Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH ETIKA PROFESI

Disusun sebagai syarat untuk memenuhi pelaksanaan mata kuliah


Pengembangan Profesionalisme

Oleh:
Firda Amalia Fitrianisa 6705184101
Fitria Febriana 6705184044
Mila Febrina 6705184007

D3 TEKNOLOGI TELEKOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU TERAPAN
UNIVERSITAS TELKOM
2020
1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa selesaikan makalah ilmiah
mengenai limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan
pertolongan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah ikut
berkontribusi didalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah ilmiah sehingga menjadi makalah yang
baik dan benar.

Akhir kata kami meminta semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakan ini bisa memberi ma mafaat utaupun inpirasi pada pembaca.

Bandung, 20 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................................v

PENDAHULUAN......................................................................................................................v

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................v

1.2 Tujuan.........................................................................................................................vi

1.3 Manfaat.......................................................................................................................vi

1.4 Rumusan Masalah......................................................................................................vi

BAB II........................................................................................................................................1

PEMBAHASAN........................................................................................................................1

2.1 Pengertian Etika...........................................................................................................1

2.2 Pengertian Profesi........................................................................................................2

2.3 Peranan Etika dalam Profesi........................................................................................3

2.4 Syarat Profesi...............................................................................................................4

2.2.1 Menguasai Pekerjaan...........................................................................................4

2.2.2 Mempunyai Loyalitas...........................................................................................4

2.2.3 Mempunyai Integritas..........................................................................................5

2.2.4 Mampu Bekerja Keras..........................................................................................5

2.2.5 Mempunyai Visi...................................................................................................6

2.2.6 Mempunyai Kebanggaan.....................................................................................6

2.2.7 Mempunyai Komitmen........................................................................................7

2.2.8 Mempunyai Motivasi...........................................................................................7

2.5 Kode Etik Profesi........................................................................................................8

iii
2.6 Tujuan Kode Etik Profesi............................................................................................9

2.7 Sanksi Pelanggaran Kode Etik..................................................................................10

BAB III.....................................................................................................................................12

PENUTUP................................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan................................................................................................................12

3.2 Saran..........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa pendidikan adalah suatu bentuk


investasi jangka panjang yang penting bagi seorang manusia. Pendidikan yang berhasil
akan menciptakan manusia yang pantas dan berkelayakan di masyarakat seta tidak
menyusahkan orang lain. Masyarakat dari yang paling terbelakang sampai yang paling
maju mengakui bahwa guru merupakan satu diantara sekian banyak unsur pembentuk
utama calon anggota masyarakat. Namun, wujud pengakuan itu berbeda-beda antara satu
masyarakat dan masyarakat yang lain. Sebagian mengakui pentingnya peranan guru itu
dengan cara yang lebih konkrit, sementara yang lain masih menyangsikan besarnya
tanggung jawab seorang guru, termasuk masyarakat yang sering menggaji guru lebih
rendah daripada yang sepantasnya. Demikian pula, sebagian orang tua kadang-kadang
merasa cemas ketika menyaksikan anak-anak mereka berangkat ke sekolah, karena
masih ragu akan kemampuan guru mereka. Di pihak lain setelah beberapa bulan pertama
mengajar, guru-guru pada umumnya sudah menyadari betapa besar pengaruh terpendam
yang mereka miliki terhadap pembinaan kepribadian peserta didik.

Dalam makalah ini akan dipaparkan pengertian profesi dan ciri-cirinya berikut
syarat-syarat profesi secara umum. Kemudian di bab selanjutnya diketengahkan profesi
guru dan syarat-syarat dalam membangun profesionalisme guru. Dan yang
terakhir, setiap profesi mencoba meningkatkan eksistensinya pada kebutuhan masyarakat
akan jasa profesi tersebut. Kondisi ini berdampak balik kepada profesi yang
bersangkutan untuk meningkatkan kualitas layanan yang diberikan pada masyarakat.
Untuk itu maka di era globalisasi ini kompetensi anggota profesi merupakan kunci
peningkatan kualitas layanan. Profesi kependidikan tentunya memiliki seperangkat
kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Kompetensi-kompetensi tadi
diejawantahkan dalam program pendidikan dan latihan guru, yang berisi kajian-kajian
kependidikan dalam rangka mencapai kompetensi yang dikehendaki.

v
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah kali ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui tentang etika.
2. Dapat mengetahui karakteristik dari profesi.
3. Dapat mengetahui tentang tipe layanan pada jenis-jenis profesi.
4. Dapat mengetahui tentang syarat-syarat dari profesi.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari pembuatan makalah kali ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai etika.


2. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai profesi.
3. Memberikan pengetahuan tentang jenis-jenis profesi.
4. Memberikan pengetahuan tentang syarat-syarat dari profesi.

1.4 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan masalah profesi, dimana dalam penulisan
ini penulis akan mencoba untuk menjelaskan masalah yang di temukan oleh penulis
melainkan:
1. Pengertian dan syarat etika profesi.
2. Ciri-ciri atau karakteristik suatu profesi.
3. Prasyarat yang harus di miliki profesi.
4. Macam-macam Profesi.

vi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika


Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat
internasional di perlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia
bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal
dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.

Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing


yang terlibat agara mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan
kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan
adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya.
Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita.

Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan
manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan
mana yang buruk.

Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang
berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku
manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :

 Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
 Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah
laku perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang dapat
ditentukan oleh akal.
 Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam
hidupnya.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika


memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian
tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan

1
bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita
untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang
pelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau
sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian
sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.

2.2 Pengertian Profesi


Secara estimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu profession atau
bahasa latin, profecus, yang artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan mampu,
atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminologi, profesi
berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang
ditekankan pada pekerjaan mental; yaitu adanya persyaratan pengetahuan teoritis
sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan praktis, bukan pekerjaan manual (Danin,
2002). Jadi suatu profesi harus memiliki tiga pilar pokok, yaitu pengetahuan, keahlian,
dan persiapan akademik.

Kata Profesi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai bidang
pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan, dsb) tertentu. Di
dalam profesi dituntut adanya keahlian dan etika khusus serta standar layanan.
Pengertian ini mengandung implikasi bahwa profesi hanya dapat dilakukan oleh orang-
orang secara khusus di persiapkan untuk itu. Dengan kata lain profesi bukan pekerjaan
yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak memperoleh pekerjaan lain. Profesi
adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan/menuntut
keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi.
Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu
dengan kurikulum yang dapat dipertanggung jawabkan.

Sehingga pemakaian istilah profesi sesungguhnya menunjuk pada suatu pekerjaan


atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggungjawab, dan kesetiaan terhadap profesi.
Secara teoritis, suatu profesi tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang
sebelumnya tidak dilatih atau disiapkan untuk profesi itu. Menurut Muchtar Buchori,
kata profesi masuk ke dalam kosa kata bahasa Indonesia melalui bahasa Inggris
(profession) atau bahasa Belanda (professie). Kedua bahasa ini menerima kata dari
bahasa Latin. Dalam bahasa Latin dikenal dengan istilah "Professio" yang berarti
"pengakuan" atau "pernyataan". Hal senada juga dikemukakan oleh Yunita Maria YM.,

2
secara etimologis profesi memang berasal dari bahasa latin, yaitu "proffesio". Lebih
lanjut, ia menjelaskan bahwa proffesio mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan
pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi "kegiatan apa
saja dan siapa saja untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan keahlian tertentu."
Sedangkan dalam arti sempit, profesi berarti suatu kegiatan yang dijalankan
berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut darinya pelaksanaan norma-norma
sosial dengan baik. Menurut Frank H. Blackington yang dikutip oleh Sikun Pribadi dari
buku School, Society, andthe Professional Educator, yang dikutip kembali oleh Jusuf
Amir Feisol, bahwa profesi adalah "A profession must satisfy an indispensable social
need and be based upon well established and socially acceptable scientific principles"
(sebuah profesi harus memenuhi kebutuhan masyarakat yang sangat diperlukan dan
didasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah yang diterima oleh masyarakat).

Menurut Blackington, makna profesi adalah memahami kewajibannya terhadap


masyarakat dan mendorong anggotanya untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan etika
yang sudah diterima dan sudah mapan. Sementara menurut Leiberman dalam bukunya
Education A Profession, yaitu tekanan utamanya terletak pada pengabdian yang harus
dilaksanakan ketimbang pada keuntungan ekonomi, sebagai dasar organisasi (profesi),
penampilan, dan pengabdian yang dipercayakan oleh masyarakat kepada kelompok
profesi. Dengan demikian seorang profesional jelas harus memiliki profesi tertentu
yang diperoleh melalui sebuah proses pendidikan maupun pelatihan yang khusus, dan
disamping itu pula ada unsur semangat pengabdian (panggilan profesi) didalam
melaksanakan suatu kegiatan kerja. Hal ini perlu ditekankan benar untuk mem
bedakannya dengan kerja biasa (occupation) yang semata bertujuan untuk mencari
nafkah dan/ atau kekayaan materiil-duniawi Dua pendekatan untuk mejelaskan
pengertian profesi.

2.3 Peranan Etika dalam Profesi


Adapun perana etika terhadap profesi adalah sebagai berikut :

 Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan
orang saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang
paling kecil yaitu keluarga sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika
tersebut, suatu kelompok diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur
kehidupan bersama.

3
 Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi
landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya
maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini
sering menjadi pusat perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur dan
tertuang secara tertulis (yaitu kode etik profesi) dan diharapkan menjadi
pegangan para anggotanya.
 Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku
sebagian para anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan
yang telah disepakati bersama (tertuang dalam kode etik profesi), sehingga
terjadi kemerosotan etik pada masyarakat profesi tersebut. Sebagai contohnya
adalah pada profesi hukum dikenal adanya mafia peradilan, demikian juga pada
profesi dokter dengan pendirian klinik super spesialis di daerah mewah,
sehingga masyarakat miskin tidak mungkin menjamahnya.

2.4 Syarat Profesi


Menjadi seorang professional bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk
mencapainya, diperlukan usaha yang keras, karena ukuran profesionalitas seseorang
akan dilihat dua sisi. Yakni teknis keterampilan atau keahlian yang dimilikinya, serta
hal-hal yang berhubungan dengan sifat, watak, dan kepribadiannya. Paling tidak, ada
delapan syarat yang harus dimiliki oleh seseorang jika ingin jadi seorang professional.

2.2.1 Menguasai Pekerjaan


Seseorang layak disebut professional apabila ia tahu betul apa yang harus ia
kerjakan. Pengetahuan terhadap pekerjaannya ini harus dapat dibuktikan dengan
hasil yang dicapai. Dengan kata lain, seorang professional tidak hanya pandai
memainkan kata-kata secara teoritis, tapi juga harus mampu mempraktekkannya
dalam kehidupan nyata. Ia memakai ukuran-ukuran yang jelas, apakah yang
dikerjakannya itu berhasil atau tidak. Untuk menilai apakah seseorang
menguasai pekerjaannya, dapat dilihat dari tiga hal yang pokok, yaitu
bagaimana ia bekerja, bagaimana ia mengatasi persoalan, dan bagaimana ia
akan menguasai hasil kerjanya.

2.2.2 Mempunyai Loyalitas


Loyalitas bagi seorang profesional memberikan petunjuk bahwa dalam
melakukan pekerjaannya, ia bersikap total. Artinya, apapun yang ia kerjakan

4
didasari oleh rasa cinta. Seorang professional memiliki suatu prinsip hidup
bahwa apa yang dikerjakannya bukanlah suatu beban, tapi merupakan panggilan
hidup. Maka, tak berlebihan bila mereka bekerja sungguh-sungguh.
Loyalitas bagi seorang profesional akan memberikan daya dan kekuatan
untuk berkembang dan selalu mencari hal-hal yang terbaik bagi pekerjaannya.
Bagi seorang profesional, loyalitas ini akan menggerakkan dirinya untuk dapat
melakukan apa saja tanpa menunggu perintah. Dengan adanya loyalitas seorang
professional akan selalu berpikir proaktif, yaitu selalu melakukan usaha-usaha
antisipasi agar hal-hal yang fatal tidak terjadi.

2.2.3 Mempunyai Integritas


Nilai-nilai kejujuran, kebenaran, dan keadilan harus benar-benar jadi
prinsip dasar bagi seorang profesional. Karena dengan integritas yang tingi,
seorang profesional akan mampu membentuk kehidupan moral yang baik.
Maka, tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa seorang professional tak
cukup hanya cerdas dan pintar, tapi juga sisi mental. Integritas yang dipunyai
oleh seorang professional akan membawa kepada penyadaran diri bahwa dalam
melakukan suatu pekerjaan, hati nurani harus tetap menjadi dasar dan arah
untuk mewujudkan tujuannya.
Karena tanpa mempunyai integritas yang tinggi, maka seorang professional
hanya akan terombang-ambingkan oleh perubahan situasi dan kondisi yang
setiap saat bisa terjadi. Di sinilah intregitas seorang professional diuji, yaitu
sejauh mana ia tetap mempunyai prinsip untuk dapat bertahan dalam situasi
yang tidak menentu.

2.2.4 Mampu Bekerja Keras


Seorang profesional tetaplah manusia biasa yang mempunyai keterbatasan
dan kelemahan. Maka, dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai,
seorang professional tidak dapat begitu saja mengandalkan kekuatannya sendiri.
Sehebat-hebatnya seorang profesional, pasti tetap membutuhkan kehadiran
orang lain untuk mengembangkan hidupnya. Di sinilah seorang professional
harus mampu menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Dalam hal ini, tak
benar bila jalinan kerja sama hanya ditujukan untuk orang-orang tertentu.
Seorang profesional tidak akan pernah memilih-milih dengan siapa ia akan
bekerja sama.

5
Seorang profesional akan membuka dirinya lebar-lebar untuk mau
menerima siapa saja yang ingin bekerja sama. Maka tak mengherankan bila
disebut bahwa seorang profesional siap memberikan dirinya bagi siapa pun
tanpa pandang bulu. Untuk dapat mewujudkan hal ini, maka dalam diri seorang
profesional harus ada kemauan menganggap sama setiap orang yang
ditemuinya, baik di lingkungan pekerjaan, sosial, maupun lingkungan yang
lebih luas.

2.2.5 Mempunyai Visi


Seorang profesional harus mempunyai visi atau pandangan yang jelas akan
masa depan. Karena dengan adanya visi tersebut, maka ia akan memiliki dasar
dan landasan yang kuat untuk mengarahkan pikiran, sikap, dan perilakunya.
Dengan mempunyai visi yang jelas, maka seorang profesional akan memiliki
rasa tanggung jawab yang besar, karena apa yang dilakukannya sudah
dipikirkan masak-masak, sehingga ia sudah mempertimbangkan resiko apa yang
akan diterimanya. 
Dengan adanya visi yang jelas, seorang profesional akan dengan mudah
memfokuskan terhadap apa yang ia pikirkan, lakukan, dan ia kerjakan. Visi
yang jelas juga memacunya menghasilkan prestasi yang maksimal, sekaligus
ukuran yang jelas mengenai keberhasilan dan kegagalan yang ia capai. Jika
gagal, ia tidak akan mencari kambing hitam, tapi secara dewasa mengambil alih
sebagai tanggung jawab pribadi dan profesinya.

2.2.6 Mempunyai Kebanggaan


Seorang profesional harus mempunyai kebanggaan terhadap profesinya.
Apapun profesi atau jabatannya, seorang profesional harus mempunyai
penghargaan yang setinggi-tingginya terhadap profesi tersebut. Karena dengan
rasa bangga tersebut, ia akan mempunyai rasa cinta terhadap
profesinya. Dengan rasa cintanya, ia akan mempunyai komitmen yang tinggi
terhadap apa yang dilakukannya. Komitmen yang didasari oleh munculnya rasa
bangga terhadap profesi dan jabatannya akan menggerakkan seorang profesional
untuk mencari dan hal-hal yang lebih baik, dan senantiasa memberikan
kontribusi yang besar terhadap apa yang ia lakukan.

6
2.2.7 Mempunyai Komitmen
Seorang profesional harus memiliki komitmen tinggi untuk tetap menjaga
profesionalismenya. Artinya, seorang profesional tidak akan begitu mudah
tergoda oleh bujuk rayu yang akan menghancurkan nilai-nilai profesi. Dengan
komitmen yang dimilikinya, seorang akan tetap memegang teguh nilai-nilai
profesionalisme yang ia yakini kebenarannya. 
Seseorang tidak akan mengorbankan idealismenya sebagai seorang
profesional hanya disebabkan oleh hasutan harta, pangkat dan jabatan. Bahkan
bisa jadi, bagi seorang profesional, lebih baik mengorbankan harta, jabatan,
pangkat asalkan nilai-nilai yang ada dalam profesinya tidak hilang. Memang,
untuk membentuk komitmen yang tinggi ini dibutuhkan konsistensi dalam
mempertahankan nilai-nilai profesionalisme. Tanpa adanya konsistensi atau
keajekan, seseorang sulit menjadikan dirinya sebagai profesional, karena hanya
akan dimainkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi.

2.2.8 Mempunyai Motivasi


Dalam situasi dan kondisi apa pun, seorang professional tetap harus
bersemangat dalam melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Artinya,
seburuk apa pun kondisi dan situasinya, ia harus mampu memotivasi dirinya
sendiri untuk tetap dapat mewujudkan hasil yang maksimal. Dapat dikatakan
bahwa seorang professional harus mampu menjadi motivator bagi dirinya
sendiri. Dengan menjadi motivator bagi dirinya sendiri, seorang professional
dapat membangkitkan kelesuan-kelesuan yang disebabkan oleh situasi dan
kondisi yang ia hadapi

Adapun beberapa syarat dari suatu profesi adalah sebagai berikut :

1. Melibatkan kegiatan intelektual.


2. Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
3. Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar latihan.
4. Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
5. Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
6. Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

7
2.5 Kode Etik Profesi
Kode; yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau
benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk menjamin suatu
berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode juga dapat berarti
kumpulan peraturan yang sistematis. Kode etik ; yaitu norma atau azas yang diterima
oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat
maupun di tempat kerja.

MENURUT UU NO. 8 (POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN) Kode etik profesi


adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan
dalam kehidupan sehari-hari.

Kode etik profesi sebetulnya tidak merupakan hal yang baru. Sudah lama
diusahakan untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus dalam
masyarakat melalui ketentuanketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh
oleh seluruh kelompok itu. Salah satu contoh tertua adalah ; SUMPAH HIPOKRATES,
yang dipandang sebagai kode etik pertama untuk profesi dokter.

Hipokrates adalah doktren Yunani kuno yang digelari : BAPAK ILMU


KEDOKTERAN. Beliau hidup dalam abad ke-5 SM. Menurut ahli-ahli sejarah belum
tentu sumpah ini merupakan buah pena Hipokrates sendiri, tetapi setidaknya berasal
dari kalangan muridmuridnya dan meneruskan semangat profesional yang diwariskan
oleh dokter Yunani ini. Walaupun mempunyai riwayat eksistensi yang sudah-sudah
panjang, namun belum pernah dalam sejarah kode etik menjadi fenomena yang begitu
banyak dipraktekkan dan tersebar begitu luas seperti sekarang ini. Jika sungguh benar
zaman kita di warnai suasana etis yang khusus, salah satu buktinya adalah peranan dan
dampak kode-kode etik ini.

Profesi adalah suatu MORAL COMMUNITY (MASYARAKAT MORAL) yang


memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama. Kode etik profesi dapat menjadi
penyeimbang segi segi negative dari suatu profesi, sehingga kode etik ibarat kompas
yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan sekaligus juga menjamin mutu
moral profesi itu dimata masyarakat.

Kode etik bisa dilihat sebagai produk dari etika terapan, seban dihasilkan berkat
penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu profesi. Tetapi setelah kode

8
etik ada, pemikiran etis tidak berhenti. Kode etik tidak menggantikan pemikiran etis,
tapi sebaliknya selalu didampingi refleksi etis. Supaya kode etik dapat berfungsi
dengan semestinya, salah satu syarat mutlak adalah bahwa kode etik itu dibuat oleh
profesi sendiri. Kode etik tidak akan efektif kalau di drop begitu saja dari atas yaitu
instansi pemerintah atau instansi-instansi lain; karena tidak akan dijiwai oleh cita-cita
dan nilai-nilai yang hidup dalam kalangan profesi itu sendiri.

Instansi dari luar bisa menganjurkan membuat kode etik dan barang kali dapat juga
membantu dalam merumuskan, tetapi pembuatan kode etik itu sendiri harus dilakukan
oleh profesi yang bersangkutan. Supaya dapat berfungsi dengan baik, kode etik itu
sendiri harus menjadi hasil SELF REGULATION (pengaturan diri) dari profesi.

Dengan membuat kode etik, profesi sendiri akan menetapkan hitam atas putih
niatnya untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang dianggapnya hakiki. Hal ini tidak
akan pernah bisa dipaksakan dari luar. Hanya kode etik yang berisikan nilai-nilai dan
citacita yang diterima oleh profesi itu sendiri yang bis mendarah daging dengannya dan
menjadi tumpuan harapan untuk dilaksanakan untuk dilaksanakan juga dengan tekun
dan konsekuen. Syarat lain yang harus dipenuhi agar kode etik dapat berhasil dengan
baik adalah bahwa pelaksanaannya di awasi terus menerus. Pada umumnya kode etik
akan mengandung sanksi-sanksi yang dikenakan pada pelanggar kode etik.

2.6 Tujuan Kode Etik Profesi


Adapun tujuan dari kode etik profesi adalah sebagai berikut :
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat. 8. Menentukan baku
standarnya sendiri.

Adapun fungsi dari kode etik profesi adalah :

1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas


yang digariskan.

9
2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.
3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika
dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah dibutuhkan dlam berbagai
bidang.

Kode etik yang ada dalam masyarakat Indonesia cukup banyak dan bervariasi.
Umumnya pemilik kode etik adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat nasional,
misalnya Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), kode etik Ikatan Penasehat HUKUM
Indonesia, Kode Etik Jurnalistik Indonesia, Kode Etik Advokasi Indonesia dan lain-
lain. Ada sekitar tiga puluh organisasi kemasyarakatan yang telah memiliki kode etik.

Suatu gejala agak baru adalah bahwa sekarang ini perusahaan-perusahan swasta
cenderung membuat kode etik sendiri. Rasanya dengan itu mereka ingin memamerkan
mutu etisnya dan sekaligus meningkatkan kredibilitasnya dan karena itu pada
prinsipnya patut dinilai positif.

2.7 Sanksi Pelanggaran Kode Etik


1. Sanksi moral
2. Sanksi dikeluarkan dari organisasi

Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu dewan
kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena tujuannya adalah
mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga berisikan
ketentuan-ketentuan profesional, seperti kewajiban melapor jika ketahuan teman
sejawat melanggar kode etik. Ketentuan itu merupakan akibat logis dari self regulation
yang terwujud dalam kode etik; seperti kode itu berasal dari niat profesi mengatur
dirinya sendiri, demikian juga diharapkan kesediaan profesi untuk menjalankan kontrol
terhadap pelanggar. Namun demikian, dalam praktek seharihari control ini tidak
berjalan dengan mulus karena rasa solidaritas tertanam kuat dalam anggotaanggota
profesi, seorang profesional mudah merasa segan melaporkan teman sejawat yang
melakukan pelanggaran. Tetapi dengan perilaku semacam itu solidaritas antar kolega
ditempatkan di atas kode etik profesi dan dengan demikian maka kode etik profesi itu
tidak tercapai, karena tujuan yang sebenarnya adalah menempatkan etika profesi di atas
pertimbangan-pertimbangan lain. Lebih lanjut masing-masing pelaksana profesi harus
memahami betul tujuan kode etik profesi baru kemudian dapat melaksanakannya.

10
Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi
merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan
dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas dan
merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-
norma tersebut sudah tersirat dalam etika profesi. Dengan demikian kode etik profesi
adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci
tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan
apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang professional.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kata Profesi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai bidang
pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan, dsb) tertentu. Di
dalam profesi dituntut adanya keahlian dan etika khusus serta standar layanan.
Pengertian ini mengandung implikasi bahwa profesi hanya dapat dilakukan oleh orang-
orang secara khusus di persiapkan untuk itu. Dengan kata lain profesi bukan pekerjaan
yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak memperoleh pekerjaan lain.

Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan


ataupun menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi
yang tinggi. Keahlian diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan
untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggungjawabkan. Menjadi seorang
professional bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk mencapainya, diperlukan usaha
yang keras, karena ukuran profesionalitas seseorang akan dilihat dua sisi. Yakni teknis
keterampilan atau keahlian yang dimilikinya, serta hal-hal yang berhubungan dengan
sifat, watak, dan kepribadiannya. Paling tidak, ada beberapa syarat yang harus dimiliki
oleh seseorang jika ingin jadi seorang professional yaitu:
1. Menguasai pekerjaan
2. Mempunyai loyalitas
3. Mempunyai integritas
4. Mampu bekerja keras

3.2 Saran

Untuk kesempurnaan dari pembuatan makalah ini, saran yang dapat kami harapkan
yaitu perlu adanya metode penelitian yang lebih lanjut untuk memaksimalkan pembuatan
makalah ini agar lebih lengkap serta lebih baik lagi.

12
DAFTAR PUSTAKA

[1] Yulvieheartsofyan, 2012. Pengembangan Manajemen Profesi


Pendidikan makalah semester VI FKIP Sejarah. Banda Aceh : USM Banda
Aceh.

13
Soal Etika dan Profesi

1. Menurut Abdulkadir Muhammad (2001) mana yang termasuk kebutuhan manusia,


kecuali…
a. Kebutuhan Ekonomi
b. Kebutuhan Psikis
c. Kebutuhan Biologis
d. Kebutuhan Pekerjaan
e. Kebutuhan Jasmani
Jawaban : E
2. Untuk menjadi seorang profesional, seseorang yang melakukan pekerjaan dituntut
untuk memiliki beberapa sikap yaitu…
a. Komitmen Tinggi
b. Tanggung Jawab Tnggi
c. Berfikir Sistematis
d. Penguasaan Materi
e. A sampai D benar
Jawaban : E
3. Ada empat perspektif dalam mengukur profesionalisme menurut gilley dan enggland,
kecuali…
a. Pendekatan perkembangan bertahap
b. Pendekatan berorientasi tradisional
c. Pendekatan Oriental Filosofi
d. Pendekatan berorientasi karakteristik
e. Pendekatan orientasi non-tradisional
Jawaban : B
4. Pendekatan perkembangan bertahap adalah…
a. proses profesionalisme adalah proses evolusi yang menggunakan pendekatan
organisasi dan sistematis untuk mengembangkan profesi kearah status
profesional
b. proses profesionalisme dianggap sebagai kesatuan dari kemampuan, hasil
kesepakatan dan standar tertentu
c. proses profesionalisme yang mampu melihat dan merumuskan karakteristik
unik dan kebutuhan sebuah profesi

14
d. proses profesionalisme yang ode etik profesinya yang merupakan aturan main
dalam menjalankan sebuah profesi
e. proses tertentu sebelum memangku profesi untuk bisa memikul tugas dan
tanggung jawab dengan baik
Jawaban : A
5. Manusia dengan kebutuhannya dibagi menjadi beberapa bagian, kecuali…
a. Menurut tingkat kepentingan
b. Menurut sifatnya
c. Menurut tingkat kebutuhan
d. Menurut waktu pemenuhan
e. Menurut subjeknya
Jawaban : C
6. Intrapersonal skill adalah..
a. Kemampuan seseorang untuk mengetahui dan memahami dirinya
b. Kemampuan seseorang untuk melihat kemampuan orang lain
c. Kemampuan seseorang untuk mengetahui kebutuhan dirinya
d. Kemampua seseorang untuk membuat orang lain mempercayai dirinya
e. Kemampuan seseorang untuk melihat kebutuhan orang banyak
Jawaban : A
7. Mampu merasakan sesuatu yang berharga dalam diri disebut juga…
a. Self-concept
b. Self-esteem
c. Self-efficacy
d. Self-confidence
e. Self-ability
Jawaban : B
8. Jika memiliki keterampilan interpersonal yang tinggi, maka dapat …
a. Menumbuhkan rasa percaya diri
b. Mendapatkan penghargaan dari orang lain
c. Membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain
d. A sampai C salah
e. A sampai C benar
Jawaban : A

15
9. Faktor dalam individu yang berperan dalam pengembangan Interpersonal Skills,
kecuali…
a. Kemampuan (ability)
b. Motivation
c. Kebutuhan
d. Kepribadian (Personality)
e. Perception
Jawaban : C
10. Ability adalah…
a. Kemampuan seseorang harus selaras (fit) dengan kualifikasi yang dibutuhkan
oleh suatu pekerjaan
b. Kemampuan mengolah bahasa dan menyusunnya secara sistematis
c. Kemampuan untuk mengidentifikasi pola keragaman visual
d. Kemampuan untuk menggunakan logika dan daya analisa guna memecahkan
suatu problem
e. Kumpulan beberapa sifat (traits) yang menjadi ciri seseorang
Jawaban : A
11. Tujuan Etika dalam ICT yang tepat adalah…
a. Sebagai dasar pijakan atau patokan yang harus ditaati dalam ICT untuk
melakukan proses pengembangan, pemapanan dan juga untuk menyusun
instrument.
b. Sebagai dasar dalam melakukan sebuah kegiatan yang harus ditaati dalam ICT
c. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan ICT supaya kegiatan berjalan lancar
d. Sebagai pengatur diri dalam melakukan kegiatan dalam ICT
e. Sebagai pengantar diri dalam melakukan kegiatan dalam ICT
Jawaban : A
12. Pengertian Kebutuhan Individu dalam faktor-faktor tindakan melanggar etika
adalah…
a. Merupakan perilaku kebiasaan individu tanpa memperhatikan faktor
lingkungan dimana individu tersebut berada.
b. Merupakan perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang
membudaya dalam kehidupan masyarakat.
c. Merupakan faktor tidak mengetahui apa yang harus dilakukan oleh dirinya

16
d. Tidak punya penuntun hidup sehingga tidak tahu bagaimana melakukan
sesuatu
e. Merupakan faktor utama penyebab terjadinya tindakan tidak etis karena tidak
tercukupinya kebutuhan pribadi dalam kehidupan
Jawaban : E
13. Menurut De George Profesionalisme adalah …
a. Kemampuan seseorang bersikap bertanggung jawab dan dalam melakukan
pekerjaan
b. Kemampuan seseorang dapat melakukan pekerjaannya dengan baik
c. status yang mempunyai arti suatu pekerjaan yang memerlukan pengetahuan,
mencakup illmu pengetahuan, keterampilan dan metode.
d. pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah
hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
e. orang yang menjalani profesi sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.
Jawaban : D
14. Profesionalisme biasanya dipahami sebagai kualitas yang wajib dipunyai setiap
eksekutif yang baik, dimana didalamnya terkandung beberapa ciri sebagai berikut…
a. Punya Keterampilan tinggi dalam suatu bidang, serta kemahiran dalam
mempergunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
yang bersangkutan dengan bidang tadi.
b. Punya ilmu dan pengetahuan serta kecerdasan dalam menganalisa suatu
masalah dan peka didalam membaca situasi, cepat dan tepat serta cermat
dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan.
c. Punya sikap berorientasi ke hari depan, sehingga punya kemampuan
mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terentang dihadapannya.
d. Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta
terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam
memilih yang terbaik bagi dirinya dan perkembangan pribadinya.
e. A sampai D benar
Jawaban : E
15. Etika profesi adalah…
a. Sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan
kehidupan sebagai pengemban profesi.
b. Sikap yang dilakukan seorang profesional dalam melakukan pekerjaan

17
c. Sikap sopan dan santun dalam melakukan pekerjaan
d. Sikap professional dalam melakukan pekerjaan
e. Sikap yang menuntut kita untuk bertanggung jawab kepada siapa saja apa
yang menjadi haknya.
Jawaban : A
16. Dalam pribadi yang berhasil memiliki sifat-sifat dibawah ini, kecuali…
a. Swa kendali
b. Kemandirian
c. Profesional
d. Instrumental
e. Prestatif
Jawaban : C
17. Dalam Swa kendali perlu adanya…
a. Perencanaan
b. Strategi
c. Potensi  realistis
d. Efisiensi
e. Semua benar
Jawaban : E
18. Menurut Timmons Swa kendali adalah…
a. merumuskan sifat swa-kendali sebagai sifat mengendalikan diri sedemikian
rupa sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukannya mengarah ke pencapaian
tujuan.
b. menggambarkan salah satu perilaku yang menunjukkan keinginan berprestasi
adalah berusaha mencapai tujuan pribadi yang telah ditetapkan.
c. menggambarkan karakteristik tingkah laku berprestasi dan berwira usaha
antara lain adalah keyakinan bahwa dirinya dapat mengendalikan tingkah laku
dan berkonsentrasi untuk mencapai tujuan.
d. mengungkapkan rumusan serupa, yaitu sifat mengendalikan diri,
mengkonsentrasikan perbuatan untuk mengarah pada pencapaian tujuan dalam
berusaha.
e. mengungkapkan bahwa pengusaha / pekerja mampu mengendalikan tingkah
laku dalam mencapai tujuan, serta menghindari tingkah laku-tingkah laku

18
yang dianggap tidak berguna karena tidak berkaitan langsung dengan
perncapaian tujuan.
Jawaban : C
19. Menurut Crossley sifat instrumental adalah...
a. juga mengungkapkan bahwa pengusaha atau karyawan memiliki ketajaman
terhadap peluang berusaha yang ada dilingkungannya.
b. merumuskan sifat instrumental sebagai sifat memandang segala sesuatu yang
ada di lingkungan (termasuk keberadaan orang lain ) sebagai instrumen atau
alat untuk mencapai tujuannya. Gambaran ini serupa dengan gambaran Mc
Clelland mengenai salah satu ciri motif prestasi tinggi.
c. mengungkapkan bahwa pengusaha atau karyawan menyadari dirinya bukanlah
sempurna, sehingga bila perlu ia akan mencari dan memanfaatkan bantuan
orang lain, walaupun keputusan akhir ada ditangannya.
d. menyatakan bahwa pengusaha atau karyawan selalu menunjukan kepekaan
dan tanggap terhadap sesuatu yang terjadi pasar, kondisi ekonomi pada
umumnya dan perkembangan teknologi.
e. peka dan tanggap terhadap lingkungan, khususnya melihat, mengenali dan
mengidentifikasi peluang usaha yang muncul di lingkungan.
Jawaban : D
20. Salah satu perilaku prestatif adalah…
a. Berusaha bekerja optimal dalam segala situasi
b. Keberanian untuk mengambil tanggung jawab pribadi
c. Kegagalan dan keberhasilan adalah milik pribadi
d. Memenuhi kebutuhannya secara mandiri
e. Senang memegang kendali dalam kerja kelompok
Jawaban : A
21. Apa yang dimaksud dengan pengembangan diri?
a. Penembangan diri merupakan kegiatan yang meningkatkan kesadaran dan
identitas diri, mengembangkan bakat dan potensi.
b. Penembangan diri merupakan kegiatan yang meningkatkan kesadaran orang
lain, mengembangkan bakat dan potensi.
c. Penembangan diri merupakan kegiatan yang meningkatkan kesadaran dan
mengembangkan bakat dan potensi bersama.

19
d. Penembangan diri merupakan kegiatan yang meningkatkan kesadaran dan
identitas individu dan keluarga.
e. Penembangan diri merupakan kegiatan yang meningkatkan kesadaran
terhadap diri sendiri dan orang lain.
Jawab : A
22. Upaya pembentukan watak dan keperibadian pesrta didik dapat dilakukan melelui
kegiatan?
a. Kegiatan pelayan masyarakat
b. Kegiatan pelayanan umum
c. Kegiatan pelayanan diri
d. Kegiatan pelayan mandiri
e. kegiatan pelayanan konseling
Jawab : B
23. Apa saja tahanp-tahap perkembangan diri? Kecuali
a. Tahap pertumbuhan
b. Tahap berkembang
c. Tahap eksplorasi
d. Tahap penetapan
e. Tahap pemiliharan
Jawab : B
24. Pada tahap apakah mulai meningkatkan karirnya dan biasanya mencapai puncak
karir?
a. Tahap pertumbuhan
b. Tahap berkembang
c. Tahap eksplorasi
d. Tahap penetapan
e. Tahap pemiliharan
Jawab : E
25. Pada umur berapaka Tahap Penetapan sesorang?
a. 45-66 tahun
b. 15-24 tahun
c. 25-44 tahun
d. 20-22 tahun
e. 50-66 tahun

20
Jawab: C
26. Apa yang dimaksud dengan cita-cita?
a. Merupakan keinginan yang direncanakan yang dapat berubah-ubah dan sudah
ada langkah-langkah aktivitas
b. Merupakan keinginan yang dipaksakan yang dapat berubah-ubah dan sudah
ada langkah-langkah aktivitas
c. Merupakan keinginan yang dipaksakan yang dapat berubah-ubah dan sudah
ada langkah-langkah kerja
d. Merupakan keinginan yang direncanakan yang dapat berubah-ubah dan masih
dalam pengembangan
e. Merupakan keinginan yang direncanakan yang tetap dan sudah ada langkah-
langkah aktivita
Jawab: A
27. Apa yang dimaksud dengan mimpi?
a. Sesuatu yang diketahui
b. Sesuatu yang masih angan-angan
c. Sesuatu prilaku yang buruk
d. Sesuatu keterpaksaan
e. Sesuatu yang tidak di kehendak
Jawab : B
28. Apa faktor yang berperan dalam perubahan?
a. Faktor internal dan diri
b. Faktor keluaraga dan social
c. Faktor internal dan eksternal
d. Faktor cita-cita dan angan
e. Faktor paksaan dan angan
Jawab: C
29. Dibawah ini yang bukan termasuk dalam faktor internal dalam perubahan
a. Tujuan hidup
b. Kebutuhan
c. Keluarga
d. Pengalaman
e. Pengetahuan
Jawab : C

21
30. Yang termasuk kedalam faktor eksternal dalam perubahan
a. Lingkungan
b. keluarga,
c. sekolah
d. masyarakat
e. Semua benar
Jawab : E
31. Yang termasuk dalam penetapan tujuan adalah
a. Spesifik
b. Measurable
c. Attainable/Achievable
d. Relevant
e. Semua benar
Jawab : A
32. Apa yang dimaksud dengan Time constraints dalam penetapan tujuan?
a. Pencampaian waktu
b. Waktu pencapaian
c. Batasan waktu
d. Batasan masalah
e. Ada target
Jawab : C
33. Hal yang dapat apa saja diaplikasikan dalam dunia kerja?
a. Perlunya ketelitian dan kesabaran
b. Perlunya proses yang bertahap
c. Butuh kepribadian yang kuat
d. A,b,c salah
e. A,b,c benar
Jawab : E
34. Hal yang dapat apa saja diaplikasikan dalam dunia kerja? Kecuali
a. Kesesuaian SDM dng tujuan yg ingin dicapai dng melihat potensi/kemampuan
yg dimiliki
b. Pentingnya perencanaan untuk mengendalikan tenaga, waktu dan biaya
c. Mengharapkan bantuan dari orang lain
d. Pertimbangan kompetensi dengan peluang kesempatan yg ada

22
e. Pengendalian diri
Jawab: C
35. Hal yang dapat apa saja diaplikasikan dalam dunia kerja? Kecuali
a. Kesesuaian SDM dng tujuan yg ingin dicapai dng melihat potensi/kemampuan
yg dimiliki
b. Pentingnya perencanaan untuk mengendalikan tenaga, waktu dan biaya
c. Perlunya ketelitian dan kesabaran
d. Perlunya proses yang bertahap
e. Kepribadian yang lemah
Jawab : E
36. Manajemen diri, visi, kemampuan beradaptasi, komunikasi, manajemen konflik, dan
manajemen waktu merupakan pengertian dari…
a. Keterampilan Belajar
b. Keterampilan Berfikir
c. Keterampilan Hidup
d. Ketarampilan Meraih Sukses
e. Keterampilan Kompetensi
37. Contoh sasaran kompetensi lulusan bidang studi Sistem Komputer pada D3 (Diploma
3) adalah…
a. Sanggup mengeset dan menginstalasi sebuah jejaring komputer
sederahana (LAN).
b. Memiliki pengetahuan mengenai cara kerja sebuah jejaring komputer (LAN).
c. Mempunyai kecakapan dalam memimpin tim kecil untuk mendesain jaringan
komputer yang handal.
d. Memiliki sejumlah cara atau pendekatan kreatif dalam memahami cara
jaringan komputer bekerja.
e. Mampu mengoperasikan komputer dan menjalankan aplikasi sederhana.
38. Apa yang dimaksud dengan sertifikasi?
a. Sebuah cara untuk melakukan standarisasi sebuah profesi.
b. Sebuah cara untuk melatihan kemampuan profesi.
c. Sebuah cara untuk melihat kemampuan profesi.
d. Sebuah cara untuk menilai kemampuan profesi.
e. Sebuah cara untuk melakukan pengelompokan kemampuan profesi.
39. Apa yang dimaksud dengan team work?

23
a. Kelompok yang berinteraksi terutama untuk berbagi informasi dan membuat
berbagai keputusan untuk membantu setiap anggota bekerja di dalam area
tanggung jawabnya.
b. Kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih
tinggi daripada jumlah masukan individual.
c. Kelompok yang bekerja sama dalam menyelesaikan masalah.
d. Kelompok yang mengelola dirinya sendiri dan bertanggung jawab secara
kelompok.
e. Kelompok yang berinteraksi dalam menyelesaikan tanggung jawab hingga
mencapai kesuksesaan untuk dirinya sendiri.
40. Dibawah ini yang termasuk kedalam jenis-jenis tim di dunia kerja, kecuali…
a. Tim penyelesai masalah
b. Tim kerja yang mengelola diri sendiri
c. Tim lintas fungsional
d. Tim virtual
e. Tim penanggung jawab
41. “Proses komunikasi dipasangkan dengan tujuan serius dan telah ditentukan dirancang
untuk bertukar perilaku dan melibatkan tanya jawab”, merupakan definisi wawancara
menurut…
a. Robert Kahn dan Channel
b. Koentjaraningrat
c. Charles Stewart dan W.B. Cash
d. Lexy J. Moleong
e. Jhon William Morgan
42. Yang termasuk ke dalam jenis-jenis pertanyaan umum dalam wawancara kerja
dibawah ini adalah…
a. Aspek motivasi
b. Aspek organisasi dan pengalaman kerja
c. Aspek perusahaan yang dilamar
d. Aspek penghasilan
e. Semua benar
43. Berikut ini pernyataan yang salah dalam hal-hal penting dalam melakukan wawancara
kerja ialah…
a. Memahami visi dalam wawancara kerja.

24
b. Memilih pakaian yang sesuai saat wawancara kerja.
c. Menyiapkan surat lamaran dan Curriculum Vitae dengan baik..
d. Memperhatikan sikap ketika wawancara.
e. Menyiapkan jawaban yang menarik pewawancara.
44. Informasi yang umum terdapat pada isi surat lamaran kerja, kecuali…
a. Sumber informasi lowongan.
b. Identitas diri singkat.
c. Kemampuan diri dalam profesi yang dijabat sebelumnya.
d. Kelebihan diri dan pengalaman kerja secara singkat.
e. Ucapan terima kasih atas perhatian perekrut dan ungkapan harapan apabila
diperlukan.
45. Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan apakah pelamar dapat melanjutkan
proses seleksi atau tidak, merupakan fungsi dari…
a. Curiculum Vitae
b. Surat lamaran kerja
c. Surat permohonan
d. Riwayat Pendidikan
e. Wawancara
46. Etiket berasal dari bahasa perancis “etiquette” yang artinya…
a. Falsafah moral dan pedoman cara hidup yang benar dilihat dari agama, budaya
dan susila.
b. Aturan sopan santun & tata cara pergaulan yang baik antara sesama
manusia.
c. Falsafah moral dan cara bergaul yang dilihat dari sisi sosial.
d. Tata cara hidup yang benar dalam beragama, berbudaya, dan bersosial.
e. Aturan hidup yang bai kantar sesama makhluk sosial.
47. Dibawah ini perbedaan etiket dan etika yang benar adalah…
a. Etika menyangkut apakah perbuatan boleh dilakukan atau tidak, sedangkan
etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia.
b. Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain, sedangakan berlaku hanya
untuk pergaulan.
c. Etika lebih bersifat absolute, sedangkan etiket bersifat relatif.
d. a saja.
e. a, b, dan c benar.

25
48. Etiket bisa disebut sebagai “golden rule” yang menyatakan…
a. Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan.
b. Perlakuan kamu menentukan perlakuan orang lain terhadap lingkungan
c. Perlakuan lingkungan menetukan perlakuan kamu.
d. Perlakuan orang lain sebagaimana kamu memperlakukan orang lain.
e. Perlakuan kamu mempengaruhi perlakuan orang lain.
49. Dibawah ini merupakan prinsip etiket ialah..
a. Respek
b. Empati
c. Kejujuran
d. a, b, dan c benar
e. b salah
50. Pernyataan mana yang benar tentang etiket berkomunikasi…
a. Berbicaralah dengan “eye-contact”
b. Hargai lawan bicara
c. Berbicara dengan kata-kata sopan
d. Tidak memotong pembicaraan
e. Semua benar

26

Anda mungkin juga menyukai