KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan laporan
kunjungan ini yang berjudul “Laporan Kunjungan Industri Pembuatan Genting”.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan ini masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati
dan dengan tangan terbuka menerima masukkan, saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Genting merupakan salah satu benda yang digunakan kebanyakan
masyarakat Indonesia untuk dijadikan atap. Menurut KBBI genting merupakan
tutup atap rumah yang terbuat dari tanah liat yang dicetak dan dibakar serta
memiliki bentuk yang bermacam-macam. Genting berbahan tanah liat bisa sampai
ke Indonesia berawal dari Tiongkok. Kira-kira pada 10.000 SM, banyak bangunan
disana yang menggunakan atap berbahan tanah liat. Tidak lama kemudian,
menyusul masyarakat Timur Tengah yang juga menutupi bagian atas rumahnya
dengan bahan yang sama dengan orang Tiongkok. Dari Timur Tengah ini, atap
bangunan berbahan tanah liat kemudian menyebar sampai ke Eropa. Genting
masuk ke Amerika pada abad-17, karena terpengaruh oleh gaya arsitektur Eropa
saat itu. Di Indonesia sendiri genting tanah liat ada sebelum abad-20. Munculnya
ide pembuatan genting, datang dari penjajah Belanda. Pembuatan genting tanah
liat pada waktu itu, oleh Belanda digunakan untuk memenuhi kebutuhan
infrastruktur dan pabrik gula. Digunakannya genting sebagai atap rumah pribumi,
setelah adanya serangan wabah pes. Dari hasil penelitian kesehatan tim belanda
saat itu, penularan pes oleh tikus akibat penggunaan rumbia sebagai atap rumah.
Tikus banyak bersarang diatap rumah berbahan rumbia dan itu dijadikan sebagai
penyebab penularan wabah pes. Sejak itulah makin berkembangnya pembuatan
genting berbahan tanah liat di Indonesia.
C. Tujuan
Tujuan dari kunjungan industry ini yaitu :
1. Untuk mempelajari proses pembuatan genting dari tanah liat
2. Mendorong mahasiswa untuk
3. Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengajar mata kuliah
Pengenalan Teknik Kimia (PTK) yaitu Dr. Ing Anton Irawan, S.T.,M.T.
D. Manfaat Kegiatan
Adapun manfaat yang diperoleh dalam melakukan kunjungan ini yaitu:
1. Mengetahui secara langsung proses pembuatan genting dari tanah liat
2. Menambah wawasan mahasiswa
3. Mengetahui sejarah pembuatan genting
PEMBAHASAN
1. Sifat tampak
Genting harus memiliki permukaan atas yang mulus, tidak terdapat retak, atau
cacat lain yang mempengaruhi sifat pemakaiannya.
2. Penyerapan air
Tidak boleh ada tetean air dari permukaaan bawah genting kurang dari 20 jam
± 5 menit.
Genting berbahan tanah liat bisa sampai ke Indonesia karena berawal dari
Tiongkok. Kira-kira pada 10.000 SM, banyak bangunan disana yang
menggunakan atap berbahan tanah liat. Tidak lama kemudian, menyusul
masyarakat Timur Tengah yang juga menutupi bagian atas rumahnya dengan
bahan yang sama dengan orang Tiongkok. Dari Timur Tengah ini, atap bangunan
berbahan tanah liat kemudian menyebar sampai ke Eropa. Genting masuk ke
Amerika pada abad-17, karena terpengaruh oleh gaya arsitektur Eropa saat itu. Di
Indonesia sendiri genting tanah liat ada sebelum abad-20. Munculnya ide
pembuatan genting, datang dari penjajah Belanda. Pembuatan genting tanah liat
pada waktu itu, oleh Belanda digunakan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur
dan pabrik gula. Digunakannya genting sebagai atap rumah pribumi, setelah
adanya serangan wabah pes. Dari hasil penelitian kesehatan tim belanda saat itu,
penularan pes oleh tikus akibat penggunaan rumbia sebagai atap rumah. Tikus
banyak bersarang diatap rumah berbahan rumbia dan itu dijadikan sebagai
penyebab penularan wabah pes. Sejak itulah makin berkembangnya pembuatan
genting berbahan tanah liat di Indonesia.
Genting adalah salah satu unsur bangunan yang berfungsi sebagai pembentuk
atap, agar bangunan tidak terkena air hujan, panas matahari, dan secara tradisional
terbuat dari bahan lokal seperti lempung atau batu tulis. Bahan modern seperti
beton dan plastic juga digunakan dan beberapa genting lempung (tanah liat)
mempunyai lapisan tahan air (waterproof).
Umur : 27 Tahun
Penggilingan
menggunakan mesin
penggiling
Penyimpanan selama ± 1
hari dan pengikiran
genting
Penjemuran genting
Pembakaran selama ± 18
jam
Pemasaran
BAB III