Istilah euthanasia berasal dari kata bahasa Yunani “euthanatos” yang berarti kematian mudah.
Di Belanda, euthanasia dan tindakan bunuh diri yang dibantu tenaga medis
(physician-assisted suicide, atau PAS) diizinkan oleh hukum, asal mengikuti protokol
hukum yang jelas.
Di Oregon, Amerika Serikat, PAS diperbolehkan negara dengan menggunakan obat
resep.
Di Washington DC, Amerika Serikat, dokter diizinkan untuk memberikan suntik mati
atau mendampingi PAS dengan memungkinkan overdosis obat yang berujung
kematian pada pasien yang meminta.
Di Belgia, “membunuh atas nama medis dan belas kasih” diizinkan oleh hukum baik
untuk orang dewasa yang kompeten, anak-anak, dengan pedoman terinci dan jelas
yang harus diikuti. Orangtua harus setuju dengan keputusan tersebut.
Di Swiss, PAS diperbolehkan, di bawah undang-undang yang aktif lebih dari 600
tahun. Pasien, termasuk pengunjung dari negara lain, dapat dibantu oleh anggota dari
organisasi Dignitas untuk mengakhiri hidup mereka.
Untuk waktu singkat, euthanasia dan PAS diizinkan di Australia Utara dan tujuh
orang mengakhiri hidup mereka dengan cara ini, sebelum Pemerintah Federal
Australia membatalkan hukum tersebut.
Di Belanda di mana euthanasia didukung oleh hukum, “penyakit terminal” memiliki definisi
konkret, secara harfiah berarti “harapan kematian sudah pasti”. Di Oregon, di mana PAS
(physician-assisted suicide) adalah legal untuk ‘kasus terminal’, namun terminal digambarkan
sebagai suatu kondisi yang “dalam penilaian wajar, akan menghasilkan kematian dalam
waktu enam bulan.”
Selain itu, jika dilihat dari definisinya, euthanasia juga memungkinkan pagi pasien yang
menderita parah untuk meminta asistensi pengakhiran hidup. Penelitian juga telah
menunjukkan bahwa pasien yang sakit parah yang cenderung berpikir untuk bunuh diri
melakukannya bukan karena penyakit terminal mereka, tetapi karena depresi berat akibat
penyakit yang diidapnya. Deklarasi World Federation of Right to Die Societies tahun 1998
Zurich menyatakan bahwa orang-orang “yang menderita kesengsaraan yang melumpuhkan”
memenuhi syarat untuk meminta asistensi bunuh diri. Lembaga ini percaya bahwa seseorang
tidak perlu mengidap penyakit terminal agar memenuhi syarat menjalani euthanasia atau
PAS, asalkan “penderitaannya tidak tertahankan”.
Definisi dari “penderitaan yang tidak tertahankan” terbuka untuk interpretasi. Menurut
Mahkamah Agung Belanda, penderitaan didefinisikan sebagai kesengsaraan baik fisik dan
psikologis, sedangkan undang-undang Belgia menyatakan bahwa “pasien yang meminta
euthanasia harus berada dalam situasi medis putus asa dan terus-menerus menderita secara
fisik atau psikologis.”
Mereka mengatakan bahwa tubuh adalah hak prerogatif pemiliknya sendiri, dan kita harus
diizinkan untuk melakukan apa yang kita inginkan dengan tubuh kita sendiri. Jadi, mereka
menganggap bahwa mengupayakan kehidupan yang lebih lama bagi yang tidak
menginginkannya adalah salah. Bahkan membuat orang terus hidup ketika mereka tidak ingin
melanggar kebebasan pribadi dan hak asasi manusia. Tidak bermoral, ujar mereka, untuk
memaksa orang untuk terus hidup dalam penderitaan dan rasa sakit.
Mereka menambahkan bahwa tindakan bunuh diri bukan merupakan tindak pidana, maka dari
itu euthanasia tidak harus digolongkan sebagai kejahatan.
“Barang siapa merampas nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri yang jelas
dinyatakan dengan kesungguhan hati diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas
tahun”.
Dari Pasal 344 KUHP dapat diartikan bahwa pembunuhan atas permintaan korban sekalipun
tetap diancam pidana bagi pelakunya. Dengan demikian, dalam konteks hukum positif di
Indonesia, euthanasia dianggap sebagai perbuatan yang dilarang. Artinya, tidak
dimungkinkan untuk dilakukannya “pengakhiran hidup seseorang” sekalipun atas permintaan
orang itu sendiri.
Jika Anda tahu bahwa kemampuan Anda untuk menyetujui keputusan akan hidup Anda
mungkin akan terpengaruh di masa depan, Anda dapat mengatur keputusan di muka yang
mengikat secara hukum, dibantu oleh tim legal Anda. Keputusan di muka ini adalah untuk
menetapkan prosedur dan perawatan yang Anda setujui dan yang Anda tidak setujui. Artinya,
profesional kesehatan yang bertanggung jawab untuk Anda tidak dapat melakukan prosedur
atau pengobatan tertentu melawan keinginan Anda.
TUGAS MATA KULIAH
BAHASA INDONESIA
“ARTIKEL KESEHATAN”
DISUSUN OLEH :
711345319050
TINGKAT 1A