have a clearly established
relationship; the people are in some way connected.” (DeVito, 1992). DeVito berpendapat
bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi diantara dua orang yang
telah memiliki hubungan yang jelas, yang terhubungkan dengan beberapa cara. Jadi
komunikasi interpersonal misalnya komunikasi yang terjadi antara ibu dengan anak, dokter
dengan pasien, dua orang dalam suatu wawancara, dsb.
Komunikasi interpersonal yang efektif diawali dari hubungan interpersonal yang baik.
Hubungan interpersonal antara dua orang baik itu antara orang tua dengan anak, atau antara
pimpinan dengan bawahan adalah baik sehingga dapat menjadi modal terbangunnya sebuah
komunikasi interpersonal yang efektif. (Asari, 2005). Ada tiga faktor yang dapat
menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, adalah sebagai berikut:
A. Percaya (trust)
faktor percaya sangat mempengaruhi terjadinya peroses komunikasi interpersonal yang baik.
Ada tiga faktor utama untuk dapat menentukan sikap percaya adalah : menerima, empati, dan
kejujuran (Efendi, 1981).
B. Sikap terbuka
Pengaruh sikap terbuka sangat besar dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang
efekif. Lawan dari sikap terbuka adalah dogmatisme. Brooks dan Emmert mengidentifikasi
sifat terbuka dan sifat tertutup dalam buku Jalaluddin Rakhmat, (2005)
C. Sikap Suportif
sikap yang mengurangi defensif dalam komunikasi. Terjadinya sikap defensif bila seseorang
tidak menerima, tidak jujur dan tidak empati (Rakhmat, 2005).
2. Komunikasi kelompok
pengertian kelompok memiliki ciri-ciri seperti dua orang atau lebih, ada interaksi
diantara anggotanya, memiliki tujuan atau goals, memiliki struktur dan pola hubungan di
antara anggota yang berarti ada peran, norma, dan hubungan antar anggota, serta groupnees,
merupakan satu kesatuan.
Menurut A. Maslow Pengertian kelompok agar lebih jelas, diawali dengan pores
pertumbuhan kelompok itu sendiri. Individu sebagai mahluk hidup mempunyai kebutuhan
(Santosa, 2009), yakni adanya:
1. Kebutuhan fisik,
2. Kebutuhan rasa aman,
3. Kebutuhan kasih sayang,
4. Kebutuhan prestasi dan pretise, serta
5. Kebutuhan untuk melaksanakan sendiri.
3. Komunikasi publik
Komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang berada
dalam sebuah organisasi atau yang di luar organisasi, secara tatap muka atau melalui media
(Arni, 2008). komunikasi publik juga merupakan suatu komunikasi yang dilakukan di depan
banyak orang.
Dalam komunikasi publik pesan yang disampaikan dapat berupa suatu informasi,
ajakan, gagasan. Sarananya, bisa media massa, bisa pula melalui orasi pada rapat umum atau
aksi demonstrasi, blog, situs jejaring sosial, kolom komentar di website/blog, e-mail, milis,
SMS, surat, surat pembaca, reklame, spanduk, atau apa pun yang bisa menjangkau publik.
Yang pasti, Komunikasi Publik memerlukan keterampilan komunikasi lisan dan tulisan agar
pesan dapat disampaikan secara efektif dan efisien. Komunikasi publik sering juga disebut
dengan komunikasi massa. Namun, komunikasi publik memiliki makna yang lebih luas
dibanding dengan komunikasi massa. (Arni, 2008) yaitu suatu komunikasi yang menggunakan
suatu media dalam menyampaikan pesannya.
Ciri-ciri komunikasi publik
yang membedakan dengan komunikasi yang lainnya adalah:
Satu pihak (pendengar ) cenderung lebih pasif. Dalam khotbah Jumat, jamaah merupakan pendengar
yang sifatnya pasif yang hanya menerima pesan dari komunikator/khotib.
1) Interaksi antara sumber dan penerima terbatas. Dalam khotbah Jumat, khotib dan jamaah
tidak dapat melakukan interaksi yang lebih intens lebih dari sekedar sebagai speaker dan
listener.
2) Umpan balik yang diberikan terbatas. Dalam khotbah Jumat, umpan balik yang diberikan
oleh jamaah tidak sekompleks umpan balik yang diberikan dalam komunikasi interpersonal,
dalam khotbah Jumat jamaah dilarang berbicara sehingga hal tersebut membuat jamaah tidak
dapat memberikan umpan balik yang banyak (Richard, 2008)
3) Dilakukan di tempat umum seperti di kelas, auditorium, tempat ibadah. Khotbah Jumat
dilakukan di tempat public berupa masjid sebagai tempat ibadah umat Islam.
4) Dihadiri oleh sejumlah besar orang. Khotbah Jumat di masjid al-Muqimin dihadiri oleh
banyak orang.
5) Biasanya telah direncanakan. Khotbah Jumat merupakan agenda yang telah direncanakan
sebelumnya, sebagai ibadah rutin yang dilaksanakan setiap hari Jumat.