Anda di halaman 1dari 4

KEGIATAN PROGRAM GIZI DI PUSKEMAS

Program Perbaikan Gizi Masyarakat adalah salah satu program pokok Puskesmas yaitu
program kegiatan yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi
Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A,
Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga/Masyarakat.
Kegiatan-kegiatan program ini ada yang dilakukan harian, bulanan, smesteran (6 bulan sekali)
dan tahun ( setahun sekali) serta beberapa kegiatan investigasi dan intervensi yang dilakukan
setiap saat jika ditemukan masalah gizi misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk. Kegiatan
program Perbaikan Gizi Masyarakat dapat dilakukan dalam maupun di luar gedung Puskesmas.

Kegiatan Program Gizi Harian


Kegiatan program gizi yang dilakukan harian adalah

1. Peningkatan pemberian ASI Eksklusif adalah Pemberian ASI tampa makanan dan
minuman lain pada bayi berumur nol sampai dengan 6 bulan

2. Pemberian MP-ASI anak umur 6- 24 bulan adalah pemberian makanan pendamping ASI
pada anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari.

3. Pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil adalah pemberian tablet besi (90 tablet)
selama masa kehamilan.

4. Pemberian PMT pemulihan pada Keluarga Miskin adalah balita keluarga miskin yang
ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi di wilayah puskesmas

5. Kegiatan investigasi dan intervensi yang dilakukan setai saat jika ditemukan masalah
gizi misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk.

Kegiatan Program Gizi Bulanan


Kegiatan Progrogram Giai Bulanan yang dilakukan bulanan adalah

1. Pemantauan Pertumbuhan Berat Badan Balita ( Penimbangan Balita) adalah pengukuran


berat badan balita untuk mengetahui pola pertumbuhan dan perkembangan berat badan
balita.

2. Kegiatan konseling gizi dalam rangka peningkatan pendidikan gizi dan Perberdayaan
Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.

Kegiatan yang dilakukan setiap smester ( 6 bulan sekali) adalah Pemberian Kapsul Vitamin A
(Dosis 200.000 SI) pada balita adalah pemberian kaspusl vitamin A dosis tinggi kepada bayi
dan anak balita secara periodik yaitu untuk bayi diberikan setahun sekali pada bulan Februari
dan Agustus dan untuk anak balita enam bulan sekali dan secara serentak dalam bulan Februari
dan Agustus
Kegiatan Program Gizi Tahunan
Kegiatan yang dilakukan setiap tahun ( setahun sekali adalah)

1. Pemantauan Status Gizi balita

2. Pemantaun konsumsi gizi

3. Pemantauan penggunaan garam beryodium

Pelaksana program Gizi di Puskesmas dilakukan oleh tenaga gizi berpendidikan D1 (Asisten
Ahli Gizi) dan DIII (Ahli Madya Gizi) serta S1/D4 Gizi (Sarjana Gizi) yang khusus
dipersiapkan atau mahir dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat atau sebagai tenaga
profesinal di bidang gizi. Pelaksana Program Gizi dapat juga dilakukan oleh tenaga kesehatan
lain yang telah dilatih dalam pelaksanaan program gizi puskesmas.

Jenis Pelatihan Tenaga Gizi


Beberapa jenis pelatihan bagi petugas gizi puskesmas adalah

1. Pelatihan konseling ASI

2. Pelatihan Pemantauan Pertumbuhan Balita

3. Pelatihan Konseling MP-ASI

4. Pelatihan Tatalaksana Gizi Buruk

5. Pelatihan pengelolaan Program Gizi Puskesmas

6. Dan beberapa pelatihan gizi lainnya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
petugas dalam melaksanakan program gizi di masyarakat.

Pedoman Program Gizi


Pedoman-pedoman yang harus dimiliki oleh seorang petugas gizi Puskesmas adalah

1. Buku Surveilans Gizi

2. Buku Pegangan Kader Posyandu

3. Buku Manajemen pemberian Vitamin A

4. Buku Manajemen Pemberian Tablet Fe


5. Buku Pedoman Pemberian ASI

6. Buku Pedoman MP-ASI

7. Buku Pedoman Pemberian Garam Beryodium

8. Buku Standar Pemantauan Pertumbuhan Berat Badan Balita

9. Buku Pengelolaan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (ASI untuk usia 6-24 bulan.

Buku-buku pedoman ini telah dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI, juga telah
dikembangkan oleh Dinas Kesehatan Propinsi bahkan agar lebih operasional buku-buku
tersebut telah juga dikembangkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Pengawasan, evaluasi dan bimbingan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota biasanya dilakukan
dalam bentuk sebagai berikut :

1. Kunjungan Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten/kota untuk melakukan supervisi atau


bimbingan tehnis program gizi pada setiap tahunnya.

2. Umpan balik Laporan (feedbeck) laporan cakupan selama setahun dari Dinas Kesehatan
kabupaten /kota dari laporan rekapitulasi puskesmas yang dikirm setiap bulan di Dinas
Kabupaten/kota.

3. Pertemuan monitoring dan evaluasi program gzi ditingkat Kabupaten /kota.

Beberapa Output dari program Gizi masyarakat yang dilaksanakan di Puskesmas diperoleh dari
buku register (pencatatan) setiap kegiatan yang kemudian dibuatkan laporan per posyandu
atau setiap unit pelayanan gizi, direkapitulasi menjadi perdesa dan selanjutnya dikirim ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/kota dalam bentuk laporan bulanan, smester dan tahunan. Setiap laporan
dapat memberikan gambaran tempat, waktu, person (sasaran).
Jumlah sasaran (person) biasanya dibuat atau telah disepakati/ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
kabupaten/kota atau sumber yang telah ada di Puskesmas sebagai hasil dari pendataan sasaran
program.

Output Program Gizi


Beberapa Output dari Program Gizi adalah

1. Jumlah anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin yang mendapat MP-ASI

2. Jumlah Balita yang memiliki KMS, jumlah balita yang ditimbang, Naik Berat Badannya
termasuk juga Balita dengen Berat Badan dibawah Garis Merah (BGM) pada KMS

3. Jumlah Balita mendapatkan Kapsul Vitamin A

4. Jumlah Balita mendapatkan tablet F3 dengan 90 tablet selama kehamilan.


5. Gambaran Status Gizi Balita

6. Gambaran Konsumsi Gizi

7. Gambaran penggunaan Garam Beryodium

8. Laporan hasil Investigas dan Intervensi Gizi buruk. Dan beberapa laporan lainnya.

Demikian Program Gizi Masyarakat di Puskesmas yang fungsi utama pelaksanannya adalah
mempersiapkan, memelihara dan mempertahakan agar setiap orang —- terutama kelompok
rawan ibu hamil, bayi, ibu menyusui, anak balita ——– mempunyai status gizi baik, dapat hidup
sehat dan produktif. Fungsi ini dapat terwujud kalau setiap petugas dalam melaksanakan
program gizi dilakukan dengan baik dan benar sesuai komponen-komponen yang harus ada
dalam program perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai