Anda di halaman 1dari 6

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA

Eka Wahyu Nugraha

A. Anatomi sistem pernafasan


 Hidung/ nasal cavity
 Rinopharing
 Oropharing Faring
 Laringopharing
 Laring
 Trakea
 Bronkus
 Bronkeolus
 Alveoli
 Alveolus

Udara melalui rongga hidung melalui tiga proses, yaitu di panaskan/ dikondisikan sesuai
dengan suhu tubuh, di lembabkan, dan di saring. Faring merupakan tempat pertemuan dua
saluran ( hidung dan mulut) dan terbagi atas 3 bagian yaitu rhinofaring, orofharing, dan
laringofaring.

Bronkus merupakan saluran pernafasan yang letaknya pada bagian depan leher dan
bercabang dua,menjadi 2 cabang bronkus utama, masing- masing bronkus menuju paru
disebelah kanan dan kiri,sedangkan alveolus merupakan gelambung yang sangat kecil yang
berdinding satu sellapis epitel dan sebelah luarnya dirajut dengan anyaman
kapiler,diumpamakan seperti bola.

Pada dinding alveolus mengandung surfactan yang berfungsi merendahkan tegangan


permukaan sehingga alveolus mudah untuk mengembang dan mengempis serta tidak
mudah kolaps ataupun pecah.jumlah alveolus dewasa sekitar 300 juta,dengan kapilernya
280.000 juta.

Pada proses pertukaran antara oksigen dan karbon dioksida terjadi serangkaian proses yaitu:

1. Difusi, adalah proses pertukaran O2 dan CO2 pada tempat pertemuan darah.
2. Perfusi pulmonal, adalah aliran darah aktual yang melalui sirkulasi paru, setiap 100 ml
darah mengandung 0,3 ml oksigen dalam plasma. Oksigen yang terlarut dalam darah
akan terikat dalam bentuk oksihemoglobin dengan reaksi O2+ HB HbO2

Respirasi adalah proses pertukaran gas, yaitu oksigen ( O2) yang di butuhkan tubuh
untukmetabolisme sel, dan karbondioksida ( CO2) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut
dikeluarkan dari tubuh melalui paru-paru.

I. STRUKTUR SISTEM RESPIRASI


Sistem respirasi terdiri dari:
1. Saluran nafas bagian atas, pada bagian ini udara yang masuk kedalam rongga hidung
akan di hangatkan, disaring dan di lembabkan. Bulu hidung berfungsi menyaring
udara yang dihirup, mukosa hidung berfungsi sebagai pelembab dan penyesuai suhu
udara dengan suhu tubuh.
a. Rongga hidung
Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian- bagian atas ke bawah terdiri dari:
i. Pangkal hidung ( bridge)
ii. Batang hidung ( dorsum nasi).
iii. Puncak hidung ( hip).
iv. Ala nasi
v. Kolumnela
vi. Lubang hidung

Udara yang di hirup melalui hidung akan mengalami 3 hal, yaitu di hangatkan , di
lembabkan dan disaring. Yang merupakan fungsi dari selaput lendir respirasi (
pseudotrafied ciliated columnar epitelium yang berfungsi menggerakkan
partikel- partikel halus kearah faring,sedangkan partikel yang besar akan disaring
oleh bulu-bulu hidung, sel golbet dan kelenjar serous yang berfungsi
melembabkan udara yang masuk, pembuluh darah yang berfungsi
menghangatkan udara). Ketiga hal tersebut dibantu dengan concha, kemudian
uadara akan diteruskan ke paru melalui bronkus.
b. Nasofaring, terdapat pharyngeal tonsil dan tuba Eustachius.
c. Orofaring, merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring, terdapat pangkal
lidah.
d. Laringofaring, terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan.
2. Saluran nafas bagian bawah, bagian ini menghantarkan udara yang masuk dari
saluran bagian atas ke dalam alveoli, sebelum masuk ke dalam alveoli udara akan
masuk ke bagian bronkus yang disebut Carina.
a. Laring
Terdiri dari tiga struktur yang penting, yaitu tulang rawan krikoid dimana ada
selaput/ pita suara, epiglotis dan glotis.

b. Trakhea
Merupakan pipa silinder dengan panjang kisaran 11 cm, berbentuk ¾ cincin
tulang rawan berbentuk huruf C. Bagian belakang di hubungkan oleh membran
fibroelastic menempelpada dinding depan esofagus.
c. Bronkhus/ bronkhi
Merupakan percabangan trakhea kanan dan kiri,tempat percabangan ini disebut
carina. Bronkhus kanan lebih pendek, lebar dan lebih dekat dengan trachea.
Bronkhus kanan bercabang menjadi: lobus superior, medius, dan inferior.
Bronkhus kiri terdiri dari: lobus superior, dan lobus inferior.
d. Alveoli
Terdiri dari : membran alveolar, dan ruang interstetisial.
Membran alveolar terdiri dari:
 Small alveolar cell dengan ekstensi ekstoplasmik ke arah rongga alveoli.
 Large alveolar cell mengandung inclusion bodies yang mengandung
surfactant.
 Anastomosing capillary, merupakan sistem vena dan arteri yang saling
berhubungan langsung, ini terdiri dari :sel endotel, aliran darah dalam
rongga endotel.
 Interstitial space merupakan ruangan yang dibentuk oleh: endotel
kapiler, epitel alveoli, saluran limfe, jaringan kolagen dan sedikit serum.

3. Surfactant
Adalah cairan yang terdapat dalam tubuh dan berfungsi memberikan batas pada
suatu jaringan, surfactan juga mengatur hubungan antara cairan dan gas. Dalam
keadaan normal surfactant ini akan menurunkan tekanan permukaan pada waktu
ekspirasi sehingga kolaps alveoli dapat dihindari.

4. Sirkulasi paru- paru


Sirkulasi paru berbeda dengan sirkulasi sistemik, di dalam sirkulasi paru mengatur
aliran darah vena- vena dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis. Dan mengalirkan
darah yang bersifat arterial melalui vena pulmonalis kembali ke ventrikel kiri.

Sistem Respirasi
Secara garis besar pernapasan dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:
3.1.1 Pernapasan dalam (internal)
Pertukaran gas antara organel sel (mitokondria) dan medium cairnya. Hal tersebut
menggambarkan proses metabolism intraseluler yang meliputi konsumsi O2
(digunakan untuk oksidasi bahan nutrisi) dan pengeluaran CO2 (terdapat dalam
sitoplasma) sampai menghasilkan energy.
3.1.2 Pernapasan luar (eksternal)
Absorpsi O2 dan pembuangan CO2 dari tubuh secara keseluruhan ke lingkungan
luar. Urutan proses pernapasan eksternal adalah:
1. Pertukaran udara luar ke dalam alveoli melalui aksi mekanik pernapasan yaitu
melalui proses ventilasi.
2. Pertukaran O2 dan CO2 yang terjadi di antara alveolus dan darah pada
pembuluh kapiler paru-paru melalui proses difusi.
3. Pengangkutan O2 dan CO2 oleh system peredaran darah dari paru-paru ke
jaringan dan sebaliknya yang disebut proses transportasi.
4. Pertukaran O2 dan CO2 darah dalam pembuluh darah kapilerjaringan dengan
sel-sel jaringan melalui proses difusi.

Saluran pernapasan digolongkan menjadi dua berdasarkan letaknya, yaitu :


1. Saluran nafas bagian atas
Pada bagian ini memiliki fungsi utama yaitu :
a. Air conduction (penyalur udara) sebagai saluran yang meneruskan udara
menuju saluran napas bagian bawah untuk pertukaran gas.
b. Protection (perlindungan) sebagai pelindung saluran napas bagian bawah agar
terhindar dari masuknya benda asing.
c. Warming, filtrasi, dan humidifikasi sebagai bagian yang menghangatkan,
manyaring, dan member kelembapan udara yang dihirup.

2. Saluran nafas bagian bawah


Secara umum terbagi menjadi dua komponen ditinjau dari fungsinya yaitu:
a. Saluran udara konduktif, yang biasa disebut sebagai percabangan
trakheobronkhialis yang terdiri atas trakea, bronkus, dan bronkiolus.
b. Saluran respiratorius terminal, yang biasa disebut dengan acini yang berfungsi
sebagai penyalur (konduksi) gas masuk dan keluar dari saluran respiratorius terminal
yang merupakan tempat pertukaran gas yang sesungguhnya.

3.2 Mekanisme Pernafasan


Agar terjadi pertukaran sejumlah gas untuk metabolisme tubuh diperlukan
usahakeras pernafasan yang tergantung pada:
3.2.1 Tekanan intrapleural
Dinding dada merupakan suatu kompartemen tertutup melingkupi paru.
Dalamkeadaan normal paru seakan melekat pada dinding dada, hal ini disebabkan
karenaada perbedaan tekanan atau selisih tekanan atmosfir ( 760 mmHg) dan
tekanan intrapleural (755 mmHg). Sewaktu inspirasi diafrgama berkontraksi, volume
rongga dada meningkat, tekanan intra pleural dan intra alveolar turun dibawah
tekanan atmosfir sehingga udara masuk Sedangkan waktu ekspirasi volum rongga
dada mengecilmengakibatkan tekanan intra pleural dan tekanan intra alveolar
meningkat diatas atmosfir sehingga udara mengalir keluar.
3.2.2 Compliance
Hubungan antara perubahan tekanan dengan perubahan volume dan aliran dikenal
sebagai compliance. Ada dua bentuk compliance yaitu:
a. Static compliance, perubahan volum paru persatuan perubahan
tekanansaluran nafas (airway pressure) sewaktu paru tidak bergerak. Pada
orangdewasa muda normal : 100 ml/cm H2O.
b. Effective Compliance: (tidal volume/peak pressure) selama fasepernafasan.
Normal ±50 ml/cm H2O.

Penurunan compliance akan mengakibatkan meningkatnya usaha nafas. Compliance


dapat menurun disebabkan oleh:
a. Pulmonary stiffes : atelektasis, pneumonia, edema paru, fibrosis paru
b. Space occupying prosess: effuse pleura, pneumothorak
c. Chestwall undistensibility: kifoskoliosis, obesitas, distensi abdomen
d. Airway resistance (tahanan saluran nafas)
Resistensi saluran napas adalah oposisi terhadap mengalir disebabkan oleh kekuatan
gesekan. Hal ini didefinisikan sebagai rasio dari tekanan mengemudi dengan laju
aliran udara. Perlawanan mengalir di saluran udara tergantung pada apakah aliran
adalah laminar atau turbulen, pada dimensi jalan napas, dan pada viskositas gas.
Untuk aliran laminar, resistensi cukup rendah. Artinya, tekanan mengemudi relatif
kecil dibutuhkan untuk menghasilkan laju aliran tertentu. Perlawanan selama arus
laminer dapat dihitung melalui penataan ulang Hukum Poiseuille ini : Variabel yang
paling penting di sini adalah jari-jari, yang, berdasarkan elevasi dengan kekuatan
keempat, memiliki dampak luar biasa pada perlawanan.Jadi, jika diameter tabung
adalah dua kali lipat, ketahanan akan turun dengan faktor enam belas.
Untuk aliran turbulen, resistensi relatif besar. Artinya, dibandingkan dengan aliran
laminar, tekanan mengemudi jauh lebih besar akan diperlukan untuk menghasilkan
laju alir yang sama. Karena hubungan tekanan-aliran berhenti menjadi linier selama
aliran turbulen, tidak ada persamaan untuk menghitung rapi ada hambatannya.

Anda mungkin juga menyukai