Anda di halaman 1dari 6

PERAN MAHASISWA DALAM MENGHADAPI ERA

REVOLUSI INDUSTRI 4.0

PENTINGNYA ERA REVOLUSI INDUSTRI

Revolusi industri mempunyai beberapa tahapan mulai dari revolusi 1.0,


revolusi 2.0, revolusi 3.0, hingga saat ini revolusi 4.0 yaitu ( titik dua ) bisa
dikatakan dengan era milenial ( titik ) Dimana era berhungan sangat erat dengan
gadget dan alat elektronik lainnya. Bila di flashback di era revolusi 1.0 yaitu
proses yang dimulai dengan ditemukannya lalu digunakannya mesin uap dalam
proses produksi barang. Penemuan ini penting sekali, karena sebelum adanya
mesin uap, kita cuma bisa mengandalkan tenaga otot, tenaga air, dan tenaga angin
untuk menggerakkan apapun masalahnya, tenaga otot amat terbatas. Misalnya,
manusia, kuda, sapi dan tenaga-tenaga otot lainnya tidak mungkin bisa
mengangkat barang yang amat berat, bahkan dengan bantuan katrol sekalipun.

Butuh beberapa waktu untuk memulihkan tenaga tersebut, sehingga proses


produksi kalau mau berjalan 24 jam sehari membutuhkan tenaga. Selain dengan
otot, tenaga lain yang sering digunakan adalah tenaga air dan tenaga angin.
Biasanya ini digunakan di penggilingan, untuk memutar penggilingan yang begitu
berat, seringkali manusia menggunakan kincir air atau kincir angin. Masalah
utama dari dua tenaga ini adalah, kita tak bisa menggunakannya di mana saja. Kita
cuma bisa menggunakannya di dekat air terjun dan di daerah yang berangin.
Tetapi dampak dari mesin uap sangat tidak baik karena dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan. Di era revolusi 2.0 yaitu penting dapat mengubah
beberapa hal.

Karena di era ini sudah mempunyai tenaga listrik seperti Penggunaan


tenaga listrik, ban berjalan, dan lini produksi ini menurunkan waktu produksi
secara drastis. Revolusi industri kedua ini juga berdampak pada kondisi militer di
Perang Dunia 2. Meski bisa dikatakan bahwa revolusi industri 2.0 sudah terjadi di
Perang Dunia 1, di Perang Dunia 2 lah efeknya benar-benar terasa. Ribuan tank,
pesawat, dan senjata-senjata tercipta dari pabrik-pabrik yang menggunakan lini

1
produksi dan ban berjalan. Ini semua terjadi karena adanya produksi massal (mass
production). Perubahan dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri.

Di era revolusi 3.0 yaitu di era ini memakai komputer dan robot. Karena
kemajuan inilah, terjadilah perubahan dari data yang biasa-biasa saja menjadi data
digital. Misalnya, dari merekam musik menggunakan kaset menjadi menggunakan
CD, dari menonton film di video player menjadi menggunakan DVD player, dst.
Ini terjadi karena komputer itu cuma bisa bekerja dengan data digital. Karena
inilah revolusi industri ketiga diberi nama “Digital revolution“. Karena revolusi
ini juga, video game menjadi sesuatu yang normal dalam kehidupan ini, menjadi
bisnis dengan nilai milyaran, bahkan trilyunan Dolar. Di sisi negatifnya digitalisas
komputerisasi membuat kejahatan-kejahatan baru muncul yaitu, penipuan
menggunakan komputer.

Dan terakhir hingga saat ini era revolusi 4.0 selain di era ini masyarakat
sangat amat berhubungan erat dengan gadget, ternyata hal yang paling berasa di
era ini yaitu adanya internet atau di sebut koneksi internet. Karena revolusi ini
masih berlangsung, atau bahkan baru dimulai. Tantangannya begitu banyak
koneksi internet misalnya, belum universal masih ada beberapa daerah yang tak
memiliki koneksi internet. Selain itu, koneksi internet yang berarti munculnya
celah keamanan baru perusahaan saingan, pastinya berusaha mengintip kinerja
dan rancangan produksi lewat celah keamanan komputer pengendali produksi
yang kini bisa diakses dari internet.

Revolusi industri 4.0 sudah ada mulai sekarang bahkan revolusi industri
generasi keempat ini telah dibicarakan dan gaungnya semakin nyaring terdengar
di Indonesia. Apalagi sejak Pemerintah RI telah me-launching peta jalan yang
disebut “Making Indonesia 4.0”. Pemerintah RI berharap, Industri 4.0 ini mampu
menyumbang penciptaan lapangan kerja lebih banyak serta beberapa inovasi baru
yang berbasis teknologi. Konsep revolusi industri 4.0 pertama kali diperkenalkan
oleh Profesor Klaus Schwab. Ekonom terkenal asal Jerman yang menulis dalam
bukunya “The Fourth Industrial Revolution” bahwa konsep itu telah mengubah
hidup dan kerja manusia. (UNILAKmagazineedisi.42018)

2
Berikut ini empat tahap evolusi industri dari dahulu hingga kini: 1. Akhir
abad ke-18 revolusi industri yang pertama terjadi pada akhir abad ke-18. Ditandai
dengan ditemukannya alat tenun mekanis pertama. Dulu itu, industri
diperkenalkan dengan fasilitas produksi mekanis menggunakan tenaga air dan
uap. Peralatan kerja yang awalnya bergantung pada tenaga manusia dan hewan
akhirnya digantikan dengan mesin tersebut. Banyak orang menganggur tapi
produksi dipercaya dapat berlipat ganda, 2. Awal abad ke-20 revolusi industri
2.0 terjadi di awal abad ke-20. Kala itu ada pengenalan produksi massal
berdasarkan pembagian kerja. Lini produksi pertama melibatkan rumah potong
hewan di Cincinnati, Amerika Serikat.

Pada awal tahun 1970 ditengarai sebagai perdana kemunculan revolusi


industri 3.0. Dimulai dengan penggunaan elektronik dan teknologi informasi
guna otomatisasi produksi. Debut revolusi industri generasi ketiga ditandai
dengan kemunculan pengontrol logika terprogram pertama (PLC), yakni modem.
Sistem otomatisasi berbasis komputer ini membuat mesin industri tidak lagi
dikendalikan manusia. Dampaknya biaya produksi menjadi lebih murah. Awal
2018, sampai sekaranglah zaman revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan
sistem cyber-physical. Saat ini industri mulai menyentuh dunia virtual, berbentuk
konektivitas manusia, mesin dan data, semua sudah ada di mana-mana. Istilah ini
dikenal dengan nama internet of things (IoT).

Tentunya, Pemerintah Republik Indonesia melihat peluang ini dan


dianggap bisa menyumbang penciptaan lapangan kerja lebih banyak serta
investasi baru yang berbasis teknologi. Sehingga dibentuklah dengan nama
“Making Indonesia 4.0”. Mahasiswa yang tengah menuntut ilmu harus bersiap
menghadapi tantangan besar yang terjadi era Revolusi Industri 4.0 yang terjadi
saat ini. Perubahan pola baru ini membawa dampak terciptanya jabatan dan
keterampilan kerja baru dan hilangnya beberapa jabatan lama karena sudah tidak
relevan lagi dalam dunia kerja. Tantangan itu harus dihadapi oleh dunia
kerja baru yang tercipta dalam revolusi 4.0. Satu faktor yang penting adalah
ketrampilan dan kompetensi yang harus tetap secara konsisten ditingkatkan,

3
Revolusi industri 4.0 merupakan integrasi pemanfaatan internet dengan lini
produksi di dunia industri.

Perubahan pun terjadi dalam dunia industri saat ini yang ditandai
berubahnya bisnis dan industri yang semakin kompetitif karena perkembangan
teknologi informasi, bahkan kadang perkembangan saat ini sudah tidak memenuhi
lagi dengan apa yang terjadi dalam satu dekade terakhir. Oleh karena itu,
lembaga pendidikan dan pelatihan Indonesia harus mampu menghasilkan lulusan
yang memiliki nilai tambah sesuai kebutuhan pasar kerja.

Lembaga pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan yang


berkarakter, kompeten, dan inovatif. Disamping itu dunia industri juga harus
dapat mengembangkan strategi transformasi dengan mempertimbangkan
perkembangan sektor ketenagakerjaan karena transformasi industri akan berhasil
dengan adanya tenaga kerja yang kompeten. Di sisi lain, menjadi generasi
yang hidup di era industri 4.0 harus mamiliki daya saing yang tinggi.

Selain unggul di bidang akademik, generasi saat ini juga harus berdaya
saing tinggi. Persaingan di luar sana sangat ketat, apalagi sekarang sudah
memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Selain itu dengan adanya
kemajuan teknologi saat ini banyak orang yang pandai dan mandiri menjadi
terbuka luas. Bahkan jalan ini telah banyak dipilih oleh para mahasiswa dan
lulusan perguruan tinggi saat ini. Era revolusi industri 4.0 memang sudah tidak
terelakkan lagi. Berbagai industri dituntut untuk segera melakukan penyesuaian
jika tidak ingin dilibas oleh kencangnya kecepatan inovasi di era ini.

Setiap yang masuk di dunia kampus adalah milenial, karena milenial


adalah penghuni perguruan tinggi sepanjang masa. Namun, pesan utamanya tentu
perguruan tinggi harus adaptif dengan perubahan zaman. Jika menimbang
proyeksi WEF (World Economic Forum) yang didirikan oleh Strauss Schwab,
orang pertama yang melontarkan istilah Revolusi Industri 4.0, fokus jangka
panjang adalah memikirkan kembali sistem pendidikan yang ada saat ini.

Tentunya akan terdengar klise memang, namun mereformasi kebijakan


pendidikan adalah cara yang terbaik agar institusi lebih adaptif. Mereformasi

4
sistem pendidikan untuk menjawab kebutuhan masa depan pun belum cukup
untuk tetap menjadi kompetitif. Dalam laporannya, WEF memandang penting
untuk menyediakan insentif pembelajaran seumur hidup bagi setiap warga
negara (incentivizing lifelong learning).

Pemerintah dan bisnis memiliki kesempatan untuk berkolaborasi lebih


banyak agar memastikan bahwa warga negara memiliki waktu, motivasi, dan
sarana mencari peluang untuk selalu memperbarui kompetensi. Mengajarkan
nilai, keyakinan, pemikiran yang independen, kerja sama, dan kepedulian
adalah bagian dari visi pendidikan ke depan agar bisa bersaing dengan robot.
Pendekatan ini diperlukan untuk menggantikan pengajaran berbasis
pengetahuan semata.

Tahun ini, Kemenristekdikti sendiri sedang gencarnya mensosialisasikan


apa yang harus dilakukan perguruan tinggi menyikapi revolusi industri 4.0.
Peluncuran program studi Bisnis Digital oleh salah satu perguruan tinggi negeri
terkemuka akhir Februari 2018 lalu patut diapresiasi. Cyber University adalah
salah satu konsep yang diajukan dalam Rakernas Ristekdikti 2018 lalu yang
mengusung tema “Ristek Dikti di Era Revolusi Industri 4.0.”
(ristekdikti.2019).

Dari data essai yang dibaca dapat kita simpulkan bahwa proses di balik era
revolusi sangatlah panjang dan butuh beberapa tahun sehingga bisa menemukan
atau mengembangkan ide di era revolusi 4.0 yang bisa di katakan era milenial
yang selalu berhungan dengan gadget dan alat komunikasi lainnya serta koneksi
inernet sebagai akses untuk menjelajahi dunia. Oleh karena itu bijak lah dalam
menggunakan gadget atau smartphonenagar tidak merugikan diri sendiri dan juga
orang lain.

5
DAFTAR PUTAKA

Unilak.Revolusiindustri4.0.2018.https://www.unilak.ac.id/asset/banner/UNILAK
%20MAGAZINE%204.pdf. Di akses pada 23 agustur 2019 pukul 20.53
WIB.

ristekdikti.tantangan mahasiswa dalam menghadapi revolusi industri 4.0.


https://www.teknologiindustriumi.ac.id/ini-tantangan-mahasiswa-
menghadapi-revolusi-industri-4-0.html. Diakses pada 20 agustus 2019
pukul 11.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai