Anda di halaman 1dari 4

1.

Mitos

Mitos adalah suatu cara yang dipergunakan untuk menjelaskan kehidupan melalui cerita
dongeng, legenda dan yang lainnya. Mitos juga didefinisikan sebagai sesuatu yang
berhubungan dengan kepercayaan primitif, tentang kehidupan alam gaib yang tidak dapat
didefinisikan secara ilmiah dan tidak berdasarkan pada pengalaman yang nyata. Menurut
Bakry (2002), mitos dapat diartikan sebagai suatu keyakinan yang mempengaruhi
pengalaman manusia atau sesuatu yang tidak masuk akal karena tidak logis atau tidak
berdasarkan pada logika. Mitos biasanya berkaitan dengan suatu kejadian, kejadian yang
ada atau tidak didasarkan fakta yang membuktikan. Sejarah sejarah tentang kejadian
pada jaman dahulu juga sering diartikan sebagai mitos

2. Logos

Logos merupakan prinsip-prinsip rasional yang mengatur dan mengembangkan alam


semesta. Secara umum logos juga bisa dihubungkan dengan logika karna logika itu sendiri
memiliki arti suatu pemikiran yang membuat kita mengetahui mana yang masuk akal atau
logis dan mana yang tidak masuk akal atau tidak logis. Hal ini sangat jelas berbeda dengan
mitos, mitos disebut dengan sesuatu yang tidak masuk akal, sedangkan logos yaitu
sesuatu yang lebih mengedepankan hal-hal yang logis dan dapat diterima oleh akal. Oleh
karna itu filsafat mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan pemikiran
manusia dari masa kemasa. Seiring dengan berkembangnya pemikiran, manusia mulai
memikirkan kebenaran dari mitos sehingga mereka membutuhkan logos atau sesuatu
yang logis untuk membuktikan mitos tersebut, manusia mulai berfikir dan mulailah filsafat
berperan dalam membantu mengubah mitos menjadi logos.Mitos dan logos tidak dapat
berdiri sendiri-sendiri. Logos tidak akan ada, bila tidak ada mitos. Dalam hal ini mitos
muncul sebagai awal dari munculnya logos. Tanpa ada mitos, tidak akan ada yang
dijelaskan oleh logos.

3. Ancilla Theologiae

Filsafat ancilla theologiae dipengaruhi oleh dua peradaban filsafat yaitu peradaban filsafat
patristik dan abad pertengahan. Peradaban patristik menjadi perintis jalan terjadinya
pertemuan antara filsafat dan teologi. Dalam peradaban patristik terjadi pengkristenan
filsafat yakni pengalihan tema-tema filsafat ke tema-tema kristiani. Kemudian puncak dari
hubungan antara filsafat dan teologi terjadi pada peradaban abad pertengahan. Di mana
yang dibahas bukan hanya hubungan antara filsafat dan teologi lagi , tetapi sampai
kesimpulan bahwa filsafat sebagai ancilla theologiae. Pada masa yang disebut masa
kegelapan, sains berada dalam kendali agama sepenuhnya. Terdapat ungkapan Scientia
Ancilla Theologiae atau Philosophia Ancilla Theologiae yang berarti bahwa sains dan
filsafat adalah pelayan bagi ilmu agama (Hawking, 2014).

4. Renaissance

Renaissance berasal dari bahasa Prancis yang artinya terlahir kembali, istilah ini
mengandung arti bahwa terdapat sesuatu yang pernah ditinggalkan atau dilupakan orang,
dan sekarang lahir atau mulai dipergunakan kembali. Penggunaan kata Renaissance lebih
sering dikenal dengan sebutan kelahiran kembali. Sebenarnya agama Kristen sendiri telah
mempopulerkan konsep kelahiran kembali melalui ritual baptisan yang menciptakan
seorang pribadi yang terlahir kembali dengan nama Kristen yang baru. Menurut
Hanurawan (2012), renaissance merupakan gerakan gerakan budaya yang mempunyai

1
pengaruh besar pada kehidupan intelektual Italia, pada abad ke-14. Pengaruh
kebudayaan Renaissance dirasakan dalam bidang sastra, seni, ilmu pengetahuan, dan
politik.

5. Aufklarung

Aufklarung disebut juga sebagai zaman pencerahan atau zaman fajar budi. Aufklarung
adalah suatu gerakan di Eropa pada abad ke-18 M yang memberi kedudukan dan
kepercayaa kepada akal manusia. Gerakan ini tumbuh sejalan dengan penemuan-
penemuan besar di bidang ilmu pengetahuan alam di Italia, Jerman, Polandia, dan Inggris.
Menurut Hanurawan (2012), pengaruh Aufklarung di Eropa menyebabkan terjadinya
politik etis yaitu sebuah kebijakan yang diterapkan oleh pemerintahan Kolonial Belanda di
Indonesia. Kebijakan inilah yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan dan
perkembangan pendidikan di Indonesia. Pemerintah Belanda tidak menyadari bahwa
sebenarnya politik etis ini dapat menjadi ancaman karena saat kebijakan ini diterapkan
para pejuang pendidikan di Indonesia dengan cepat meresepon hingga akhirnya muncul
generasi terdidik dan melahirkan pergerakan nasional melawan penjajahan.

Masa Aufklarung merupakan masa dimana rasio atau akal menduduki posisi paling
penting dalam kehidupan manusia. Masa ini disebut juga sebagai abad pencerahan. Hal
ini dikarenakan pada masa ini manusia telah terbebas dari tekanan-tekanan serta
pengaruh doktrin agama, dan ketentuan raja dalam kehidupan mereka. Pada masa
Afklarung manusia berpikir, bertindak, dan mengambil keputusan atas dasar rasio mereka
sendiri, dan mereka siap bertanggung jawab penuh atas apa yang menjadi keputusan
mereka. Dengan berpikir, mereka akan menciptakan sesuatu, membawa perubahan besar
kearah kehidupan yang lebih baik, dengan begitu akhirnya eksistensi merekapun akan
diakui.

6. Rasionalisme

Rasionalisme merupakan suatu paham yang beranggapan bahwa dalam memperoleh


pengetahuan dibutuhkan indera. Pengalaman indera diperlukan untuk merangsang akal
dan memberikan pemikiran-pemikiran sehingga akal yang kita miliki dapat bekerja. Aliran
rasionalisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah rasio
atau akal. Hanya pengetahuan yang diperoleh melalui akal lah yang memenuhi syarat
yang dituntut oleh sifat umum, sehingga hasil yang dikemukakan adalah ilmu pasti. Para
penganut rasionalisme meyakini bahwa kebenaran dan kesesatan terletak dalam ide.
Kebenaran mengandung makna bahwa ide yang kita pikirkan harus sesuai dengan
kenyataan. Kebenaran hanya ada dalam pikiran kita dan hanya diperoleh dengan akal
budi saja. Selain bekerja karena ada bahan dari indera, akal juga dapat menghasilkan
pengetahuan yang tidak berdasarkan bahan inderawi sama sekali, sehingga akal juga
dapat menghasilkan pengetahuan tentang objek yang betul-betul abstrak.

7. Empirisme

Empirisme berasal dari kata Yunani yaitu empeirisko yang berarti pengalaman. Menurut
aliran empirisme, manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya,
pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman inderawi. Pengetahuan inderawi bersifat
parsial, hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan antara indera yang satu dengan yang
lainnya. Masing-masing indera menangkap aspek yang berbeda mengenai barang atau

2
makhluk yang menjadi objeknya. Jadi pengetahuan inderawi berada menurut perbedaan
indera dan terbatas pada sensibilitas organ-organ tertentu.

8. Kritisisme

Aliran filsafat yang dikenal dengan kritisisme adalah filsafat yang memulai pelajarannya
dengan menyelidiki batas-batas kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan manusia.
Ciri-ciri dari aliran kritisisme yaitu menganggap bahwa objek pengenalan itu berpusat
pada subjek bukan pada objek, serta menegaskan keterbatasan kemampuan rasio
manusia untuk mengetahui realitas atau hakikiat sesuatu.
a. Kritik terhadap Rasionalisme
Terdapat beberapa kritik terhadap aliran rasionalisme yaitu diantaranya pengetahuan
rasional dibentuk oleh ide yang tidak dapat dilihat maupun diraba. Banyak diantara
manusia yang berpikir jauh, merasa bahwa mereka menemukan kesukaran yang
besar dalam menerapkan konsep rasional kepada masalah kehidupan yang
praktis.Teori rasional gagal dalam menjelaskan perubahan dan pertambahan
pengetahuan manusia selama ini.
b. Kritik terhadap Empirisme
Terdapat beberapa kritik terhadap aliran empirisme yaitu empirisme merupakan
sebuah teori yang sangat menitikberatkan pada persepsi panca indera sehingga
melupakan kenyataan bahwa panca indera manusia adalah terbatas dan tidak
sempurna, dan empirisme tidak memberikan kita kepastian (Hawking, 2014).

9. Idealisme

Idealisme adalah aliran filsafat yang menekankan idea (dunia roh) sebagai objek
pengertian dan sumber pengetahuan. Idealisme berpandangan bahwa segala sesuatu
yang dilakukan oleh manusia tidaklah selalu harus berkaitan dengan hal-hal yang bersifat
lahiriah, tetapi harus berdasarkan prinsip kerohanian (idea). Oleh sebab itu, idealiseme
sangat mementingkan perasaan dan fantasi manusia sebagai sumber pengetahuan. Aliran
ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Idea sendiri selalu
tetap atau tidak mengalami perubahan serta penggeseran, yang mengalami gerak tidak
dikategorikan idea. Menurut Bakry (2002), terdapat beberapa pengertian idealisme yaitu
sebagai berikut :
1. Adanya suatu teori bahwa alam semesta beserta isinya adalah suatu penjelmaan
pikiran.
2. Untuk menyatakan eksistensi realitas, tergantung pada suatu pikiran dan aktivitas-
aktivitas pikiran.
3. Realitas dijelaskan berkenaan dengan gejala-gejala psikis seperti pikiran-pikiran, diri,
roh, ide-ide, pikiran mutlak, dan lain sebagainya dan bukan berkenaan dengan
materi.
4. Seluruh realitas sangat bersifat mental (spiritual, psikis). Materi dalam bentuk fisik
tidak ada.
5. Hanya ada aktivitas berjenis pikiran dan isi pikiran yang ada. dunia eksternal tidak
bersifat fisik.

10. Positivisme

Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya
sumber pengetahuan yang benar. Positivisme adalah aliran pemikiran dalam filsafat yang
membatasi pikirannya pada segala hal yang dapat dibuktikan dengan pengamatan atau

3
pada analisis. Fungsi analisis ini mengurangi metafisika dan meneliti struktur logis
pengetahuan ilmiah. Tujuan dari pembahasan ini adalah menentukan isi konsep-konsep
dan pernyataan-pernyataan ilmiah yang dapat diverifikasi secara empiris.

11. Fenomenologi

Terdapat dua makna dari fenomenologi yaitu sebagai filsafat sains dan juga metode
penelitian. Tujuan dari fenomenologi ini yaitu mencari arti atau makna dari pengalaman
yang ada dalam kehidupan.Fenomenologi merupakan hasil pemikiran pada suatu gejala
pada berbagai pengalaman. Fenomenologi akan menelaah suatu pengalaman yang
berbeda dari suatu pengalaman manusia sehinggga terbentuklah pengetahuan. Menurut
Noeng (2001), secara umum pandangan fenomenologi bisa dilihat pada dua posisi yaitu
reaksi terhadap dominasi positivisme dan sebagai kritik terhadap pemikiran kritisisme
terutama konsepnya tentang fenomena – noumena. Fenomena artinya menunjukkan
penampakkan sesuatu dalam kesadaran, sedangkan noumena adalah realitas yang berada
di luar kesadaran pengamat.

12. Strukturalisme

Strukturalisme merupakan suatu paham yang beranggapan bahwa semua masyarakat dan
kebudayaan memiliki suatu struktur yang sama dan tetap. Strukturalisme berkembang
pada abad 20 dan muncul dengan menggunakan metode-metode riset struktural yang
dihasilkan oleh matematika, fisika dan ilmu-ilmu lain. Menurut Hawking (2014),
strukturalisme dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu strukturalisme formalis ,
strukturalisme genetik, strukturalisme dinamik. Strukturalisme formalis merupakan cara
pendekatan dalam ilmu dan kritik sastra yang mengesampingkan data biografis,
psikologis, ideologis, sosiologis dan mengarahkan perhatian pada bentuk karya sastra itu
sendiri. Para Formalis meletakkan perhatiannya pada ciri khas yang membedakan sastra
dari ungkapan bahasa lainnya. Strukturalisme dinamik yaitu strukturalis yang
berhubungan dengan tragedi terutama mengenai plot. Plot mempunyai ciri-ciri kesatuan,
keseluruhan, kebulatan, dan keterjalinan. Sedangkan strukrutalisme genetik yaitu
menghubungkan antara teori struktural formalis dan teori semiotik.

13. Neopositivisme

Neopositivisme adalah aliran yang berpangkal dari apa yang telah diketahui, aktual, dan
positif. Dalam aliran ini filsafat harus dapat memberikan kriteria yang ketat untuk
menetapkan apakah sebuah pernyataan adalah benar, salah atau tidak memiliki arti sama
sekali. Menurut Bakry (2002), aliran neopositivisme dapat dikatakan sebagai aliran
empiris logika, yang artinya berpikir dengan kenyataan dan fakta yang akurat yang benar-
benar terjadi dalam kehidupan nyata berdasarkan pegalaman. Neopositivisme berfungsi
untuk mencari pengetahuan yang menggunakan bahan ilmu alam dan pertanyaan-
pertanyaan tentang arti yang akan di pelajari pada filsafat. Tujuan Ilmu Pengetahuan
adalah mengembangkan pengetahuan ilmiah yang benar untuk mencapai tujuannya
menggunakan logika.

Anda mungkin juga menyukai