Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kinetika reaksi merupakan cabang ilmu kimia yang membahas tentang laju
reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi tersebut. Laju (kecepatan)
reaksi dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi
(produk) terhadap satuan waktu (Coulson, 1983). Laju atau kecepatan reaksi
adalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupun produk dalam suatu satuan waktu,
yang mana laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya
konsentrasi suatu pereaksi, atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk
(Keenan, 1999).
Pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi berguna dalam
mengontrol kecepatan reaksi berlangsung cepat, seperti pembuatan amoniak dari
nitrogen dan hidrogen, atau dalam pabrik menghasilkan zat tertentu. Akan tetapi
kadangkala kita ingin memperlambat laju reaksi, seperti mengatasi berkaratnya
besi, memperlambat pembusukan makanan oleh bakteri, dan sebagainya. Kinetika
reaksi menggambarkan suatu study secara kuantitatif tentang perubahan kadar
suatu zat terhadap waktu oleh reaksi kimia. Kecepatan reaksi di tentukan oleh
kecepatan terbentuknya zat hasil, dan kecepatan pengurangan reaktan. Tetapan
kecepatan (K) adalah faktor pembanding yang menunjukkan hubungan antara
kecepatan reaksi dengan konsentrasi reaktan (Keenan, 1999).Berdasarkan
penerapan reaktor biogas anaerob tanpa sekat yang telah dilaksanakan sebelumnya
oleh Indah Pratiwi (2013) mampu menghasilkan biogas dengan Evaluasi Laju
Pembentukan Biogas Spesifik Kumulatif secara kinetika proses diperoleh
persentase laju maksimum pembentukan biogas 73% dengan srikulasi air
lindi pada 20 liter/menit dapat memproduksi 761,5 l biogas/kg Volatile Solid
namun kinerja filter yang menghasilkan rendahnya rendemen biogas yang
disebabkan oleh tidak optimalnya proses recycle air lindi sebagai pengganti
pengaduk. Oleh karena terhambatnya proses recycle air lindi sehingga produksi
gas metan kurang optimal,dikembangkan Teknologi konversi biomassa menjadi

1
biogas menggunakan reaktor biogas tipe partition, dimana dilakukan penambahan
rak-rak pada bagian input reaktor yang berguna untuk memperbaiki peralatan
reaktor biogas sehingga produksi gas metan meningkat. Pada penelitian ini akan
dilakukan dua macam variasi laju alir yaitu 15 L/menit dan 20 L/menit. Penelitian
ini menitikberatkan pada kajian pengembangan proses kinerja reaktor dengan
sistem recycle air lindi dan untuk menghasilkan informasi dan analisa kinetika
pembentukan biogas.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum laju reaksi adalah mengetahui pengaruh konsentrasi


dan suhu dalam laju reaksi, menentukan konstanta laju reaksi, mengetahui
pengaruh konsentrasi trerhadap laju reaksi.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Laju reaksi dapat digambarkan seberapa cepat reaktan terpakai dan produk itu
terbentuk. Laju reaksi dapat disebabkan dari beberapa faktor diantaranya: suhu
konsentrasi, luas permukaan, dan katalis. Kenaikan suhu dapat mempercepat laju
reaksi karena dengan naiknya suhu energi kinetik partikel zat-zat meningkat
sehingga memungkinkan semakin banyaknya tumbukan efektif yang
menghasilkan perubahan (Petrucci, Ralph.H,1992).
Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena semakin luas permukaan
zat, semakin banyak bagian zat yang saling bertumbukan dan semakin besar
peluang adanya tumbukan efektif menghasilkan perubahan Semakin luas
permukaan zat, semakin kecil ukuran partikel zat. Jadi semakin kecil ukuran suatu
partikel zat, maka reaksi yang akan terjadi semakin cepat (Petrucci,
Ralph.H,1992). Percobaan ini ada hubungannnya dengan tumbukan setiap
molekul yang terdapat dalam suatu zat yang memiliki energi kinetik yang
membantu untuk bergerak ke arah yang tidak teratur. Dari gerakan ini terjadilah
tumbukan antara molekul dalam zat tersebut (Suwardi,2009). Berikut beberapa
faktor yang mempengaruhi laju reaksi:
1. Faktor suhu Semakin tinggi suhu reaksi, semakin cepat laju reaksi yang
berlangsung. Umumnya, kenaikan suhu 10 C dapat meningkatkan laju
reaksi dua sampai tiga kali lipat.
2. Faktor konsentrasi Semakin tinggi reaktan maka laju reaksi semakin
cepat.

3. Faktor luas permukaan Semakin besar bidang sentuh maka semakin cepat
berlangsungnya laju reaksi.

4. Faktor katalis Katalis berperan untuk menurunkan energi aktivasi,


mengubah langkah reaksi dari energi aktivasi yang tinggi menuju ke arah
reaksi dengan energi aktifasi yang lebih rendah (Suwardi,2009).

3
BAB III
METODOLOGI

3.1 Peralatan yang digunakan


1. Peralatan yang digunakan :
Peralatan yang digunakan :
- Rak tabung reaksi
- Tabung reaksi 12 buah
- Buret, kapasitas 25 atau 50 ml
- Pipet takar 10 ml
- Stopwatch
- Pemanas 23 V
- Termormeter
- Penjepit
- Bulp karet
- Gelas kimia
3.2 Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan :
- Larutan Na2S2O3 5%
- Larutan HCl 5%
- Akuades

3.3 Prosedur Percobaan


a. Pengaruh Konsentrasi Zat Terhadap Kecepatan Reaksi
1. Menyiapkan 6 buah tabung reaksi dan 2 buah buret. Berilah tanda pada
masing – masing tabung reaksi dan buret.
2. Menambahkan larutan ke dalam masing – masing buret :
• Buret I : larutan Na2S2O3

4
• Buret II : akuades
3. Menambahkan larutan Na2S2O3 dan akuades sesuai dengan tabel di
bawah ini.
Catatan : Kocok tabung reaksi yang sudah diisi agar homogen.

Konsentrasi Na2S2O3
No Jumlah Penambahan (mL)
a / (a + b)
Na2S2O3 (a) Akuades (b)
1 6 0 1
2 5 1 5/6
3 4 2 2/3
4 3 3 1/2
5 2 4 1/3
6 1 5 1/6

4. Menambahkan 1 mL larutan HCl ke dalam 6 tabung reaksi yang lain


5. Menyiapkan stopwatch, dan mulai dari tabung reaksi No. 1.
6. Menambahkan 1 mL larutan HCl ke dalam tabung No. 1. Catat waktu
reaksinya (dalam detik) sambil dikocok pelan – pelan.
Catatan : Waktu reaksi dimulai saat kedua larutan dicampurkan sampai
tepat mulai terjadi kekeruhan.
7. Selanjutnya lakukan langkah kerja yang sama (langkah 6 di atas)
terhadap tabung reaksi No. 2 s/d 6.
b. Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Reaksi
1. Menyiapkan 12 tabung reaksi :
• 6 buah tabung I di beri kode : 1; 2; 3; 4; 5 dan 6
• 6 buah tabung II di beri kode : a; b; c; d; e dan f
2. Menambahkan 5 mL larutan Na2S2O3. Ke dalam tabung reaksi 1 s/d 6
3. Menambahkan 1 mL larutan HCl. Ke dalam tabung reaksi a s/d f
4. Ambil tabung reaksi 1 dan a, kemudian kita masukkan ke dalam water
bath (penangas air) temperatur 30 °C selama 2 menit.
5. Kemudian angkat ke dua tabung reaksi dari penangas air dan segera
tuangkan larutan HCl ke dalam tabung yang berisi larutan Na2S2O3.
Catat waktu reaksinya.

5
6. Selanjutnya lakukan pekerjaan yang sama (langkah 4 dan 5) terhadap
pasangan tabung reaksi No. 2 dengan b sampai dengan No. 6 dengan f,
dengan setiap interval kenaikan temperatur penangas air sebesar 5°C.

6
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

a. Pengaruh Konsentrasi Zat Terhadap Kecepatan Reaksi


Jumlah Penambahan (mL)
No
Na2S2O3 Akuades
y
(a) (b)

1 6 0 7,30
2 5 1 8,23
3 4 2 9,19
4 3 3 12,53
5 2 4 18,08
6 1 5 22,71
a. Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Reaksi

Jumlah Penambahan (mL)


No
Na2S2O3 Akuades
x y
(a) (b)

1 5 1 30 7,28
2 5 1 35 6,52
3 5 1 40 5,50
4 5 1 45 4,56
5 5 1 50 3,59
6 5 1 55 2,48

7
4.2 Pembahasan

Setelah kegiatan percobaan, kita dapat mengetahui bahwa konsentrasi dan


suhu mempengaruhi kecepatan suatu reaksi. Semakin kecil konsentrasi zat
terlarut, maka waktu reaksi akan berlangsung lama dan begitu juga semakin besar
konsentrasi zat terlarut maka semakin cepat waktu reaksi tersebut. Itu karena
jumlah partikel reaktan yang bertumbukan, sehingga semakin tinggi frekuensi
terjadinya tumbukan dan lajunya meningkat . Pada temperatur, semakin tinggi
temperatur suatu zat maka suatu reaksi akan berlangsung lebih cepat daripada zat
yang memiliki temperatur dibawahnya. Itu karena partikel semakin aktif bergerak,
sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi
semakin besar.

8
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Semakin kecil konsentrasi zat terlarut, maka waktu reaksi akan
berlangsung lama dan begitu juga semakin besar konsentrasi zat terlarut maka
semakin cepat waktu reaksi tersebut. Itu karena jumlah partikel reaktan yang
bertumbukan, sehingga semakin tinggi frekuensi terjadinya tumbukan dan lajunya
meningkat.
Pada temperatur, semakin tinggi temperatur suatu zat maka suatu reaksi
akan berlangsung lebih cepat daripada zat yang memiliki temperatur dibawahnya.
Itu karena partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi
semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar.

9
DAFTAR PUSTAKA

Fildzah Maulida, Laju Reaksi, 2019.


Nirwan Susianto, Laju Reaksi, 2019.
Modul Praktikum PEM Akamigas 2019

10
Soal :
 Tugas

Selesaikanlah tugas-tugas berikut untuk melengkapi laporan


sementara percobaan ini!
1. Perubahan apa yang terjadi saat terjadinya reaksi .
2. Buatlah grafik dari :
a) Konsentrasi zat (absis) Vs kecepatan reaksi (ordinat)
b) Temperatur (absis) Vs kecepatan reaksi (ordinat)
c) Sebutkan faktor – faktor yang lain yang mempengaruhi
kecepatan rx
 Pertanyaan

Setelah melaksanakan percobaan ini, jawablah pertanyaan-


pertanyaan berikut ini:
1. Bagaimanakah hasil percobaan Anda, apakah sudah memenuhi
teori kimia? Jelaskan alasannya!
2. Kesalahan-kesalahan apakah yang mungkin Anda perbuat
selama melakukan percobaan ini? Bagaimanakah cara
mengeliminasi kesalahan tersebut?

11
Jawab :
 Tugas

1. Perubahan yang terjadi adalah perubahan warna pada larutan .


Larutan yang dicampur sebelum reaksi adalah tidak berwarna
tetapi setelah beberapa saat dikocok pelan – pelan maka larutan
berubah warna menjadi keruh. Bukan hanya perubahn warna yang
terjadi tetapi juga disertai dengan perubahan waktu. Semakin
tinggi suhu/temperatur dan konsentrasi dari suatu zat maka waktu
reaksinya pun cepat.
a. Konsentrasi zat (absis) Vs kecepatan reaksi (ordinat)

b. Temperatur (absis) Vs kecepatan reaksi (ordinat)

c. Fakor lain yang mempengaruhi laju/kecepatan reaksi adalah luas

12
permukaan dan katalis.

 Pertanyaan

1. Ya, hasil percobaan yang saya lakukan sesuai


dengan teori, alasannya karena dalam teori menjelaskan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah suhu dan
konsentrasi maka sesuai dengan praktikum yang saya lakukan,
memang benar adanya jika suhu dan konsentrasi dapat mempercepat
suatu reaksi.

2. Kesalahan yang terjadi adalah saya tidak teliti dalam


mengamati perubahan yang terjadi pada suatu larutan dan hasil praktikum
yang diperoleh sedikit berbeda dengan yang seharusnya. Cara
mengeliminasi kesalahan tersebut adalah dengan teliti dalam mengikuti
langkah – langkah kerja praktikum agar mendapatkan hasil yang sesuai
dengan yang seharusnya.

13

Anda mungkin juga menyukai