https://youtu.be/2PiVr8VtNcM
BANTAHANNYA :
َ ُُون فِي أَسْ َمائ ۚ ِِه َسيُجْ َز ْو َن َما َكا ُنوا َيعْ َمل
ون َ ء ْالحُسْ َن ٰى َف ْادعُوهُ ِب َه ۖا َو َذرُوا الَّذPُ َوهَّلِل ِ اأْل َسْ َما
َ ِين ي ُْل ِحد
Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa- “
ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam
(menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah
.mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raf: 180)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الج َّن َة َ ْ َمنْ أَح، مِا َئ ًة إِالَّ َواح ًِدا، هلل تِسْ َع ًة َوتِسْ ِعي َْن اسْ مًا
َ صا َها
َ دَخ َل ِ َّإِن
Setiap nama dari nama-nama-Nya mengandung sifat yang mencakup seluruh maknanya yang
muncul dari nama tersebut.
AQIDAH AHLU SUNNAH MENETAPKAN NAMA NAMA DAN SIFAT SIFAT ALLAH YANG ADA
DI AL QURAN DAN SUNNAH TANPA DI INGKARI,
DISELEWENGKAN MAKNANYA, DITANYAKAN BAGAIMANANYA (BAGAIMANA YA..
TANGAN ALLAH ?, BAGAIMANA YA.. WAJAH ALLAH...? INI TIDAK DIPERBOLEHKAN),
DAN DISERUPAKAN DENGAN MAHLUKNYA (TANGAN ALLAH TIDAK SAMA DENGAN
TANGAN MAHLUKNYA, WAJAH ALLAH TIDAK SAMA DENGAN WAJAH MAHLUKNYA).
BANTAHANNYA :
َ ﴾ َو َك َّذ٨﴿﴾ َوأَمَّا َمنْ َب ِخ َل َواسْ َت ْغ َن ٰى٧﴿ ﴾ َف َس ُن َي ِّس ُرهُ ل ِْليُسْ َر ٰى٦﴿ صدَّقَ ِب ْالحُسْ َن ٰى
﴿ ﴾ َف َس ُن َي ِّس ُرهُ ل ِْلعُسْ َر ٰى٩﴿ب ِب ْالحُسْ َن ٰى َ ﴾ َو٥﴿َفأَمَّا َمنْ أَعْ َط ٰى َوا َّت َق ٰى
١٠
Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allâh) dan bertakwa (kepada-Nya), dan
membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan memudahkan
baginya (jalan) yang mudah (kebaikan). Dan adapun orang-orang yang kikir dan merasa dirinya
cukup (berpaling dari petunjuk-Nya), serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami
akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar (keburukan) [al-Lail/92:5-10]
3. Punya pendapat yang hampir sama dengan Jahmiyyah yaitu meniadakan kalau Allah dapat
dilihat pada hari kiamat
BANTAHANNYA :
Al-Qiyāmah : 22
Al-Qiyāmah : 23
Memandang Tuhannya.
Artinya: “Ketahuilah bahwa tiada seorangpun yang akan bisa melihat Rabb-nya sehingga ia
mati.”
INI DALIL BAHWA MANUSIA DAPAT MELIHAT ALLAH SETELAH MANUSIA MENINGGAL.
KALAU SEWAKTU HIDUP DI DUNIA MANUSIA TIDAK BISA MELIHAT ALLAH.
SEBAGAIMANA KISAH NABI MUSA AS DI DALAM AL QURAN SURAT Al-A'rāf : 143, ALLAH
BERFIRMAN :
Dan ketika Musa datang untuk (munajat) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah
berfirman (langsung) kepadanya, (Musa) berkata, \"Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu)
kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.\" (Allah) berfirman, \"Engkau tidak akan (sanggup)
melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu, jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya
engkau dapat melihat-Ku.\" Maka ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) kepada
gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia
berkata, \"Mahasuci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku adalah orang yang pertama-
tama beriman.\"
BANTAHANNYA :
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami.” (QS. “
Asy-Syura: 52)
YANG DISEBUT WAHYU DI AYAT TERSEBUT ADALAH FIRMAN ALLAH, BUKAN MAHLUK
ALLAH.
KALAU AL QURAN ITU MAHLUK DAN ALLAH TIDAK PUNYA SIFAT BICARA SEBAGAIMANA
PEMAHAMAN MUK'TAZILLAH YANG MENOLAK SEMUA SIFAT ALLAH BERARTI ALLAH
BISU.
NAUZUBILLAH !!!
MAHA SUCI ALLAH DARI YANG MEREKA SANGKAKAN.
PADAHAL ALLAH MEMILIKI SIFAT FI'LIYAH YAITU BERBICARA SEKEHENDAK ALLAH,
KAPAN ALLAH INGIN BICARA, ALLAH AKAN BERBICARA.
DAN ITU SUDAH SELESAI, ALLAH BERBICARA SEKEHENDAKNYA DI DALAM AL QURAN.
ALLAH JUGA BERBICARA "KUN" DENGAN SEKEHENDAKNYA TATKALA MENCIPTAKAN
MAHLUKNYA SAMPAI HARI KIAMAT.
Yāsin : 82
ُإِ َّن َما أَمْ ُرهُ إِ َذا أَ َرادَ َش ْي ًئا أَنْ َيقُو َل َل ُه ُكنْ َف َي ُكون
BANTAHANNYA :
Firman Allah,
َ ك فِي َما َش َج َر َب ْي َن ُه ْم ُث َّم الَ َي ِجدُوا فِي أَ ْنفُسِ ِه ْم َح َرجً ا ِممَّا َق
ضيْتَ َوي َُسلِّمُوا َتسْ لِيمًا َ ون َح َّتى ي َُح ِّكمُو
َ ك الَ ي ُْؤ ِم ُن
َ َفالَ َو َر ِّب
Maka demi Rabbmu, mereka tidaklah beriman sampai mereka menjadikanmu sebagai hakim di “
dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak mendapati pada diri mereka
rasa keberatan terhadap apa yang kamu putuskan, dan mereka menerima dengan
sepenuhnya” (QS. An-Nisaa: 65)
ِّك َف ْو َق ُه ْم َي ْو َم ِئ ٍذ َث َما ِن َي ٌة َ ْك َعلَ ٰى أَرْ َجا ِئ َها َۚو َيحْ ِم ُل َعر
َ ش َرب ُ ََو ْال َمل
Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang “
malaikat menjunjung ‘Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka.” (QS. Al-Haaqqah: 17)
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َ ِة أ ُ ُذ ِن ِه إِلَى َعا ِتقِ ِه مَسPِ ش إِنَّ َما َبي َْن َشحْ َم
يرةُ َس ْب ِعمِا َئ ِة َع ٍام َ أُذ َِن لِى أَنْ أ ُ َح ِّد
ِ ْث َعنْ َملَكٍ مِنْ َمالَ ِئ َك ِة هَّللا ِ مِنْ َح َملَ ِة ْال َعر
Aku diizinkan untuk menceritakan tentang salah satu malaikat Allah pemikul ‘Arsy, yaitu antara “
daging telinga dengan pundaknya sejauh tujuh ratus tahun perjalanan.” (HR. Abu Daud, no.
.4727. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih)
6. Mirip dengan Khawarij yaitu menganggap pelaku dosa besar kekal dalam neraka, namun
mereka tidak berani mencap kafir. Itulah mengapa Mu’tazilah disebut “bancinya Khawarij”
(Mukhanits Al-Khawarij).
BANTAHANNYA :
ADANYA SYAFAAT ALLAH, NABI MUHAMMAD SAW, ORANG YANG DIRIDHOI DAN
MALAIKAT MEMBUKTIKAN BAHWA PELAKU DOSA YANG DIMASUKKAN KE NEREKA
SEBAB DOSANYA DAN PADA AKHIRNYA DIMASUKKAN KE SURGA BERKAT SYAFAAT,
MEREKA TIDAKLAH KEKAL DI DALAM API NERAKA.
SYAFAAT ALLAH SWT ADA DI DALAM HADIS. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ك َو َت َعالَى لَ ُه ْاذ َهبْ َف ْاد ُخ ِل َ ار َحب ًْوا َف َيقُو ُل هَّللا ُ َت َب َ َ َ
َ ار ِ ار ُخرُوجً ا ِم ْن َها َوآخ َِر أهْ ِل ْال َج َّن ِة ُد ُخوالً ْال َج َّن َة َر ُج ٌل َي ْخ ُر ُج م َِن ال َّن ِ إِ ِّنى ألعْ لَ ُم آخ َِر أهْ ِل ال َّن
ْ ْ ْ
ك َو َت َعالَى َل ُه اذ َهبْ َف ْاد ُخ ِل ال َج َّن َة – َقا َل – َف َيأتِي َها َ ار هَّللا َ َ َ ْ
َ َف َيقُو ُل ُ َت َب.ْال َج َّن َة َف َيأتِي َها َفي َُخ َّي ُل إِلَ ْي ِه أ َّن َها َمألى َف َيرْ ِج ُع َف َيقُو ُل َيا َربِّ َو َج ْد ُت َها َمألى
ك َع َش َر َة َ َ ْ
َ َك مِث َل ال ُّد ْن َيا َو َع َش َر َة أ ْم َثالِ َها أ ْو إِنَّ ل َ َفي َُخ َّي ُل إِلَ ْي ِه أَ َّن َها َمألَى َف َيرْ ِج ُع َف َيقُو ُل َيا َربِّ َو َج ْد ُت َها َمألَى َف َيقُو ُل هَّللا ُ لَ ُه ْاذ َهبْ َف ْاد ُخ ِل ال َج َّن َة َفإِنَّ َل
ْ
ك َح َّتى َ ض ِحَ -صلى هللا عليه وسلم- ِ ْت َرسُو َل هَّللا ُ ك » َقا َل َل َق ْد َرأَي ُ ِك ِبى – َوأَ ْنتَ ْال َمل ُ ال ال ُّد ْن َيا – َقا َل – َف َيقُو ُل أَ َتسْ َخ ُر ِبى – أَ ْو أَ َتضْ َح ِ أَ ْم َث
اك أَ ْد َنى أَهْ ِل ْال َج َّن ِة َم ْن ِزلَ ًةَ َ
ذ ل
ُ اقَ يُ انَ َ
ك َ
ف لَ اقَ .ُ ه ُ
ذ ج
ِ َ دَت
ا و َ
ن ْ َب
Sesungguhnya aku tahu siapa orang yang paling terakhir dikeluarkan dari neraka dan paling “
terakhir masuk ke surga. Yaitu seorang laki-laki yang keluar dari neraka dengan merangkak
Ia pun mendatangi surga, tetapi ia membayangkan bahwa surga itu telah penuh.
Ia kembali dan berkata, “Wahai Rabbku, aku mendatangi surga tetapi sepertinya telah penuh.”
Ia pun mendatangi surga, tetapi ia masih membayangkan bahwa surga itu telah penuh.
Kemudian ia kembali dan berkata, “Wahai Rabbku, aku mendatangi surga tetapi sepertinya
telah penuh.”
Allah berfirman kepadanya, “Pergilah engkau dan masuklah surga, karena untukmu surga
seperti dunia dan sepuluh kali lipat darinya.”
Ibnu Mas’ud berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa sampai
tampak gigi geraham beliau. Kemudian beliau bersabda, “Itulah penghuni surga yang paling
rendah derajatnya.” (HR. Bukhari, no. 6571, 7511; Muslim, no. 186).
Hadits di atas menunjukkan bahwa jika orang beriman yang masih memiliki iman walaupun
kecil, ketika masuk neraka, tidak akan kekal di dalamnya.
SYAFAAT NABI MUHAMMAD SAW ADA DI DALAM HADIS. Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu.
َفأَسْ َتأْذِنُ َعلَى َربِّى َفي ُْؤ َذنُ لِى َوي ُْل ِه ُمنِى. ت َل َها َولَكِنْ َعلَ ْي ُك ْم ِبم َُح َّم ٍد – صلى هللا عليه وسلم – َف َيأْ ُتونِى َفأَقُو ُل أَ َنا لَ َها ُ ْون عِ ي َسى َف َيقُو ُل لَس َ َف َيأْ ُت
، َو َس ْل ُتعْ َط، ك َ َ َوقُ ْل يُسْ َمعْ ل، ك ْ
َ د َوأخِرُّ لَ ُه َسا ِج ًدا َف ُي َقا ُل َيا م َُح َّم ُد ارْ َفعْ َرأ َسPِ ك ْال َم َحا ِم َ َ
َ َفأحْ َم ُدهُ ِبت ِْل، اآلن َ ض ُرنِى َ
ُ َْم َحامِدَ أحْ َم ُدهُ ِب َها الَ َتح
َ َفأ َ ْن َطل ُِق َفأ َ ْف َع ُل ُث َّم أَعُو ُد َفأَحْ َم ُدهُ ِبت ِْل. ان
ك مَ ي إ ِْن م ة
ٍ ِير
َ ع َ
ش ل
ُ ا َ
ق ْ
ِثم ه
ِ ب ْ
ل َ
ق ِى ف انَ َ
ك ْن م
َ ْج ر خْ َ أ َ
ف ْ
ِق ل َ
ط ْ
ن ا ل
ُ ا َ
ق ي
ُ َ
ف . ِىت م
َّ ُ َفأَقُو ُل َيا َربِّ أ ُ َّمتِى أ. َْوا ْش َفعْ ُت َش َّفع
ٍ ِ ِ ِ
َف ُي َقا ُل. َفأَقُو ُل َيا َربِّ أ ُ َّمتِى أ ُ َّمتِى، ْ َوا ْش َفعْ ُت َش َّفع، َو َس ْل ُتعْ َط، ك َ َوقُ ْل يُسْ َمعْ َل، ك َ ُث َّم أَخِرُّ َل ُه َسا ِج ًدا َف ُي َقا ُل َيا م َُح َّم ُد ارْ َفعْ َر ْأ َس، دPِ ْال َم َحا ِم
َ َ ً َ َ ُ
ث َّم أخِرُّ ل ُه َسا ِجدا ف ُيقا ُل، ك ال َم َحا ِم ِد ْ ْ ُ َ َ ُ َ ُ
َ ِبتِلPُ ث َّم أعُود فأحْ َمدهP فأنطلِق فأف َع ُل. انْ َ َ ُ َ ْ َ َ ٍ ان فِى َق ْل ِب ِه م ِْث َقا ُل َذرَّ ٍة أَ ْو َخرْ دَ ل ٍة مِنْ إِي َم
َ َ ا ْن َطل ِْق َفأ َ ْخ ِرجْ ِم ْن َها َمنْ َك
َ َ ْ َ
ان فِى قل ِب ِه أ ْدنى َ ْ َ َ ْ َ ْ ُ َ ُ ُ
َ ف َيقو ُل انطلِق فأخ ِرجْ َمنْ ك. فأقو ُل َيا َربِّ أ َّمتِى أ َّمتِى. ْ َواشفعْ تشفع، َو َس ْل تعْ ط، ك ُ َ َ َّ َ ُ َ ْ َ ُ َ َوقُ ْل يُسْ َمعْ ل، ك
َ َ َيا م َُح َّم ُد ارْ َفعْ َر ْأ َس
ْ َ َ ْ َ ْ َ ِ أَ ْد َنى أَ ْد َنى م ِْث َق
َفأنطل ُِق َفأف َع ُل. ار ِ َفأخ ِرجْ ُه م َِن ال َّن، ان ٍ ال َح َّب ِة َخرْ دَ ٍل مِنْ إِي َم
Mereka mendatangi ‘Isa. ‘Isa lantas berkata, “Aku tidak pantas memberikan syafa’at tersebut.
Hendaklah kalian mendatangi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam lantas berkata, “Mereka lantas mendatangiku. Aku memang pantas memberikan
syafa’at tersebut. Aku lantas meminta izin pada Rabbku. Allah pun memberikan izin padaku.
Aku mendapatkan ilham untuk bisa memuji-Nya yang tak bisa kuhadirkan saat ini. Aku memuji-
Nya dengan pujian tersebut. Aku pun tersungkur sujud di hadapan-Nya.”
Allah berfirman, “Wahai Muhammad, angkat kepalamu. Permintaanmu akan didengar. Mintalah,
engkau akan diberi. Berilah syafa’at, syafa’atmu akan diperkenankan.” Aku pun berkata, “Wahai
Rabbku, umatku, umatku.”
Lalu disebutkan, “Keluarkanlah (dari neraka) yang masih memiliki iman dalam hatinya seberat
gandum.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Lalu hal itu terlaksana. Aku pun kembali
menyanjung-Nya dengan pujian tadi. Aku pun tunduk sujud.” Allah berfirman, “Angkatlah
kepalamu. Permintaanmu akan didengar. Mintalah, engkau akan diberi. Berilah syafa’at,
syafa’atmu akan diperkenankan.”
Aku pun berkata, “Wahai Rabbku, umatku, umatku.” Lalu disebutkan, “Keluarkanlah (dari
neraka) yang masih memiliki iman dalam hatinya sebesar biji sawi.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Lalu hal itu terlaksana. Aku pun kembali
menyanjung-Nya dengan pujian yang tadi. Aku pun tunduk sujud.” Allah berfirman, “Angkatlah
kepalamu. Permintaanmu akan didengar. Mintalah, engkau akan diberi. Berilah syafa’at,
syafa’atmu akan diperkenankan.”
Aku pun berkata, “Wahai Rabbku, umatku, umatku.” Lalu disebutkan, “Keluarkanlah yang masih
memiliki iman dalam hatinya yang lebih kecil dari biji sawi. Keluarkanlah ia dari neraka. Hal itu
pun terlaksana.” (HR. Bukhari no. 7510 dan Muslim no. 193)
Ṭāhā : 109
Pada hari itu tidak berguna syafaat (pertolongan), kecuali dari orang yang telah diberi izin oleh
Tuhan Yang Maha Pengasih, dan Dia ridai perkataannya.
“Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang
mereka, dan mereka tidak memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan
mereka itu selalu berhati-hati kerana takuT kepada-Nya.” (QS. Al-Anbiya’: 28)
Read more https://konsultasisyariah.com/10431-pengetian-syafaat-dan-macamnya.html
DALIL DI BAWAH INI MENUNJUKKAN PELAKU DOSA BESAR TIDAKLAH KAFIR, AKAN
TETAPI DIA DIKATAKAN MUKMIN, MUSLIM SEBAB KEIMANANNYA, DIA DIKATAKAN
FASIQ SEBAB KEMAKSIATANNYA.
Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishâsh berkenaan dengan orang-
orang yang dibunuh. [al-Baqarah/2:178]
Sebagaimana telah diketahui bahwa orang yang membunuh termasuk diantara orang yang
diseru dengan seruan iman. Karena ssetelah itu, Allâh Azza wa Jalla berfirman :
ٍ َف َمنْ ُعف َِي لَ ُه مِنْ أَخِي ِه َشيْ ٌء َفا ِّت َبا ٌع ِب ْال َمعْ رُوفِ َوأَدَا ٌء إِلَ ْي ِه ِبإِحْ َس
ان
Maka barangsiapa (yakni pembunuh orang mukmin-pen) yang mendapat suatu pema’afan dari
saudaranya (yakni keluarga korban), hendaklah (yang mema’afkan) mengikuti dengan cara
yang baik (di dalam menuntut diyat), dan hendaklah (yang diberi ma’af) membayar (diat)
kepada yang memberi ma’af dengan cara yang baik (pula). [al-Baqarah/2:178]
Allâh Azza wa Jalla menamakannya saudara bagi keluarga korban. Ini menunjukkan bahwa
pembunuhan, meskipun dia dosa besar namun tidak menghilangkan iman.
"AHLU KIBLAT (ORANG YANG SHOLAT 5 WAKTU) TIDAK DIKATAKAN KAFIR MESKIPUN
MELAKUKAN DOSA DOSA BESAR SELAMA TIDAK MENGHALALKANNYA, KALAU
MENGHALALKANNYA MAKA KAFIR".
MISAL,,, DIA BERUCAP DENGAN KEYAKINANNYA "...O..NGGAK APA APA ZINA ITU...."
DIA MENGHALALKAN DOSA PERZINAAN DENGAN KEYAKINANNYA MAKA HUKUMNYA
KAFIR.
AKAN TETAPI,,, KALAU DIA BERZINA DAN MENYESALINYA DAN TIDAK
MENGHALALKANNYA MAKA BELOM DIKATAKAN KAFIR.
ATAU DIA MENGHALALKAN DOSA MENINGGALKAN SHOLAT WAJIB DENGAN
MENGATAKAN DENGAN KEYAKINANNYA "...NGGAK APA APA TIDAK SHOLAT WAJIB
ITU..." MAKA HUKUMNYA KAFIR MESKIPUN DIA MELAKUKAN SHOLAT WAJIB.
KATA IMAM THAHAWI RAHIMAHULLAH "ADA DOSA JIKA DILAKUKANNYA NAMUN TIDAK
DIHALALKANNYA MAKA HUKUMNYA KAFIR" YAITU DOSA MENINGGALKAN SHOLAT
WAJIB, ENTAH KARENA MALAS, SENGAJA, ATAU SEMACAMNYA
7. Orang mukmin dianggap tidak masuk neraka, namun cuma mendatangi saja. Karena kalau
masuk neraka, tak mungkin keluar lagi dari neraka sama sekali.
BANTAHANNYA :
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
َو َعائِـ ٌل مُسْ َت ْـك ِبـ ٌر، ٌك َك َّـذاب ٍ َش ْي ٌخ َز:ـظـ ُر إِلَي ِْه ْم) َولَـ ُه ْم َع َـذابٌ أَلِـ ْي ٌم
ٌ َو َمـلِـ،ان ُ (واَل َيـ ْن َ َثـاَل َث ٌة اَل يُـ َكـلّـِمُـ ُه ُم ال ٰلّـ ُه َي ْو َم ْالقِـ َيـا َمـ ِة َواَل ي.
َ ُـز ّكـِي ِْه ْم
Ada tiga golongan manusia yang pada hari Kiamat kelak, Allâh tidak akan berbicara kepada
mereka, tidak akan mensucikan mereka (tidak akan memandang mereka), dan mereka
mendapatkan siksa yang pedih, yaitu orang lanjut usia yang berzina, raja (penguasa) yang
.pendusta, dan orang miskin yang sombong
KALAU TIDAK BERANI MENCAP KAFIR, BERARTI MASIH DIKATAKAN MUKMIN ATAU
MUSLIM.
APALAGI KALAU BUKAN ITU ? MUSYRIK ?
DIKATAKAN PADA NOMOR 6 :
"PELAKU DOSA BESAR".
BISA BERARTI MEMBUNUH, BERZINA ITU TERMASUK DOSA BESAR TAPI PELAKUNYA
BUKAN MUSYRIKIN. KARENA KALAU MUSRYIKIN ADALAH ORANG YANG MELAKUKAN
KESYIRIKAN.
KALAU MENURUT AQIDAH AHLU SUNNAH ORANG YANG MELAKUKAN DOSA BESAR
MASIH DIKATAKAN MUKMIN MUSLIM KARENA KEIMANANNYA, TAPI FASIK KARENA
DOSANYA. DAN PELAKUNYA TIDAK KEKAL DI NERAKA.
SEMENTARA NOMOR 7 :
Orang mukmin dianggap tidak masuk neraka, namun cuma mendatangi saja. Karena kalau
masuk neraka, tak mungkin keluar lagi dari neraka sama sekali.
BERBEDA DENGAN AQIDAH AHLU SUNNAH, AQIDAH YANG LURUS TIDAK ADA
KERANCUAN ANTARA SATU DENGAN YANG LAINNYA.
BANTAHANNYA :
Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At Taubah: 100)“
Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan “
mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka, kecuali
jalan ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.” (QS. An Nisa’: 168-
169)
ُخلُو ٌد، َ َو َيا أَهْ َل ْال َج َّن ِة الَ َم ْوت، َار الَ َم ْوت َ ِّ ُ َ َو أَهْ ُل ال َّنار ال َّن، دَخ َل أَهْ ُل ْال َج َّن ِة ْال َج َّن َة
ِ ث َّم َيقُو ُم م َُؤذنٌ َب ْي َن ُه ْم َيا أهْ َل ال َّن، ار ِ َ إِ َذا
Jika penduduk surga telah memasuki surga dan penduduk neraka telah memasuki neraka, “
kemudian seseorang akan meneriaki di antara mereka, “Wahai penduduk neraka, tidak ada lagi
kematian untuk kalian. Wahai penduduk surga, tidak ada lagi kematian untuk kalian. Kalian
”.akan kekal di dalamnya
BANTAHANNYA :
ALLAH BERFIRMAN :
Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia istiwa’ “
(bersemayam) di atas Arsy. Dia menge-tahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang
keluar dari-padanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke-padanya. Dan Dia
bersamamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” [Al-
Hadiid: 4]
ALLAH TIDAK DITOPANG OLEH SESUATU, TIDAK DINAUNGI OLEH SESUATU, ALLAH
BERSEMAYAM DIATAS ARSY.
SEPERTI APA ? BAGAIMANA ?
WALLAHUALAM
PERTANYAAN INI TIDAK LAYAK BAGI ALLAH SWT.
KALAU ALLAH ADA DI MANA MANA BERARTI INI MELAZIMKAN BAHWA ALLAH ITU ADA DI
TEMPAT TEMPAT KOTOR, HINA SEPERTI DI TEMPAT SAMPAH, KAMAR MANDI, DAN
LAIN SEMACAMNYA, MAHA SUCI ALLAH DARI YANG MEREKA SANGKAKAN !!!
DAN JUGA BERARTI KALAU ALLAH ADA DIMANA MANA, MELAZIMKAN ALLAH DAPAT
DILIHAT DI DUNIA INI.
KALAU ALLAH DAPAT DILIHAT DI DUNIA INI, PASTI ADA SESUATU DZAT YANG
MENAKJUBKAN YANG MENAMPAKKAN BAHWA ITU ADALAH ALLAH SWT.
AKAN TETAPI, DZAT TERSEBUT TIDAK ADA KITA DAPATI DI DUNIA INI.
INI JUGA KELIRU KARENA KITA TIDAK DAPAT MELIHAT ALLAH DI DUNIA INI
SEBAGAIMANA KISAH NABI MUSA AS DIATAS.
10. Mengingkari adanya siksa kubur. (Pengantar Kitab Kibar Al-Mu’tazilah wa Dhalaluhum, hlm.
30-31)
BANTAHANNYA :
ِ ُون َعلَ ْي َها ُغد ًُّوا َوعَشِ ًّيا َو َي ْو َم َتقُو ُم السَّا َع ُة أَ ْدخِلُوا آَ َل فِرْ َع ْو َن أَ َش َّد ْال َع َذا
)46( ب ِ َو َحاقَ ِبآ َ ِل فِرْ َع ْو َن سُو ُء ْال َع َذا
َ ) ال َّنا ُر يُعْ َرض45( ب
“Dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka
dinampakkan neraka pada pagi dan petang , dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan
kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras“.” (QS.
Al Mu’min: 45-46)
Mari kita perhatikan penjelasan para pakar tafsir mengenai potongan ayat ini:
ُون َعلَ ْي َها ُغد ًُّوا َوعَشِ ًّيا
َ ال َّنا ُر يُعْ َرض
“Para ulama Syafi’iyyah berdalil dengan ayat ini tentang adanya adzab kubur. Mereka
mengatakan bahwa ayat ini menunjukkan bahwa siksa neraka yang dihadapkan kepada
mereka pagi dan siang (artinya sepanjang waktu) bukanlah pada hari kiamat nanti. Karena
pada lanjutan ayat dikatakan, “dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat):
“Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras” [Berarti siksa neraka
yang dinampakkan pada mereka adalah di alam kubur]. Tidak bisa juga kita katakan bahwa
yang dimaksudkan adalah siksa di dunia. Karena dalam ayat tersebut dikatakan bahwa neraka
dinampakkan pada mereka pagi dan siang, sedangkan siksa ini tidak mungkin terjadi pada
mereka ketika di dunia. Jadi yang tepat adalah dinampakkannya neraka pagi dan siang di sini
adalah setelah kematian (bukan di dunia) dan sebelum datangnya hari kiamat. Oleh karena itu,
ayat ini menunjukkan adanya siksa kubur bagi Fir’aun dan pengikutnya. Begitu pula siksa kubur
ini akan diperoleh bagi yang lainnya sebagaimana mereka.” (Mafaatihul Ghoib, 27/64)
“Jika salah seorang di antara kalian selesai tasyahud akhir (sebelum salam), mintalah
perlindungan pada Allah dari empat hal: [1] siksa neraka jahannam, [2] siksa kubur, [3]
penyimpangan ketika hidup dan mati, [4] kejelekan Al Masih Ad Dajjal.” (HR. Muslim)
DARI DOA RASULULLAH SAW SUDAH NAMPAK JELAS BAHWA SIKSA KUBUR ITU BENAR
ADANYA. MENGAPA RASULULLAH SAW BERDOA BERLINDUNG DARI SIKSA KUBUR
KALAU SIKSA KUBUR ITU TIDAK ADA ???
WALLAHUALAM