Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI PEMBUATAN GENTING

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan laporan
kunjungan ini yang berjudul “Laporan Kunjungan Industri Pembuatan Genting”.

Kami menyadari bahwa terselesainya penulisan laporan ini yaitu karena


berkat bantuan serta tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan laporan kunjungan ini.

Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan ini masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati
dan dengan tangan terbuka menerima masukkan, saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat


bagi seluruh pembaca.

Cilegon, November 2019

Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Genting merupakan salah satu benda yang digunakan kebanyakan
masyarakat Indonesia untuk dijadikan atap. Menurut KBBI genting merupakan
tutup atap rumah yang terbuat dari tanah liat yang dicetak dan dibakar serta
memiliki bentuk yang bermacam-macam. Genting berbahan tanah liat bisa sampai
ke Indonesia berawal dari Tiongkok. Kira-kira pada 10.000 SM, banyak bangunan
disana yang menggunakan atap berbahan tanah liat. Tidak lama kemudian,
menyusul masyarakat Timur Tengah yang juga menutupi bagian atas rumahnya
dengan bahan yang sama dengan orang Tiongkok. Dari Timur Tengah ini, atap
bangunan berbahan tanah liat kemudian menyebar sampai ke Eropa. Genting
masuk ke Amerika pada abad-17, karena terpengaruh oleh gaya arsitektur Eropa
saat itu. Di Indonesia sendiri genting tanah liat ada sebelum abad-20. Munculnya
ide pembuatan genting, datang dari penjajah Belanda. Pembuatan genting tanah
liat pada waktu itu, oleh Belanda digunakan untuk memenuhi kebutuhan
infrastruktur dan pabrik gula. Digunakannya genting sebagai atap rumah pribumi,
setelah adanya serangan wabah pes. Dari hasil penelitian kesehatan tim belanda
saat itu, penularan pes oleh tikus akibat penggunaan rumbia sebagai atap rumah.
Tikus banyak bersarang diatap rumah berbahan rumbia dan itu dijadikan sebagai
penyebab penularan wabah pes. Sejak itulah makin berkembangnya pembuatan
genting berbahan tanah liat di Indonesia.

Semakin modern sebuah zaman, keberadaan genting mulai digantikan dengan


kehadiran asbes sebagai pengganti genting yang memiliki berat lebih ringan dan
harga yang lebih murah. Tetapi dibalik itu genting memiliki material yang lebih
tipis sehingga lebih ringkih, mudah menyerap panas dari matahari bahkan dapat
berbahaya bagi kesehatan paru-paru karena material yang terbuat dari mineral
silica dan berbentuk serta halus yang akan berbahaya apabila terhirup. Hal ini
yang menjadi alasan bahwa produk genting lebih baik digunakan atap penutup
rumah karena lebih tangguh dan tahan cuaca, lebih sejuk untuk rumah dan lebih
tahan lama.
B. Waktu Dan Tempat
Waktu dan tempat pelaksanaan kunjungan yang dilakukan dalam
pengumpulan data dan bahan laporan ialah:
Hari : Kamis
Tanggal : 28 November 2019
Pukul : 10.00 WIB – 11.30 WIB
Tempat : Ds. Ketileng RT 01 RW 01, Kec.Cilegon, Kota Cilegon,
Banten 42416

C. Tujuan
Tujuan dari kunjungan industry ini yaitu :
1. Untuk mempelajari proses pembuatan genting dari tanah liat
2. Mendorong mahasiswa untuk
3. Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengajar mata kuliah
Pengenalan Teknik Kimia (PTK) yaitu Dr. Ing Anton Irawan, S.T.,M.T.

Tujuan dari pembuatan laporan kunjungan ini yaitu :


1. Sebagai bukti tertulis bahwa telah dilakukannya sebuah kunjungan
industry
2. Sebagai suatu pertanggungjawaban atas tugas yang telah diberikan oleh
dosen Dr. Ing Anton Irawan, S.T.,M.T.

D. Manfaat Kegiatan
Adapun manfaat yang diperoleh dalam melakukan kunjungan ini yaitu:
1. Mengetahui secara langsung proses pembuatan genting dari tanah liat
2. Menambah wawasan mahasiswa
3. Mengetahui sejarah pembuatan genting

E. Metode Pengumpulan Data


Dalam pembuatan laporan, penulis menggunakan tiga macam metode
yaitu:
1. Metode observasi atau pengamatan
Dalam metode ini penulis mengumpulkan data dan bahan untuk
pembuatan laporan dengan cara mengamati langsung proses
pembuatannya dalam industri tersebut
2. Metode ceramah
Dalam metode ini seorang narasumber memberikan ceramah dan
penjelasan tentang segala hal yang berhubungan dengan industri
tersebut
3. Browsing internet
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Pembuatan Genting

Sejak zaman dahulu proses pembuatan genting telah dilakukan secara


manual mulai dari pencarian bahan sampai proses pembakarannya. Walaupun
dilakukan secra manual kualitas genting yang dihasilkan juga cukup bagus
mengingat tanah yang digunakan untuk pembuatannya merupakan tanah liat yang
mempunyai susunan tanah yang sangat kuat. Menurut Standar Nasional Indonesia
(sni) 0099: 2007, ketentuan mutu genting mencakup :

1. Sifat tampak

Genting harus memiliki permukaan atas yang mulus, tidak terdapat retak, atau
cacat lain yang mempengaruhi sifat pemakaiannya.

2. Penyerapan air

Penyerapan air maksimal 10%.

3. Ketahanan terhadap perembesan air (impermeabilitas)

Tidak boleh ada tetean air dari permukaaan bawah genting kurang dari 20 jam
± 5 menit.

Genting berbahan tanah liat bisa sampai ke Indonesia karena berawal dari
Tiongkok. Kira-kira pada 10.000 SM, banyak bangunan disana yang
menggunakan atap berbahan tanah liat. Tidak lama kemudian, menyusul
masyarakat Timur Tengah yang juga menutupi bagian atas rumahnya dengan
bahan yang sama dengan orang Tiongkok. Dari Timur Tengah ini, atap bangunan
berbahan tanah liat kemudian menyebar sampai ke Eropa. Genting masuk ke
Amerika pada abad-17, karena terpengaruh oleh gaya arsitektur Eropa saat itu. Di
Indonesia sendiri genting tanah liat ada sebelum abad-20. Munculnya ide
pembuatan genting, datang dari penjajah Belanda. Pembuatan genting tanah liat
pada waktu itu, oleh Belanda digunakan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur
dan pabrik gula. Digunakannya genting sebagai atap rumah pribumi, setelah
adanya serangan wabah pes. Dari hasil penelitian kesehatan tim belanda saat itu,
penularan pes oleh tikus akibat penggunaan rumbia sebagai atap rumah. Tikus
banyak bersarang diatap rumah berbahan rumbia dan itu dijadikan sebagai
penyebab penularan wabah pes. Sejak itulah makin berkembangnya pembuatan
genting berbahan tanah liat di Indonesia.

2.2 Pengertian Genting

Genting adalah salah satu unsur bangunan yang berfungsi sebagai pembentuk
atap, agar bangunan tidak terkena air hujan, panas matahari, dan secara tradisional
terbuat dari bahan lokal seperti lempung atau batu tulis. Bahan modern seperti
beton dan plastic juga digunakan dan beberapa genting lempung (tanah liat)
mempunyai lapisan tahan air (waterproof).

2.3 Profil Industri

Nama Industri : Industri Genting Hj

Berdiri : Sebelum Tahun 1990-An

Alamat : Ds. Ketileng Rt 01 Rw 01, Kec.Cilegon, Kota Cilegon,


Banten 42416

Pemilik Industri : Bapak Sohari

Narasumber : Bapak Sabur

Umur : 27 Tahun

2.4 Proses Pembuatan Genting

Proses pembuatannya diawali dengan pengadukan tanah liat mentah sebanyak


3 truk besar dengan air untuk memudahkan dalam pengadukan agar tanah liat
tidak menempel menggunakan cangkul. Proses pengadukan ini dilakukan selama
3 hari dimana dalam 1 hari pengadukan terdapat jeda agar air dapat meresap
dalam tanah liat sehingga tanah liat dapat kalis sempurna. Proses selanjutnya yaitu
penggilingan tanah liat kalis menggunakan mesin penggiling sederhana dengan
bahan bakar solar sebelum akhirnya tanah liat dicetak. Proses pencetakan tanah
liat dilakukan secara manual yang diawali dengan membagi tanah liat yang sudah
digiling menjadi beberapa potongan lalu meletakan potongan tanah liat pada
piringan besi untuk selanjutnya dilumuri dengan minyak, dan untuk memudahkan
proses pencetakan alat cetak genting juga dilumuri dengan minyak. Meletakkan
tanah liat yang sudah dilumuri minyak pada alat cetak kemudian dipress dan
diletakkan pada rak penyimpanan selama satu hari hingga mengeras. Pengikiran
genting agar terlihat lebih rapih dan lebih aman dipegang apabila genting sudah
mengering. Proses penjemuran dilakukan diluar ruangan memakan waktu ±5-6
jam, sedangkan bila penjemuran dilakukan dalam ruangan memakan waktu ±1
hari. Hasil dari penjemuran genting-genting tersebut disimpan hingga jumlahnya
mencapai 10.000 genting sebelum dilakukan pembakaran. Hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk menghemat biaya produksi. Proses pembakaran
membutuhkan waktu ±18 jam hingga warna genting berubah dari cokelat menjadi
kemerahan. Genting yang rusak karena proses pembakaran sudah tidak bisa
digunakan dan hal ini merupakan resiko dari sebuah proses produksi. Dalam satu
kali pembakaran diperkirakan terdapat 10% kerusakan dari genting-genting yang
diproduksi. Setelah proses produksi selesai genting siap dipasarkan.

2.5 Neraca Massa Proses Produksi Genting

Diagram Alir Proses Produksi Genting

Tanah liat 3 truk besar


Pengadukan selama 3 hari
Air hingga kalis

Penggilingan
menggunakan mesin
penggiling

Pencetakan tanah liat


menjadi genting

Penyimpanan selama ± 1
hari dan pengikiran
genting

Penjemuran genting

Pembakaran selama ± 18
jam

Pemasaran
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan
Genting merupakan tutup atap rumah yang terbuat dari tanah liat yang dicetak
dan dibakar serta memiliki bentuk yang bermacam-macam. Proses pembuatan
genting telah dilakukan secara manual sejak zaman dahulu, mulai dari pencarian
bahan hingga proses pembakarannya. Genting berbahan tanah liat bisa sampai ke
Indonesia berawal dari Tiongkok kemudian timur tengah, eropa, amerika hingga
akhirnya ke Indonesia sebelum abad ke 20 dan berkembang hingga saat ini.

Dalam industry yang penulis kunjungi, untuk menghasilkan 10.000 genting


diperlukan tanah liat sebanyak 3 truk besar, kayu untuk pembakaran sebanyak 3
mobil pickup, dan 10 liter solar untuk mesin penggiling tanah liat.

Anda mungkin juga menyukai