6 Metode Jalan Pameu
6 Metode Jalan Pameu
Lalu lintas keluar masuk kenderaan proyek akan diberi rambu-rambu sehingga tidak
menimbulkan gangguan lalu lintas.
2. MANAJEMEN PROYEK
Pengelolaan Pelaksanaan pekerjaan akan ditangani oleh tenaga-tenaga terampil yang
sudah berpengalaman dalam penanganan bidangnya, sehingga keberhasilan pelaksanaan
pekerjaan akan benar-benar terjamin,sesuai dengan apa yang diharapkan
a. Struktur Organisasi
b. Koordinasi
Dalam kegiatan pelaksanaan proyek akan terjadi interaksi antara perusahaan dengan
pihak lain antara lain owner, pengawas, suplier dan pihak lainnya yang berkaitan dengan
pelaksanaan proyek. Dalam interaksi tersebut diperlukan adanya koordinasi antar pihak
dalam mengelola proyek, agar pekerjaan menjadi lancar.
General Superintendent (GS) dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh antara lain :
- Untuk masalah teknik engineering dan quality control, General Superintendent (GS)
dibantu oleh bagian teknik beserta stafnya.
- Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh bagian personalia
dan keuangan beserta stafnya
- Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan peralatan.
Secara organisasi perusahaan, General Superintendent (GS) bertanggung jawab langsung
kepada Direktur yang bertindak sebagai pengelola operasional Perusahaan.
General Superintendent mempunyai tanggung jawab dan diberi kewenangan penuh dalam
pengelolaan proyek dan mempunyai wewenang bertindak atas nama perusahaan. Dengan
sistim organisasi seperti tersebut, maka pelaksanaan proyek akan berjalan dengan lancar.
b. Pemilihan Alat
Pemilihan peralatan yang tepat baik dari jenis, jumlah maupun kapasitasnya serta sesuai
dengan kondisi lapangan akan menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan
yakni biaya hemat, mutu akurat dan waktu tepat. Kebutuhan peralatan minimun yang
ditentukan merupakan syarat mutlak dalam pelaksanaan.
c. Material
Kebutuhan pokok bahan pada proyek ini yang merupakan material pabrikan adalah
semen dan dan besi. Disamping itu ada material penunjang non pabrikan seperti : pasir,
kerikil, batu gunung, dll. Atau material yang harus diolah dulu di suatu plant.
Sumber material :
d. Tenaga Kerja
Tenaga Kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas ;
- Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek
- Tenaga operasional lapangan, pelaksana, pengawas,mekanik dan operator.
- Pekerja diambil tenaga kerja lokal yang banyak terdapat didaerah sekitar lokasi
proyek untuk menghindari kesenjangan sosial, sedangkan untuk pekerja yang terampil
dan terlatih bila ada akan diambil dan didatangkan dari daerah lain.
e. Pengaman ( Security )
Untuk pengawas dan pengamanan proyek, kami sebagai pelaksana kegiatan akan
menyediakan tenaga keamanan dan keselamatan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas
untuk :
1. Pengawas terhadap para pekerja
2. Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah pencurian.
3. Mencegah dan menghindari terjadinya hal-hal yang tidak didinginkan di proyek, baik
ditempat pekerjaan maupun dikantor proyek..
4. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja.
5. Melakukan pengawasan dan menyiapkan rambu-rambu pengamanan ditempat
tempat yang berbahaya maupun yang sifatnya menganggu kegiatan proyek.
6. Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
7. Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan/ancaman dari pihak
luar, serta mencegah kemungkinan terjadi keributan dilingkungan proyek.
Alat ukur secara berkala dikalibrasi agar selalu dapat berfungsi dengan akurat. Peralatan
yang lain setiap selesai digunakan dibersihkan dan bagian bagian yang secara berkala
perlu dilumasi. Setiap bagian diperiksa barangkali ada suku cadang yang perlu.
Meskipun untuk hal hal tersebut diatas sudah ada penanggung jawabnya langsung,
kiranya ditunjuk petugas khusus quality control yang dikoordinasi oleh bagian teknik.
DIVISI 1. UMUM
1.2 Mobilisasi
1.2 Mobilisasi
Kantor Lapangan dan Fasilitas
Selain mobilisasi alat dan tenaga kerja, pada pada bulan pertama juga akan dilakukan
pembangunan Base Camp, didalam nya dibangun kantor proyek, Barak untuk pekerja dibuat
lengkap dengan MCK yang baik, , Bengkel juga diperlukan untuk menunjang pada perbaikan alat
dilapangan sehingga terjadi efisiensi waktu apabila ada kerusakan alat seperti mobil, Tuck alat
berat dan alat-alat lain, selanjutnya membangun gudang sementara berguna untuk penyimpan
barang atau bahan , bangunan ini dilengkapi dengan atap, dinding dan lantai sehingga aman dari
gangguan cuaca dan lain lain.
Mobilisasi Alat
Mobililisasi Peralatan seperti alat berat dan alat lainnya dilakukan bertahap sesuai dengan
kebutuhan dilapangan sehingga tidak terjadi pemborosan jam alat (Idle) yang tak perlu.
MOBILISASI FASILITAS LABORATORIUM
Mebolisasi alat dan fasilitas laboratorium diperlukan untuk mendukung kualitas pekerjaan,
mobilisasi ini di laksanakan setelah pekerjaan base camp selesai sehingga aman untuk
penyimpanannya.
MOBILISASI PERSONIL
Personil dan pekerja di mobilisasikan bertahap sesuai dengan kebutuhan dilapangan.
DEMOBILISASI
Setelah pekerjaan selesai maka semua peralatan dan lain-lain di demobilisasi kembali, dan semua
sampah-sampah bekas pekerjaan dibersihkan.
1. Persiapan Personil
Personil petugas pengatur lalu lintas masing-masing 2 orang untuk mengatur arus lalu lintas di setiap
lokasi kegiatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas. Koordinator keselamatan lalu lintas
Pekerjaan : Peningkatan Struktur Jalan Tanpa Penutup Pameue – Genting Gerbaang
1 orang, untuk mengatur petugas, memantau kerja petugas, dan membuat laporan keselamatan lalu
lintas.
2. Peralatan
Peralatan yang biasa digunakan adalah :
- Bendera Tangan,
- Lampu Kedip Portabel,
- Peluit
- Alat Komunikasi,
- Rambu-Rambu Peringatan
3. Pembuatan Laporan
Pembuatan laporan secara berkala tentang kondisi keselamatan lalu lintas di lokasi kerja yang
dilaporkan kepada Safety Engineer sebagai bahan monitoring dan evaluasi Setiap penutupan jalan
akan dikoordinasikan dengan aparat desa dan kepolisian wilayah dimana lokasi pekerjaan.
Membuat laporan kondisi lingkungan secara berkala selama masa pelaksanaan pekerjaan,
laporan hasil pengujian sample air, laporan kondisi kebersihan udara, laporan
tingkat kebisingan, guna evaluasi untuk menjaga lingkungan hidup di sekitar dan melakukan
perbaikan lingkungan hidup jika terjadi kerusakan akibat dampak pelaksanaan pekerjaan.
DIVISI 2. DRAINASE
2.1.(1) Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
2. Persiapan Pekerjaan
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil
kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan
dan Direksi sebelum pekerjaan dimulai.
- Mengajukan persetujuan penggunaan bahan material.
- Memberitahu konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan (Request For Work).
3. Uraian Pekerjaan
- Sebelum pemasangan batu harus di bersihkan dan di basahi sampai merata dan dalam waktu
yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh.
- Menghamparkan pasir urug pada landasan yang berhubungan pada tanah dasar setebal 5 cm.
- Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Mesin Tamper sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan
- Menentukan Komposisi campuran bahan. Semen, pasir, dan air dicampur dan diaduk menjadi
mortar dengan menggunakan alat Concrete Mixer. Adukan semen untuk pasangan minimal
memiliki kuat tekan yang diisyaratkan.
- Penghamparan Material Mortar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
- Setelah penghamparan Mortar selesai dilakukan, batu diletakkan rapat-rapat dengan tangan
hingga diusahakan tidak ada celah. Permukaan batu pada bagian permukaan saluran rata dan
halus sesuai dengan bentuk selokan.
- Celah diantara batu diisi dan dipadatkan dengan Mortar dengan permukaan batu tetap
terbuka.
- Mortar digunakan dari bawah sampai atas dan permukaan dirawat dengan disikat dengan
sikat kawat hingga 3 hari.
- Landasan yang akan menerima setiap batu harus di basahi dan selanjutnya landasan dari
adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan di pasang.
- Landasan dari aduakan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus di pasang pada pondasi yang
disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar
pilihan harus di gunakan untuk lapis dasar dan pada bagian sudut-sudut.
- Batu harus di pasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak harus di
pasang seajajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.
2. Persiapan Pekerjaan
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil
kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan dan
Direksi sebelum pekerjaan dimulai.
- Mengajukan persetujuan penggunaan bahan material.
- Memberitahu konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan (Request For Work).
c) Setelah penggalian sesuai dengan elevasi yang diinginkan, tahap selanjutnya adalah pekerjaan
penghamparan pasir urug. Penghamparan pasir urug ini dilakukan dengan cara manual oleh
pekerja. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan alat Tamper, sebagai dasar perletakan
Gorong-Gorong.
d) Pekerjaan selanjutnya adalah pengecoran Beton awal sebagai tempat dudukan Gorong-
Gorong.
e) Setelah lokasi siap maka Pipa Gorong-Gorong diletakkan pada garis dan elevasi sesuai
petunjuk.
f) Sambungan Gorong-Gorong direkatkan dan bagian dalam sambungan diratakan agar halus dan
bagian luar dilindungi selama 2 (dua) hari untuk menjaga jangan sampai retak.
g) Pasang pipa sesuai dengan gambar desain. Pastikan pipa gorong – gorong Beton bertulang
tersambung dengan baik.
h) Pekerjaan pembetonan kiri kanan gorong-gorong dan pekerjaan penyelesaian lainnya. Beton di
kiri dan kanan gorong-gorong dipadatkan secara merata tetapi jangan sampai merusak
sambungan dan menggeser posisi.
i) Setelah pekerjaan pemasangan gorong-gorong selesai dilakukan, dilakukan pekerjaan
pengurugan dan perapihan kembali
2. Persiapan Pekerjaan
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja
dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan dan
Direksi sebelum pekerjaan dimulai.
- Mengajukan persetujuan penggunaan bahan material.
- Memberitahu konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan (Request For Work).
g) Pasang pipa sesuai dengan gambar desain. Pastikan pipa gorong – gorong Beton bertulang
tersambung dengan baik.
h) Pekerjaan pembetonan kiri kanan gorong-gorong dan pekerjaan penyelesaian lainnya. Beton di
kiri dan kanan gorong-gorong dipadatkan secara merata tetapi jangan sampai merusak
sambungan dan menggeser posisi.
i) Setelah pekerjaan pemasangan gorong-gorong selesai dilakukan, dilakukan pekerjaan
pengurugan dan perapihan kembali
1. Sebelum pemasangan bahan porous untuk penyaring (filter) pada suatu lokasi, seluruh bahan
yang tidak memenuhi syarat baik terlalu lunak maupun terlalu keras harus telah diganti.
2. Pemasangan bahan porous di sekeliling pipa atau saluran atau di belakang struktur harus
dilaksanakan secara sistimatis dan sesegera mungkin setelah pemasangan pipa atau struktur.
Suatu periode minimum selama 14 hari setelah pemasangan adukan pada sambungan pipa
atau pemasangan struktur harus diberikan sebelum penimbunan kembali.
3. Bahan porous harus dipadatkan lapis demi lapis dengan ketebalan masing-masing lapisan
tidak lebih dari 15 cm sampai mencapai kepadatan di atas 95 % dari kepadatan kering
maksimum yang ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-1989. Setiap metode pemadatan yang
disetujui dapat digunakan untuk memperoleh kepadatan yang disyaratkan.
4. Cukup atau tidaknya pemadatan harus dipantau dengan pengujian kepadatan sesuai dengan
SNI 03-2828-1992, dan bilamana hasil pengujian menunjukkan kepadatan yang tidak
memenuhi ketentuan, Penyedia Jasa harus melakukan pemadatan tambahan atau
memperbaiki pekerjaan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Frekuensi dan
posisi pengujian harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
5. Selimut drainase (kurang dari 20 cm) dari bahan porous yang akan ditutup dengan bahan
tanah harus dipadatkan secukupnya sebelum lapisan pertama timbunan tanah dihampar di
atasnya. Timbunan tanah selanjutnya harus dipadatkan dengan kuat sehingga lapisan bahan
porous di bawahnya dapat mencapai kepadatan yang disyaratkan.
6. Sebelum bahan porous ditutup oleh bahan lain, maka bahan porous harus dilindungi dengan
cermat dari gangguan lalu lintas maupun pejalan kaki. Papan kayu sementara mungkin perlu
dipasang di atas selimut drainase agar pekerja dapat melaluinya dan lapisan pertama
timbunan di atas bahan porous harus dihampar dengan tangan secara cermat untuk
menghindari tercampurnya dua jenis bahan.
7. Perhatian khusus harus diberikan untuk menjamin agar bahan porous yang ditimbun kembali
tidak terkontaminasi dengan tanah di sekitarnya atau tanah timbunan, dan bilamana menurut
pendapat Direksi Pekerjaan, hal ini terjadi, atau cenderung terjadi, maka sebuah acuan harus
dipasang untuk memisahkan dua jenis bahan selama penghamparan. Acuan haruslah dari pelat
baja setebal 3 mm atau yang serupa dan harus diangkat sedikit demi sedikit sebagaimana
pekerjaan penimbunan kembali dilakukan. Acuan harus sudah ditarik keluar seluruhnya
setelah pekerjaan timbunan selesai.
2.4.(2) Pipa Berlubang Banyak (Perforated Pipe) untuk Pekerjaan drainase Bawah
Permukaan, diameter 4 inch
Pekerjaan : Peningkatan Struktur Jalan Tanpa Penutup Pameue – Genting Gerbaang
Volume Pekerjaan : 360,0 M1
Metode Pelaksanaan Pemasangan Pipa Berlubang Banyak (Perforated Pipes)
1. Landasan untuk pipa berlubang banyak (perforated pipes) harus disiapkan seperti di atas,
tetapi menggunakan bahan porous seperti yang disyaratkan,
2. Pipa berlubang banyak (perforated pipes) harus dipasang pada landasan yang disiapkan dan
harus diletakkan dengan cermat sesuai dengan alinyemen dan kelandaiannya. Pipa harus
disambung tanpa lidah dan alur dengan celah di antaranya 1 - 5 mm. Sambungan harus
dibungkus dengan anyaman penyaring (filter) yang disetujui dimana bahan penyaring
(filter) ini akan melewatkan air tetapi menahan bahan porous untuk penimbunan kembali.
Setengah lingkaran atas setiap sambungan selanjutnya harus dilindungi dengan pita kertas
aspal atau bahan penutup tahan lapuk lainnya. Setiap sambungan harus terkunci di tempat,
tetapi tidak direkat, dengan menggunakan sedikit adukan semen yang dipasang pada kedua
tepinya.
3. Setelah pipa telah dipasang, diperiksa dan disetujui, bahan porous harus dipasang dan
dipadatkan sebagaimana disyaratkan.
Kemudian dilakukan pembersihan lokasi dari rintangan atau halangan yang akan mengganggu,
pekerjaan galian tanah.
Cara penggalian dengan menggunakan excavator atau menggunakan tenaga manusia dengan linggis
dan blencong untuk daerah-daerah yang tidak dapat digali dengan Excavator. Tanah hasil galian
dibuang menggunakan Dump Truck ke lokasi pembuangan yang telah ditentukan.
Berikut tahapan pelaksanaan pekerjaan galian biasa :
Persiapan
- Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan & data pendukungnya.
- Menyerahkan Gambar detail penampang melintang (Shop Drawing) kepada Direksi Pekerjaan.
- Cek kondisi/keadaan existing terhadap kemungkinan adanya pipa-pipa air, kabel listrik, kabel
telpon dll.
- Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari kesiapan yang telah
dilakukan.
- Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan tidak ada perubahan dari
kesiapan yang telah dilakukan.
- Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi kondisi khusus.
- Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).
- Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.
Pekerjaan : Peningkatan Struktur Jalan Tanpa Penutup Pameue – Genting Gerbaang
- Pastikan ada kesiapan penanganan lingkungan.
Penggalian
- Penggalian tanah dilaksanakan menurut kelandaian, garis dan elevasi yang ditentukan dalam
Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan mencakup pembuangan material/bahan
dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu,
bahan organik dan bahan perkerasan lama yang sudah tidak dipakai lagi.
- Penggalian tanah dilakukan dengan alat berat yaitu Excavator untuk daerah galian tanah yang
dalam. Sedang untuk galian yang bersifat pemotongan tanah, lebih baik dilakukan dengan
menggunakan Bulldozer atau Motor Grader. Untuk lahan/daerah yang tidak bisa dijangkau oleh
alat berat (Excavator/Bulldozer/Motor Grader), lakukan penggalian secara manual.
- Muat hasil galian ke atas Dump Truck, angkut dan buang hasil galian tersebut keluar area/lokasi
kerja.
- Dorong dan ratakan buangan hasil galian/tanah dengan Bulldozer.
- Lakukan penggalian dan pembuangan secara berulang, sampai batas galian dan elevasi yang
sudah ditentukan.
- Pada permukaan galian/pemotongan harus dibersihkan dari segala bahan yang lepas yang akan
menjadi berbahaya setelah pekerjaan selesai.
- Permukaan lereng hasil galian/pemotongan agar diusahakan dalam keadaan stabil.
Pemeriksaan
- Cek apakah hasil akhir galian sudah sesuai dengan yang direncanakan.
- Lakukan koordinasi dengan bagian pengukuran untuk melakukan pengendalian dan perbaikan
pengukuran saat proses.Pastikan dilakukan pengecekan permukaan akhir dengan alat ukur.
Cek kesesuaian
- Seluruh permukaan hasil galian harus rata.
- Kemiringan lereng galian/pemotongan harus sesuai dengan elevasi yang direncanakan.
- Tidak ada material terlepas seperti batu pada permukaan hasil galian pada hasil akhirnya.
Perbaikan
- Jika hasil galian/pemotongan belum sesuai dengan elevasi yang direncanakan, lakukan penggalian
ulang sehingga elevasi hasil galian sesuai dengan rencana.
- Jika terjadi pergerakan tanah atau kelongsoran, segera hentikan pekerjaan
- Melakukan pencegahan kelongsoran selanjutnya dengan perbaikan turap yang ada ataupun
penambahan turap yang baru. Jika ada gangguan air, maka air harus segera
dikeringkan/disalurkan
- Jangan membebani tepi galian dengan penumpukan tanah galian maupun material lainnya.
Volume : 85,00 M3
Metode pelaksanan pekerjaan galian batu lunak pada pekerjaan jalan.
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk galian tanah lunak ini meliputi semua pekerjaan galian, pengukuran,
pemasangan patok/ bowplang, penyiapan alat, tenaga, proses penggalian dengan menggunakan
alat, serta tempat pembuangan hasil galian.
2. Persiapan Pekerjaan
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil
kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan
dan Direksi sebelum pekerjaan dimulai.
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan (Request For Work)
3. Uraian Pekerjaan
1. Permukaan galian digali dengan menggunakan alat Excavator, Jack Hammer Compressor dan
dibantu dengan alat bantu berupa cangkul, singkup, belincong dan lain sebagainya.
2. Tanah lunak (Cadas) digali menggunakan alat, lalu dimuat kedalam truk untuk diangkut ke
lokasi yang telah ditentukan.
3. Sisa hasi galian dibersihkan dengan menggunakan Air Compressor.
4. Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja sesuai dengan ukuran gambar rencana.
2. Persiapan Pekerjaan
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil
kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan
dan Direksi sebelum pekerjaan dimulai.
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan (Request For Work)
- Menentukan lokasi buangan material galian
3. Uraian Pekerjaan
- Membuat pengaman pada tebing yang telah digali dengan menggunakan kayu, atau dapat
menggunakan pancang, sehingga tidak terjadi longsoran yang dapat menutup kembali galian.
- Permukaan galian yang telah ditandai digali dengan menggunakan alat Excavator.
- Bulldozer melakukan pengangkutan atau dipindahkan kearea yang telah ditentukan.
Analisa K3
1. Personil
• Pelaksana
• Petugas K3L
• Tenaga Kerja
2. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
• Rambu Perinagatan : “HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”
Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )
• Sarung Tangan
• Helm
• Sepatu Safety
3.Alat
Excavator
Bulldozer
Alat Bantu
1. Lingkup Pekerjaan
Pekejaan ini meliputi persiapan lokasi pekerjaan, penghamparan, pemadatan, pengujian dan
perapihan hasil pekerjaan.
2. Persiapan Pekerjaan
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil
kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan
sebelum pekerjaan dimulai.
- Mengajukan permohonan penggunaan material kepada Direksi.
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
1. Lingkup Pekerjaan
Pekejaan ini meliputi persiapan lokasi pekerjaan, penghamparan, pemadatan, pengujian dan
perapihan hasil pekerjaan.
2. Persiapan Pekerjaan
- Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil
kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan
sebelum pekerjaan dimulai.
- Mengajukan permohonan penggunaan material kepada Direksi.
- Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya
pelaksanaan pekerjaan
3. Uraian Pengerjaan
- Melakukan persiapan lokasi pekerjaan berupa : pengukuran dan pemasangan marking pada area
pekerjaan, pembersihan lokasi pekerjaan, dimana harus bebas dari material organik dan
anorganik.
- Melakukan request material dan pekerjaan kepada direksi, konsultan dan pengawas.
- Memuat material timbunan pilihan dari hasil galian pada lokasi pekerjaan dengan dum truk, dan
ditumpuk dengan jarak tertentu pada lokasi pekerjaan.
- Timbunan pilihan dihampar dengan menggunakan Motor Greader.
- Hasil hamparan timbunan pilihan disiram air dengan menggunakan Water Tanker lalu dipadatkan
dengan Vibratory Roller sampai mencapai ketabalan dan kepadatan sesuai dengan spesifikasi
teknik.
- Melakukan pengujian timbunan, pengujian testpit dan cbr untuk menentukan ketebalan dan
kepadatan dari timbunan.
- Perapihan hasil pekerjaan, setiap material sisa diangkut utuk dibuang pada area yang telah
ditentukan.
1 2
5 4 3
AGREGAT KELAS A
AGREGAT KELAS B 7 6
TIMBUNAN PILIHAN
ASPAL CAIR
PRIME COAT
2
AGREGAT KELAS A
AGREGAT KELAS B
TIMBUNAN
2
1
LAPIS AC-BC
AGREGAT KELAS A
4 3
AGREGAT KELAS B
TIMBUNAN
LAPIS AC-BC 6 5
AGREGAT KELAS A
AGREGAT KELAS B
TIMBUNAN
DIVISI 7. STRUKTUR
7.1 (7a) Beton strukur, fc’20 MPa
Volume Pekerjaan : 2.764,96 M3
7.1 (8) Beton , fc’15 Mpa
Volume Pekerjaan : 1.193,20 M3
7.1 (10) Beton, fc’10 Mpa
Volume Pekerjaan : 1.729,62 M3
b. Bekisting / Perancah
- Bekisting dan perancah dibuat dari kayu dengan memenuhi syarat-syarat kekuatan, daya
tahan dan mempunyai permukaan yang baik untuk pekerjaan finishing.
- Bekisting dipasang sesuai dimensi struktur yang ada di dalam gambar dan ukuran-ukuran
tersebut tidak boleh berubah sebelum dan selama pengecoran.
Pekerjaan : Peningkatan Struktur Jalan Tanpa Penutup Pameue – Genting Gerbaang
- Bekisting dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kebocoran atau hilangnya air
selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak bergoyang.
- Bekisting untuk bagian Struktur sebaiknya memakai kayu perancah yang bagus dan cukup
kuat, disesuaikan dengan jarak rusuk-rusuk pengaku bekisting.
- Pembongkaran bekisting dilakukan sesuai dengan standart. Bagian-bagian konstruksi yang
akan dibongkar bekistingnya sudah dapat memikul berat sendiri dan baban-beban
pelaksanaan.
c. Pengecoran
- Pengecoran akan dilakukan setelah pekerjaan Pembesian dan bekisting/perancah sudah
dilaksanakan dan mendapat persetujuan dari direksi teknis pekerjaan. sebelum dimulai
pengecoran, dilakukan inspeksi untuk mengecek kesiapan pengecoran, diantaranya tempat-
tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran,
pengukuran dimensi bekisting agar sesuai dimensi struktur yang direncanakan dan
pengecekan pembesian.
- Pengecoran dilakukan secara ready mix, beton yang diproduksi dari batching plant dengan
mutu yang telah ditentukan
Produksi Beton melalui Batching Plant Ready Mix diangkut ke lokasi Pengecoran
d. Perawatan
- Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan temperatur yang
terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air. Permukaan beton
Pekerjaan : Peningkatan Struktur Jalan Tanpa Penutup Pameue – Genting Gerbaang
akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram permukaan beton setiap hari sampai batas
waktu sesuai dengan ketentuan.
e. Pengendalian Mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap adukan beton yang dihasilkan dan sesaat sebelum
pengecoran dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Pengambilan sampel dilakukan pada setiap 60 m3 beton yang dicor dan dalam segala hal tidak
kurang dari satu pengujian untuk setiap mutu beton dan untuk setiap jenis komponen struktur
yang akan dicor pada setiap pengecoran.
- menyediakan benda uji beton berupa silinder dan kubus dengan ukuran sesuai spesifikasi teknis,
kemudian sampel beton dicetak bersamaan dengan diambilnya beton yang akan dicorkan,
kemudian dirawat dengan melakukan perendaman di dalam air.
Persiapan
Pelaksanaan :
Runcingkan bagian ujung bawah cenrcuk kayu agar mudah rnenembus ke dalam tanah.
1. Pasang perancah atau platform sedemikian rupa sehingga orang dapat dengan mudah
2. Memukul kepala tiang pada ketinggian tertentu (lihat Gambar 2).
3. Ratakan bagian ujung tiang yang akan dipukul dan beri topi tiang.
4. Tegakkan tiang cerurcuk dan masukkan sedikit ke dalarn tanah agar dapat dipukul dcngan stabil
dan tetap tegak lurus.
5. Pukul tiang dengan palu pcmukul pada ujung atas cenrcuk yang sudah diberi topi sampai
kedalaman rencana.
Peralatan
1. Satu Set Palu Tripot/Excavator
2. Alat Pertukangan
3. Alat bantu lainnya
a. Patok kilometer diproduksi oleh supplier sesuai dengan dimensi dan mutu bahan yang
terdapat dalam gambar kerja dan spesifikasi.
b. Patok kilometer yang telah cukup umur dikirim dengan menggunakan dump truck dan iterima
di lokasi pekerjaan.
c. Lokasi patok kilometer digali sampai kedalaman tertentu sesuai dengan gambar kerja
yang disetujui Direksi Pekerjaan.
d. Patok yang telah jadi dan diterima dilokasi pekerjaan, untuk pemasangannya
dilakukan dengan menggali tanah lalu memasang patok dan menimbunkan kembali tanah agar
patok dapat berdiri dengan benar.
e. Pengecatan patok dapat dilakukan sebelum atau sesudah pemasangan sesuai
persetujuan Direksi Pekerjaan.
f. Dilakukan perapihan setelah pemasangan selesai
V. Pelaksanaan Pekerjaan
Setelah dilakukan survey, pengukuran dan persiapan barng selanjutnya dilakukan pemasangan
dengan cara, yaitu melakukan penggalian tanah untuk pemasangan tiang post yang tentunya
sudah diukur terlebih dahulu baik itu luasnya maupun kedalamannya serta kelurusannya dengan
memakai benang sponengan.
Apabila pengalian sudah selesai langkah selanjutnya memasang post dengan cara memukul
bagian kedalaman kurang lebih 20 cm agar posisi post tegak lurus dan dibagian yang ditanam
diberi angkur 4 (empat) buah dengan cara dilas sebelum dilakukan pengecoran.
Setelah post-post itu terpasang kemudian dilakukan penyetelan / pemasangan beam dengan cara
memasang baut-baut kemudian kita chek kelurusan dan ketinggiannya sesuai gambar setelah itu
baru kita cor sesuai tahapannya sebagai berikut :
Dasar pondasi diurug pasir
Memasang bekitsting pada bagian atasnya
Menyiram lubang dengan air.
Mengecor dengan adukan 1 pc : 2 pasir : 3 kerikil
Finishing pondasi.
Apabila sudah selesai pengecoran baru kita pasang perlengkapannya seperti reflector, t end
kemudian mengelas baut-bautnya untuk menghindari pencurian.
Demikian metode pelaksanaan secara garis besar yang dapat kami sampaikan sebagai usulan
tentang pekerjaan Peningkatan Struktur Jalan Tanpa Penutup Pameue - Genting Gerbang.