Anda di halaman 1dari 11

KINERJA MANAJERIAL, PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN SEKOLAH DAN EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI


RENCANA STRATEJIK
Oleh:
Windu Wiguna
Staff Pengajar di SMK Negeri 5 Pangalengan
(e-mail: windu.smkn5pangalengan@gmail.com)

ABSTRAK

SMK perlu memiliki sebuah rencana stratejik (renstra) yang mapan, yang didasarkan pada analisis situasi internal dan
eksternal, yang dapat mereposisi setiap unsur diluar organisasi yang berpengaruh terhadap implementasinya seperti
kinerja manajerial Kepala Sekolah (KS), struktur, budaya, kekuasaan dan kewenangan, komitmen organisasi,
komunikasi, fasilitas, teknologi dan sistem informasi manajemen (SIM). Permasalahan yang ingin dijawab meliputi :
Bagaimana implementasi renstra di SMK yang didukung peran kinerjaKS dan pemanfaatanSIM, Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kinerja manajerial KSdan pemanfaatan SIM berpengaruh positif, kuat dan signifikan terhadap
efektifitas implementasi renstra. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah kepada seluruh stakeholder SMK untuk
dapat menjalankan role of model, meningkatkan pay attention, berpartisipasi aktif dalam organisasi profesi, dan lain-
lain.

Kata Kunci : Rencana Stratejik, Implementasi, Kinerja Manajerial , Sistem Informasi Manajemen.

ABSTRACT

Vocational High School (SMK) should have a good-quality strategic plan. The strategic plan underlined by internal and
external environment analysis is able to transform every external variable that affects the implementation. Those
variables are such as principal performance, structure, culture, authority, SIM, communication, facility, technology,
and information system. Therefore, this study was aimed to answer: How principal performance was performed
withsystem information of management (SIM) supported strategic plan implementation at Vocational schools. The study
results showed that principal performance and SIM had a positive and significant affect to the effectivity of strategic
plan strongly.It was recommended that stakeholders should develop theroleofmodels, increasingpayattention, actively
participate inprofessional organizations, etc.

Keywords : Strategic Plan, Implementation, Principal Performance, System Information Of Management.

PENDAHULUAN

Dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber daya manusia yang terdidik dan
sumber daya manusia dalam menjalani Asian Free terlatih adalah andalan utama untuk menentukan
Trade Area (AFTA) dan Asian Free Labour Area suatu keunggulan. Keahlian profesional tenaga
(AFLA), Departemen Pendidikan Nasional kerja yang terlibat dalam proses produksi akan
melalui Direktorat Pendidikan Menengah menentukan mutu, biaya produksi dan penampilan
Kejuruan telah memberikan arahan yang jelas kualitas akhir produksi industri sekaligus menjadi
bagi pembangunan sumber daya manusia di masa faktor penentu daya saing produk industri
yang akan datang sesuai dengan ketentuan GBHN tersebut.
1993 yang menitik beratkan pada pembangunan Peningkatan kualitas pendidikan sekolah
ekonomi dan pembangunan sumber daya manusia tersebut dapat dilakukan dengan berbagai macam
melalui pendidikan dan Undang-undang No. 20 cara (Hoy & Miskel, 2008), salah satunya dengan
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. meningkatkan kualitas perencanaan stratejik
Pendidikan merupakan pilar dan alat pendidikan di sekolah (Sa’ud & Makmun, 2005;
utamapembangunan sumber daya manusia, secara Bryson, 2004; Fidler, 2002).
jelas berperan membentuk peserta didik menjadi Berdasarkan berbagai hasil penelitian,
aset bangsa yang diharapkan menjadi manusia terdapat hubungan yang positif antara
produktif untuk menghasilkan dan menciptakan perencanaan stratejik pendidikan dengan kualitas
produk unggulan Industri Indonesia dalam pendidikan (Bryson, 2004; Fidler, 2002; Center
menghadapi pasar global. for Studies in Education and Development, 1980).

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.1 April 2017 130


Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa daya yang belum terpecahkan dengan baik, (2)
kualitas pendidikan di sekolah tidak bisa terlepas kebijakan-kebijakan umum untuk implementasi
dari kualitas perencanaan stratejik yang dimiliki rencana belum diformulasikan dengan sistematis,
oleh sekolah. (3) dukungan dari masyarakat akademisi,
Sekolah harus memiliki sebuah rencana pengambil keputusan politik, dan praktisi
stratejik atau renstra yang mapan.Melalui renstra pendidikan seringkali esoteric
yang telah didasarkan pada analisis situasi internal (diketahui/dipahami oleh orang-orang tertentu
di dalam organisasi itu sendiri maupun situasi saja).
eksternal yang mereposisi setiap unsur-unsur Implementasi rencana stratejik juga sangat
diluar organisasi yang berpengaruh terhadap ditentukan oleh kemampuan kepemimpinan
keberlangsungan organisasi, diharapkan madrasah kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai tenaga
akan dapat berkembang dengan baik dan dapat kependidikan yang melakukan kegiatan
mencapai tujuannya (Alkhafaji : 2003). kepemimpinan sekolah memiliki peran besar
Perencanaan stratejik juga diharapkan dapat dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah.
mendorong sekolah untuk menyusun langkah- Certo (1995, hal. 111)menyatakan bahwa
langkah dalam rangka mencapai tujuan stratejik, “Formulation calls on the best analytical and
serta secara terus-menerus memantau pelaksanaan technical skill that an executive or executive team
rencana itu, dan secara teratur melakukan can muster, while implementation draws more
pengkajian sera perbaikan untuk menjaga agar heavily on leadership and administrative skills of
perencanaan yang dibuat tetap relevan terhadap a person or team”
berbagai kondisi yang terus berkembang. Untuk mampu merumuskan perencanaan
Tidak cukup dengan rencana stratejik yang stratejik dengan kualitas yang baik, diperlukan
diformulasikan saja, akan tetapi rencana stratejik variabel-variabel kunci (Sa’ud & Makmun, 2005;
tersebut harus benar-benar efektif dalam Bryson, 2004; Fidler, 2002; Courtney, 2002).
implementasinya. Courtney (2002, hal. 211) Beberapa variabel kunci tersebut antara lain:
mengemukakan bahwa: kepemimpinan, kemampuan ekonomi organisasi,
creating strategic plan is not enough, sosial, kebijakan, politik, dan sistem informasi
developing effective programs, project, manajemen.
action plans, budgets, and Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
implementations processes,willbring life telah dilakukan terhadap beberapa kepala
to the strategies and create real value for sekolah, terdapat dua variabel kunci penting
the organization (or community) and its dalam efektifitas implementasi rencana stratejik
stakeholders sekolah, yaitu kinerja manajerial kepala sekolah
dan pemanfaatan sistem informasi manajemen
Tantangan terbesar saat ini bagi organisasi sekolah. Hal ini sejalan dengan konsep yang
bukanlah bagaimana memformulasikan strategi, diajukan oleh beberapa ahli bahwa efektifitas
namun bagaimana mengimplementasikan strategi. implementasi rencana stratejik di sekolah
Banyak organisasi mengalami kegagalan dalam dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah
kinerja karena mereka gagal dalam dan data-informasi yang tersimpan dalam sistem
mengimplementasikan strateginya ke dalam informasi manajemen sekolah (Sa’ud &
tindakan. Rencana stratejik tidak cukup hanya Makmun, 2005; Bryson, 2004; Fidler, 2002;
diformulasikan saja dan memformulasikan Courtney, 2002; dan Davis, 1974).
rencana stratejik akan lebih mudah ketimbang Secara garis besar, rencana stratejik
mengaplikasikannya dalam tindakan nyata secara merupakan suatu rencana yang ditujukan untuk
efektif (Alkhafaji : 2003). Sebagaimana meningkatkan mutu organisasi. Biasanya rencana
diungkapkan oleh Certo (1995; 111) bahwa “The stratejik disusun berdasarkan berbagai hasil
success of an organization depends on how analisis lingkungan internal dan eksternal
effectively it implements strategies” yakni organisasi. Selain itu, rencana stratejik juga
keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung didikung oleh kecenderungan-kecenderungan
pada keefektifan dari implementasi manajemen yang mungkin terjadi di masa depan. Hal ini
stratejik di organisasi tersebut. sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Porter
Sejalan dengan pernyataan tersebut, Sa’ud (2011) yang menyatakan bahwa rencana stratejik
dan Makmun dalam bukunya (2005, hal. 181) yang disusun oleh organisasi tidak bisa terlepas
mengungkapkan bahwa langkah tersulit dari suatu dari analisis lingkungan internal dan eksternal.
proses perencanaan pendidikan adalah Lebih dalam lagi, Bryson (2004, hal. 46)
implementasi. Hal ini disebabkan antara lain mendefinisikan “Linking the pattern of purposes,
karena (1) adanya masalah pembagian sumber policies, programs, resources allocations,

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.1 April 2017 131


decisions, and actions that define what an dapat menyiapkan perubahan secara proaktif
organization is, what it does, and why it does dalam menghadapi lingkungan perubahan dalam
it”.Rencana stratejik sebagai serangkaian konsep, lingkungan organisasi yang semakin kompleks
prosedur, dan strategi yang disusun oleh para dan perkembangan yang sangat cepat dalam era
pemimpin organisasi untuk menjelaskan identitas informasi dan globalisasi.
organisasi, menjelaskan alasan mengapa Rencana stratejik dapat berfungsi sebagai
organisasi tersebut berdiri, dan mencapai tujuan- fasilitator sekolah untuk melibatkan semua
tujuan yang dimiliki oleh organisasi tersebut.Hal personel sekolah dalam hal komunikasi dan
ini bermakna bahwa rencana stratejik merupakan partisipasi. Hal ini sejalan dengan apa yang
salah satu alat bagi organisasi untuk mencapai dikatakan oleh Fidler (2002, hal.52) yang
tujuan organisasi berdasarkan keadaan organisasi menyatakan bahwa komunikasi dan partisipasi
saat ini. setiap personel di sekolah dapat meningkatkan
Meskipun rencana stratejik biasanya kualitas pengambilan keputusan yang akan
digunakan oleh organisasi-organisasi yang berujung pada pencapaian sekolah.
berorientasi pada keuntungan (profit oriented), Rencana stratejik dapat meningkatkan
rencana stratejik juga dapat digunakan oleh kualitas keputusan yang akan diambil. Menurut
organisasi pendidikan (Burby, 2003; Poister, Nutt (2002), sebagian kegagalan pengambilan
2003; Nelson dan French, 2002). keputusan yang dialami oleh organisasi
Dalam organisasi pendidikan, khususnya disebabkan oleh buruknya proses pengambilan
sekolah, Fidler (2002) menyatakan bahwa rencana keputusan itu sendiri. Rencana stratejik dapat
stratejik sekolah biasanya ditujukan untuk membantu para pengambil keputusan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas menentukan langkah apa yang seharusnya dan
institusi yang memilikinya. Hal ini bermakna tidak seharusnya diambil oleh sekolah.
bahwa rencana stratejik, sebagai salah satu alat Rencana stratejik sekolah dapat
pencapaian tujuan pendidikan, ditujukan untuk meningkatkan keadaan sistem sosial menjadi lebih
meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar baik (Bryson, 2004, hal. 12). Rencana stratejik
di dalam kelas. Akan tetapi, peningkatan kualitas sekolah disusun berdasarkan analisis kebutuhan
kegiatan belajar mengajar bukanhanya menjadi yang ada dalam kehidupan sosial. Secara logika,
tujuan rencana stratejik. Rencana stratejik juga jika sekolah memiliki rencana stratejik yang baik,
ditujukan untuk meningkatkan pencapaian sekolah maka sekolah tersebut pun dapat meningkatkan
(school achievement) tersebut dalam konteks level kualitas kehidupan sosial melalui outcome dan
institusi supaya memiliki kemampuan untuk 11 output yang dihasilkan.
menghadapi perubahan yang selalu dinamis Keuntungan tersebut – peningkatan keadaan
(Alkhafaji, 2003). sistem sosial melalui rencana stratejik – sejalan
Berdasarkan beberapa pengertian yang dengan yang dikatakan oleh Sa’ud dan Makmun
diajukan oleh para ahli tersebut, penelitian ini (2005) yang menyatakan bahwa rencana stratejik
mendefinisikan rencana stratejik sebagai salah dalam tataran implementasi dapat meningkatkan
satu cara yang digunakan oleh berbagai organisasi komunikasi baik secara vertikal maupun
pendidikan untuk dapat meningkatkan kualitas horisontal antar unit kerja.
internal (sustainability) dan kualitas eksternal Implementasi merupakan tahap yang sangat
(competitiveness). Selain itu, rencana stratejik menentukan dalam proses kebijakan. Hal tersebut
juga terdiri dari berbagai langkah penting – mulai sesuai dengan pernyataan Edwards III (1984, hlm.
dari formulasi, implementasi, monitoring, dan 1) bahwa tanpa implementasi yang efektif maka
evaluasi rencana stratejik. Secara khusus, keputusan pembuat kebijakan tidak akan berhasil
penelitian ini menekankan pada dilaksanakan. Sebagaimana yang dikatakan oleh
efektifitasimplementasi rencana stratejik. Alkhafazi (2003, hlm. 191) bahwa“... the
Sebagai suatu alat yang digunakan untuk formulation of strategy is not finished when
mencapai tujuan pendidikan, rencana stratejik implementation begins.” tantangan terbesar saat
memiliki beberapa manfaat. Terkait dengan ini bagi organisasi bukanlah bagaimana
manfaat yang ditawarkan oleh rencana stratejik, memformulasikan strategi, namun bagaimana
terdapat beberapa rasional yang mendasari mengimplementasikan strategi, karena banyak
pentingnya rencana stratejik dalam konteks organisasi akan gagal dalam kinerja karena
administrasi pendidikan. mereka gagal dalam mengimplementasikan
Rencana stratejik merupakan salah satu alat strateginya ke dalam tindakan. Hal tersebut juga
bagi organisasi untuk mampu berpikir, bertindak, dikemukakan oleh Certo,Ottensmeyer,dan Peter
dan belajar secara strategis (Bryson, 2004, (1995, hlm. 111) bahwa keberhasilansuatu
hal.1).organisasi yang memiliki rencana stratejik organisasitergantung padaseberapa efektif

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.1 April 2017 132


pelaksanaanstrategi. Implementasi kebijakan mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi
adalah aktivitas yang terlihat setelah dikeluarkan dan mengevaluasi seluruh kegiatan sekolah, yang
pengarahan yang sah dari suatu kebijakan yang meliputi bidang proses belajar mengajar,
meliputi upaya mengelola input untuk administrasi kantor, administrasi siswa,
menghasilkan output atau outcomes bagi administrasi pegawai, administrasi perlengkapan,
masyarakat. administrasi keuangan, administrasi perpustakaan,
Dari penjelasan tersebut, dapat dimengerti dan administrasi hubungan masyarakat
bahwa implementasi rencana stratejik adalah (Burhanudin, 1994. hal. 29).
merupakan manifestasi tindakan dari suatu Oleh sebab itu, dalam rangka mencapai
penyusunan rencana stratejik. Implementasi tujuan organisasional, kepala sekolah pada
rencana yang juga disebut dengan implementasi dasarnya mempunyai tugas dan tanggung jawab
stratejik sebenarnya merupakan proses di mana untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian,
manajemen atau pimpinan suatu organisasi penggerakan, dan pengawasan terhadap seluruh
menerjemahkan strategi dan kebijakan ke dalam sumber daya yang ada dan kegiatan-kegiatan yang
tindakan melalui pengembangan berbagai dilakukan di sekolahnya.
program dengan dukungan anggaran dan Deskripsi tugas dan tanggung kepala
penetapan prosedur yang diperlukan untuk sekolah dapat dilihat dari dua fungsi, yaitu kepala
merealisasikan berbagai strategi dan kebijakan sekolah sebagai administrator dan sebagai
yang telah ditetapkan tersebut. supervisor (Purwanto, 1998. Hal. 106). Kepala
Implementasi stratejik juga merupakan sekolah sebagai administrator di sekolah
pernyataan serangkaian kegiatan atau langkah mempunyai tugas dan tanggung jawab atas
yang diperlukan untuk mencapai atau seluruh proses manajerial yang mencakup
menyelesaikan rencana satu per satu dan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
mewujudkan strategi tersebut ke dalam tindakan pengawasan terhadap seluruh bidang garapan
nyata. Oleh karena itu, kunci utama dari yang menjadi tanggung jawab sekolah. Bidang
perencanaan stratejik ini adalah pada rencana garapan manajemen tersebut dapat meliputi
dalam bentuk program, prosedur dan anggaran ke bidang personalia, siswa, tata usaha, kurikulum,
dalam praktek nyata (real action)atau keuangan, sarana dan prasarana, hubungan
implementasinya. sekolah dan masyarakat serta unit penunjang
Dalam Kamus Indonesia karya Badudu lainnya. Sedangkan, kepala sekolah sebagai
(1994) disebutkan bahwa kinerja sepadan dengan supervisor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan
kata kecakapan, dan kepandaian yang disebut pelayanan terhadap peningkatan kemampuan
dengan skill. Sedangkan, manajerial merupakan profesionalisme guru dalam rangka mencapai
kata sifat yang berhubungan dengan proses pembelajaran yang berkualitas.
kepemimpinan dan pengelolaan. Dalam banyak Untuk dapat melakukan tugas dan tanggung
kepustakaan, kata manajerial sering disebut jawab tersebut, kepala sekolah perlu memiliki
sebagai asal kata dari management yang berarti berbagai kemampuan yang diperlukan. Menurut
melatih kuda atau secara harfiah diartikan sebagai Katz sebagaimana dikutip oleh Danim (2002, hal.
to handle yang berarti mengurus, menangani, atau 134) bahwa kemampuan manajerial itu meliputi
mengendalikan. Sedangkan, management technical skill (kemampuan teknik), human skill
merupakan kata benda yang dapat berarti (kemampuan hubungan kemanusiaan), dan
pengelolaan, tata pimpinan atau ketatalaksanaan conceptual skill (kemampuan konseptual).
(Silalahi, 2002. hal. 135). Kemampuan teknik adalah kemampuan
Manajemen merupakan suatu proses yang berhubungan erat dengan penggunaan alat-
pengelolaan sumber daya yang ada mempunyai alat, prosedur, metode dan teknik dalam suatu
empat fungsi yaitu perencanaan, aktivitas manajemen secara benar (working with
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. things). Sedangkan, kemampuan hubungan
Hal ini sesuai dengan pendapat Terry dalam kemanusiaan merupakan kemampuan untuk
Sutopo yang menyatakan bahwa fungsi menciptakan dan membina hubungan baik,
manajemen mencakup kegiatan perencanaan, memahami dan mendorong orang lain sehingga
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan mereka bekerja secara suka rela, tiada paksaan
yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang dan lebih produktif (working with people).
telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber Kemampuan konseptual adalah kemampuan
daya manusia dan sumber daya lainnya (Sutopo, mental untuk mengkoordinasikan, dan
1999. hal. 14). memadukan semua kepentingan serta kegiatan
Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah organisasi. Dengan kata lain, kemampuan
adalah merencanakan, mengorganisasikan, konseptual ini terkait dengan kemampuan untuk

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.1 April 2017 133


membuat konsep (working with ideas) tentang memberikan motivasi, maupun melakukan
berbagai hal dalam lembaga yang dipimpinnya. evaluasi.
Seiring denganperubahanparadigma
Informasi memiliki peranan yang penting
desentralisasipendidikandan otonomisasi
dalam implementasi rencana stratejik karena
sekolah/sekolah dengan diberlakukannya suatu
dengan memiliki informasi, rencana stratejik akan
model manajemen school based management,
didasarkan pada data. Hal ini sejalan dengan yang
maka kepala sekolah sebagai top manajemen di
disampaikan oleh Davenport (2011, hal.23) yang
sekolah mempunyai kedudukan yang sangat
menyatakan “Organizations are competing on
penting dan strategis. Bahkan menurut hasil studi
analytics not just because they can – business
dari Lipham dalam Wahjosumidjo (1999, hal. 4)
today is awash in data and information – but also
disebutkan bahwa keberhasilan suatu
because they should”.
sekolahsangat ditentukan oleh kemampuan kepala
Beberapa kepala sekolah hanya
sekolah dalam mengelola dan memimpin
mendasarkan implementasi rencana stratejik pada
lembaganya.
intuisinya tanpa melibatkan informasi. Hal ini
Dalam kaitannya dengan pengembangan
senada dengan apa yang disampaikan oleh Bryson
personalia di sekolah, menurut Wiles sebagaimana
(2004, hal. 14) yang menyatakan “Many
ditulis oleh Sahertian (2000, hal. 18) bahwa ada
organizations—particularly small nonprofit
sejumlah keterampilan yang perlu dimiliki oleh
organizations—may prefer to rely on the intuition
seorang pemimpin pendidikan yaitu keterampilan
and vision of gifted leaders instead of on formal
dalam memimpin, menjalin hubungan kerja
strategic planning processes”.
dengan sesama, menguasai kelompok,
Untuk memiliki rencana stratejik yang
mengelola administrasi personalia, dan
berkualitas, kepala sekolah sebaiknya memiliki
keterampilan dalam penilaian.
informasi yang cukup tentang keadaan lingkungan
Selain itu, seorang kepala sekolah dalam
internal dan eksternal sekolah. Hal ini ditujukan
melaksanakan tugasnya hendaknya mempunyai
supaya rencana stratejik yang disusun didasarkan
tiga kecerdasan, yaitu kecerdasan pesonal,
pada kenyataan terkini. Hal ini sejalan dengan
kecerdasan profesional, dan kecerdasan
yang disampaikan oleh Bryson (2004, hal. 6) yang
manajerial (Rosyada, 2004. hal. 239).
menyatakan bahwa informasi terkini dapat
Kecerdasan personal adalah kemampuan,
meningkatkan kualitas implementasi rencana
skil dan keterampilan untuk melakukan hubungan
stratejik. Informasi yang diperlukan dalam
sosial dalam konteks tata hubungan profesional
implementasi rencana stratejik harus relevan. Hal
maupun sosial. Sedangkan, kecerdasan
ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh
professional merupakan kecerdasan yang
Bryson (2004. Hal 9) yang menyatakan bahwa
diperoleh melalui pendidikan yang berupa
relevansi informasi sangat dibutuhkan untuk
keahlian tertentu di bidangnya. Adapun
mengimplementasikan rencana stratejik.
kecerdasan manajerial adalah kecerdasan yang
Kualitas rencana stratejik ditentukan oleh
berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
informasi yang mendukung implementasi rencana
kerjasama dengan mengerjakan sesuatu melalui
stratejik. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan
orang lain, baik kemampuan mencipta, membuat
oleh Neilson, Martin, dan Powers (2011, hal. 159)
perencanaan, pengorganisasian, komunikasi,
bahwa tanpa informasi yang baik, implementasi
rencana stratejik akan menjadi tidak akurat.

HASIL PENELITIAN

Dari hasil uji normalitas variabel Kinerja homogenitas variabel Kinerja Manajerial Kepala
Manajerial Kepala Sekolah (X1), Pemanfataan Sekolah (X1), Pemanfataan Sistem Informasi
Sistem Informasi Manajemen (X2), dan Manajemen (X2), dan Implementasi Renstra (Y)
Implementasi Renstra (Y) semuanya berdistribusi menunjukan hasil bahwa semua data tidak
normal dimana nilai probabilitas atau signifikansi homogen dimana nilai probabilitas atau
(α) lebih dari 0,05. Maka dari itu, untuk signifikansi (α) kurang dari 0,05. Kondisi ini
perhitungan korelasi variabel, peneliti dimungkinkan terjadi karena antara kepala
menggunakan statistik parametrik melalui uji sekolah, wakil kepala sekolah, dan ketua program
Spearman untuk mengetahui signifikansi ketiga studi memiliki persepsi yang berbeda terhadap
variabel tersebut. Sedangkan hasil uji masing-masing variabel.

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.1 April 2017 134


Tabel 1
Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis
Pengaruh Koefisien Nilai Persamaan Koefisien Variabel
Sig.
Variabel Korelasi (R) Regresi Determinasi Lain
X1 → Y 0,821 Ŷ = 19,230+ 0,745X1 0,000 67,4 %. 32,6%
X2 → Y 0,882 Ŷ = 32,404+ 0,644X2 0,000 77,8%, 22,2%
X1 & X2 → Y 0, 800 Y = 23,929 + 0,246 X1 + 0,478 X2 0,000 80 % 20%

Tabel di atas merupakan besaran kurang dari 0,05 yakni 0,000 menunjukkan
signifikansi pengaruh antara variabel X1, X2, dan korelasi yang signifikan dan positif antara kedua
Y. Signifikansi pengaruh variabel kinerja variabel tersebut. Efektifitas implementasi
manajerial kepala sekolah (X1) terhadap renstra (Y) pada SMK Jurusan Teknologi
efektifitas implementasi renstra (Y) adalah Komputer Jaringan Di Kabupaten Bandung
sebesar 0,000. Dengan hasil perhitungan Ŷ = dipengaruhi oleh pemanfataatan SIM sekolah
19,230 + 0,745X1 dan signifikansi pengaruh (X2) sebesar 77,8%.
pada variabel ini besarnya lebih kecil dari 0,05. Adapun pengaruh secara simultan variabel
Maka dapat diartikan bahwa pengaruh kinerja kinerja manajerial kepala sekolah (X1) dan
manajerial kepala sekolah terhadap efektifitas pemanfataatan SIM sekolah (X2) terhadap
implementasi renstra berdasarkan persepsi kepala efektifitas implementasi renstra (Y) pada SMK
sekolah, wakasek kurikulum, wakasek sapras, Jurusan Teknologi Komputer Jaringan Di
wakasek hubin, wakasek kesiswaan dan kepala Kabupaten Bandung dapat ditunjukkan melalui
program memiliki pengaruh yang signifikan dan persamaan Y = 23,929 + 0,246 X1 + 0,478 X2
positif sebesar 67,4% pengaruh kinerja dimana nilai signifikansinya adalah kurang dari
manajerial kepala sekolah terhadap efektifitas 0,05, artinya variabel tersebut memiliki korelasi
implementasi renstra pada SMK Jurusan positif. pengaruh kinerja manajerial kepala
Teknologi Komputer Jaringan Di Kabupaten sekolah dan pemanfataatan SIM sekolah
Bandung terhadap efektifitas implementasi renstra secara
Berbeda halnya dengan pengaruh pada bersama-sama adalah sebesar 80% sedangkan
variabel pemanfataatan SIM sekolah (X2) selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain. Korelasi
terhadap efektifitas implementasi renstra (Y). antar variabel tersebut tampak pada gambar
Korelasi yang ditunjukkan dengan perhitungan Ŷ berikut ini.
= 32,404 + 0,644X2, dengan nilai signifikansi

Kinerja
Manajerial € 20%
Kepala 67,4%
Sekolah (X1)

80%
Efektifitas
Implementasi
77,2% Renstra (Y)

Pemanfaata
n SIM
Sekolah (X2)

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan terdapat rencana stratejik. Demikian pula sebaliknya,


hubungan positif yang signifkan antara kinerja semakin negatif kinerja manajerial kepala sekolah,
manajerial kepala sekolah dengan efektifitas akan diiringi dengan menurunnya efektifitas
implementasi rencana stratejik. Hal ini implementasi rencana stratejik. Oleh sebab itu,
memberikan pengertian bahwa semakin positif dalam rangka mencapai tujuan organisasional,
kinerja manajerial kepala sekolah, akan diiringi kepala sekolah pada dasarnya mempunyai tugas
dengan meningkatnya efektifitas implementasi dan tanggung jawab untuk melakukan

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.1 April 2017 135


perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh
pengawasan terhadap seluruh sumber daya yang Bryson (2004. hal. 6) yang menyatakan bahwa
ada dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di informasi terkini dapat meningkatkan kualitas
sekolahnya. Perencanaan (Planning), merupakan implementasi rencana stratejik. Dengan adanya
keseluruhan proses pemikiran dan penentuan pemanfataan sistem informasi manajemen
secara matang tentang hal-hal yang akan sekolah, organisasi pendidikan akan merasakan
dikerjakan di masa yang akan datang dalam beberapa manfaat seperti : tersedianya sistem
rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Di pengeloaan data dan informasi pendidikan,
dalam perencanaan ini dirumuskan dan ditetapkan terintegrasinya data dan informasi pendidikan
seluruh aktivitas lembaga yang menyangkut apa untuk mendukung proses pengambilan keputusan
yang harus dikerjakan, mengapa dikerjakan, di dan tersedianya data dan informasi pendidikan
mana dikerjakan, kapan akan dikerjakan, siapa yang lengkap bagi seluruh stakeholders yang
yang mengerjakan dan bagaimana hal tersebut bergabung dalam bidang pendidikan.
dikerjakan. Sistem informasi manajemen sekolah
Pengorganisasian merupakan salah satu digunakan sebagai alat bantu pengambil
fungsi manajemen yang perlu mendapatkan keputusan dan oleh pihak lain yang tergabung
perhatian dari kepala sekolah. Fungsi ini perlu dalam inter-organizational information system,
dilakukan untuk mewujudkan struktur organisasi sehingga organisasi pendidikan dapat berinteraksi
sekolah, uraian tugas tiap bidang, wewenang dan dengan pihak berkepentingan (stakeholders).
tanggung jawab menjadi lebih jelas, dan Hasil penelitian menunjukkan terdapat
penentuan sumber daya manusia dan materil yang hubungan positif yang signifikan antara kinerja
diperlukan. Penggerakan (actuating) pada manajerial kepala sekolah dan pemanfaatan sistem
dasarnya berkaitan erat dengan unsur manusia informasi manajemen sekolah secara bersama-
sehingga keberhasilannya juga ditentukan oleh sama terhadap efektifitas implementasi rencana
kemampuan kepala sekolah dalam berhubungan stratejik. Hal ini memberikan pengertian bahwa
dengan para guru dan karyawannya. Oleh semakin positif baik kinerja manajerial kepala
sebab itu, diperlukan kemampuan kepala sekolah dan pemanfaatan sistem informasi
sekolah dalam berkomunikasi, daya kreasi serta manajemen sekolah maka semakin tinggi pula
inisiatif yang tinggi dan mampu mendorong efektifitas implementasi rencana stratejik.
semangat dari para guru/ karyawannya. Sebaliknya semakin negatif kinerja manajerial
Pengawasan (controlling) dilakukan untuk kepala sekolah dan pemanfaatan sistem informasi
mengumpulkan data tentang penyelenggaraan manajemen sekolah maka semakin rendah pula
kerja sama antara guru, kepala sekolah, konselor, efektifitas implementasi rencana stratejik.
supervisor, dan petugas sekolah lainnya dalam Keberhasilan suatu sekolah sangat ditentukan oleh
institusi satuan pendidikan. Oleh sebab itu, kemampuan kepala sekolah dalam mengelola dan
kegiatan pengawasan itu dimaksudkan untuk memimpin lembaganya.
mencegah penyimpangan dalam pelaksanaan Dalam kaitannya dengan pengembangan
pekerjaan, menilai proses dan hasil kegiatan dan personalia di sekolah, menurut Wiles sebagaimana
sekaligus melakukan tindakan perbaikan. ditulis oleh Sahertian (2000, hal. 18) bahwa ada
Hasil penelitian menunjukkan terdapat sejumlah keterampilan yang perlu dimiliki oleh
hubungan positif yang signifkan antara seorang pemimpin pendidikan yaitu keterampilan
pemanfaatan sistem informasi manajemen sekolah dalam memimpin, menjalin hubungan kerja
dengan efektifitas implementasi rencana stratejik. dengan sesama, menguasai kelompok,
Hal ini memberikan pengertian bahwa semakin mengelola administrasi personalia, dan
positif pemanfaatan sistem informasi manajemen keterampilan dalam penilaian.
sekolah, akan diiringi dengan meningkatnya Selain itu, seorang kepala sekolah dalam
implementasi rencana stratejik. Demikian pula melaksanakan tugasnya hendaknya mempunyai
sebaliknya, semakin negatif pemanfaatan sistem tiga kecerdasan, yaitu kecerdasan pesonal,
informasi manajemen sekolah, akan diiringi kecerdasan profesional, dan kecerdasan
dengan menurunnya implementasi rencana manajerial (Rosyada, 2004, hal. 239).
stratejik. Hal ini sesuai dengan teori yang terdapat Kecerdasan personal adalah kemampuan,
dalam bab II yang mengatakan untuk memiliki skil dan keterampilan untuk melakukan hubungan
rencana stratejik yang berkualitas, kepala sekolah sosial dalam konteks tata hubungan profesional
sebaiknya memiliki informasi yang cukup tentang maupun sosial. Sedangkan, kecerdasan
keadaan lingkungan internal dan eksternal professional merupakan kecerdasan yang
sekolah. Hal ini ditujukan supaya rencana stratejik diperoleh melalui pendidikan yang berupa
yang disusun didasarkan pada kenyataan terkini. keahlian tertentu di bidangnya. Adapun

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.1 April 2017 136


kecerdasan manajerial adalah kecerdasan yang apabila pengelola pendidikan menyusun sistem
berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan informasi manajemen sekolah dalam satu tahun
kerjasama dengan mengerjakan sesuatu melalui pelajaran sehingga dapat meningkatkan
orang lain, baik kemampuan mencipta, membuat kelancaran aliran informasi dalam lembaga
perencanaan, pengorganisasian, komunikasi, pendidikan, kontrol kualitas dan menciptakan
memberikan motivasi, maupun melakukan aliansi atau kerja sama dengan pihak lain.
evaluasi. Selain berdasarkan pada keadaan
Menyusun rencana kegiatan dalam program sebenarnya, penyusunan sistem informasi
pembangunan pendidikan diperlukan kepekaan manajemen sekolah akan dirasakan manfaatnya
dari pengelola pendidikan untuk melihat oleh masyarakat bila dalam proses pengolahannya
permasalahan- permasalahan dalam pendidikan juga memperhatikan kebutuhan dan aspirasi yang
seperti mutu pendidikan, mutu penyelenggara ada di masyarakat sehingga kegiatan
pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan dan pembangunan pendidikan juga akan menyentuh
permasalahan mengenai anak putus sekolah. kebutuhan dan perkembangan yang ada di
Pengelola pendidikan akan mampu masyarakat. Untuk itu ketersediaan data dan
membuat perencanaan pembangunan pendidikan informasi yang akurat dan tepat waktu merupakan
yang strategis jika didasari pada keadaan yang salah satu kunci utama dalam pembangunan
sebenarnya di lapangan sehingga kegiatan pendidikan.
pembangunan pendidikan akan tepat sasaran

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dapat diketahui dari indikator-indikator kinerja


dari hasil pengolahan dan analisis data dalam manajerial kepala sekolah yaitu: (1) tingkat
penelitian yang berjudul “Pengaruh Kinerja partisipasi personel sekolah mencapai skor tinggi,
Manajerial Kepala Sekolah dan Pemanfaatan (2) indikator motivasi dalam menunjukkan kinerja
Sistem Informasi Manajemen Sekolah terhadap yang tinggi memiliki skor tinggi. (3) pengambilan
Efektifitas Implementasi Rencana Stratejik pada keputusan terhadap kepentingan organisasi
Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten memiliki skor tinggi, dan (4) tingkat kerjasama
Bandung”, maka penulis mengambil simpulan antar personel sekolah juga memiliki skor rata-
dengan merujuk pada rumusan masalah yang telah rata tinggi. Hal Ini berarti bahwa personel Sekolah
diajukan pada penelitian ini, yang dapat dijelaskan Menengah Kejuruan Jurusan Teknologi Komputer
sebagai berikut. Jaringan di Kabupaten Bandung telah
Efektifitas implementasi rencana stratejik menunjukkan sikap yang sesuai dengan indikator-
pada Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan indikator kinerja manajerial kepala sekolah.
Teknologi Komputer Jaringan di Kabupaten Pemanfaatan sistem informasi manajemen
Bandung secara keseluruhan berada pada kategori pada Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan
tinggi. Hal ini dapat diketahui dari indikator- Teknologi Komputer Jaringan di Kabupaten
indikator efektifitas implementasi renstra yaitu: Bandung secara keseluruhan berada pada kategori
(1) pengembangan program pada ketepatan dalam tinggi. Hal ini dapat diketahui dari indikator-
penyelesaian program-program sekolah memiliki indikator sistem informasi manajemen yaitu: (1)
skor tertinggi, (2) pengembangan prosedur, information availability atau ketersediaan
terutama dalam hal adanya penanggung jawab informasi memiliki skor tertinggi, (2) information
pada setiap program sekolah memiliki skor relevancy dalam hal kesesuaian dan ketepatan
tertinggi, dan (3) pengembangan anggaran. informasi memiliki skor tertinggi, (3) information
terutama dalam hal terdapat laporan keuangan completeness terutama dalam kelengkapan dan
pada setiap pelaksanaan program kegiatan, yang informasi terperinci memiliki skor tertinggi, (4)
artinya adanya pertanggungjawaban terhadap information accuracy dalam hal informasi sebagai
setiap penggunaan dana memiliki skor tertinggi. bahan pengambilan keputusan tidak terdistorsi
Hal ini berarti bahwa Sekolah Menengah oleh kepentingan lain mencapai skor tertinggi. Hal
Kejuruan Jurusan Teknologi Komputer Jaringan ini berarti bahwa Sekolah Menengah Kejuruan
di Kabupaten Bandung telah efektif dalam Jurusan Teknologi Komputer Jaringan di
implementasi rencana stratejiknya. Kabupaten Bandung telah memanfaatkan sistem
Kinerja Manajerial Kepala Sekolah pada informasi yang sesuai dengan indikator-indikator
Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Teknologi pemanfaatan sistem informasi manajemen
Komputer Jaringan di Kabupaten Bandung sekolah.
keseluruhan berada pada kategori tinggi. Hal ini

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.1 April 2017 137


Terdapat pengaruh positif yang signifikan rencana stratejik), namun implementasi rencana
antara kinerja manajerial kepala sekolah dengan stratejik tidak semata-mata dipengaruhi oleh
efektifitas implementasi rencana stratejik. Hal ini kedua variabel tersebut, tetapi masih ada lagi
memberikan pengertian bahwa semakin positif faktor-faktor lain yang mempengaruhinya namun
kinerja manajerial kepala sekolah, akan diiringi tidak menjadi fokus dalam penelitian ini. Untuk
dengan meningkatnya efektifitas implementasi dapat mewujudkan sekolah yang efektif, seluruh
rencana stratejik. Demikian pula sebaliknya, personil sekolah khususnya kepala sekolah
semakin negatif kinerja manajerial kepala sekolah, sebagai pemimpin harus bisa menjalankan fungsi
akan diiringi dengan menurunnya efektifitas sekolah dengan efektif, sesuai dengan visi, misi,
implementasi rencana stratejik. Oleh karena itu dan tujuan sekolah yang telah ditetapkan. Salah
hipotesis yang menyatakan “Terdapat pengaruh satu fungsinya adalah pelayanan administrasi
yang signifikan antara kinerja manajerial kepala yang erat kaitannya dengan sistem informasi
sekolah dengan efektifitas implementasi rencana manajemen sekolah. Untuk dapat mengatur dan
stratejik” dapat diterima. mengkoordinir pengelolaan data mengenai ruang
Terdapat pengaruh positif yang signifikan lingkup administrasi sekolah diperlukan suatu
antara pemanfaatan sistem informasi manajemen sistem informasi manajemen sekolah yang
dengan efektifitas implementasi rencana stratejik. menyediakan informasi yang akurat, lengkap,
Hal ini memberikan pengertian bahwa semakin cepat dan tepat. Hal ini sangat berperan besar
positif pemanfaatan sistem informasi manajemen, dalam proses pengambilan keputusan yang
akan diiringi dengan meningkatnya efektifitas nantinya akan dijadikan suatu kebijakan sekolah.
implementasi rencana stratejik. Demikian pula Sistem informasi manajemen sekolah dalam
sebaliknya, semakin negatif pemanfaatan sistem pelaksanaannya sangat membantu dalam
informasi manajemen, akan diiringi dengan meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja para
menurunnya efektifitas implementasi rencana guru dan staff tata usaha dalam menyelesaikan
stratejik. Oleh karena itu hipotesis yang pekerjaan sehari-hari khususnya dalam
menyatakan “Terdapat pengaruh yang signifikan melaksanakan aktivitas layanan data dan
antara pemanfaatan sistem informasi manajemen informasi administrasi sekolah dengan cara
dengan efektifitas implementasi rencana stratejik” mengumpulkan, mengolah, menyimpan,
dapat diterima. menyebarkan dan memanfaatkan data dan
Terdapat pengaruh positif yang signifikan informasi yang akurat, tepat waktu, relevan dan
antara kinerja manajerial kepala sekolah dan lengkap untuk pencapaian tujuan pendidikan yang
pemanfaatan sistem informasi manajemen sekolah efektif serta meningkatkan kualitas dan perbaikan
secara bersama-sama terhadap efektifitas status pendidikan.
implementasi rencana stratejik. Hal ini Agar Informasi yang dihasilkan oleh sistem
memberikan pengertian bahwa semakin positif informasi dapat berguna bagi manajemen, maka
kinerja manajerial kepala sekolah dan analisis sistem harus mengetahui kebutuhan-
pemanfaatan sistem informasi manajemen kebutuhan informasi yang dibutuhkan, yaitu
sekolah, akan diiringi dengan meningkatnya dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk
efektifitas implementasi rencana stratejik. masing-masing tingkat (level) manajemen dan
Demikian pula sebaliknya, semakin negatif tipe keputusan yang diambilnya. Sangat terlihat
kinerja manajerial kepala sekolah dan bahwa tujuan dibentuknya sistem informasi
pemanfaatan sistem informasi manajemen manajemen sekolah adalah agar organisasi
sekolah, akan diiringi dengan menurunnya memiliki informasi yang bermanfaat dalam
efektifitas implementasi rencana stratejik. pembuatan keputusan manajemen, baik yang
Walaupun diakui bahwa ada hubungan yang menyangkut keputusan-keputusan rutin, maupun
positif dari kedua variabel bebas secara bersama- keputusan yang strategis.
sama terhadap variabel terikat (implementasi

DAFTAR PUSTAKA

Alkhafaji, A.F. (2003). Strategic Management: Edition). New Jersey : John Wiley and
Formulation, Implementation, and Control Sons, Inc.
in a Dynamic Environment. London: The
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu
Haworth Press.
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Allison, M.and Kaye, J. (2005). Strategic
Azhar, A. et.al. (2012). “The Role of Leadership
Planning for Nonprofit Organizations : A
in Strategy Formulation and
Practical Guide and Workbook (Second

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.1 April 2017 138


Implementation”. International Journal of Trends in Demand, Gaps, and Supply.
Management and Organizational Studies. 1, Washington D.C: World Bank.
(2), 32-38.
Distel, D. dan Myers, D. (2002). Leadership and
Badudu, J.S. (1994). Kamus Bahasa Indonesia. Strategic Planning: Keys to Success in a
Jakarta Changing Environment. Makalah pada
Annual Quality Congress, Ohio.
Bagja B. (2007). Hubungan Prilaku
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Eacott, S. (2008). Strategy in Educational
Pelatihan Guru Terhadap Kinerja Leadership: In Search of Unity”. Journal of
Mengajar Guru.Tesis. Bandung: Tidak Educational Administration. 46, (3), hal.
diterbitkan 353-375.
Bryson, J. M. (2004). Strategic Planning for Echols, J.M. dan Shadily, H.(1997). Kamus
Public and Non Profit Organizations: A Inggris-Indonesia: An English-Indonesian
Guide to Strengthening and Sustaining Dictionary, Jakarta: Penerbit PT. Gramedia,
Organizational Achievement (Third h. 530.
Edition). San Francisco: Jossey-Bass
Enomoto, E.K. dan Conley, S. (2007). Harnessing
Publishing Co.
Technology for School Accountability: A
Burby, R.J. (2003). Making Plans that Matter: Case Study of Implementing a Management
Citizen Involvement and Government Actio. Information System. Planning and
Journal of the American Planning Changing. 38, (4), hal. 164-180.
Association. 69. (1), hal. 33-49.
Fidler, B. (1989). Strategic Management: Where
Burhanuddin, 1994., Analisis Administrasi, is the School Going?. dalam Effective Local
Mmanajemen dan Kepemimpinan Management of Schools: A Strategic
Pendidikan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, Approach. Harlow: Longman
hal. 29.
Fidler, B. (1996). Strategic Planning for School
Certo, S.C., Ottensmeyer, E. dan Peter, J.P. Improvement. London: Pitman.
(1995). Strategic Management: Concepts
Fidler, B. (2002). Strategic Management for
and Applications. London: McGraw-Hill.
School Development. London: SAGE
Chomzanah, N. dan Atingtedjasutisna 91
(1990), Publications.
Dasar-Dasar Manajemen., Bandung:
Fleming, J. dan Kleinhenz, E. (2007). Towards a
Penerbit Armico, hal. 56.
Moving School: Developing a Professional
Courtney, R. (2002). Strategic Management for Learning and Performance Culture.
Voluntary non Profit Organizations. Victoria: Acer Press.
London: Routledge.
Galliers, R.D. dan Leidner, D.E. (2003). Strategic
Creswell, J.W. (2008). Educational Research: Information Management (Third Edition).
Planning, Conducting, and Evaluating Singapore: Butterworth-Heinemann.
Quantitative and Qualitative Research.
Hasibuan, M.S.P.(2001). Manajemen: Dasar,
New Jersey: Prenctice Hall.
Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi
Danim, S.(2002). Inovasi Pendidikan: Dalam Aksara. hal. 3.
Upaya Peningkatan Profesionalisme
Hoy, W.K. dan Miskel, C.G. (2008). Educational
Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustaka
Administration: Theory, Research, and
Setia, hal. 133.
Practice (Eight Edition). New York: Mc
Davis, R.G. (1974). With a View to the Future: Graw Hill.
Tracing Broad Trends and Planning dalam
Hunger, J.D. dan Wheelen, T.L. (2012). Strategic
Planning Education for Development:
Management and Bussiness Policy: Toward
Issues and Problems in the Planning of
Global Sustainability (13th Edition). New
Education in Developing Countries
York: Pearson.
(Volume I). Cambridge: Harvard University
Press. Jogiyanto, H.M. (2005). Analisa dan Desain
Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
de Gropello, E., Kruse, A., dan Tandon, P. (2011).
Skills for the Labor Market in Indonesia:

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.1 April 2017 139


Komariah, A. dan Triatna, C. (2006). Visionary Purwanto, N. (1998). Administrasi dan Supervisi
Leadership: Menuju Sekolah Efektif. Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Jakarta: Bumi Aksara. Rosdakarya, hal. 107.
Kotter, J.P. (2011). “Leading Change,” dalam Renfro, J.L. and Boucher,W. (1984). Futures
HBR’S 10 Must Reads: The Essentials. Researches and The Strategic Planning
Boston: Harvard Business Review Press. Process. Washington: ASHE
Lazaruth, S.(1994). Kepala Sekolah dan Riduwan. (2007). Pengantar Statistika untuk
Tanggung Jawabnya. Yogyakarta: Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi,
Penerbit Kanisius, hal. 4. dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Light, P.C. (1998). Sustaining Innovation: Sa’ud, U. dan Makmun, A.S. (2005).
Creating Nonprofit and Government Perencanaan Pendidikan: Suatu
Organizations That Innovate Naturally. San Pendekatan Komprehensif. Bandung: PT
Francisco: Jossey-Bass. Remaja Rosdakarya.
Lodico, M.G., Spaulding, D.T., dan Voegtle, K.H. Siagian,S. P.(1992). Fungsi-Fungsi Manajerial
(2006). Methods in Educational Research: Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, hal.50.
From Theory to Practice. San Fransisco:
Silahahi, U.(2002), Studi tentang Ilmu
JosseyBass.
Administrasi: Konsep, Teori, dan Dimensi.
Mankins, M.C. dan Steele, R. (2011). Turning Bandung: Sinar Baru Algensindo, hal. 135.
Great Strategy into Great Performance,”
Simerson, B.K. (2011). Strategic Planning: A
dalam HBR’S 10 Must Reads: On Strategy.
Practical Guide to Strategy Formulation
Boston: Harvard Business Review Press.
and Execution. Oxford: Praeger.
McMillan, J.H., dan Schumacher, S. (2001).
Singarimbun, M. (2002). Metode Penelitian
Research in Education: A Conceptual
Survei, (5), Jakarta: LP3ES.
Introduction. New York: Longman.
Stephen R. Robbins, (2003). Perilaku Organisasi
Mulyasa, (2002). Manajemen Berbasis Sekolah:
Jilid I, Terjemahan Tim Indeks, Jakarta: PT.
Konsep, Strategi dan Implementasi.
Ineks Kelompok Gramedia, hal. 5.
Bandung: PT. RajaGrafindo Persada, hal.
11. Sudjana, (2004), Manajemen Program
Pendidikan: untuk Pendidikan Nonformal
Neilson, G.L., Martin, K.L., dan Powers, E.
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia,
(2011). The Secrets to Successful Strategy
Bandung : Falah Production.
Execution, dalam HBR’S 10 Must Reads:
On Strategy. Boston: Harvard Business Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif,
Review Press. Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Nelson, A.C. dan French, S.P. (2002). Plan Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif,
Quality and Mitigating Damage from Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Natural Disaster”. Journal of the American Sutopo, (1999). Administrasi, Manajemen dan
Planning Association. 68. (2), hal. 194-208. Organisasi. Jakarta: Lembaga Administrasi
Nutt, P.C. (2002). Why Decisions Fail. San Negara, hal. 14.
Fransisco: Berrett-Kohler. Tampubolon, M.(2002). Manajemen Strategis.
O’Brien, J.A. dan Marakas, G.M. (2011). USU Digital Library. hal.1-24.
Management Information Systems. New Yogaswara, A. (2010). Kontribusi Manajerial
York: McGraw-Hill. Kepala Sekolah dan Sistem Informasi
Oz, E. (2009). Management Information System Kepegawaian terhadap Kinerja Mengajar
(Sixth Edition). Pennsylvania: Thomson. Guru. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 11
No. 2
Poister, T.H. (2003). Measuring Performance in
Public and Non Profit Organizations. San Yuwono, et.al. (2006). Petunjuk Praktis
Fransisco: Jossey-Bass. Penyusunan Balanced Scorecard: Menuju
Organisasi yang Berfokus pada Strategi.
Porter, M.E. (2011). What is Strategy?, dalam
Gramedia, Jakarta.
HBR’S 10 Must Reads: The Essentials.
Boston: Harvard Business Review Press.

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIV No.1 April 2017 140

Anda mungkin juga menyukai