Anda di halaman 1dari 32

PRAANALITIK, ANALITIK DAN

POST ANALITIK
PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK

PELATIHAN TEKNIS PETUGAS LABORATORIUM


KESEHATAN
20 – 22 AGUSTUS 2007
PENDAHULUAN

 Pemeriksaan laboratorium meliputi :


- praanalitik baik dan
- analitik benar
- post analitik
Tahap Praanalitik
 Peran dokter

Komunikasi dengan pasien

- kepentingan dari pemeriksaan


- persiapan pasien
 Peran pasien

Kepatuhan dan kejujuran pasien

membantu menghasilkan suatu hasil


pemeriksaan yang sesuai
 Faktor pasien
a. Makanan meningkatkan kadar glukosa,
lipid (lemak), ureum dan asam urat
b. Alkohol berlebih meningkatkan
kadar asam urat dan trigliserida
c. Aktivitas fisik.
- Aktivitas fisik sedang : peningkatan kadar
glukosa, kreatinin dan asam urat
- Aktivitas yang berat dapat menurunkan
kadar glukosa.
d. Merokok dapat meningkatkan kadar
glukosa
 Peran Laboratorium
- pendataan identitas pasien,
- jenis pemeriksaan yang tercantum dalam
formulir permintaan
- persiapan pasien
- pengambilan sampel/bahan pemeriksaan
- Pengolahan dan pengiriman sampel
 Pengambilan sampel :
 Posisi tubuh pasien dari berdiri duduk
kadar protein, enzim dan hormon
meningkat
 Bendungan tidak boleh terlalu lama
menaikkan kadar glukosa dan laktat
 Lipat lengan tidak boleh terlalu di
manipulasi (dipukul-pukul)
meningkatkan kadar kalium
 jarum dan semprit yang digunakan harus
sesuai
 Antikoagulan ; umumnya pemeriksaan
kimia klinik menggunakan serum
analisis gas darah: antikoagulan heparin
HbA1c: antikoagulan EDTA
 Pengolahan sampel
- Memperhatikan Identitas pasien
- Sentrifugasi sampel tidak boleh
hemolisis kalium meningkat, salah
pembacaan pada alat

 Pengiriman sampel ke laboratorium


rujukan pertimbangkan jenis
pemeriksaan dan lama pengiriman
Tahap Analitik

 persiapan alat ukur pipet terkalibrasi


 Alat pemeriksaan
- panjang gelombang
- lampu pada alat
- metode pemeriksaan
 reagensia
 Reagensia
diperhatikan

- Pelarut reagen dan volumenya


- Penyimpanan reagen
- Tanggal kadarluarsa

bila semua baik kontrol dilakukan


baik sampel pasien
Tahap Post analitik
 pencatatan hasil pemeriksaan
tidak boleh salah mencantumkan angka,
peletakkan koma dan satuan
 pemberian hasil kepada pasien tidak
boleh tertukar
PEMANTAPAN MUTU INTRA
LABORATORIUM
PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK

PELATIHAN TEKNIS PETUGAS LABORATORIUM


KESEHATAN
20 – 22 AGUSTUS 2007
PENDAHULUAN
 Pemeriksaan di laboratorium

 memberikan hasil yang baik, benar dan


dapat dipertanggungjawabkan
salah satu cara

 pemantapan kualitas intra laboratorium :


presisi (ketelitian) dan akurasi (ketepatan).
PERSIAPAN ALAT DAN REAGEN
 Alat ukur terkalibrasi dengan baik,
 persiapan reagen sesuai prosedur
 persiapan alat pemeriksaan seperti lampu,
suhu, metode, serta panjang gelombang untuk
masing-masing parameter.
 Kalibrasi alat

 Pelaksanaan kontrol normal dan patologis


setiap hari
 Dua tipe kesalahan :
a. Kesalahan acak/random error,
penyebabnya :
 penanganan reagen, kalibrator dan
serum yang tidak sesuai
 suhu yang tidak sesuai
 volume yang tidak sesuai
 perawatan alat yang tidak baik
 tegangan listrik fluktuasi
b. Kesalahan sistematik/systematic error,
penyebab :
 perubahan no lot reagen
 perubahan kalibrasi
 perubahan pada alat pemeriksaaan
PEMANTAPAN MUTU INTRA LABORATORIUM

1. Pemantapan ketelitian dilaksanakan dengan


mengikutsertakan satu serum kontrol ketelitian
(unassayed/precision control sera)
serum kontrol ketelitian dianalisis selama 20 hari untuk
setiap parameter, semua nilai dicatat dan dievaluasi,
dihitung nilai rata-ratanya (x) dan standar deviasi (SD)
serta dibuat kartu kontrol. bila hasil analisis serum
kontrol terletak di dalam batas kontrol pada kartu
kontrol maka parameter yang diperiksa dinyatakan
terkontrol, tetapi bila hasil terletak di luar batas
peringatan (x ± 2 SD), maka parameter ini tidak
terkontrol.
2. Pemantapan ketepatan dilaksanakan untuk
mengenali kesalahan sistematik dengan
mengikutsertakan suatu serum kontrol
ketepatan (assayed/accuracy control sera).
Pemantapan ketepatan harus dilakukan baik
pada daerah penentuan normal maupun
patologis. Interpretasi hasil dilakukan dengan
cara membandingkan hasil analisis serum
kontrol dengan nilai rujukan.
Quality control pemeriksaan laboratorium
klinik :

 Control Chart adalah metode grafik untuk


menampilkan hasil kontrol dan mengevaluasi
apakah suatu pemeriksaan in- control atau out-
of control
 Control Limits adalah batasan pada grafik
kontrol yang digunakan untuk menilai suatu
prosedur pemeriksaan in- control atau out-of
control. Batasan kontrol dihitung dari nilai rata-
rata dan standar deviasi dari hasil pengukuran
 Control rule adalah suatu ukuran/standar
untuk membeikan keputusan terhadap
perjalanan suatu pemeriksaan in- control
atau out-of control
 Westgard rules adalah kombinasi control
rules yang digunakan dalam kontrol kimia
klinik untuk menginterpretasi hasil kontrol.
WESTGARD RULE
 1-2S : satu kontrol diluar mean +/- 2SD (tidak
melampaui +/- 3SD) merupakan ketentuan
peringatan
 1-3S : satu kontrol diluar mean +/- 3SD
mencerminkan kesalahan acak merupakan
ketentuan penolakan
 2-2S : dua kontrol berturut-turut diluar mean +/-
2SD atau dua kontrol berbeda level diluar mean
+/- 2SD mencerminkan kesalahan sistematik
merupakan ketentuan penolakan
 R-4S : satu kontrol diluar mean + 2SD dan satu
kontrol lain diluar mean - 2SD atau dua kontrol
berturut-turut +2SD kemudian -2SD
mencerminkan kesalahan acak, merupakan
ketentuan penolakan
 4-1S : empat kontrol berturut-turut diluar mean
+1SD atau mean - 1SD mencerminkan
kesalahan sistematik dan acak yang merupakan
ketentuan penolakan
 10x : sepuluh kontrol berturut-turut pada 1 sisi di
atas atau di bawah nilai mean, mencerminkan
kesalahan sistematik yang merupakan
ketentuan penolakan
 Bila pada Westgard rules terdapat kriteria
peringatan atau penolakan, petugas
laboratorium harus menginspeksi terlebih
dahulu apa yang menyebabkan kontrol
tidak masuk apakah kesalahan acak atau
kesalahan sistematik.
 Setelah semua hal diatas dilakukan dan
hasilnya baik maka pemeriksaan terhadap
sampel pasien dapat dilakukan.
PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK

 Enzim yaitu suatu protein yang dihasilkan


oleh sel-sel hidup berfungsi sebagai
katalisator untuk melancarkan reaksi-
reaksi kimia di dalam sistem biologi.
 Isoenzim adalah protein yang dapat
mengkatalisasi reaksi yang sama tetapi
mempunyai sifat fisik dan kimia yang
berbeda
 koenzim adalah suatu molekul yang
diperlukan agar enzim dapat melakukan
katalisasi.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi
penentuan aktivitas enzim :
- suhu : pada suhu tertentu meningkatkan
kecepatan reaksi
- pH
- konsentrasi substrat
- buffer
 Dalam laboratorium tidak mengukur kadar
enzimnya aktivitasnya.

jadi konsentrasi enzim ditentukan melalui


pengukuran kecepatan reaksi yang
merubah substrat

metode kinetik.
 Substrat adalah yaitu zat-zat yang dapat
direaksikan oleh enzim tertentu menjadi
senyawa lain.
 penentuan substrat tertentu dalam serum

 digunakan reagen yang diberikan enzim


yang sesuai dengan substrat yang ingin
ditentukan
 substrat tersebut direaksikan sampai habis

 metode ini dinamakan metode titik-akhir


(endpoint method)

 yang diukur adalah jumlah dari hasil


reaksi.
 Parameter kimia klinik yang menggunakan
metode endpoint method diantaranya
adalah
- Kolesterol
- glukosa
- kreatinin.
 Pustaka Acuan
 Henry JB. 2001. Clinical Diagnosis and Management
by Laboratory Methods. 20th ed. Philadelphia: WB
Saunders Company
 Donosepoetro M, Bina Suhendra, Nurwan. Pengantar
Pemantapan Kualitas Laboratorium Klinik. Jakarta:PT
Rajawali Nusindo
 Simon K. 2005. Ketidaksesuaian Hasil Pemeriksaan
Kimia klinik pada tahap analitik. Jakarta:Patologi
Klinik FKUI.
 Tjok Gede Oka. Pemantapan mutu kimia klinik.
Dalam: Laporan hasil pelatihan PME Kimia klinik, urin
dan hematologi

Anda mungkin juga menyukai