Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh

Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan kami sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Sholawat dan salam selalu tercurah kepada
junjungan kita nabi Muhammad SAW.

Penulis mengucapkan rasa syukur karena bisa menyelesaikan tugas Keperawatan Jiwa
bertemakan Cidera Karena Diri Sendiri. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya,
untuk itu kami meminta kritik dan saran dari pembaca makalah ini terkhusus kepada Ibu Meti
Agustini, kemudian jika terdapat kesalahan didalam makalah ini penulis meminta maaf yang
sebesar - besarnya. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada anggota kelompok dan
yang lainnya.

Banjarmasin, Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I................................................................................................................................1

PENDAHULUAN............................................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................................1

C. Tujuan...................................................................................................................2

BAB II...............................................................................................................................3

PEMBAHASAN...............................................................................................................3

BAB III.............................................................................................................................8

PENUTUP........................................................................................................................8

A. Kesimpulan...........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapatmengakhiri
kehidupan. Istilah yang terakhir ini menjadi topik besar dalam psikatrikontemporer, karena
jumlah yang terlibat dan riset yang mereka buat. Di dunia lebihdari 1000 tindakat bunuh diri
terjadi tiap hari, di Inggris ada lebih dari 3000 kematianbunuh diri tiap tahun (Ingram,
Timbury dan Mowbray, 1993). Di Amerika Serikat,dilaporkan 25.000 tindakan bunuh diri
setiap tahun (Wilson dan Kneisl,1988), danmerupakan penyebab kematian kesebelas. Rasio
kejadian bunuh diri antara pria danwanita adalah tiga berbanding satu (Stuart dan Sundden,
1987). Pada usiaremaja, bunuh diri merupakan penyebab kematian kedua (Leahey dan
Wright, 1987,hlm.79).Menurut Prayitno (1983) tindakan bunuh diri di Jakarta 2,3 per
100.000penduduk. Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun
2003mengungkapkan bahwa 1 juta orang bunuh diri dalam setiap tahunnya atau setiap
40detik, bunuh diri juga satu dari tiga penyebab utama kematian pada usia 15-34 tahun,selain
karena faktor kecelakaan. Pada laki-laki tiga kali lebih sering melakukan bunuhdiri daripada
wanita, karena laki-laki lebih sering menggunakan alat yang lebih efektif untuk bunuh diri,
antara lain dengan pistol, menggantung diri, atau lompat darigedung yang tinggi, sedangkan
wanita lebih sering menggunakan zat psikoaktif overdosis atau racun, namun sekarang
mereka lebih sering menggunakan pistol.Selain itu wanita lebih sering memilih cara
menyelamatkan dirinya sendiri ataudiselamatkan orang lain.Percobaan bunuh diri 10 kali
lebih sering, peracunan diri sendiri bertanggung jawab bagi 15% dari pasien medis yang
masuk rumah sakit dan pada pasien dibawah 40 tahun menjadi penyebab terbanyak. Masalah
ini bersifat emosional, peracunan dirisendiri secara khusus cenderung membangkitkan respon
tak rasional dan agresif dariperawat dan dokter (Ingram, Timbury dan Mowbray, 1993).
Bunuh diri merupakankedaruratan psikiatri karena klien berada dalam keadaan stres yang
tinggi danmenggunakan koping yang maladaptif. Situasi gawat pada bunuh diri adalah saat
idebunuh diri timbul secara berulang tanpa rencana yang spesipik untuk bunuh diri
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu cidera karena diri sendiri?
2. Apa penyebab orang menciderai diri sendiri?
3. Apa itu resiko bunuh diri?
4. Bagaimana tanda dan gejala resiko bunuh diri?
5. Apa factor yang mempengaruhi perilaku bunuh diri?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan penulis yaitu agar pembaca mengerti ataupun
mengetahui tentang cidera karena diri sendiri serta trend dan issue cidera karena diri
sendiri dalam keperawatan jiwa.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Cidera Karena Diri Sendiri

Menyakiti diri sendiri adalah segala bentuk perilaku dimana seseorang secara sengaja
menyakiti atau memutilasi diri mereka sendiri tanpa keinginan untuk meninggal. Tidak
semua orang yang menyakiti diri sendiri ingin bunuh diri. Menyakiti diri sendiri biasanya
terjadi dalam bentuk cara ekstrem untuk berusaha mengatasi perasaan yang membuat stres
atau menyakitkan; hal ini sering dimulai pada masa remaja. Ada banyak cara dimana
seseorang menyakiti diri, antara lain :

 Memotong (mis. menggunakan pisau, silet atau gunting untuk memotong bagian
tubuh)
 Meracuni diri (mis. menelan obat dalam jumlah berlebih, obat ilegal, atau zat yang
tidak dapat dikonsumsi seperti penghapus kuteks atau pemutih)
 Membakar diri (mis. menggunakan rokok, zat asam, atau korek untuk membakar
kulit)
 Atau bentuk menyakiti lain seperti memukul diri, menarik rambut, memakan makanan
yang mereka tahu mereka alergi, dan memakan dalam jumlah banyak atau puasa.

Ada juga perilaku lain yang tidak dianggap sebagai perilaku menyakiti diri tapi sangat
berisiko dan bisa menyebabkan cedera seperti naik diatas gerbong kereta, mengemudi dengan
kecepatan tinggi, penggunaan obat ilegal, atau praktik seksual tidak aman berulang-ulang.

B. Penyebab Orang Menciderai Diri Sendiri

Orang mungkin menyakiti diri mereka sendiri karena berbagai alasan, tapi seringkali
bukan sebagai percobaan untuk mengakhiri hidup mereka. Terkadang ini adalah respon untuk
mengatasi rasa sakit emosional atau stres yang intens, dimana orang tersebut mencoba untuk
melegakan, mengontrol atau mengekspresikan rasa sakit tersebut. Terkadang, rasa sakit yang
dialami seseorang bisa sangat sulit untuk dibahasakan, sehingga menyakiti diri juga bisa
berperan sebagai cara meminta bantuan.

Penelitian menunjukkan bahwa menyakiti diri bisa menjadi gejala dari beberapa kelainan
jiwa (mis. depresi, ansietas). Dan juga, orang-orang yang telah mengalami kekerasan
emosional, fisik atau seksual, atau tinggal di lingkungan keluarga yang penuh stres dan kritis
juga lebih rentan menyakiti diri sendiri.

Menyakiti diri sendiri hanya akan memberikan kelegaan jangka pendek dari sakit emosional,
dan tidak menyelesaikannya. Malahan, menyakiti diri bisa menjadi kompulsif dan berbahaya,
dan dapat juga menyebabkan hasil yang fatal jika tidak ditangani dengan benar.

C. Risiko Bunuh Diri

Resiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang dapat mengancam
kehidupan. Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena merupakan perilaku untuk
mengakhiri kehidupannya. Perilaku bunuh diri disebabkan karena stress yang tinggi dan
berkepanjangan dimana individu gagal dalam melakukan mekanisme koping yang digunakan
dalam mengatasi masalah. Beberapa alasan individu mengakhiri kehidupan adalah kegagalan
untuk beradaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi stress, perasaan terisolasi, dapat terjadi
karena kehilangan hubungan interpersonal/ gagal melakukan hubungan yang berarti, perasaan
marah/ bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri sendiri, cara untuk
mengakhiri keputusasaan (Stuart, 2006).

Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat
mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu untuk
memecahkan masalah yang dihadapi (Captain, 2008). Menciderai diri adalah
tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh
diri mungkin merupakan keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan masalah
yang dihadapi (Captain, 2008).

Menurut Shives (2008) mengemukakan rentang harapan putus harapan


merupakan rentang adaptif maladaptif. Respon adaptif merupakan respon yang dapat
diterima oleh norma-norma sosial dan kebudayaan yang secara umum berlaku,
sedangkan respon maladaptif merupakan respon yang dilakukan individu dalam
menyelesaikan masalah yang kurang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan
budaya setempat. Respon maladaptif antara lain:
1. Ketidakberdayaan, keputusasaan, apatis.
Individu yang tidak berhasil memecahkan masalah akan meninggalkan masalah,
karena merasa tidak mampu mengembangkan koping yang bermanfaat sudah
tidak berguna lagi, tidak mampu mengembangkan koping yang baru serta yakin
tidak ada yang membantu.
2. Kehilangan, ragu-ragu
Individu yang mempunyai cita-cita terlalu tinggi dan tidak realistis akan merasa
gagal dan kecewa jika cita-citanya tidak tercapai. Misalnya :
Kehilangan pekerjaan dan kesehatan, perceraian, perpisahan individu akan
merasa gagal dan kecewa, rendah diri yang semuanya dapat berakhir dengan
bunuh diri.
a) Depresi
Dapat dicetuskan oleh rasa bersalah atau kehilangan yang ditandai dengan
kesedihan dan rendah diri. Biasanya bunuh diri terjadi pada saat individu ke
luar dari keadaan depresi berat.

b) Bunuh diri
Adalah tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendiri untuk
mengkahiri kehidupan. Bunuh diri merupakan koping terakhir individu untuk
memecahkan masalah yang dihadapi (Laraia, 2005).

D.KLASIFIKASI

Perilaku bunuh diri terbagi menjadi tiga kategori (Stuart, 2006):


 Ancaman bunuh diri yaitu peringatan verbal atau nonverbal bahwa seseorang
tersebut mempertimbangkan untuk bunuh diri. Orang yang ingin bunuh diri
mungkin mengungkapkan secara verbal bahwa ia tidak akan berada di sekitar kita
lebih lama lagi atau mengomunikasikan secara non verbal.
 Upaya bunuh diri yaitu semua tindakan terhadap diri sendiri yang dilakukan oleh
individu yang dapat menyebabkan kematian jika tidak dicegah.
 Bunuh diri yaitu mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau
diabaikan. Orang yang melakukan bunuh diri dan yang tidak bunuh diri akan
terjadi jika tidak ditemukan tepat pada waktunya.
Sementara itu, Yosep (2010) mengklasifikasikan terdapat tiga jenis bunuh diri,
meliputi:
 Bunuh diri anomik
Bunuh diri anomik adalah suatu perilaku bunuh diri yang didasari oleh faktor
lingkungan yang penuh tekanan (stressful) sehingga mendorong seseorang untuk
bunuh diri.
 Bunuh diri altruistik
Bunuh diri altruistik adalah tindakan bunuh diri yang berkaitan dengan
kehormatan seseorang ketika gagal dalam melaksanakan tugasnya.
 Bunuh diri egoistik
Bunuh diri egoistik adalah tindakan bunuh diri yang diakibatkan faktor dalam diri
seseorang seperti putus cinta atau putus harapan.

E.MANESFETASI KLINIS

Tanda dan gejala menurut Fitria (2009):


 Mempunyai ide untuk bunuh diri
 Mengungkapkan keinginan untuk mati
 Impulsif
 Menunjukan perilaku yang mencurigakan
 Mendekati orang lain dengan ancaman
 Menyentuh orang lain dengan cara menakutkan
 Latar belakang keluarga
F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU BUNUH DIRI

Stuart (2006) menyebutkan bahwa faktor predisposisi yang menunjang perilaku


resiko bunuh diri meliputi:

 Diagnosis psikiatri
Tiga gangguan jiwa yang membuat pasien berisiko untuk bunuh diri yaitu
gangguan alam perasaan, penyalahgunaan obat, dan skizofrenia.
 Sifat kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan peningkatan resiko bunuh
diri adalah rasa bermusuhan, impulsif, dan depresi.
 Lingkungan psikososial
Baru mengalami kehilangan, perpisahan atau perceraian, kehilangan yang dini,
dan berkurangnya dukungan sosial merupakan faktor penting yang berhubungan
dengan bunuh diri.
 Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor resiko
untuk perilaku resiko bunuh diri
 Faktor biokimia
Proses yang dimediasi serotonin, opiat, dan dopamine dapat menimbulkan
perilaku resiko bunuh diri.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat
mengakhiri kehidupan dan Pada umumnya merupakan cara ekspresi orang yang
penuh stress dan  berkembang dalam beberapa rentang
Sebagian besar faktor-faktor risiko perilaku mencederai diri: bunuh diri yaitu terjadi
pada : 1) remaja dan dewasa muda; 2) laki-laki; 3) SMU; 4) belum menikah; 5) suku
sunda; 6) metode yang digunakan untuk bunuh diri adalah minum obat serangga,
membenturkan kepala, minum obat tidur, menceburkan ke sumur, menabrakkan diri
ke jalan, membakar diri dan menelan peniti, 7) diagnostiknya adalah Skizofrenia.
Percobaan bunuh diri yang dilakukan oleh klien lebih dari 1 kali.

B. Saran
Hendaknya perawat memiliki pengetahuan yang cukup cirri-ciri pasien yang
ingin mengakhiri hidupnya sehingga dapat mengantisipasi terjadinya perilaku bunuh
diri pasien. Hendaknya perawat melibatkan keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan jiwa
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Strategi Pelaksanaan Resiko Bunuh Diri. Diunduh pada tanggal 18 Maret
2015 dari alamat web: http://ahlinyajiwa.blogspot.com/2013/02/strategi-pelaksanaan-
resiko-bunuh-diri.html

Captain, C. (2008). Assessing suicide risk, Nursing made incredibly

easy, Volume 6(3).

Fitria,Nita.2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP & SP) untuk 7 Diagnosis Keperawatan
Jiwa Berat bagi Program S1 Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Stuart, G. W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Yosep, I. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai