Anda di halaman 1dari 11

PENYIMPANGAN MU'TAZILLAH DAN BANTAHANNYA

https://youtu.be/2PiVr8VtNcM

1. Menolak semua sifat Allah.

BANTAHANNYA :

Allah Ta’ala berfirman,

َ ُ‫ُون فِي أَسْ َمائ ۚ ِِه َسيُجْ َز ْو َن َما َكا ُنوا َيعْ َمل‬
‫ون‬ َ ‫ء ْالحُسْ َن ٰى َف ْادعُوهُ ِب َه ۖا َو َذرُوا الَّذ‬Pُ ‫َوهَّلِل ِ اأْل َسْ َما‬
َ ‫ِين ي ُْل ِحد‬

Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa- “
ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam
(menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah
.mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raf: 180)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫الج َّن َة‬ َ ْ‫ َمنْ أَح‬، ‫ مِا َئ ًة إِالَّ َواح ًِدا‬، ‫هلل تِسْ َع ًة َوتِسْ ِعي َْن اسْ مًا‬
َ ‫صا َها‬
َ ‫دَخ َل‬ ِ َّ‫إِن‬

Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama–seratus kurang satu–yang“


apabila seseorang menghitungnya niscaya dia masuk Surga.” (HR. Bukhari, no. 7392 dan
Muslim, no. 2677)

Setiap nama dari nama-nama-Nya mengandung sifat yang mencakup seluruh maknanya yang
muncul dari nama tersebut.

Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:


https://rumaysho.com/18512-syarhus-sunnah-kaidah-nama-dan-sifat-allah-02.html

AQIDAH AHLU SUNNAH MENETAPKAN NAMA NAMA DAN SIFAT SIFAT ALLAH YANG ADA
DI AL QURAN DAN SUNNAH TANPA DI INGKARI,
DISELEWENGKAN MAKNANYA, DITANYAKAN BAGAIMANANYA (BAGAIMANA YA..
TANGAN ALLAH ?, BAGAIMANA YA.. WAJAH ALLAH...? INI TIDAK DIPERBOLEHKAN),
DAN DISERUPAKAN DENGAN MAHLUKNYA (TANGAN ALLAH TIDAK SAMA DENGAN
TANGAN MAHLUKNYA, WAJAH ALLAH TIDAK SAMA DENGAN WAJAH MAHLUKNYA).

2. Dalam masalah takdir, Mu’tazilah adalah Qadariyyah yaitu menolak takdir.

BANTAHANNYA :

Firman Allâh Subhanahu wa Ta’ala :

‫إِ َّنا ُك َّل َشيْ ٍء َخلَ ْق َناهُ ِب َقدَ ٍر‬

Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dengan al-qadar (takdir) [al-Qamar/54:49]

Read more https://almanhaj.or.id/3551-memahami-takdir-allah-subhanahu-wa-taala-menurut-


perspektif-ahlus-sunnah-wal-jamaah.html
Sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidak ada seorangpun dari kalian kecuali Allâh
telah menetapkan tempatnya di surga atau tempatnya di neraka.” Para Sahabat Radhiyallahu
anhum bertanya, “Wahai Rasûlullâh, (kalau demikian) apakah kita tidak bersandar saja pada
ketentuan takdir kita dan tidak perlu melakukan amal (kebaikan) ? Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Lakukanlah amal (kebaikan), karena setiap manusia akan dimudahkan
(untuk melakukan) apa yang telah ditetapkan baginya, manusia yang termasuk golongan orang-
orang yang berbahagia (masuk surga) maka dia akan dimudahkan untuk melakukan amal
golongan orang-orang yang berbahagia, dan manusia yang termasuk golongan orang-orang
yang celaka (masuk neraka) maka dia akan dimudahkan untuk melakukan amal golongan
orang-orang yang celaka.” Kemudian Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca :

َ ‫﴾ َو َك َّذ‬٨﴿‫﴾ َوأَمَّا َمنْ َب ِخ َل َواسْ َت ْغ َن ٰى‬٧﴿ ‫﴾ َف َس ُن َي ِّس ُرهُ ل ِْليُسْ َر ٰى‬٦﴿ ‫صدَّقَ ِب ْالحُسْ َن ٰى‬
﴿ ‫﴾ َف َس ُن َي ِّس ُرهُ ل ِْلعُسْ َر ٰى‬٩﴿‫ب ِب ْالحُسْ َن ٰى‬ َ ‫﴾ َو‬٥﴿‫َفأَمَّا َمنْ أَعْ َط ٰى َوا َّت َق ٰى‬
١٠

Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allâh) dan bertakwa (kepada-Nya), dan
membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan memudahkan
baginya (jalan) yang mudah (kebaikan). Dan adapun orang-orang yang kikir dan merasa dirinya
cukup (berpaling dari petunjuk-Nya), serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami
akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar (keburukan) [al-Lail/92:5-10]

Read more https://almanhaj.or.id/3551-memahami-takdir-allah-subhanahu-wa-taala-menurut-


perspektif-ahlus-sunnah-wal-jamaah.html

3. Punya pendapat yang hampir sama dengan Jahmiyyah yaitu meniadakan kalau Allah dapat
dilihat pada hari kiamat

BANTAHANNYA :

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

Al-Qiyāmah : 22

ٌ‫وُ جُوهٌ َي ْو َم ِئ ٍذ َناضِ َرة‬

Wajah-wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri.

Al-Qiyāmah : 23

ٌ‫إِلَ ٰى َر ِّب َها َناظِ َرة‬

Memandang Tuhannya.

Dibagikan menggunakan MyQuran https://twali.id/myquranandroid untuk Android


atau https://twali.id/myquranios untuk iOS

Read more https://konsultasisyariah.com/1044-apakah-allah-bisa-dilihat-di-akhirat.html

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

Artinya: “Ketahuilah bahwa tiada seorangpun yang akan bisa melihat Rabb-nya sehingga ia
mati.”

INI DALIL BAHWA MANUSIA DAPAT MELIHAT ALLAH SETELAH MANUSIA MENINGGAL.
KALAU SEWAKTU HIDUP DI DUNIA MANUSIA TIDAK BISA MELIHAT ALLAH.
SEBAGAIMANA KISAH NABI MUSA AS DI DALAM AL QURAN SURAT Al-A'rāf : 143, ALLAH
BERFIRMAN :

َ ‫ظرْ إِلَى ْال َج َب ِل َفإِ ِن اسْ َت َقرَّ َم َكا َن ُه َف َس ْو‬


‫ف َت َرانِي ۚ َفلَمَّا‬ ُ ‫ِن ا ْن‬ ٰ ُ ‫ُوس ٰى لِمِي َقا ِت َنا َو َكلَّ َم ُه َر ُّب ُه َقا َل َربِّ أَرنِي أَ ْن‬
ِ ‫ك ۚ َقا َل َلنْ َت َرانِي َو َلك‬
َ ‫ظرْ إِ َل ْي‬ ِ َ ‫َولَمَّا َجا َء م‬
‫ِين‬
َ ‫ن‬ ‫م‬ِ ْ
‫ُؤ‬‫م‬ ْ
‫ال‬ ‫ل‬
ُ ‫و‬َّ َ ‫أ‬ ‫ا‬‫ن‬َ َ ‫أ‬ ‫و‬ ‫ْك‬‫ي‬
َ َ ِ َ ‫ل‬ ‫إ‬ ُ
‫ْت‬‫ب‬‫ت‬ُ ‫ك‬‫ن‬َ
َ َ ‫ا‬‫ْح‬
‫ب‬ ‫س‬
ُ ‫ل‬
َ ‫ا‬ َ
‫ق‬ َ‫َاق‬
‫ف‬ َ ‫أ‬ ‫َّا‬
‫م‬ َ ‫ل‬ َ
‫ف‬ ۚ ‫ا‬‫ق‬ً ‫ع‬
ِ ‫ص‬
َ ٰ
‫ى‬ ‫ُوس‬
َ ‫م‬ َّ‫ر‬ َ
‫خ‬ ‫و‬ َ ‫ا‬ ً
‫ك‬ ّ َ‫د‬ ‫ه‬ُ َ ‫ل‬ َ َ ِ َ ‫َت َجلَّ ٰى َر ُّب ُه ل ِْل َج‬
‫ع‬ ‫ج‬ ‫ل‬ ‫ب‬

Dan ketika Musa datang untuk (munajat) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah
berfirman (langsung) kepadanya, (Musa) berkata, \"Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu)
kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.\" (Allah) berfirman, \"Engkau tidak akan (sanggup)
melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu, jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya
engkau dapat melihat-Ku.\" Maka ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) kepada
gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia
berkata, \"Mahasuci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku adalah orang yang pertama-
tama beriman.\"

4. Menyatakan Al-Qur’an itu makhluk (bukan kalamullah).

BANTAHANNYA :

‫ْك رُوحً ا مِنْ أَ ْم ِر َنا‬ َ ِ‫َو َك ٰ َذل‬


َ ‫ك أَ ْو َح ْي َنا إِلَي‬

Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami.” (QS. “
Asy-Syura: 52)

Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:


https://rumaysho.com/20939-syarhus-sunnah-al-quran-itu-kalamullah.html

YANG DISEBUT WAHYU DI AYAT TERSEBUT ADALAH FIRMAN ALLAH, BUKAN MAHLUK
ALLAH.

KALAU AL QURAN ITU MAHLUK DAN ALLAH TIDAK PUNYA SIFAT BICARA SEBAGAIMANA
PEMAHAMAN MUK'TAZILLAH YANG MENOLAK SEMUA SIFAT ALLAH BERARTI ALLAH
BISU.
NAUZUBILLAH !!!
MAHA SUCI ALLAH DARI YANG MEREKA SANGKAKAN.
PADAHAL ALLAH MEMILIKI SIFAT FI'LIYAH YAITU BERBICARA SEKEHENDAK ALLAH,
KAPAN ALLAH INGIN BICARA, ALLAH AKAN BERBICARA.
DAN ITU SUDAH SELESAI, ALLAH BERBICARA SEKEHENDAKNYA DI DALAM AL QURAN.
ALLAH JUGA BERBICARA "KUN" DENGAN SEKEHENDAKNYA TATKALA MENCIPTAKAN
MAHLUKNYA SAMPAI HARI KIAMAT.

Yāsin : 82

ُ‫إِ َّن َما أَمْ ُرهُ إِ َذا أَ َرادَ َش ْي ًئا أَنْ َيقُو َل َل ُه ُكنْ َف َي ُكون‬

Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata


kepadanya, \"Jadilah!\" Maka jadilah sesuatu itu.
5. Menganggap bahwa semua ilmu itu kembali pada akal untuk bisa menerimanya.

BANTAHANNYA :

Firman Allah,

َ ‫ك فِي َما َش َج َر َب ْي َن ُه ْم ُث َّم الَ َي ِجدُوا فِي أَ ْنفُسِ ِه ْم َح َرجً ا ِممَّا َق‬
‫ضيْتَ َوي َُسلِّمُوا َتسْ لِيمًا‬ َ ‫ون َح َّتى ي َُح ِّكمُو‬
َ ‫ك الَ ي ُْؤ ِم ُن‬
َ ‫َفالَ َو َر ِّب‬

Maka demi Rabbmu, mereka tidaklah beriman sampai mereka menjadikanmu sebagai hakim di “
dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak mendapati pada diri mereka
rasa keberatan terhadap apa yang kamu putuskan, dan mereka menerima dengan
sepenuhnya” (QS. An-Nisaa: 65)

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/17900-penghalang-ittiba-4-mendahulukan-


akal-di-atas-dalil-yang-shahih.html

KEWAJIBAN KITA ADALAH TUNDUK DAN PATUH TERHADAP DALIL, MENDAHULUKAN


DALIL DARI PADA AKAL.
DALIL DALIL DARI AL QURAN DAN SUNNAH ADALAH PATOKAN UNTUK MENGIMANI
PERKARA YANG GHOIB SEBAGAIMANA ADANYA, YANG MANA TIDAK BISA DITERIMA
OLEH AKAL MANUSIA KARENA AKAL MANUSIA TIDAK MAMPU MENJANGKAUNYA.
BERIKUT DALIL DALIL YANG TIDAK BISA DIJANGKAU OLEH AKAL MANUSIA.

‫ِّك َف ْو َق ُه ْم َي ْو َم ِئ ٍذ َث َما ِن َي ٌة‬ َ ْ‫ك َعلَ ٰى أَرْ َجا ِئ َها َۚو َيحْ ِم ُل َعر‬
َ ‫ش َرب‬ ُ َ‫َو ْال َمل‬

Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang “
malaikat menjunjung ‘Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka.” (QS. Al-Haaqqah: 17)

Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:


https://rumaysho.com/21282-syarhus-sunnah-arsy-allah-makhluk-paling-tinggi-dan-paling-
besar.html

Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ِ‫ة أ ُ ُذ ِن ِه إِلَى َعا ِتقِ ِه مَس‬Pِ ‫ش إِنَّ َما َبي َْن َشحْ َم‬
‫يرةُ َس ْب ِعمِا َئ ِة َع ٍام‬ َ ‫أُذ َِن لِى أَنْ أ ُ َح ِّد‬
ِ ْ‫ث َعنْ َملَكٍ مِنْ َمالَ ِئ َك ِة هَّللا ِ مِنْ َح َملَ ِة ْال َعر‬

Aku diizinkan untuk menceritakan tentang salah satu malaikat Allah pemikul ‘Arsy, yaitu antara “
daging telinga dengan pundaknya sejauh tujuh ratus tahun perjalanan.” (HR. Abu Daud, no.
.4727. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih)

6. Mirip dengan Khawarij yaitu menganggap pelaku dosa besar kekal dalam neraka, namun
mereka tidak berani mencap kafir. Itulah mengapa Mu’tazilah disebut “bancinya Khawarij”
(Mukhanits Al-Khawarij).

BANTAHANNYA :

ADANYA SYAFAAT ALLAH, NABI MUHAMMAD SAW, ORANG YANG DIRIDHOI DAN
MALAIKAT MEMBUKTIKAN BAHWA PELAKU DOSA YANG DIMASUKKAN KE NEREKA
SEBAB DOSANYA DAN PADA AKHIRNYA DIMASUKKAN KE SURGA BERKAT SYAFAAT,
MEREKA TIDAKLAH KEKAL DI DALAM API NERAKA.
SYAFAAT ALLAH SWT ADA DI DALAM HADIS. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ك َو َت َعالَى لَ ُه ْاذ َهبْ َف ْاد ُخ ِل‬ َ ‫ار َحب ًْوا َف َيقُو ُل هَّللا ُ َت َب‬ َ َ َ
َ ‫ار‬ ِ ‫ار ُخرُوجً ا ِم ْن َها َوآخ َِر أهْ ِل ْال َج َّن ِة ُد ُخوالً ْال َج َّن َة َر ُج ٌل َي ْخ ُر ُج م َِن ال َّن‬ ِ ‫إِ ِّنى ألعْ لَ ُم آخ َِر أهْ ِل ال َّن‬
ْ ْ ْ
‫ك َو َت َعالَى َل ُه اذ َهبْ َف ْاد ُخ ِل ال َج َّن َة – َقا َل – َف َيأتِي َها‬ َ ‫ار‬ ‫هَّللا‬ َ َ َ ْ
َ ‫ َف َيقُو ُل ُ َت َب‬.‫ْال َج َّن َة َف َيأتِي َها َفي َُخ َّي ُل إِلَ ْي ِه أ َّن َها َمألى َف َيرْ ِج ُع َف َيقُو ُل َيا َربِّ َو َج ْد ُت َها َمألى‬
‫ك َع َش َر َة‬ َ َ ْ
َ َ‫ك مِث َل ال ُّد ْن َيا َو َع َش َر َة أ ْم َثالِ َها أ ْو إِنَّ ل‬ َ ‫َفي َُخ َّي ُل إِلَ ْي ِه أَ َّن َها َمألَى َف َيرْ ِج ُع َف َيقُو ُل َيا َربِّ َو َج ْد ُت َها َمألَى َف َيقُو ُل هَّللا ُ لَ ُه ْاذ َهبْ َف ْاد ُخ ِل ال َج َّن َة َفإِنَّ َل‬
ْ
‫ك َح َّتى‬ َ ‫ض ِح‬َ -‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ْت َرسُو َل هَّللا‬ ُ ‫ك » َقا َل َل َق ْد َرأَي‬ ُ ِ‫ك ِبى – َوأَ ْنتَ ْال َمل‬ ُ ‫ال ال ُّد ْن َيا – َقا َل – َف َيقُو ُل أَ َتسْ َخ ُر ِبى – أَ ْو أَ َتضْ َح‬ ِ ‫أَ ْم َث‬
‫اك أَ ْد َنى أَهْ ِل ْال َج َّن ِة َم ْن ِزلَ ًة‬َ َ
‫ذ‬ ‫ل‬
ُ ‫ا‬‫ق‬َ ‫ي‬ُ ‫ان‬َ َ
‫ك‬ َ
‫ف‬ ‫ل‬َ ‫ا‬‫ق‬َ .ُ ‫ه‬ ُ
‫ذ‬ ‫ج‬
ِ َ ‫دَت‬
‫ا‬ ‫و‬ َ
‫ن‬ ْ ‫َب‬

Sesungguhnya aku tahu siapa orang yang paling terakhir dikeluarkan dari neraka dan paling “
terakhir masuk ke surga. Yaitu seorang laki-laki yang keluar dari neraka dengan merangkak

Kemudian Allah berfirman kepadanya, “Pergilah engkau, masuklah engkau ke surga.”

Ia pun mendatangi surga, tetapi ia membayangkan bahwa surga itu telah penuh.

Ia kembali dan berkata, “Wahai Rabbku, aku mendatangi surga tetapi sepertinya telah penuh.”

Allah berfirman kepadanya, “Pergilah engkau dan masuklah surga.”

Ia pun mendatangi surga, tetapi ia masih membayangkan bahwa surga itu telah penuh.

Kemudian ia kembali dan berkata, “Wahai Rabbku, aku mendatangi surga tetapi sepertinya
telah penuh.”

Allah berfirman kepadanya, “Pergilah engkau dan masuklah surga, karena untukmu surga
seperti dunia dan sepuluh kali lipat darinya.”

Orang tersebut berkata, “Apakah Engkau memperolok-olokku atau menertawakanku,


sedangkan Engkau adalah Raja Diraja?”

Ibnu Mas’ud berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa sampai
tampak gigi geraham beliau. Kemudian beliau bersabda, “Itulah penghuni surga yang paling
rendah derajatnya.” (HR. Bukhari, no. 6571, 7511; Muslim, no. 186).

Hadits di atas menunjukkan bahwa jika orang beriman yang masih memiliki iman walaupun
kecil, ketika masuk neraka, tidak akan kekal di dalamnya.

SYAFAAT NABI MUHAMMAD SAW ADA DI DALAM HADIS. Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu.

‫ َفأَسْ َتأْذِنُ َعلَى َربِّى َفي ُْؤ َذنُ لِى َوي ُْل ِه ُمنِى‬. ‫ت َل َها َولَكِنْ َعلَ ْي ُك ْم ِبم َُح َّم ٍد – صلى هللا عليه وسلم – َف َيأْ ُتونِى َفأَقُو ُل أَ َنا لَ َها‬ ُ ْ‫ون عِ ي َسى َف َيقُو ُل لَس‬ َ ‫َف َيأْ ُت‬
، ‫ َو َس ْل ُتعْ َط‬، ‫ك‬ َ َ‫ َوقُ ْل يُسْ َمعْ ل‬، ‫ك‬ ْ
َ ‫د َوأخِرُّ لَ ُه َسا ِج ًدا َف ُي َقا ُل َيا م َُح َّم ُد ارْ َفعْ َرأ َس‬Pِ ‫ك ْال َم َحا ِم‬ َ َ
َ ‫ َفأحْ َم ُدهُ ِبت ِْل‬، ‫اآلن‬ َ ‫ض ُرنِى‬ َ
ُ ْ‫َم َحامِدَ أحْ َم ُدهُ ِب َها الَ َتح‬
َ ‫ َفأ َ ْن َطل ُِق َفأ َ ْف َع ُل ُث َّم أَعُو ُد َفأَحْ َم ُدهُ ِبت ِْل‬. ‫ان‬
‫ك‬ ‫م‬َ ‫ي‬ ‫إ‬ ْ‫ِن‬ ‫م‬ ‫ة‬
ٍ ‫ِير‬
َ ‫ع‬ َ
‫ش‬ ‫ل‬
ُ ‫ا‬ َ
‫ق‬ ْ
‫ِث‬‫م‬ ‫ه‬
ِ ‫ب‬ ْ
‫ل‬ َ
‫ق‬ ‫ِى‬ ‫ف‬ ‫ان‬َ َ
‫ك‬ ْ‫ن‬ ‫م‬
َ ْ‫ج‬ ‫ر‬ ‫خ‬ْ َ ‫أ‬ َ
‫ف‬ ْ
‫ِق‬ ‫ل‬ َ
‫ط‬ ْ
‫ن‬ ‫ا‬ ‫ل‬
ُ ‫ا‬ َ
‫ق‬ ‫ي‬
ُ َ
‫ف‬ . ‫ِى‬‫ت‬ ‫م‬
َّ ُ ‫ َفأَقُو ُل َيا َربِّ أ ُ َّمتِى أ‬. ْ‫َوا ْش َفعْ ُت َش َّفع‬
ٍ ِ ِ ِ
‫ َف ُي َقا ُل‬. ‫ َفأَقُو ُل َيا َربِّ أ ُ َّمتِى أ ُ َّمتِى‬، ْ‫ َوا ْش َفعْ ُت َش َّفع‬، ‫ َو َس ْل ُتعْ َط‬، ‫ك‬ َ ‫ َوقُ ْل يُسْ َمعْ َل‬، ‫ك‬ َ ‫ ُث َّم أَخِرُّ َل ُه َسا ِج ًدا َف ُي َقا ُل َيا م َُح َّم ُد ارْ َفعْ َر ْأ َس‬، ‫د‬Pِ ‫ْال َم َحا ِم‬
َ َ ً َ َ ُ
‫ ث َّم أخِرُّ ل ُه َسا ِجدا ف ُيقا ُل‬، ‫ك ال َم َحا ِم ِد‬ ْ ْ ُ َ َ ُ َ ُ
َ ‫ ِبتِل‬Pُ‫ ث َّم أعُود فأحْ َمده‬P‫ فأنطلِق فأف َع ُل‬. ‫ان‬ْ َ َ ُ َ ْ َ َ ٍ ‫ان فِى َق ْل ِب ِه م ِْث َقا ُل َذرَّ ٍة أَ ْو َخرْ دَ ل ٍة مِنْ إِي َم‬
َ َ ‫ا ْن َطل ِْق َفأ َ ْخ ِرجْ ِم ْن َها َمنْ َك‬
َ َ ْ َ
‫ان فِى قل ِب ِه أ ْدنى‬ َ ْ َ َ ْ َ ْ ُ َ ُ ُ
َ ‫ ف َيقو ُل انطلِق فأخ ِرجْ َمنْ ك‬. ‫ فأقو ُل َيا َربِّ أ َّمتِى أ َّمتِى‬. ْ‫ َواشفعْ تشفع‬، ‫ َو َس ْل تعْ ط‬، ‫ك‬ ُ َ َ َّ َ ُ َ ْ َ ُ َ ‫ َوقُ ْل يُسْ َمعْ ل‬، ‫ك‬
َ َ ‫َيا م َُح َّم ُد ارْ َفعْ َر ْأ َس‬
ْ َ َ ْ َ ْ َ ِ ‫أَ ْد َنى أَ ْد َنى م ِْث َق‬
‫ َفأنطل ُِق َفأف َع ُل‬. ‫ار‬ ِ ‫ َفأخ ِرجْ ُه م َِن ال َّن‬، ‫ان‬ ٍ ‫ال َح َّب ِة َخرْ دَ ٍل مِنْ إِي َم‬

Mereka mendatangi ‘Isa. ‘Isa lantas berkata, “Aku tidak pantas memberikan syafa’at tersebut.
Hendaklah kalian mendatangi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam lantas berkata, “Mereka lantas mendatangiku. Aku memang pantas memberikan
syafa’at tersebut. Aku lantas meminta izin pada Rabbku. Allah pun memberikan izin padaku.
Aku mendapatkan ilham untuk bisa memuji-Nya yang tak bisa kuhadirkan saat ini. Aku memuji-
Nya dengan pujian tersebut. Aku pun tersungkur sujud di hadapan-Nya.”

Allah berfirman, “Wahai Muhammad, angkat kepalamu. Permintaanmu akan didengar. Mintalah,
engkau akan diberi. Berilah syafa’at, syafa’atmu akan diperkenankan.” Aku pun berkata, “Wahai
Rabbku, umatku, umatku.”

Lalu disebutkan, “Keluarkanlah (dari neraka) yang masih memiliki iman dalam hatinya seberat
gandum.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Lalu hal itu terlaksana. Aku pun kembali
menyanjung-Nya dengan pujian tadi. Aku pun tunduk sujud.” Allah berfirman, “Angkatlah
kepalamu. Permintaanmu akan didengar. Mintalah, engkau akan diberi. Berilah syafa’at,
syafa’atmu akan diperkenankan.”

Aku pun berkata, “Wahai Rabbku, umatku, umatku.” Lalu disebutkan, “Keluarkanlah (dari
neraka) yang masih memiliki iman dalam hatinya sebesar biji sawi.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Lalu hal itu terlaksana. Aku pun kembali
menyanjung-Nya dengan pujian yang tadi. Aku pun tunduk sujud.” Allah berfirman, “Angkatlah
kepalamu. Permintaanmu akan didengar. Mintalah, engkau akan diberi. Berilah syafa’at,
syafa’atmu akan diperkenankan.”

Aku pun berkata, “Wahai Rabbku, umatku, umatku.” Lalu disebutkan, “Keluarkanlah yang masih
memiliki iman dalam hatinya yang lebih kecil dari biji sawi. Keluarkanlah ia dari neraka. Hal itu
pun terlaksana.” (HR. Bukhari no. 7510 dan Muslim no. 193)

Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:


https://rumaysho.com/10270-faedah-tauhid-8-syafaat-dan-kemuliaan-nabi.html

SYAFAAT ORANG YANG DIRIDHOI ADA DI DALAM AL QURAN

Ṭāhā : 109

‫اع ُة إِاَّل َمنْ أَذ َِن لَ ُه الرَّ حْ ٰ َمنُ َو َرضِ َي لَ ُه َق ْواًل‬


َ ‫َي ْو َم ِئ ٍذ اَل َت ْن َف ُع ال َّش َف‬

Pada hari itu tidak berguna syafaat (pertolongan), kecuali dari orang yang telah diberi izin oleh
Tuhan Yang Maha Pengasih, dan Dia ridai perkataannya.

SYAFAAT MALAIKAT ADA DI DALAM AL QURAN, Firman Allah :

َ ُ‫ضى َوهُم مِّنْ َخ ْش َي ِت ِه ُم ْشفِق‬


‫ون‬ َ ‫اخ ْل َف ُه ْم َوالَ َي ْش َفع‬
َ ‫ُون إِالَّ ِل َم ِن ارْ َت‬ ِ ‫َيعْ لَ ُم َما َبي َْن أَ ْيد‬
َ ‫ِيه ْم َو َم‬

“Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang
mereka, dan mereka tidak memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan
mereka itu selalu berhati-hati kerana takuT kepada-Nya.” (QS. Al-Anbiya’: 28)
Read more https://konsultasisyariah.com/10431-pengetian-syafaat-dan-macamnya.html

DALIL DI BAWAH INI MENUNJUKKAN PELAKU DOSA BESAR TIDAKLAH KAFIR, AKAN
TETAPI DIA DIKATAKAN MUKMIN, MUSLIM SEBAB KEIMANANNYA, DIA DIKATAKAN
FASIQ SEBAB KEMAKSIATANNYA.

Firman Allâh Subhanahu wa Ta’ala :

‫ِصاصُ فِي ْال َق ْتلَى‬


َ ‫ِب َعلَ ْي ُك ُم ْالق‬ َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
َ ‫ِين آ َم ُنوا ُكت‬

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishâsh berkenaan dengan orang-
orang yang dibunuh. [al-Baqarah/2:178]

Sebagaimana telah diketahui bahwa orang yang membunuh termasuk diantara orang yang
diseru dengan seruan iman. Karena ssetelah itu, Allâh Azza wa Jalla berfirman :

ٍ ‫َف َمنْ ُعف َِي لَ ُه مِنْ أَخِي ِه َشيْ ٌء َفا ِّت َبا ٌع ِب ْال َمعْ رُوفِ َوأَدَا ٌء إِلَ ْي ِه ِبإِحْ َس‬
‫ان‬

Maka barangsiapa (yakni pembunuh orang mukmin-pen) yang mendapat suatu pema’afan dari
saudaranya (yakni keluarga korban), hendaklah (yang mema’afkan) mengikuti dengan cara
yang baik (di dalam menuntut diyat), dan hendaklah (yang diberi ma’af) membayar (diat)
kepada yang memberi ma’af dengan cara yang baik (pula). [al-Baqarah/2:178]

Allâh Azza wa Jalla menamakannya saudara bagi keluarga korban. Ini menunjukkan bahwa
pembunuhan, meskipun dia dosa besar namun tidak menghilangkan iman.

Read more https://almanhaj.or.id/3664-pelaku-dosa-besar-tidak-dikafirkan.html

KITA JUGA BISA MENGATAKAN DENGAN PERKATAAN IMAM THOHAWI TERHADAP


ORANG YANG SUKA MENGKAFIR KAFIRKAN.

KATA IMAM THAHAWI RAHIMAHULLAH :

"AHLU KIBLAT (ORANG YANG SHOLAT 5 WAKTU) TIDAK DIKATAKAN KAFIR MESKIPUN
MELAKUKAN DOSA DOSA BESAR SELAMA TIDAK MENGHALALKANNYA, KALAU
MENGHALALKANNYA MAKA KAFIR".

MISAL,,, DIA BERUCAP DENGAN KEYAKINANNYA "...O..NGGAK APA APA ZINA ITU...."
DIA MENGHALALKAN DOSA PERZINAAN DENGAN KEYAKINANNYA MAKA HUKUMNYA
KAFIR.
AKAN TETAPI,,, KALAU DIA BERZINA DAN MENYESALINYA DAN TIDAK
MENGHALALKANNYA MAKA BELOM DIKATAKAN KAFIR.
ATAU DIA MENGHALALKAN DOSA MENINGGALKAN SHOLAT WAJIB DENGAN
MENGATAKAN DENGAN KEYAKINANNYA "...NGGAK APA APA TIDAK SHOLAT WAJIB
ITU..." MAKA HUKUMNYA KAFIR MESKIPUN DIA MELAKUKAN SHOLAT WAJIB.

KATA IMAM THAHAWI RAHIMAHULLAH "ADA DOSA JIKA DILAKUKANNYA NAMUN TIDAK
DIHALALKANNYA MAKA HUKUMNYA KAFIR" YAITU DOSA MENINGGALKAN SHOLAT
WAJIB, ENTAH KARENA MALAS, SENGAJA, ATAU SEMACAMNYA

7. Orang mukmin dianggap tidak masuk neraka, namun cuma mendatangi saja. Karena kalau
masuk neraka, tak mungkin keluar lagi dari neraka sama sekali.

BANTAHANNYA :

ORANG MUKMIN YANG MELAKUKAN DOSA AKAN DIMASUKKAN KE NERAKA AKAN


TETAPI TIDAK KEKAL

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

‫ َو َعائِـ ٌل مُسْ َت ْـك ِبـ ٌر‬، ٌ‫ك َك َّـذاب‬ ٍ ‫ َش ْي ٌخ َز‬:‫ـظـ ُر إِلَي ِْه ْم) َولَـ ُه ْم َع َـذابٌ أَلِـ ْي ٌم‬
ٌ ‫ َو َمـلِـ‬،‫ان‬ ُ ‫(واَل َيـ ْن‬ َ ‫ َثـاَل َث ٌة اَل يُـ َكـلّـِمُـ ُه ُم ال ٰلّـ ُه َي ْو َم ْالقِـ َيـا َمـ ِة َواَل ي‬.
َ ‫ُـز ّكـِي ِْه ْم‬

Ada tiga golongan manusia yang pada hari Kiamat kelak, Allâh tidak akan berbicara kepada
mereka, tidak akan mensucikan mereka (tidak akan memandang mereka), dan mereka
mendapatkan siksa yang pedih, yaitu orang lanjut usia yang berzina, raja (penguasa) yang
.pendusta, dan orang miskin yang sombong

Read more https://almanhaj.or.id/4280-zina-bahaya-dosa-dan-hukumnya.html

HADIS DIATAS MEMBANTAH PEMAHAMAN MU'TAZILLAH YANG MENGATAKAN BAHWA


KAUM MUKMIN TIDAK MASUK NERAKA, NAMUN CUMA MENDATANGI SAJA.

NOMOR 6 DAN NOMOR 7 JIKA DIKAITKAN TIDAK ADA KORELASINYA !


MENGAPA DEMIKIAN ?
KITA LIHAT PENYIMPANGAN NOMOR 6 :
Menganggap pelaku dosa besar kekal dalam neraka, namun mereka tidak berani mencap kafir.

KALAU TIDAK BERANI MENCAP KAFIR, BERARTI MASIH DIKATAKAN MUKMIN ATAU
MUSLIM.
APALAGI KALAU BUKAN ITU ? MUSYRIK ?
DIKATAKAN PADA NOMOR 6 :
"PELAKU DOSA BESAR".
BISA BERARTI MEMBUNUH, BERZINA ITU TERMASUK DOSA BESAR TAPI PELAKUNYA
BUKAN MUSYRIKIN. KARENA KALAU MUSRYIKIN ADALAH ORANG YANG MELAKUKAN
KESYIRIKAN.

KALAU MENURUT AQIDAH AHLU SUNNAH ORANG YANG MELAKUKAN DOSA BESAR
MASIH DIKATAKAN MUKMIN MUSLIM KARENA KEIMANANNYA, TAPI FASIK KARENA
DOSANYA. DAN PELAKUNYA TIDAK KEKAL DI NERAKA.

SEMENTARA NOMOR 7 :
Orang mukmin dianggap tidak masuk neraka, namun cuma mendatangi saja. Karena kalau
masuk neraka, tak mungkin keluar lagi dari neraka sama sekali.

DARI PEMBAHASAN DIATAS JIKA DIKAITKAN DENGAN NOMOR 7, DISIMPULKAN


BAHWA :
MUKMIN MUSLIM YANG MELAKUKAN DOSA BESAR (AQIDAH MU'TAZILLAH TIDAK
BERANI MENCAP KAFIR BERARTI MUKMIN MUSLIM) DIANGGAP TIDAK MASUK NERAKA,
NAMUN CUMA MENDATANGI SAJA.
LALU…??

BAGAIMANA DENGAN PENYIMPANGAN NOMOR 7 ? DIKATAKAN BAHWA :


"PELAKU DOSA BESAR KEKAL DALAM NERAKA"... ???
JADI MASUK NERAKA ATAU TIDAK ???

MASYA ALLAH, BEGINILAH KERANCUAN AQIDAH SESAT MUKTAZILAH.


AQIDAH YANG MENGEDEPANKAN AKAL MANUSIA DARI PADA AL QURAN DAN SUNNAH,
PASTI ADA KERANCUAN ANTARA SATU DENGAN YANG LAINNYA, HASILNYA
MEMBINGUNGKAN !!!

BERBEDA DENGAN AQIDAH AHLU SUNNAH, AQIDAH YANG LURUS TIDAK ADA
KERANCUAN ANTARA SATU DENGAN YANG LAINNYA.

8. Menganggap bahwa surga dan neraka tidak kekal (akan fana).

BANTAHANNYA :

Tentang surga, Allah Ta’ala berfirman,

َ ِ‫ِين فِي َها أَ َب ًدا َذل‬


‫ك ْال َف ْو ُز ْال َعظِ ي ُم‬ َ ‫َخالِد‬

Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At Taubah: 100)“

Tentang neraka, Allah Ta’ala berfirman,

‫ِين فِي َها أَ َب ًدا‬


َ ‫إِاَّل َط ِريقَ َج َه َّن َم َخالِد‬, ‫ِين َك َفرُوا َو َظلَمُوا لَ ْم َي ُك ِن هَّللا ُ لِ َي ْغف َِر لَ ُه ْم َواَل لِ َي ْه ِد َي ُه ْم َط ِري ًقا‬
َ ‫إِنَّ الَّذ‬

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan “
mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka, kecuali
jalan ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.” (QS. An Nisa’: 168-
169)

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ ُخلُو ٌد‬، َ‫ َو َيا أَهْ َل ْال َج َّن ِة الَ َم ْوت‬، َ‫ار الَ َم ْوت‬ َ ِّ ُ َ ‫ َو أَهْ ُل ال َّنار ال َّن‬، ‫دَخ َل أَهْ ُل ْال َج َّن ِة ْال َج َّن َة‬
ِ ‫ ث َّم َيقُو ُم م َُؤذنٌ َب ْي َن ُه ْم َيا أهْ َل ال َّن‬، ‫ار‬ ِ َ ‫إِ َذا‬

Jika penduduk surga telah memasuki surga dan penduduk neraka telah memasuki neraka, “
kemudian seseorang akan meneriaki di antara mereka, “Wahai penduduk neraka, tidak ada lagi
kematian untuk kalian. Wahai penduduk surga, tidak ada lagi kematian untuk kalian. Kalian
”.akan kekal di dalamnya

Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:


https://rumaysho.com/833-menyanggah-buku-ternyata-akhirat-tidak-kekal.html

9. Menyatakan Allah di mana-mana, di setiap tempat (Allah bi kulli makan).

BANTAHANNYA :

ALLAH ITU BERADA DIATAS ARSY.

ALLAH BERFIRMAN :

ِ ْ‫ش ۚ َيعْ لَ ُم َما َيلِ ُج فِي اأْل َر‬


‫ض َو َما َي ْخ ُر ُج ِم ْن َها َو َما َي ْن ِز ُل م َِن ال َّس َما ِء َو َما‬ َ ْ‫ت َواأْل َر‬
ِ ْ‫ض فِي سِ َّت ِة أَي ٍَّام ُث َّم اسْ َت َو ٰى َعلَى ْال َعر‬ ِ ‫ه َُو الَّذِي َخلَقَ ال َّس َم َاوا‬
َ ُ‫َيعْ ُر ُج فِي َها ۖ َوه َُو َم َع ُك ْم أَي َْن َما ُك ْن ُت ْم ۚ َوهَّللا ُ ِب َما َتعْ َمل‬
‫ون بَصِ ي ٌر‬

Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia istiwa’ “
(bersemayam) di atas Arsy. Dia menge-tahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang
keluar dari-padanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke-padanya. Dan Dia
bersamamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” [Al-
Hadiid: 4]

Read more https://almanhaj.or.id/3258-ahlus-sunnah-menetapkan-istiwa-bersemayam-ahlus-


sunnah-menetapkan-maiyyah-kebersamaan-allah.html

FIRMAN ALLAH SWT :


"DAN DIA BERSAMAMU DI MANA SAJA KAMU BERADA"
MAKSUDNYA ALLAH BERSAMA DENGAN KITA DENGAN ILMUNYA ALLAH BUKAN
DZATNYA ALLAH.
KALAU DZATNYA ALLAH ADA DI ATAS ARSY SEBAGAIMANA DALIL DIATAS.

ALLAH TIDAK DITOPANG OLEH SESUATU, TIDAK DINAUNGI OLEH SESUATU, ALLAH
BERSEMAYAM DIATAS ARSY.
SEPERTI APA ? BAGAIMANA ?
WALLAHUALAM
PERTANYAAN INI TIDAK LAYAK BAGI ALLAH SWT.

KALAU ALLAH ADA DI MANA MANA BERARTI INI MELAZIMKAN BAHWA ALLAH ITU ADA DI
TEMPAT TEMPAT KOTOR, HINA SEPERTI DI TEMPAT SAMPAH, KAMAR MANDI, DAN
LAIN SEMACAMNYA, MAHA SUCI ALLAH DARI YANG MEREKA SANGKAKAN !!!

DAN JUGA BERARTI KALAU ALLAH ADA DIMANA MANA, MELAZIMKAN ALLAH DAPAT
DILIHAT DI DUNIA INI.
KALAU ALLAH DAPAT DILIHAT DI DUNIA INI, PASTI ADA SESUATU DZAT YANG
MENAKJUBKAN YANG MENAMPAKKAN BAHWA ITU ADALAH ALLAH SWT.
AKAN TETAPI, DZAT TERSEBUT TIDAK ADA KITA DAPATI DI DUNIA INI.
INI JUGA KELIRU KARENA KITA TIDAK DAPAT MELIHAT ALLAH DI DUNIA INI
SEBAGAIMANA KISAH NABI MUSA AS DIATAS.

10. Mengingkari adanya siksa kubur. (Pengantar Kitab Kibar Al-Mu’tazilah wa Dhalaluhum, hlm.
30-31)

BANTAHANNYA :

Allah Ta’ala berfirman,

ِ ‫ُون َعلَ ْي َها ُغد ًُّوا َوعَشِ ًّيا َو َي ْو َم َتقُو ُم السَّا َع ُة أَ ْدخِلُوا آَ َل فِرْ َع ْو َن أَ َش َّد ْال َع َذا‬
)46( ‫ب‬ ِ ‫َو َحاقَ ِبآ َ ِل فِرْ َع ْو َن سُو ُء ْال َع َذا‬
َ ‫) ال َّنا ُر يُعْ َرض‬45( ‫ب‬

“Dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka
dinampakkan neraka pada pagi dan petang , dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan
kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras“.” (QS.
Al Mu’min: 45-46)

Mari kita perhatikan penjelasan para pakar tafsir mengenai potongan ayat ini:
‫ُون َعلَ ْي َها ُغد ًُّوا َوعَشِ ًّيا‬
َ ‫ال َّنا ُر يُعْ َرض‬

“Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang.”

“Para ulama Syafi’iyyah berdalil dengan ayat ini tentang adanya adzab kubur. Mereka
mengatakan bahwa ayat ini menunjukkan bahwa siksa neraka yang dihadapkan kepada
mereka pagi dan siang (artinya sepanjang waktu) bukanlah pada hari kiamat nanti. Karena
pada lanjutan ayat dikatakan, “dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat):
“Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras” [Berarti siksa neraka
yang dinampakkan pada mereka adalah di alam kubur]. Tidak bisa juga kita katakan bahwa
yang dimaksudkan adalah siksa di dunia. Karena dalam ayat tersebut dikatakan bahwa neraka
dinampakkan pada mereka pagi dan siang, sedangkan siksa ini tidak mungkin terjadi pada
mereka ketika di dunia. Jadi yang tepat adalah dinampakkannya neraka pagi dan siang di sini
adalah setelah kematian (bukan di dunia) dan sebelum datangnya hari kiamat. Oleh karena itu,
ayat ini menunjukkan adanya siksa kubur bagi Fir’aun dan pengikutnya. Begitu pula siksa kubur
ini akan diperoleh bagi yang lainnya sebagaimana mereka.” (Mafaatihul Ghoib, 27/64)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ْ Pِ ‫ب ْال َقب ِْر َومِنْ فِ ْت َن ِة ْال َمحْ َيا َو ْال َم َما‬


ِ ِ‫ت َومِنْ َشرِّ المَس‬
ِ َّ‫يح ال َّدج‬
‫ال‬ ِ ‫إِ َذا َف َر َغ أَ َح ُد ُك ْم م َِن ال َّت َش ُّه ِد اآلخ ِِر َف ْل َي َت َعوَّ ْذ ِباهَّلل ِ مِنْ أَرْ َب ٍع مِنْ َع َذا‬
ِ ‫ب َج َه َّن َم َومِنْ َع َذا‬

“Jika salah seorang di antara kalian selesai tasyahud akhir (sebelum salam), mintalah
perlindungan pada Allah dari empat hal: [1] siksa neraka jahannam, [2] siksa kubur, [3]
penyimpangan ketika hidup dan mati, [4] kejelekan Al Masih Ad Dajjal.” (HR. Muslim)

DARI DOA RASULULLAH SAW SUDAH NAMPAK JELAS BAHWA SIKSA KUBUR ITU BENAR
ADANYA. MENGAPA RASULULLAH SAW BERDOA BERLINDUNG DARI SIKSA KUBUR
KALAU SIKSA KUBUR ITU TIDAK ADA ???

Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:


https://rumaysho.com/290-pembicaraan-siksa-kubur-dalam-al-quran.html

Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:


https://rumaysho.com/14503-kelirukah-murjiah-mutazilah-dan-asyairah.html

WALLAHUALAM

Anda mungkin juga menyukai