PENDAHULUAN
Saat ini, boleh dikata, tak ada lagi kekhalifahan Islam di seluruh dunia.
Beberapa dinasti atau pemerintahan Islam telah lama runtuh. Sebut saja Dinasti
Umayyah, Fatimiyah, Abbasiyah, dan Utsmaniyah atau Turki Usmani yang lebih
dikenal dengan Ottoman. Padahal, pada masa kekhalifahan itu, dunia Islam
mengalami puncak keemasannya. Saat itu, ajaran Islam telah menyebar dari Timur
Tengah ke Afrika, Eropa, Asia, dan Australia. Bahkan, yang paling mencolok adalah
Sementara itu, salah satu dinasti lainnya yang berkuasa di Mesir, yakni
Fatimiyah, juga pernah berjaya di bumi Firaun itu. Dinasti ini mengalami masa
kembali. Hal itu dikemukakan oleh pemimpin Libya, Muammad Qadhafi yang telah
meninggal dunia. Dalam pernyataannya yang dikutip CNN, edisi Oktober 2009 silam,
Qadhafi optimis, kemunculan dinasti yang pernah berkuasa selama lebih dari 262
tahun segera terwujud dan mampu membendung kekuatan Barat. Tentu saat ini yang
1
2
kehidupan para penganut agama Islam, tak terkecuali pada aspek pendidikan. Dalam
kaitan ini seluruh pakar sependapat bahwa dasar pendidikan Islam adalah tauhid.
Melalui dasar tauhid ini, H. M. Quraish Shihab merumuskan hal-hal sebagai berikut:
2. Kesatuan ilmu. Tidak ada pemisahan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu
umum, karena semuanya bersumber dari satu sumber yaitu Allah swt.
4. Kesatuan agama. Agama yang dibawa oleh para nabi kesemuanya bersumber
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang paling ideal, karena kita hanya
berwawasan kehidupan secara utuh dan multi dimensional. Tidak hanya berorientasi
untuk membuat dunia menjadi sejahtera dan gegap gempita, tetapi juga mengajarkan
bahwa dunia sebagai ladang, sekaligus sebagai ujian untuk dapat lebih baik di akhirat.
1
Pupuh Fathurrohman, M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman
Konsep Umum dan Konsep Islami (Cet. I; Bandung: PT. Refika Aditama, 2007), hal.121
3
terkandung dalam visi, misi, tujuan, program kegiatan maupun pada praktik
pelaksanaan kependidikannya.2
Jika pendidikan Islam selam ini dianggap kurang berhasil dalam menggarap
sikap dan perilaku keberagamaan peserta didik serta membangun moral dan etika
bangsa, maka persolan tersebut bisa dilihat kembali bagaimana sejarah pendidikan
Islam pada masa Rasulullah sampai kepada orang yang melanjutkan perjuangan yang
sangat mulia ini. Karena dari sini dapat dilihat penyebab keberhasilan dan kegagalan
Andalusia, Afrika Utara, Pulau Silsilia dan Mesir serta daerah kekuasaan
2
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Ed. 1-2; Jakarta: PT
RajaGrafindo, 2007), h. V
3
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik (Cet. III; Jakarta: Putra Grafika, 2007), h. V.
4
Hal ini perlu diketahui oleh umat Islam sehingga umat Islam tahu tentang jasa
leluhur mereka pada masa lalu dan tidak merasa rendah diri serta tidak mempunyai
pandangan bahwa hanya bangsa Barat saja yang pernah maju. Paling tidak punya
pandangan bahwa kemajuan Eropa hari ini pada hakikatnya tidak dapat melepaskan
diri dari khazanah peradaban dan intelektual dunia Islam. Selanjutnya dapat
mengambil I’tibar bagaimana umat Islam masa lalu dapat melahirkan ilmuwan-
B. Rumusan masalah
berikut:
BAB II
PEMBAHASAN
hari. Dengan adanya perselisihan tersebut, disintegrasi tidak dapat dielakkan lagi.
Diantara Dinasti itu adalah Dinasti Aghlabiyah yang berbangsa Arab. Dinasti
ini tidak sepenuhnya merdeka dari Baghdad. Dinasti selanjutnya adalah Ayyubiyah
yang berbangsa Kurdi. Sedangkan yang mengaku sebagai khilafah adalah Dinasti
Fatimiyah di Mesir. Kekuasaan ketiga Dinasti ini meliputi Afrika Utara dan Mesir.
Kehadiran ketiga Dinasti ini telah membawa pencerahan bagi Islam. Untuk
1. Daulah Murabbitun
tahun dengan enam orang penguasa, yaitu Abubakar bin Umar, Yusuf bin
Tasyfin, Ali bin Yusuf, Tasyfin bin Ali, Ibrahim bin Tasyfin, dan Ishak bin
Ali.
yang tadinya ada yang menganut paham Khawarij, Syi’ah, Sunni dan
Sufi.
4
Ibid., h. 129
7
mengadakan asimilasi
2. Daulah Muwahhidun
Murabbitun, Abdullah bin tumart seorang sufi masjid kordova melihat sepak
agama Islam, yang menurut pahamnya tidak mengikuti sunnah Rasul. Ia juga
tauhid). 5
semarak lagi. Tercatat para cendikiawan muslim yang terkenal adalah Ibn
Bajjah, ia seorang ahli filsafat dan musik.6 Selain itu ada Ibn Tufayl, seorang
dokter istana Muwahhidun pada masa Abu Ya’kub Yusuf. Cendikiawan yang
lebih terkenal adalah Averrous (Ibn Rusyd). Ia adalah seorang filosof, dokter,
5
Hamka, Sejarah Umat Islam, (Jakarta: NV. Nusantara, 1961), h. 109
6
M. Natsir Arsyad, Ilmuwan Muslim Sepanjang Masa, (Bandung: Mizan, 1989), h. 202-203
9
3. Daulah Ayyubiyah
tahun 1239 M sebagai pusat pengajaran empat madzhab hukum dalam sebuah
7
H. Zaenal Abidin Ahmad, Sejarah Islam dan Ummatnya (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h.
241.
10
Syria.9
atas Palestina, Acre (Okka), Nablus, Caesaria, Jaffa, Ascolon dan Beirut.
8
Musyrifah Sunanto.Op.Cit., h. 148
9
Ibid., h. 149
11
Sunnah.
di bukit Muqattam.
tanah yang tidak bisa diteluduri secara jelas. Gerakan ini merupakan cabang dari
Syi’ah Ismailiyyah, yang mengakui enam imam pertama Syi’ah Imamiyah namun
berselisih mengenai imam yang ke tujuh. Abu Abdullah, seorang penganjur gerakan
ini muncul pada akhir abad IX di antara suku Barbar Kutama di Tunisia sekitar tahun
893. Menjelang tahun 909 ia sudah memperoleh banyak dukungan sehingga mampu
mengusir dinasti Aghlabi dari ibu kota mereka dan menjadi penguasa. Abu Abdullah
Utara bergabung dengan mereka dan menempatkananya di bekas ibu kota Aghlabi. Ia
diakui sebagai Imam Al-Mahdi pada bulan Januari 910 M dan menjabat sebagai Amir
al-Mu’minin.10
imamah yang berlaku dalam Mazhab Syiah. Seorang khalifah lebih banyak
mempunyai otoritas penuh. Sang khalifah, selain bertindak sebagai kepala negara, dia
Ismailiyah Fatimiyah, konsep tentang imam gaib memosisikan fungsi yuridis dan
mereka dinyatakan sebagai wakil atau dai atas nama para imam aktual. Para ulama
dan para dai yang berfungsi sebagai imam memberikan kepemimpinan religius yang
sistem parlementer dengan mengangkat para wazir atau menteri. Tiap-tiap menteri
Departemen kedua membawahi urusan sipil yang terkait dengan peradilan, lembaga
13
masing-masing departemen.
masa Fatimiyah adalah Ya’kub Ibn Killis yang berhasil membangun akademi
keilmuan dan melahirkan ahli fisika bernama al Tamimi dan juga seorang ahli sejarah
yaitu Muhammad ibn Yusuf al Kindi dan seorang ahli sastra yang muncul pada masa
lembaga keilmuan yang bernama Dar al Hikmah, sebagai pusat studi pada tingkat
pendidikan. Bangunan ini mulai didirikan pada masa al Aziz dan diselesaikan oleh al
Hakim.
1. Ubaidillah Al-Mahdi
1. Mendirikan ibu kota baru yaitu Kairo, membina satu Universitas Islam
Palestina, Syria, dan Hijaz. Hal ini dicapai pada masa pemerintahan Muiz
berbagai macam ilmu. Hal ini tercapai pada masa pemerintahan Aziz
Menurut para pakar sejarah Islam, Daulat Abbasiyah telah berjasa dalam
memajukan umat Islam. Hal ini ditandai dengan kemajuan di bidang ilmu
Daulat Abbasiyah, yaitu berdirinya kota Baghdad yang megah, kota yang didirikan
atas prakarsa raja-raja dinasti ini. Menurut Philip K. Hitti, kota Bahgdad merupakan
15
kota terindah yang dialiri sungai dan benteng-benteng yang kuat serta pertahanan
negerinya, karena setelah khalifah Harun Ar-Rasyid, daerah kekuasan dinasti ini
mulai goyah, baik daerah yang ada di bagian barat maupun yang ada di bagian timur
Baghdad. Di bagian timur, menurut J.J. Saunder berdiri dinasti-dinasti kecil yaitu
1. Dinasti Thahiriyah
Dinasti ini didirikan oleh Thahir Ibn Husain, seorang yang berasal dari
Gubernur di Mesir pada tahun 205 H., kemudian dipercaya pula untuk
Gubernur.13
11
Philip K. Hitti, History of the Arabs.( London: The Macmillan Press LTD, 1974), h. 632
12
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 143
13
Ibid., h. 145-146
16
Para ahli sejarah mengakui bahwa pada zaman Thahiri, dinasti ini
ilmu pengetahuan dunia Islam. Kota Naisabur berhasil bangkit menjadi salah
satu pusat perkembangan ilmu dan kebudayaan di Timur. Pada masa itu,
perkembangan seterusnya.
2. Dinasti Saffariah
Ya’kub ibn Al-Laits. Dinasti ini lebih singkat jika dibandingkan dengan
cukup luas dan megah. Ya’kub mendapat simpati dari pemerintah Sijistan
pada waktu itu karena dinilai memiliki kesopanan dan keberanian. Oleh
para pembangkang dalam waktu yang relatif singkat. Ia juga menguasai kota
17
dan Irak Ahwaz. Faktor inilah sehingga dikatakan wilayah Dinasti Saffariah
sangat luas.
3. Dinasti Samaniyah
Phirgana, Shash, dan Harat yang ada di bawah pemerintahan Thahiriyah saat
itu. Akan tetapi ternyata, selain mempunyai hasrat untuk menguasai wilayah
mendapat simpati warga Persia, Iran. Awalnya simpati mereka itu hanya di
Khurasan.15
masyarakat Iran pada waktu itu yang ingin memerdekakan diri terlepas dari
Baghdad. Oleh karena itu, tegaknya Dinasti ini bisa jadi merupakan
14
Dedi Supriyadi, Op. Cit., h. 148
15
Ibid., h. 150.
18
manifestasi dari hasrat masyarakat Iran pada waktu itu. Adapun pelopor yang
dalam filsafat dan ilmu pengetahuan pada dinasti ini yaitu Ibn Sina, yang pada
waktu itu pernah menjadi menteri. Dinasti ini juga mampu meningkatkan taraf
hidup dan perekonomian masyarakat. Hal ini diakibatkan adanya hungan yang
baik antara kepala-kepala daerah dan pemerintah pusat, yaitu dinati dari banai
Abbas.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dinasti baru.
3. Sebagian besar dinasti kecil yang tumbuh di Timur adalah keturunan Parsi.
baru, yaitu kebangkitan kembali nasionalisme dan kejayaan bangsa Iran lam.
utama. Dan juga terkenal sebagai kota ilmu pengetahuan di seluruh dunia.