Puji syukur Alhamdulillah, dengan Rakhmat dan Karunia Allah swt, telah terbit Jurnal Ilmiah
Zona Sipil Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Batam Volume 6, Nomor
3, Desember 2016, yang berisi tentang hasil Penelitian maupun berupa tulisan Ilmiah populer
yang dilakukan oleh Mahasiswa dan Dosen Fakutas Teknik Unversitas Batam.
Kami mengharapkan untuk terbitan selanjutnya, mahasiswa dan Dosen dapat meningkatkan
kualitas publikasi karya ilmiah, yang sesuai dengan qaidah penulisan Jurnal Ilmiah.
Pada kesempatan ini, Redaksi mengucapkan terimakasih kepada Dosen yang telah
berpartisipasi dalam penulisan Zona Sipil, terutama pada Volume 6, No 3, Desember 2016 ini
Dan untuk kesempurnaan Jurnal ini, kiritikan dan Saran sangat kami harapkan.
Wabillahitaufiq Walhidayah
Wassalam,
Redaksi
DAFTAR ISI
Abstrak
Berkembangnya suatu kota selalu diikuti oleh peningkatan berbagai macam kebutuhan masyarakat termasuk
kebutuhan transportasi untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lain, sehingga tranportasi dapat dikatakan sebagai
kebutuhan primer. Letak geografis provinsi Kepulauan Riau yang terdiri dari pulau-pulau, membuat pemilihan moda
transportasi kapal laut. Untuk memenuhi kebutuhan transportasi PT. Asian Fast Marine yang bergerak dalam bidang repair
kapal berpeluang mengembangkan dan memperluas usaha dibidang repair kapal laut terutama jenis kapal laut ferry, maka
dari itu perencanaan workshop PT. Asian Fast Marine ini sebagai tempat repair kapal ferry.
Dalam perencanaan workshop ini beban yang bekerja diantaranya adalah Beban Hidup, Beban Mati dan Beban
Angin. Proses analisa ini menggunakan program SAP2000,serta beberapa perhitungan secara manual. Dan dalam
pengontrolan mengacu pada Peraturan Pembebanan Bangunan Baja Indonesia 1984, dengan cara membandingkan tegangan
yang dihitung dengan tegangan yang diijinkan.
Untuk hasil pembebanan didapat secara manual, sedangkan untuk hasil kolom dan rafter dari desain otomatis
menggunakan program SAP2000 hasilnya tidak begitu jauh selisihnya jika dikontrol secara manual, hasil perhitungan untuk
rafter menggunakan baja WF 400x200x7x11, dan baja untuk kolom WF 500 x 300 x 11 x 18.
Mutu Material Baja Batu belah, batu bulat, batu gunung 1.500 kg/m³
(berat tumpuk)
Tabel 1. Spesifikasimaterial bajau untuk keperluan desain Batu karang (berat tumpuk) 700 kg/m³
(SNI)
Tipe Kuat leleh Kuat Tarik Elongasi Batu pecah 1.450 kg/m³
min.(Mpa) min.(Mpa) min(Mpa)
Besi tuang 7.250 kg/m³
Bj 210 340 22
34 Beton 2.200 kg/m³
Bj 240 370 20
37 Beton bertulang 2.400 kg/m³
Bj 250 410 18
41 Kayu kelas I 1.000 kg/m³
Bj 290 500 16 Kerikil, koral (kering udara sampai 1.650 kg/m³
50 lembab)
Bj 410 550 13
55 Pasangan bata merah 1.700 kg/m³
Koefisien pemuaian : α = 12 x 10-6 per oC Pasir (kering udara sampai lembab) 1.600 kg/m³
Beban Mati adalah semua muatan yang berasal Beban Angin, adalah beban yang bekerja pada
dari berat sendiri bangunan dan unsur bangunan termasuk struktur akibat tekanan tekan
segala unsur tambahan yang merupakan suatu kesatuan dari gerakan angin. Beban angin sangat tergantung dari
dengannya.(Peraturanpembebanan Indonesia untuk lokasi dan ketinggiandari struktur.
gedung (SNI 03-1727-1989).
Peraturan pembebanan Indonesia untuk gedung (
SNI 03-1727-1989)) beban angin ditentukan dengan
mengganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif
Beban Hidup (beban sementara) (isapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang – bidang
yang ditinjau.
Banyak beban yang menyangkut dalam suatu Besarnya tekanan positif dan tekanan negatif ini
bangunan antaralain: dinyatakandalam kg/ m², ditentukan dengan mengalikan
a. Beban hidup pada atap gedung(Peraturan dengan tekanan.
pembebanan Indonesia untuk gedung (SNI03-1727- • Tekanan tiup harus diambil 25 kg/ m²
1989)) • Tekanan tiup di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5
1. Beban hidup pada atap atau bagian atap serta km dari pantai harus diambi minimum 40 kg/m2.
padastruktur tudung (kanopy) yang dapat dicapai • Koefisien angin gedung tertutup
dandibebani oleh orang harus diambil minimum Dinding vertikal (+ 0,9)
100kg/m² bidang datar. Di pihak angin (- 0,4)
2. Beban hidup pada atap atau bagian atap yang Di belakang angin (-0,4)
tidakdapat dicapai dibebani oleh orang, harus Sejajar dengan arah angin
diambilyang paling menentukan diantara 2 Atap segitiga dengan kemiringan α :
macam berikut: Di pihak angin α < 65 derajat, (0,02α-0,4)
a. Beban terbagi rata kg / m² berasal dari beban 65 derajat < α < 90 derajat (+ 0,9)
airhujan sebesar ( 40 – 0,8 α ) kg / m². Di belakang angin, untuk semua α (- 0,4)
Dimana αadalah sudut kemiringan atap
dalam derajat,dengan ketentuan bahwa
beban tersebut tidakperlu diambil lebih besar
dari 20 kg /m² dantidak perlu ditinjau bila
Perencanaan Struktur Atas
kemiringan atapnyaadalah lebih besar dari
Struktur adalah suatu kesatuan dan rangkaian dari
50 derajat.
beberapa elemen yangdirencanakan agar mampu
b. Pada balok tepi atau gording dari atap
menerima beban dari luar maupun berat sendiri
yangtidak cukup ditunjang oleh dinding
tanpamengalami perubahan bentuk yang melampui batas
ataupenunjang lainnya dan pada kantilever
persyaratanStruktur bangunan di atas harus sanggup
harusditinjau kemungkinan adanya beban
mewujudkan perencanaandari segi arsitektur dan harus
hidupterpusat sebesar 200 kg.
mampu menjamin mutu baik dari segikeamanan ataupun
Agar perencanaan struktur bangunan gedung tidak
kenyamanan bagi penggunanya. Untuk itu, bahanyang
terlalu boros disebabkan besarnya beban hidup yang
digunakan sebagai dasar dari konstruksinya
ditinjau, padahal tidak mungkin semua beban hidup pada
hendaknyamemenuhi kriteria sebagai berikut :
struktur bangunan bekerja secara bersamaan. Maka
a. Kuat
dilakukanlah suatu pengurangan beban hidup (reduksi)
b. Ekonomis
bila struktur bangunan memiliki nilai KLL x AT lebih dari
c. Pemasangan lebih efisien
37,16m2. Besaran beban tereduksi ditentukan persamaan
berikut:
4,57 Perencanaan AtapGording
= 0,25 + ! Struktur gording direncanakan kekuatannya
√ . berdasarkan pembebanandari beban mati, beban hidup,
Dimana;
dan beban angin.
L = Beban hidup setelah tereduksi
Pembebanan
L0 = Beban hidup sebelum tereduksi
Adapun beban yang bekerja pada gording sebagai
KLL = Faktor elemen beban hidup
berikut :
AT = Luas tributari (m2)
o Beban mati ( DL) terdiri dari :
Berat sendiri gording bulat, pelat, siku, siku ganda, siku bintang, kanal, WF, dan
Berat atap lain-lain. Beberapa penampang dari batang Tarik yang
o Beban hidup (LL) Terdiri dari umum digunakan :
Beban air hujan
Beban manusia
Kombinasi pembebanan :
o Kuat perlu (U) yang menahan beban mati ( D)
danbeban hidup (L) paling tidak harus sama dengan :
U = 1,2 D + 1,6 L
o Kuat perlu ( U) yang sama menahan beban angin (W),
beban mati ( D) dan beban hidup (L)
U = 1,2 D +1,6 L + 0,8 W
o Kuat perlu ( U) yang menahan beban angin (W),
beban mati ( D) dan beban hidup ( L) kosong
U = 0,9 D + 1,3 W Gambar 1. Beberapa penampang tarik
Prosedur Pengumpulan
n Data
Pengumpulan data adalah
ah prosedur
pro yang digunakan
untuk menganalisa hal-hal mengenai
menge objek kajian dan
metode perencanaan dengan memperhatikan
memp kualitas
pengambilan data dan informasi
info yang telah
ditentukan.
Gambar 4. Panjang tekuk untuk bebe beberapa kondisi
perletakan (Gambar dari SNI 03-1729-2002)
2002) a. Data Primer
Data primer adalah data ta yang
yan didapat dari hasil
Sambungan Baut peninjauan dan pengamatan atan langsung di lapangan
berupa letak, luas areal,
al, kondisi
ko lokasi, kondisi
Struktur baja terdiri dari elemen-elem
elemen kecil yang bangunan di sekitar lokasi.
digabung satu dengan lainnya membentuk ntuk elelemen struktur b. Data Sekunder
yang lebih besar. Proses fabrikasi di bengkel
engkel kerja dengan Data sekunder adalah data yang didapat bukan
alat bantu yang presisi, serta mudah diawasi
iawasi agar mutunya melalui pengamatan secaracara langsung pada objek
terkontrol. kajian, tetapi dari sumber-su sumber terdahulu yang
Setelah selesai dibuat, elemen-elemen
lemen tadi diangkut mendukung sehingga dapat apat menjadi
m solusi dalam
kelapangan untuk dirakit sesuai rencana.
ncana. Transportasi perencanaan. Sumber ini dapat berupa teori, pendapat
akan membatasi ukuran elemen, dan itu te tergantung dari ahli, kebijakan dan peraturan
turan pemerintah mengenai
mobilnya, crane, sampai kapasitas jalanan yan
yang ada. Sistem perencanaan struktur baja untuk menjadi dasar
sambungan penting untuk proses erectio ection, untuk itu perencanaan.
tipenya dipilih agar proses pelaksanaan an dan pengawasan
dapat dilakukan dengan baik.
Jenis-jenis alat sambungan pada da kokonstruksi baja Metode Analisa Data
adalah paku keeling, baut, dan las. Alat lat sa
sambung untuk
erection di lapangan adalah baut, dipilih
pilih kkarena mudah Setelah semua data diperoleh,, ada dua cara yang penulis
dilaksanakan tanpa inspeksi yang rumit,umit, cukup secara gunakan dalam menganalisa data,
ata, yaitu
ya :
visual semata. Sambungan las lapangan gan haharus dihindari, a. Perhitungan manual
khususnya struktur utama. Bila terpaks erpaksa, itu harus Cara perhitungan manualini dengan
de cara perhitungan
dilakukan oleh tukang yang ahli dan an dib
dibawah control tampa menggunakan softwaree pembantu.
pem Dalam analisa
mutu yang ketat, misalnya test uji acak bbeberapa titik ini, perhitungan manual inii terdiri
terdi dari yang bersifat
dengan peralatan khusus. Sistem paku aku kkeeling sudah umum, matsutnya perhitungan n biar dilakukan setelah data-
using, fungsinya telah digantikan oleh baut m mutu tinggi. data perencanaan dan pembebanan
anan seperti
s :
Dua tipe baut mutu tinggi yang di sta standarkan oleh • Perhitungan gording, analisaa ini termasuk analisa
ASTM adalah type A325 dan A490. Baut in ini mempunyai trekstrang,
kepala bersegi enam, baut A325 terbuat uat dar
dari baja karbon • Pembebanan pada portal, l, meliputi,
me meliputi beban
yang memiliki kuat leleh 560-630 Mpa, a, baut A490 terbuat mati, beban hidup dan beban
ban angin
an
dari baja alloy dengan kuat leleh 790-900
900 MMpa,tergantung b. Perhitungan Program SAP20 AP2000 versi 14
pada diameternya. Cara perhitungan ini adalah perhitungan dengan
menggunakan software pembantu bantu. Program ini dapat
mengerjakan analisis dan perancangan
peran dari struktur
rangka baja dan beton. Didalan
lan model
mo tersebut termasuk
proferty material. Program ini sangat membantu dan Beban angin kekiri
menghemat waktu pengerjaan. Wa = (- 0,4) w x lg
= (- 0,4) x 40 kg/m2 x 1,2
Perhitungan Konstruksi = - 19,2 kg/m
Menentukan momen pada gording akibat beban mati
Diketahui Type kerangka baja dengan data-data :
Panjang workshop………………... = 48 m a. Beban mati :
Tinggi workshop…………………. = 11 m qx = q sin α
Lebar workshop …………………. = 24 m = 37,51 sin 100
Jarak antar gording ……………….. = 1,2 m = 6,51 kg/m
Jarak antar rafter ke rafter ………… = 6 m qy = q cos α
Kemiringan rafter…………… = 100 = 37,51 cos 100 = 36,94 kg/m
panjang balok rafter = 12 / cos 100… = 12,185 m
Gording dipakai baja canal……….. = CNP 150 x Karna sumbu Y adalah sumbu lemah maka dipasang
65 x 20 x 3,2 kg/m TESKTRANG dengan jarak 3m, jadi bentang gording
Berat penutup atap,spandek……….. = 5 kg/m2 yang 6m mennjadi 3m karena dibagi 2.
Berat penutup dingding,spandek,, = 5 kg/m2 Mx = 1/8 (6,51 kg/m) x (6m)2
Mutu baja ……………………… = Fu 360 = 29,29 kg.m
My = 1/8 (36,94 kg/m) x (3m)2
Perencanaan Gording = 41,55 kg.m
b. Beban hidup :
P =100 kg
Mx = 1/4 (p sin α)
=1/4 (100 sin 100) x (6m)
= 26,06 kg.m
My = 1/4 (100 cos α)
= 1/4 (100 cos 100) x (3m)
= 98,48 kg.m
c. Beban angin :
Angin dari kanan : M angin kanan =1/8 (-7,68 kg/m) x
(6m)2
Gambar 5. Gording = -34,56 kg.m
Beban gording Angin dari kiri : M angin kiri = 1/8 ( -19,2 kg/m)
Dicoba profil gording chanel C150x65x20x3,2 x (6m)2
Data-data : = -86,4 kg.m
Ix = 332 cm4 Tabel.4.1. Kontruksi Beban
Wx = 44,3 cm3
Iy = 53,8 cm4 Ket. 1 2 3 4 Jumlah 3
Wy = 12,2 cm3 Angin Angin Beban Beban +4
Berat= 7,51 kg/m` kanan kiri mati hidup
a. Beban mati (q)
Berat sendiri gording = 7,51 kg/m` Mx -34,56 -86,4 6,51 26,06 = 32,56
Berat atap (5 kg/m2 x 1,2 m) = 6 kg/m kg.m kg.m kg.m kg.m kg.m
Beban air hujan (20 kg/m2 x 1,2 m) My 0 0 36,94 98,48 = 135,42
= 24 kg/m + kg.m kg.m kg.m
q = 37,51 kg/m a. Cek tegangan :
b. Beban hidup (P) 23 25
= +
43 45
Beban pekerja P = 100 kg
c. Beban angin (W)
Beban angin kekanan 32,56 x 100 135,42 x 100
σ= +
44,3 12,2
Wa = (0,02 α – 0,4) w x lg
= (0,02 x 100 – 0,4) x 40 kg/m2 x
1,2 m σ = 73,49 + 1110
= - 7,68 kg/m2
σ = 1183,49 kg/cm2< σ ijin = 1600 P = beban pekerja / L
kg/cm2…………..OK!!! = 100 kg / 12,9
b. Cek lendutan = 7,7 kg/m
5 (= cos A) . ( )B 1 (D cos A). ( )E mi1(X1,
<" = + = ½
384 . C" 48 . C" cos 10I
EF,GB 12
5 ) HII + . (600)
B
1 (100 cos 10I ). (600)E =
= + 0,98
384 2,1. 10F . 332 8 2,1. 10F . 332 = 12,9 m
(0,3694). (1296. 10HH )
= 0,013
c. Beban angin
697200000 Koefisien angin pada rafter = 0,02 (100) – 0,4 = -0,16
(98,48). (216000000)
+ 0,021
dan -0,4
697200000 Beban angin 20 kg/m2
= 0,892 + 0,64 Angin kiri pada rafter = -0,16 (40kg/m2) (6m) = -
= 1,532 cm 38,4 kg/m
Angin kanan pada rafter = -0,4 (40kg/m2) (6m)
5 (= sin A) . ( )B 1 (D sin A). ( )E
<J = +
= -96kg/m
384 . CJ 48 . CJ Angin kiri pada kolom = 0,9 (40kg/m2) (6m)
F,MH
5 ) HII + . (300)
B = 216 kg/m
1 (100 sin 10I ). (300)E
= + Angin kanan pada kolom = 0,4 (40kg/m2) (6m)
384 2,1. 10F . 53,8 8 2,1. 10F . 53,8 = 96 kg/m
(0,0651). (8100000000)
= 0,013
Perencanaan rafter diperoleh dari hasil desain
112980000 otomatis program SAP 2000 fersi 14, yang kemudian
(17,36). (27000000)
+ 0,021
dilakukan pengecekan secara manual sesuai dengan
112980000 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia Tahun
= 0,06 + 0,087 1984. Untuk mendapat analisa struktur maka perlu
= 0,147cm dilakukan pemodelan serta pemberian beban yang bekerja
<NONPQ = R<"' + <J'
pada struktur workshop tersebut. Setelah itudiperoleh
gaya-gaya dalam pada struktur.
<NONPQ
= S(1,532$T)' + (0,147$T)'
= S2,347 + 0,021
= S2,368
= 1,538 cm
1
< UVU1 = (600) = 2,4 $T
250
→ < ( (XY / < UVU1 … … … … … . . [\
Gambar 6. Permodelan struktur pada SAP2000
Perencanaan Rafter
a. Beban mati
Berat sendiri atap (5 kg/m2 x 6m)= 30 kg/m'
Berat sendiri gording Pengecekan kemampuan rafter
20 unit x 6m x 7,51kg/m' = 37,55 kg/m
24m Dari hasil desain program SAP2000 diperoleh rafter
Beban air hujan dengan profil WF 400X200X7X11. Setelah hasilnya di
(20 kg/m2 x 6m)= 120 kg/m+ dapat maka desain tersebut dikontrol berdasarkan
Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia Tahun
= 187,55 kg/m 1984.
P = 3096,76kg (kombinasi 4)
H]^,MM cd
== = 190,44 Momen = 1512125 kg cm (kombinasi 4)
_`a HIb e Balok rafter = 400x200x7x11 56,6 kg/m
… … … . (fXYXT X%Xℎ hi%(UjXY ↓ ) A = 72,16 cm2
b. Beban hidup terpusat Wx = 1010 cm3
180,04j,/$T' ≤ 1600 j,/$T' OK
2
+ / 1600 j,/$T' v |…
4 + ≤
3096,76 kg 1512125 kg cm w †…
+ / 1600 j,/$T' 6267,4 19786,57 $T
72,16 cm' 1010 cmE + ≤
42,91 j,/$T' + 1497,15 j,/$T' / 1600 j,/$T' 163,5 2910 $T