Anda di halaman 1dari 3

Saat Kelas

Suatu hari di kelas Pancasila, kami mendiskusikan ‘Etika Pancasila’

Membicarakan tentang etika; membicarakan tentang baik buruk serta benar salahnya perilaku

Yang unik, bila kita lihat dari banyak sisi, kita lihat dari banyak sudut pandang; kita lihat dari banyak
teori, standar dari suatu tindakan dan etika bisa berbeda-beda

Yang putih dan yang hitam jelas kita lihat, sehingga jelas juga untuk kita pilih, jelas untuk kita
lakukan, jelas untuk kita mengetahui konsekuensi yang akan kita tanggung

Namun bagaimana dengan yang abu-abu?

Bagaimana kita akan memutuskan pilihan?

Saat kita belum tahu, apakah bagian putih atau bagian hitam yang akan kita pilih, apakah
yang benar atau yang salah yang kita perjuangkan?

Apakah ketika memilih, kita sungguh sudah tahu?

Apakah ketika memilih, kita sungguh sudah siap memberi pertanggungan jawab?

Sekali lagi, kuingatkan, yang benar dan yang salah itu jelas! Tapi yang paling menipu adalah
suatu hal yang berada di antara keduanya

Pilihannya ada dua, apakah kita salah?

Atau apakah kalau kita benar, kita siap untuk membenarkan yang salah?

Tidak ada pilihan: untuk menjadi ‘hanya benar’, karena pilihan untuk menjadi ‘hanya benar' juga
salah kalau yang benar tidak membenarkan yang salah

Artinya jika yang benar memilih untuk menjadi ‘hanya benar’, yang benar itu juga salah

Yang benar adalah yang memiliki kebenaran dan membenarkan yang salah

Sekali lagi, kuingatkan, melihat pilihan yang abu-abu selalu menjadi yang paling sulit, oleh karena
itu, kita perlu menjadi bijaksana dan hati-hati

Ali bin Abi Thalib mengatakan: kezaliman akan terus ada, bukan karena banyaknya orang-
orang jahat melainkan karena diam-nya orang-orang baik

Namun, bersuaranya orang-orang baik bukan hanya dengan suaranya tapi juga dengan teladan
hidup, dengan sikap, dengan cara berpikir dan bertindak, dengan hati yang bijaksana dan hati-
hati

Jadi, kumau mengajak, marilah kita bertindak hati-hati dan bijaksana


Mengenai hal yang abu-abu, ya kita jadi bingung bertindak karena ‘kita tidak tahu’

Tapi apa yang telah jelas menjadi kewajiban kita, marilah kerjakan itu sebagai bentuk tanggung jawab
kita dan kepedulian kita dalam melakukan kewajiban

Mengenai yang hitam dan yang putih, juga ‘kita tidak tahu’

Tapi, kita dapat mengetahui dengan jelas beberapa hal:

Hitam ada bukan untuk menunjukkan kalau putih ada, karena kalau hitam tidak ada, putih
tetap akan dikenal sebagai putih

Namun karena hitam ada, hitam bisa ada untuk putih itu sendiri, untuk menunjukkan kalau
putih itu sunguh putih dan putih bisa memutihkan yang hitam

Putih sesungguhnya tidak menginginkan ada hitam dalam putih sebab hakekat putih adalah
putih

Kesalahan ada bukan untuk menunjukkan kalau kebenaran ada, karena kalau kesalahan tidak ada,
benar tetap akan dikenal sebagai benar

Namun karena kesalahan ada, kesalahan bisa ada untuk kebenaran itu sendiri, untuk menunjukkan
kalau kebenaran itu sunguh benar dan benar bisa membenarkan yang salah

Kebenaran sesungguhnya tidak menginginkan ada kesalahan dalam kebenaran sebab hakekat
kebenaran adalah kebenaran

Gelap ada bukan untuk menunjukkan kalau terang ada, karena kalau gelap tidak ada, terang
tetap akan dikenal sebagai terang

Namun karena gelap ada, gelap bisa ada untuk terang itu sendiri, untuk menunjukkan kalau
terang itu sunguh terang dan terang bisa menerangi yang gelap

Terang sesungguhnya tidak menginginkan ada gelap dalam terang sebab hakekat terang
adalah terang

Jadi, kumau mengajak, kita perlu bijaksana dan hati-hati, tapi jangan takut karna kesalahan.

Kalau salah itu ada dan benar itu ada, Benar itu pastinya membenarkan yang salah, kalau tidak, Benar
itu tidak ada.

Kalau hitam itu ada dan Putih itu ada, Putih itu pasti akan memutihkan yang hitam, kalau tidak, Putih
itu tidak ada.

Kalau gelap itu ada dan Terang itu ada, Terang itu pasti akan menerangi yang gelap, kalau tidak,
Terang itu tidak ada.
Jadi, kumau mengajak, jangan menjadi terlalu takut, tetap hati-hati dan bijaksana, dan
percayalah bahwa:

Benar itu ada sehingga kalau kita salah Benar itu membenarkan kita kalau kita salah

Putih itu ada sehingga Putih itu akan memutihkan kita kalau kita hitam

Terang itu ada sehingga Terang itu akan menerangi kita kalau kita gelap

Semoga kita peka dan menerima Benar itu saat kita hendak dibenarkan, menerima Putih itu
saat kita hendak diputihkan, dan menerima Terang itu saat kita hendak diterangi

Bintaro, 2019

PENULIS

Chairani Manasye Riama Sinaga, mahasiswa tahun pertama di Politeknik Keuangan Negara STAN,
berumur 18 tahun asal Kisaran, Sumatera Utara. Sebagai pemilik hobi yang random dan didominasi
oleh membaca dan menonton, masih ingin belajar banyak hal walaupun terus gagal dan mendapat
nilai jelek di setiap kesempatan. Karena percaya, putih akan memutihkan yang hitam, benar akan
membenarkan yang salah, dan terang akan menerangi yang gelap pada waktunya yang paling
sempurna.

Email : chairanimanasye@gmail.com

Telepon : 082294024150

No. Rekening : 1830000391382 (Bank Mandiri)

Anda mungkin juga menyukai