- praanalitik baik dan - analitik benar - post analitik Tahap Praanalitik Peran dokter
Komunikasi dengan pasien
- kepentingan dari pemeriksaan
- persiapan pasien Peran pasien
Kepatuhan dan kejujuran pasien
membantu menghasilkan suatu hasil
pemeriksaan yang sesuai Faktor pasien a. Makanan meningkatkan kadar glukosa, lipid (lemak), ureum dan asam urat b. Alkohol berlebih meningkatkan kadar asam urat dan trigliserida c. Aktivitas fisik. - Aktivitas fisik sedang : peningkatan kadar glukosa, kreatinin dan asam urat - Aktivitas yang berat dapat menurunkan kadar glukosa. d. Merokok dapat meningkatkan kadar glukosa Peran Laboratorium - pendataan identitas pasien, - jenis pemeriksaan yang tercantum dalam formulir permintaan - persiapan pasien - pengambilan sampel/bahan pemeriksaan - Pengolahan dan pengiriman sampel Pengambilan sampel : Posisi tubuh pasien dari berdiri duduk kadar protein, enzim dan hormon meningkat Bendungan tidak boleh terlalu lama menaikkan kadar glukosa dan laktat Lipat lengan tidak boleh terlalu di manipulasi (dipukul-pukul) meningkatkan kadar kalium jarum dan semprit yang digunakan harus sesuai Antikoagulan ; umumnya pemeriksaan kimia klinik menggunakan serum analisis gas darah: antikoagulan heparin HbA1c: antikoagulan EDTA Pengolahan sampel - Memperhatikan Identitas pasien - Sentrifugasi sampel tidak boleh hemolisis kalium meningkat, salah pembacaan pada alat
Pengiriman sampel ke laboratorium
rujukan pertimbangkan jenis pemeriksaan dan lama pengiriman Tahap Analitik
persiapan alat ukur pipet terkalibrasi
Alat pemeriksaan - panjang gelombang - lampu pada alat - metode pemeriksaan reagensia Reagensia diperhatikan
- Pelarut reagen dan volumenya
- Penyimpanan reagen - Tanggal kadarluarsa
bila semua baik kontrol dilakukan
baik sampel pasien Tahap Post analitik pencatatan hasil pemeriksaan tidak boleh salah mencantumkan angka, peletakkan koma dan satuan pemberian hasil kepada pasien tidak boleh tertukar PEMANTAPAN MUTU INTRA LABORATORIUM PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK
PELATIHAN TEKNIS PETUGAS LABORATORIUM
KESEHATAN 20 – 22 AGUSTUS 2007 PENDAHULUAN Pemeriksaan di laboratorium
memberikan hasil yang baik, benar dan
dapat dipertanggungjawabkan salah satu cara
pemantapan kualitas intra laboratorium :
presisi (ketelitian) dan akurasi (ketepatan). PERSIAPAN ALAT DAN REAGEN Alat ukur terkalibrasi dengan baik, persiapan reagen sesuai prosedur persiapan alat pemeriksaan seperti lampu, suhu, metode, serta panjang gelombang untuk masing-masing parameter. Kalibrasi alat
Pelaksanaan kontrol normal dan patologis
setiap hari Dua tipe kesalahan : a. Kesalahan acak/random error, penyebabnya : penanganan reagen, kalibrator dan serum yang tidak sesuai suhu yang tidak sesuai volume yang tidak sesuai perawatan alat yang tidak baik tegangan listrik fluktuasi b. Kesalahan sistematik/systematic error, penyebab : perubahan no lot reagen perubahan kalibrasi perubahan pada alat pemeriksaaan PEMANTAPAN MUTU INTRA LABORATORIUM
1. Pemantapan ketelitian dilaksanakan dengan
mengikutsertakan satu serum kontrol ketelitian (unassayed/precision control sera) serum kontrol ketelitian dianalisis selama 20 hari untuk setiap parameter, semua nilai dicatat dan dievaluasi, dihitung nilai rata-ratanya (x) dan standar deviasi (SD) serta dibuat kartu kontrol. bila hasil analisis serum kontrol terletak di dalam batas kontrol pada kartu kontrol maka parameter yang diperiksa dinyatakan terkontrol, tetapi bila hasil terletak di luar batas peringatan (x ± 2 SD), maka parameter ini tidak terkontrol. 2. Pemantapan ketepatan dilaksanakan untuk mengenali kesalahan sistematik dengan mengikutsertakan suatu serum kontrol ketepatan (assayed/accuracy control sera). Pemantapan ketepatan harus dilakukan baik pada daerah penentuan normal maupun patologis. Interpretasi hasil dilakukan dengan cara membandingkan hasil analisis serum kontrol dengan nilai rujukan. Quality control pemeriksaan laboratorium klinik :
Control Chart adalah metode grafik untuk
menampilkan hasil kontrol dan mengevaluasi apakah suatu pemeriksaan in- control atau out- of control Control Limits adalah batasan pada grafik kontrol yang digunakan untuk menilai suatu prosedur pemeriksaan in- control atau out-of control. Batasan kontrol dihitung dari nilai rata- rata dan standar deviasi dari hasil pengukuran Control rule adalah suatu ukuran/standar untuk membeikan keputusan terhadap perjalanan suatu pemeriksaan in- control atau out-of control Westgard rules adalah kombinasi control rules yang digunakan dalam kontrol kimia klinik untuk menginterpretasi hasil kontrol. WESTGARD RULE 1-2S : satu kontrol diluar mean +/- 2SD (tidak melampaui +/- 3SD) merupakan ketentuan peringatan 1-3S : satu kontrol diluar mean +/- 3SD mencerminkan kesalahan acak merupakan ketentuan penolakan 2-2S : dua kontrol berturut-turut diluar mean +/- 2SD atau dua kontrol berbeda level diluar mean +/- 2SD mencerminkan kesalahan sistematik merupakan ketentuan penolakan R-4S : satu kontrol diluar mean + 2SD dan satu kontrol lain diluar mean - 2SD atau dua kontrol berturut-turut +2SD kemudian -2SD mencerminkan kesalahan acak, merupakan ketentuan penolakan 4-1S : empat kontrol berturut-turut diluar mean +1SD atau mean - 1SD mencerminkan kesalahan sistematik dan acak yang merupakan ketentuan penolakan 10x : sepuluh kontrol berturut-turut pada 1 sisi di atas atau di bawah nilai mean, mencerminkan kesalahan sistematik yang merupakan ketentuan penolakan Bila pada Westgard rules terdapat kriteria peringatan atau penolakan, petugas laboratorium harus menginspeksi terlebih dahulu apa yang menyebabkan kontrol tidak masuk apakah kesalahan acak atau kesalahan sistematik. Setelah semua hal diatas dilakukan dan hasilnya baik maka pemeriksaan terhadap sampel pasien dapat dilakukan. PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK
Enzim yaitu suatu protein yang dihasilkan
oleh sel-sel hidup berfungsi sebagai katalisator untuk melancarkan reaksi- reaksi kimia di dalam sistem biologi. Isoenzim adalah protein yang dapat mengkatalisasi reaksi yang sama tetapi mempunyai sifat fisik dan kimia yang berbeda koenzim adalah suatu molekul yang diperlukan agar enzim dapat melakukan katalisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan aktivitas enzim : - suhu : pada suhu tertentu meningkatkan kecepatan reaksi - pH - konsentrasi substrat - buffer Dalam laboratorium tidak mengukur kadar enzimnya aktivitasnya.
jadi konsentrasi enzim ditentukan melalui
pengukuran kecepatan reaksi yang merubah substrat
metode kinetik. Substrat adalah yaitu zat-zat yang dapat direaksikan oleh enzim tertentu menjadi senyawa lain. penentuan substrat tertentu dalam serum
digunakan reagen yang diberikan enzim
yang sesuai dengan substrat yang ingin ditentukan substrat tersebut direaksikan sampai habis
metode ini dinamakan metode titik-akhir
(endpoint method)
yang diukur adalah jumlah dari hasil
reaksi. Parameter kimia klinik yang menggunakan metode endpoint method diantaranya adalah - Kolesterol - glukosa - kreatinin. Pustaka Acuan Henry JB. 2001. Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods. 20th ed. Philadelphia: WB Saunders Company Donosepoetro M, Bina Suhendra, Nurwan. Pengantar Pemantapan Kualitas Laboratorium Klinik. Jakarta:PT Rajawali Nusindo Simon K. 2005. Ketidaksesuaian Hasil Pemeriksaan Kimia klinik pada tahap analitik. Jakarta:Patologi Klinik FKUI. Tjok Gede Oka. Pemantapan mutu kimia klinik. Dalam: Laporan hasil pelatihan PME Kimia klinik, urin dan hematologi