Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS SELF EFFICACY MATEMATIS PADA MATERI

STATISTIKA KELAS VIII A SMPN 2 KARAWANG BARAT


UJI COBA PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Metodolog


i Penelitian Matematika

Disusun oleh :
Siti Nurhayati (1710631050163)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SIMGAPERBANGSA KARAWANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan mini proposal yang berjudul
“Analisis Self Efficacy Matematis Kelas VIII A SMPN 2 Karawang Barat”. Mini
proposal ini ditujukan untuk memenenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh
dosen pada mata kuliah metodologi penelitian pendidikan matematika.

Dalam proses penyusunan mini proposal ini penulis menjumpai berbagai


hambatan, mungkin tidak akan selesai tanpa bantuan dari pihak-pihak tertentu.
Maka, penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu,
diantaranya sebagai berikut :

1. Bapak Dr. Dori Lukman Hakim, M.Pd selaku Dosen Pengampu Metode
Penelitian Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang.
2. Kedua orangtua, sahabat, dan pihak-pihak yang membantu, mendukung
lainnya yang tidak bias disebutkan satu persatu.

Penulis harapkan agar proposal ini dapat berguna dan bermanfaat,


khususnya bagi penulis sendiri selaku pemohon, dan bagi Bapak pengampu mata
kuliah metodologi penelitian matematika sekalian. Penulis menyadari bahwa
proposal ini masih banyak kekurangan. Maka, penulis sangat mengharapkan dan
menerima segala kritik dan saran yang membangun dari Bapak sekalian.

Karawang, November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1. Judul Penelitian......................................................................................................1
2. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
3. Batasan Masalah....................................................................................................4
5. Tujuan Penelitian....................................................................................................5
6. Manfaat Penelitian.................................................................................................5
ISI PROPOSAL......................................................................................................6

7. Kajian Teori :...........................................................................................................6


8. Metode Penelitian..................................................................................................8
9. Subjek Penelitian....................................................................................................8
10. Definisi Istilah.........................................................................................................9
11. Instrumen Penelitian..............................................................................................9
12. Analisis Data.........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

ii
PENDAHULUAN

1. Judul Penelitian

“Analisis Self Efficacy Matematis Pada Materi Statistika Kelas VIII A SMPN
2 Karawang Barat”

2. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran di sekolah pada saat ini umumnya sudah menggunakan


kurikulum 2013, dimana di dalam kurikulum 2013 tidak hanya
mementingkan aspek kognitif saja. Di dalam kurikulum 2013, aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik merupakan tiga aspek yang saling berkaitan yang
digunakan dalam kegiatan dan penilaian pembelajaran. Skala yang digunakan
untuk mengukur aspek afektif seseorang terhadap kegiatan suatu objek
diantaranya skala sikap. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung
(positif), menolak (negatif), dan netral. Sikap pada hakikatnya adalah
kecenderungan berperilaku pada seseorang. Sejalan dengan pendapat
Subandar (2007) yang menyatakan “seseorang dapat dikatakan berhasil di
dalam pembelajaran jika terjadi perubahan dalam kemampuan kognitif dan
perubahan afektif khususnya dalam prilaku”.

Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam kurikulum 2013


adalah aspek afektif. Ketika siswa mengalami kesulitan di dalam
pembelajaran matematika, pada umumnya siswa menyerah dan mulai
membenci matematika. Hal tersebut disebabkan karena afektif siswa terhadap
mata pelajaran matematika itu rendah. Respon, perasaan atau emosi siswa
terhadap pengalaman pembelajaran merupakan ruang lingkup dari ranah
afektif (Suryani, 2014). Ketika siswa sudah under estimate terhadap
matematika, dapat dikatakan bahwa self efficacy matematis siswa tersebut
rendah. Individu yang memiliki self efficacy rendah cendrung menyerah
ketika menghadapi tantangan dan komitmen, tetapi jika individu memiliki
self efficacy tinggi, maka dia menganggap bahwa komitmen atau tantangan

1
2

itu adalah sesuatu hal yang harus diadapi dan dipecahkan, bukan untuk
dihindari, hal tersebut diungkapkan Bandura (Subaidi, 2016). Ketakutan
siswa terhadap pelajaran matematika akan berpengaruh pada hasil belajar
siswa. Siswa cenderung menganggap matematika sebagai mata pelajaran
yang sulit sehingga prestasi belajarnya cenderung rendah. Data dari National
Center for Education Statistic (NCES) 2003 menunjukkan bahwa prestasi
belajar matematika siswa Indonesia termasuk rendah, yaitu berada di
peringkat 39 dari 41 negara, di bawah Thailand dan Uruguay. Oleh karena itu
siswa diharapkan memiliki self efficacy yang tinggi.

Siswa dengan self efficacy yang rendah seringkali siswa tidak mampu
menunjukkan prestasi akademisnya secara optimal sesuai dengan kemampuan
yang dimilikinya. Salah satu penyebabnya adalah karena mereka sering
merasa tidak yakin bahwa dirinya akan mampu menyelesaikan tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya. Bagi siswa keyakinan ini sangat diperlukan.
Istilah keyakinan ini yang disebut dengan istilah self efficacy. Menurut Albert
Bandura (1997) mengemukakan self efficacy merupakan "beliefs in one's
capabilities to organize and execute the courses of action required to manage
prospective situations, yang berati bahwa self efficacy adalah penilaian
seseorang terhadap kemampuannya dalam mengorganisir, mengontrol, dan
melaksanakan serangkaian tingkah laku untuk mencapai suatu hasil yang
diinginkan. Senada dengan pendapat Firmansyah dan Fauzi (Nuryaninim,
2012) Self-efficacy matematis didefinisikan sebagai suatu penilaian
situasional dari suatu keyakinan individu dalam kemampuannya untuk
berhasil membentuk atau menyelesaikan tugas-tugas atau masalah-masalah
matematis tertentu.

Individu dengan self efficacy tinggi cenderung menunjukkan usaha


yang lebih keras dibandingkan individu dengan tingkat self efficacy yang
rendah. Fitriana, et al. (2015) menemukan bahwa orang dengan self efficacy
yang tinggi akan berusaha lebih keras untuk mengatasi tantangan yang ada.
Bila individu merasa yakin bahwa mereka mampu menangani situasi, maka
3

mereka cenderung tidak menghindari situasi tersebut. Individu dengan self


efficacy yang tinggi akan mempersepsikan dirinya sebagai sebagai orang
yang berkompetensi tinggi. Individu akan merasa tertantang jika dihadapkan
pada tugas-tugas dengan derajat kesulitan dan resiko yang tinggi. Sebaliknya,
individu dengan self efficacy yang rendah akan menganggap dirinya tidak
kompeten dan menganggap kegagalan akibat dari ketidakmampuannya
(Bandura, 1997)

Hasil penelitian Paul R. Pintrich dan Dale H. Schunk (Suastikayasa,


2011) mengemukakan fakta bahwa siswa yang memiliki self-efficacy yang
tinggi lebih mampu menguasai beragam pokok bahasan matematika dan tugas
membaca dari pada siswa yang memiliki self-efficacy yang rendah. Bila
dikaitkan dengan prestasi belajar matematika, maka penilaian self efficacy
siswa terhadap mata pelajaran matematika memberikan kontribusi positif,
dengan adanya self efficacy yang tinggi terhadap pelajaran matematika,
semakin seseorang mempersepsikan dirinya mampu maka individu akan
semakin membentuk usaha-usaha dalam mencapai tujuannya dan semakin
kuat komitmen individu terhadap tujuannya. Kesulitan yang dihadapi dalam
belajar matematika, tidak membuat dirinya putus asa.

Dimensi self-efficacy menurut Bandura (Nuryaninim, 2012) yaitu:


1.Magnitude berkaitan dengan tingkat (level) kesulitan tugas yang dihadapi
seseorang. Keyakinan seseorang terhadap suatu tugas berbeda-beda.
2.Generality merupakan perasaan kemampuan yang ditunjukkan individu
pada konteks tugas yang berbedabeda. 3.Strength merupakan kuatnya
keyakinan seseorang berkenaan dengan kemampuan yang dimiliki. Adapun
penjelasan dari masing-masing aspek atau dimensi tersebut seperti yang
dikemukakan oleh Ika Maryati (Suastikayasa, 2011) adalah sebagai berikut:
a) tingkat kesulitan tugas (magnitude). Aspek ini berimplikasi pada pemilihan
perilaku yang akan dicoba individu berdasarkan pemahamannya terhadap
tingkat kesulitan tugas. Apabila tugas-tugas yang dibebankan pada individu
disusun menurut tingkat kesulitannya, maka perbedaan selfefficacy secara
4

individual mungkin terbatas pada tugas-tugas yang sederhana, menengah atau


tinggi. Individu akan berupaya melakukan tugas yang dianggap dapat
dilaksanakan dan menghindari situasi dan perilaku yang di luar batas
kemampuannya, b) Generalitas (generality). Aspek ini terkait cakupan
tingkah laku dimana individu merasa yakin terhadap kemampuannya.
Keyakinan individu atas kemampuannya tergantung pada pemahaman
kemampuan dirinya pada suatu aktivitas/situasi tertentu/terbatas atau
serangkaian aktivitas/situasi yang lebih luas dan bervariasi.c. Kekuatan
keyakinan (strength). Aspek ini berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan
seseorang atas kemampuannya. Pengharapan yang kuat dan mantap pada
individu akan mendorong untuk gigih dalam berupaya mencapai tujuan,
sekalipun mungkin belum memiliki pengalaman yang menunjang. Sebaliknya
pengharapan yang lemah dan ragu-ragu terhadap kemampuan diri akan
mudah digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang tidak menunjang.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa betapa pentingnya


self efficacy tinggi yang harus dimiliki siswa dalam pembelajaran
matematika, maka peneliti ingin mengetahui kemampuan self efficacy
matematis siswa. Dari hasil observasi, diperoleh fakta bahwa di sekolah
tersebut belum pernah dilakukan pengukuran terhadap self efficacy siswa
mereka. Selama ini guru hanya melihat siswa dari nilai ujian siswa. Oleh
karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk meihat self efficacy siswa dalam
materi statistika di SMPN 2 Karawang Barat dalam pembelajaran
matematika.

3. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang uraikan sebelumnya, maka peneliti


mempertimbangkan luasnya ruang lingkup dalam penelitiannya. Batasan
masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah kemampuan self efficacy
matematis siswa dalam materi statistika kelas 8A SMPN 2 Karawang Barat.
5

4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, yang menjadi rumusan masalah


dalam penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimana Kemampuan Self Efficacy Matematis Siswa Kelas 8A SMPN
2 Karawang Barat pada materi statistika?

5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka


yang menjadi tujuan dari penelitian ini, yaitu :
1. Untuk mendeskripsikan bagaimana kemampuan Self Efficacy Matematis
Siswa Kelas 8A SMPN 2 Karawang Barat pada materi statistika.

6. Manfaat Penelitian

Setelah melihat tujuan penelitian di atas, maka manfaat dari


penelitian ini yaitu :
a. Manfaat Bagi Siswa
Memberikan pemahaman kepada siswa pentingnya memahami Self
Efficacy dalam pembelajaran matematika.
b. Manfaat Bagi Peneliti
Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan self efficacy sendiri dan
meningkatkan keyakinan dalam diri sendiri.
ISI PROPOSAL

7. Kajian Teori :

a. Pengertian Self Efficacy


Istilah Self Efficacy pertama kali diperkenalkan oleh Albert
Bandura. Dalam teorinya, Albert Bandura (1997) mengemukakan self
efficacy merupakan "beliefs in one's capabilities to organize and execute
the courses of action required to manage prospective situations”, yang
berati bahwa self efficacy adalah penilaian seseorang terhadap
kemampuannya dalam mengorganisir, mengontrol, dan melaksanakan
serangkaian tingkah laku untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan.
Self Efficacy memiliki peran penting dalam pembelajaran matematika.
Bandura dan Wood (1989, hal. 806, dalam Mustaqim, 2008, hal. 21)
menyatakan self efficacy adalah keyakinan terhadap kemampuan
seseorang untuk menggerakan motivasi, sumber-sumber kognitif, dan
serangkaian tindakan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan-tuntutan
dari situasi yang dihadapi.
Alwisol (2004, hal. 344) efikasi adalah persepsi mengenai
seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu. Efikasi diri
berhubungan dengan keyakinan bahwa diri memiliki kemampuan
tindakan yang diharapkan.
Senada dengan pendapat Firmansyah dan Fauzi (Nuryaninim,
2012) Self-efficacy matematis didefinisikan sebagai suatu penilaian
situasional dari suatu keyakinan individu dalam kemampuannya untuk
berhasil membentuk atau menyelesaikan tugas-tugas atau masalah-
masalah matematis tertentu.
Pengertian self efficacy yang dikemukakan oleh para pakar di
atas sangat beragam, namun pada hakekatnya memberikan penekanan self
efficacy adalah penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan bisa atau

6
7

tidak bisa mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan. Efikasi


menggambarkan penilaian kemampuan diri.
Hasil penelitian Paul R. Pintrich dan Dale H. Schunk
(Suastikayasa, 2011) mengemukakan fakta bahwa siswa yang memiliki
self-efficacy yang tinggi lebih mampu menguasai beragam pokok bahasan
matematika dan tugas membaca dari pada siswa yang memiliki self-
efficacy yang rendah.
b. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam
melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang
digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian
terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama
seperti judul penelitian penulis. Namun penulis mengangkat beberapa
penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada
penelitian ini. Berikut bebersapa jurnal terkait dengan penelitian yang
dilakukan penulis:

Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian


Muhammad Hubungan Self Hasil penelitian yaitu,
Gilar Jatisunda Efficacy Siwa SMP terdapat hubungan yang
(2017) dengan Kemampuan positif antar kemampuan
Masalah Matematis. pemecahan masalah
matematis dan self efficacy
matematis siswa.
Yuni Sunaryo Pengukuran Self Hasil penelitian ini
(2018) Efficacy Siswa menunjukkan rata-rata dari
Dalam Pmbelajaran skor keseluruhan skala self
Matematika. efficacy adalah 3,07
sehingga masuk ke dalam
kategori positif.
Nugrahaning Kajian Kemampuan Hasil penelitian ini adalah
Nisa Alifia; Self Efficacy menunjukkan bahwa
8

Intan Aulia Matematis Siswa kemampuan self efficacy


Rakhmawati Dalam Pemecahan hanya menjadi predictor
(2018) Masalah kuat terhadap pemecahan
Matematika. masalah dan ketekunan.
Puji Nurfauziah; Analisis Self Hasil penelitian ini
Linda Faudziah; Efficacy Matematis menunjukkan bahwa self
Siti Nuryatin; Siswa Kelas VIII efficacy siswa laki-laki
Indri SMP 7 Cimahi lebih baik daripada siswa
A.Mustaqimah Dilihat Dari Gender. perempuan dilihat dari
(2018) presentasenya.

8. Metode Penelitian

Analisis data pada penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif


dengan pendekatan deskriptif. Menurut Bogdaan dan Tylor (Siswono, 2010)
penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif, yaitu ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari
orang-orang (subjek) itu sendiri. McMillan dan Schumacher (dalam
Sukmadinata, 2007) mengungkapkan bahwa menggambarkan dan
mengungkapkan (to describe and explore), serta menggambarkan dan
menjelaskan (to describe and explain) merupakan tujuan umum dari
penelitian kualitatif. Berdasarkan hal tersebut maka jenis penelitian ini
merupakan jenis penelitian kualitatif.

9. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian dalam penelitian ini adalah Siswa kelas 8A SMPN


2 Karawang Barat pada tahun ajaran 2019/2020 dengan jumlah 39 orang
siswa.

10. Definisi Istilah


9

Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul penelitian,


maka peneliti perlu menjelaskan terlebih dahulu yang dimaksud dengan
penelitian “Analisis Self Efficacy Matematis Pada Materi Statistika Kelas
VIII A SMPN 2 Karawang Barat”, sebagai berikut :
a. Analisis
Analisis menurut KBBI adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa
(karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya).
b. Metakognitif
Albert Bandura (1997) mengemukakan self efficacy merupakan "beliefs
in one's capabilities to organize and execute the courses of action
required to manage prospective situations”, yang berati bahwa self
efficacy adalah penilaian seseorang terhadap kemampuannya dalam
mengorganisir, mengontrol, dan melaksanakan serangkaian tingkah laku
untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan
c. Materi
Materi atau bahan menurut KBBI adalah segala sesuatu yang tampak,
bantuan berupa sesuatu yang menjadi bahan (untuk diujikan, dipikirkan,
dibicarakan, dikarangkan, dan sebagainya).
d. Statistika
Statistika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
pengumpulan dan penyusunan data, pengolahan data, dan penganalisisan
data, serta penyajian data berdasarkan kumpulan dan analisis data yang
dilakukan. Salah satu ilmu yang mendasari dalam mempelajari statistika
adalah peluang atau probabilitas.

11. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian Instrument penelitan adalah suatu alat yang


dapat digunakan untuk memperoleh, mengolah, dan menginterpretasikan
informasi yang diperoleh dari para responden yang dilakukan dengan
menggunakan pola ukur yang sama (Siregar, 2014:161). Pada penelitian ini
10

peneliti menggunakan instrumen sebagai alat pengumpulan data sehingga


yang digunakan, yaitu

a. Soal tes
Penelitian ini menggunakan soal tes sebagai pendukung untuk
mengetahui kemampuan self efficacy matematis yang berisi beberapa
pertanyaan yang berkaitan dengan materi materi statistika. Tes yang
digunakan merupakan soal yang berbentuk uraian. Tes ini digunakan untuk
melihat kemampuanself efficacy. Sebelum instrument tes digunakan, perlu
dievaluasi untuk melihat seberapa baik dan layak instrument tersebut
digunakan untuk penelitian. Instrument tes uraian melalui uji validitas,
reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran.
1) Uji Validitas
Uji Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana
suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Siregar, 2014 :
162). Rumus yang bias digunakan untuk uji validitas menurut Arikunto
(2012 : 87) dalam menggunakan teknik korelasi product moment adalah :

N ( Σ XY )−( Σ X )( Σ Y )
rxy=
√¿ ¿ ¿

Dimana :

N = Jumlah independen

X = Skor variabel (jawaban responden)

Y = Skor total variable untuk responden

Kategori korelasi menurutArikunto (2012:89) dibagi kedalam


kategori-kategori :

Kriteria Koefisien Korelasi Validitas Instrumen


11

KoefisienKorelasi Korelasi InterpretasiValiditas


0,80˂ rxy ≤1,00 Sangat tinggi Validitasnya sangat baik
0,60˂ rxy ≤0,80 Tinggi Validitasnya baik
0,40˂ rxy ≤0,60 Cukup Validitasnya cukup baik
0,20˂ rxy ≤0,40 Rendah Validitasnya buruk
0,00˂ rxy ≤0,20 Sangat rendah Validitasnya sangat
buruk

2) Uji Reliabilitas
Siregar (2014:173) mengungkapkan bahwa reliabilitas adalah
untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula.
Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas tes bentuk
uraian digunakan teknik Alpha Cronbach (Arikunto, 2012:122) yaitu:
2
n ∑σ
( )(
r 11 =
n−1
1− 2 i
σt )
Dengan :
r 11 : koefisien reliabilitas instrumen
n : banyak butir soal
2
σi : varians total

∑ σ 2t : jumlah varians total skor tiap-tiap item


Untuk mengetahui berapa tingkat koefisien derajat reliabilitasnya
menurut Arikunto (2012:89) bisa dilihat pada tabel berikut :

Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen

Koefisien Reliabilitas Korelasi Interpretasi


0,80<r 11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi Reliabilitasnya sangat
12

tinggi
0,60<r 11 ≤ 0,80 Tinggi Reliabilitasnya tinggi
0,40<r 11 ≤ 0,60 Cukup Reliabilitasnya cukup
0,20<r 11 ≤ 0,40 Rendah Reliabilitasnya rendah
0,00<r 11 ≤ 0,20 Sangat Rendah Reliabilitasnya sangat
rendah

3) Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai dalam arti berkemampuan tinggi
dengan siswa yang bodoh dalam arti berkemampuan rendah. Rumus untuk
menghitung daya pembeda menurut Arikunto (Hendriana dan Sumarno,
2017 : 64)
SA−SB
DP=
SMI
Dengan :
DP : indeks daya pembeda butir soal
SA : rata – rata skor jawaban siswa kelompok atas
SB : rata – rata skor jawaban siswa kelompok bawah
SMI : Skor Maksimum Ideal, yaitu skor maksimum yang diperoleh
siswa jika jawaban butir soal tersebut dengan tepat (sempurna).

Arikunto (2012:232) mengklasifikasikan indeks daya pembeda sebagai


berikut :
Kriteria Indeks Daya Pembeda Instrumen

Nilai Interpretasi Daya Pembeda


DP < 0,00 Sangat Buruk
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek
0,21 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,41 < DP ≤ 0,70 Baik
0,71 < DP ≤ 1,00 Baik Sekali

4) Indeks Kesukaran
13

Indeks kesukaran adalah suatu bilangan yang menyatakan derajat


kesukaran suatu butir soal. Uji indeks kesukaran dimaksudkan untuk
mengetahui apakah soal tergolong mudah, sedang atau sukar. Rumus
menghitung indeks kesukaran butir soal menurut Hendriana dan Sumarmo
(2014:64) bisa dihitung dengan rumus berikut:
S A +S B
IK =
2 SMI
Dengan :
IK : Indeks Kesukaran butirsoal
SA : Rerata skor kelompok atas suatu butir soal
SB : Rerata skor kelompok bawah suatubutirsoal
SMI : Skor Maksimum Ideal, yaitu skor maksimum yang diperoleh
siswa jika jawaban butir soal tersebut dengan tepat (sempurna).
Arikunto (2012:255) mengklasifikasikan indeks kesukaran
sebagai berikut :

Kriteria Indeks Kesukaran Instrumen

Nilai Interpretasi Indeks Kesukaran


0,00 ≤ IK ≤0,30 Soal sukar
0,30< IK ≤ 0,70 Soal sedang
0,70< IK ≤ 1,00 Soal mudah

b. Angket
Untuk mengetahui kemampuan self efficacy yang dimiliki siswa
dan alasannya, maka peneliti juga menggunakan angket. Lestari dan
Yudhanegara (2015:169) mengemukakan bahwa “angket adalah
instrument tes yang berupa daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh
orang yang menjadi subjek dalam penelitian. “Sugiyono (2012:143)
menyatakan bahwa “tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau
tertutup.”
14

c. Pedoman Wawancara

Sebelum melakukan wawancara peneliti membuat pedoman


wawancara terlebih dahulu. Wawancara dilakukan terhadap subjek
penelitian. Dalam tahap ini, peneliti berpedoman pada pertanyaan yang
berdasar pada indicator tahapan metakognisi. Pedoman wawanara pada
penelitian ini dapat dilihat pada lampiran A.4

12. Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data deskriptif


kualitatif dengan tahapan sebagai berikut :
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang
memfokuskan, menggologkan, mengarahkan serta membuang data yang
tidak perlu lalu mengorganisasi data dengan cara yang dibuat sedemikian
rupa sehingga nantinya dapat ditarik kesimpulan dan diverifikasi.
b. Penyajian Data
Setelah data di reduksi, selanjutnya adalah menyajikan data
yang sudah ada. Penyajian data yaitu sekumpulan informasi dimana
tersusun data yang nantinya memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan.

c. Kesimpulan
Mengambil sebuah kesimpulan merupakan analisis lanjutan
dari reduksi data serta penyajian data. Kesimpulan yaitu proses dimana
mengambil sebuah inti atau hal yang penting dari data yang telah
terorganisasi dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat, padat dan
jelas serta mengandung pengertian yang luas.
15
DAFTAR PUSTAKA
Gilar, Jatisunda Muhammad. BEBERAPA MODEL, HUBUNGAN SELF
EFFICACY SISWA SMP DENTAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS. Tersedia https://jurnal.unma.ac.id, Vol 1 Nomor 2:
24-30
Sunaryo, Yoni. PENGUKURAN SELF-EFFICACY SISWA DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI MTs N 2 CIAMIS.Tersedia:
https://journal.unigal.ac.id. Vol 1 Nomor 2: 39-44.
Aulia, Rahmawati Intan. KAJIAN KEMAMPUAN SELF-EFFICACY
MATEMATIS SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA.
Tersedia https://http://jurnal.uns.ac.id/jpm, Vol 5 No. 1:44-54.
Novferma,N. ANALISIS KESULITAN SELF EFFICACY SISWA SMP DALAM
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERBENTUK SOAL CERITA.
Tersedia: https://journal.uny.ac.id/index.php/jrpm. Vol3, No 1: 76-87.
Jumroh, dkk. SELF EFFICACY SISWA DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA DENGAN STRATEGI INQUIRY BASED LEARNING DI
KELAS VII SMP PALEMBANG. Jurnal Pendidikan Matematika RAFA. Vol
4, No1:29-42
Husna, Raudhatul. Dkk. PENGARUH SELF EFFICACY TERHADAP HASIL
BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS X SMK SMTI BANDA ACEH.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika.Vol 3(2):43-48
Hasanah, Uswatun,dkk. SELF EFFICACY SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN
MODEL LEARNING CYCLE 7E (Elicit, Engange, Explore, Explain,
Elaborate, Evaluate, and Extend). Tersedia: https://journal.unnes.ac.id . Vol
2, 551-555
Aulia, Intan, dkk. KAJIAN KEMAMPUAN SELF EFFICACY MATEMATIS
SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS. Jurnal Elektronik
Pembelajaran Matematika. Vol 5, No 1:44-54
Pardimin. SELF EFFICACY MATEMATIKA DAN SELF EFFICACY MENGAJAR
MATEMATIKA GURU MATEMATIKA. Jurnal Ilmu Pendidikan. Vol 24, No
1:29-37
La Moma. PENINGKATAN SELF EFFICACY MATEMATIS SISWA SMP
MELALUI PEMBELAJARAN GENERATIF. Jurnal Ilmiah Pendidikan. No
3:434-4

16

Anda mungkin juga menyukai