3341 - Jurnal Hanif Zuraida PDF
3341 - Jurnal Hanif Zuraida PDF
ABSTRACT
Hanif Zuraida, Heru Winarno, in this article describes the simulation of protection equipment
coordination systems, especially in the recloser and sectionalizer areas. Coordination between protective equipment
to improve the network reliability system so that in the event of a disturbance, the area affected by the disturbance
does not spread widely. The simulation tool is made using OMRON LY2N 12V relay, ULN2803 relay driver circuit,
ZMCT103C current sensor, voltage divider voltage sensor, pull down, 12V 6W lamp as a load and several resistors
with different resistivity values as interference. Arduino Mega 2560 is used as the central controller for the entire
circuit. After the experiment, the results obtained are when the normal network current at the recloser is 0.86 A and
the current at the LBS SSO1 is 0.43. The recloser and LBS SSO1 coordination lies in zone 2 and 3 disturbances.
When simulated zone 2 interference, the recloser current rises to 1.28 A, causing reclose / trip to lock out recloser.
When the recloser feels a fault current in zone 3 of 1.06 A and LBS SSO1 senses a current of 0.64 A. The recloser
as protective equipment will open first within 1000 ms after sensing the disturbance. When the recloser opens, the
voltage on the SSO will be 0 volts and the SSO will open within 1000 ms after the current and disturbance
requirements are met. Then the recloser will close again after 2000 ms from the open condition.
Keywords: coordination of recloser and LBS SSO; ZMCT103C sensor; Arduino Mega 2560
METODE PENELITIAN
Sistem proteksi yang ada pada jaringan
distribusi 20 KV digunakan sebagai pengaman
terhadap peralatan listrik yang terpasang pada jaringan
serta menjaga listrik dari kondisi abnormal sehingga
listrik terus mengalir ke konsumen [7]. Kondisi
abnormal yang dimaksud yaitu berupa hubung singkat
(short circuit), jenis gangguan ini menyebabkan
lonjakan arus yang disebut arus hubung singkat yang
melalui sistem dan peralatannya. Bentuk gangguan
arus hubung singkat tersebut berasal dari gangguan
fasa ke tanah dan gangguan antar fasa yang sifatnya
bisa temporer ataupun permanen. Oleh karena itulah, Keterangan:
koordinasi antar peralatan perlu dilakukan untuk Beban Recloser : 1 Ampere
meningkatkan sistem keandalan jaringan agar pada Beban SSO : 0,5 Ampere
saat terjadi gangguan, wilayah yang terkena dampak Gangguan 2 : 0,6 Ampere
gangguan tidak terjadi mal trip atau black out. Gangguan 3 : 0,25 Ampere
Koordinasi antara recloser dengan sectionalizer I setting Recloser : 1,1 Ampere
bekerja berdasarkan arus gangguan untuk wilayah I setting SSO : 0,6 Ampere
recloser (zona 2), sedangkan pada wilayah
Gambar 1 Daerah Simulasi Koordinasi Recloser dan
sectionalizer (zona 3) koordinasi dilakukan berdasar
Sectionalizer
arus gangguan dan hilang tegangan.
Pada koordinasi recloser dengan sectionalizer Apabila terjadi gangguan zona 2 sehingga arus
di wilayah zona 2 dilakukan dengan arus setting recloser melebihi settingnya dan gangguan tersebut
(Isetting) pada recloser yang dibuat lebih besar dari pada permanen maka recloser akan trip-reclose sebanyak 2
arus beban pada titik recloser, dan arus setting ini kali dan lockout maka beban recloser dan SSO tidak
harus lebih kecil dari arus total. teraliri arus listrik. Apabila gangguan tersebut hilang
Menurut perhitungan pada beban, dapat sebelum recloser reclose untuk yang kedua, maka
dimisalkan pada alat simulasi recloser memiliki beban gangguan tersebut gangguan temporer.
1 Ampere dan memiliki arus gangguan sebesar 0,6 Apabila terjadi gangguan zona 3, SSO bekerja
Ampere, sehingga arus totalnya adalah 1,6 Ampere. dengan membaca arus gangguan untuk count to open
Dari data tersebut maka arus setting recloser pada (hitungan untuk membuka) pada proteksi hulunya dan
zona 2 harus lebih dari 1 Ampere dan dibawah 1,6 sensor tegangan tidak merasakan tegangan mengalir.
Ampere (1 Ampere<Isetting<1,6 Ampere) Sehingga recloser akan open terlebih dahulu.
Begitu pula pada koordinasi recloser dengan Kemudian karena SSO difungsikan VIT (merasakan
sectionalizer di wilayah zona 3 yang dilakukan arus gangguan dan hilang tegangan) maka SSO
berdasarkan pada arus beban di wilayah setelah berubah menjadi kondisi open. Ketika relay recloser
sectionalizer sebesar 0,5 A, sedangkan arus mengalami trip, recloser akan kembali close dan
gangguannya sebesar 0,25 sehingga arus totalnya beban di wilayah recloser kembali menyala.
menjadi 0,75 A. Maka dari itu, pada wilayah zona 3 Pada penelitian ini, penulis akan membuat
arus setting sectionalizer harus lebih dari 0,5 A dan di simulasi koordinasi dengan sebuah penyulang dengan
bawah 0,75 Ampere (0,5 Ampere<Isetting<0,75 peralatan proteksi recloser dan sectionalizer.
Ampere). Kemudian pada keadaan normal, recloser dan
Pada wilayah zona 3 atau wilayah setelah sectionalizer akan membaca arus normal sampai
sectionalizer masih termasuk wilayah kerja recloser, rangkaian gangguan dihubungkan pada penyulang
maka besar arus setting recloser merupakan jumlah tersebut. Setelah penyulang dihubungkan dengan
dari beban recloser dalam keadaan normal dengan arus rangkaian gangguan, maka arus pada peralatan
gangguan sectionalizer (1 Ampere + 0,25 Ampere) proteksi akan naik. Apabila kenaikan arus sudah
sama dengan 1,25 Ampere. Arus setting recloser mencapai arus setting pada peralatan proteksi,
diambil 1,1 Ampere dan setting sectionalizer diambil peralatan tersebut akan trip sesuai dengan koordinasi
0,6 Ampere. Recloser di setting trip to lock out yang telah diterapkan seperti yang telah dijelaskan.
sebanyak 3 kali. Pada perencanaan alat simulasi seperti di
atas, dibagi menjadi empat section. Namun penulis