Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMERIKSAAN REFLEKS

DI SUSUN
OLEH :

ENDANG ASTUTI
142 2017 0023

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena dengan


segala rahmat dan petunjuknya sehingga makalah ini bisa terselesaikan.
Makalah ini dibuat semata- semata untuk memenuhi tugas yang diberikan.
Makalah ini berisikan tentang Gerak Refleks Fisiologis Tubuh pada manusia.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna namun
setidaknya saya telah berusaha menyajikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat bermanfaat bagi
yang membacanya. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih.

MAKASSAR, 27 OKTOBER 2015

PENULIS
DAFTAR ISI

Kata Pengantar BAB I Pendahuluan

I.1

Latar Belakang I.2 Rumusan Masalah I.3 Tujuan

BAB II Konsep Teori


II.1 Pengertian Refleks Lengkung Refleks

BAB III Pembahasan

III.1 Refleks

Fisiologis……………………………………………………

….. III.2 Dasar Pemeriksaan Refleks

…………………………………………… III.3 Jenis-Jenis

Refleks Fisiologis …………………………………………

BAB IV Penutup
IV.1
Kesimpulan………………………………………………………
……… IV.2 Saran

Daftar Pustaka

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gerak tubuh dapat dibedakan menjadi dua yaitu gerak yang


disadari dan gerak yang tidak disadari. . Otak memberi arahan yang
mengatur urutan aktifitas medulla untuk memulai gerakan bila
diperlukan, mengarahkan tubuh ke depan selama terjadi percepatan,
untuk mengubah gerakan dari berjalan menjadi melompat bila
diperlukan, dan terus-menerus mengawasi dan mengatur
keseimbangan. Semua hal ini dilakukan melalui sinyal analitis dan
parintah yang dibangkitkan di dalam otak. Tetapi hal ini juga
memerlukan banyak sirkuit neuronal pada medulla spinalis yang
merupakan objek perintah. Sirkuit ini mengadakan semua kendali
langsung pada otot tetapi dalam peran yang sedikit. Kegiatan sistem
saraf pusat ditampilkan dalam bentuk kegiatan reflex. Dengan
adanya kegiatan reflex dimungkinkan terjadinya hubungan kerja
yang baik dan tepat antara berbagai organ yang terdapat dalam tubuh
manusia dan hubungan dengan keadaan sekelilingnya.

Pada gerak yang disadari impuls melalui jalan panjang yaitu


dari reseptor ke saraf sensorik, di bawa ke otak untuk selanjutnya
diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak berupa tanggapan,
di bawa oleh saraf motorik sebagai perintah yang harus dilaksanakan
oleh efektor. Karena sesuatu dan lain hal, sering terjadi rangsangan
yang melalui saraf sensorik tidak sampai di olah di otak. Namun
melalui jalan terpendek untuk segera sampai ke efektor. Peristiwa
ini disebut refleks. Gerak yang ditimbulkan oleh peristiwa refleks
disebut gerak refleks. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan
tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa
memerlukan control dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan yang
terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih
dahulu. Contohnya gerak refleks misalnya berkedip, bersin atau
batuk.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan refleks fisiologis ?


2. Bagaimana cara pemeriksaan refleks fisiologis ?
3. Apa saja jenis-jenis refleks fisiologis ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa pengertian dari refleks fisiologis.


2. Untuk mengetahui cara pemeriksaan refleks fisiologis.
3. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis refleks fisiologis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Refleks

Refleks adalah jawaban terhadap suatu perangsangan. Gerakan yang


timbul disebut gerakan reflektorik. Semua gerakan reflektorik merupakan
gerakan yang bangkit untuk penyesuaian diri maupun untuk membela diri.
(Arif Muttaqin, 2011)

Refleks merupakan suatu mekanisme respons dalam usaha


melindungi tubuh atau mengelak dari rangsangan yang membahayakan
atau mencelakakan. Refleks juga merupakan respons otomatis terhadap
stimulus yang menjalar pada rute lengkung refleks. Respons yang terjadi
pada refleks berlangsung cepat dan tidak disadari oleh yang bersangkutan.
Refleks semacam ini merupakan refleks bawaan yang pusatnya di
sumsum tulang belakang. Berdasarkan reaksi yang terjadi dari suatu
refleks, dikenal ada dua macam refleks, yaitu refleks sederhana dan refleks
kompleks.
a. Refleks sederhana, bila refleks ini hanya menyertakan efektor
tunggal, misalnya kaki menginjak duri, langsung ditarik.
b. Refleks kompleks, bila refleks ini mengikutsertakan banyak efektor.
Misalnya seseorang menginjak duri maka kaki langsung diangkat
sambil berteriak kesakitan.

Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara


otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan control dari otak. Pada
gerak refleks, impuls melalui jalan pendek yaitu dimulai dari reseptor
penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensorik ke pusat saraf
kemudian diterima oleh sel saraf penghubung, tanpa di olah di dalam otak
langsung dikirim tanggapan ke saraf motorik untuk disampaikan ke
efektor yaitu otot/kelenjar.

Di samping refleks bawaan ada pula refleks yang dipelajari, yaitu


suatu reaksi tubuh karena latihan secara teratur dan terus-menerus,
sehingga kalau ada rangsangan yang sesuai dengan apa yang dilatih
tersebut reaksinya akan cepat seperti refleks.
B. Lengkung Refleks

Jarak terpendek yang dilalui impuls untuk gerak refleks disebut


lengkung refleks. Aktivitas di lengkung reflex dimulai di reseptor sensorik,
berupa potensial reseptor yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang.
Potensial reseptor membangkitkan potensial aksi yang bersifat gagal atau
tuntas disaraf aferen. Jumlah potensial aksi sebanding dengan besarnya
potensial generator. Di sistem saraf pusat terjadi respons bertahap berupa
potensial pascasinaps eksitatorik dan potensial pasca sianaps inhibitorik
yang kemudian bangkit di saraf tertaut- taut sinaps.
Respon yang kemudian bangkit di saraf eferen adalah respon yang
bersifat gagal atau tuntas. Bila potensial aksi ini mencapai efektor, akan
terbangkit lagi respons bertahap. Di efektor yang berupa otot polos,
responnya akan bergabung untuk kemudian mencetuskan potensial aksi di
otot polos. Tetapi bila efektornya berupa otot rangka, respons bertahap
tersebut selalu cukup besar untuk mencetuskan potensial aksi yang
mampu menimbulkan kontraksi otot.
Perlu ditekankan bahwa hubungan antara neuron aferen dan eferen
biasanya terdapat di susunan saraf pusat, dan aktivitas di lengkung reflex
merupakan aktivitas yang termodifikasi oleh berbagai rangsangan yang
terkumpul (konvergen) di neuron eferen. Semua lengkung refleks terdiri
dari komponen yang sama yaitu :

a. Reseptor adalah ujung distal dendrit yang menerima stimulus peka


terhadap rangsangan misalnya kulit.

b. Neuron aferen (sensorik) : melintas sepanjang neuron sensorik


sampai ke medulla spinalis yang dapat menghantarkan impuls
menuju ke susunan saraf pusat.

c. Neuron eferen (motorik) : melintas sepanjang akson neuron motorik


sampai efektor yang akan merespon impuls eferen menghantarkan
impuls ke perifer sehingga menghasilkan aksi yang khas.

d. Alat efektor : dapat berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos
kelenjar yang merespon, merupakan tempat terjadinya reaksi yang
diwakili oleh suatu serat otot atau kelenjar.
BAB III
PEMBAHASAN

1. Refleks Fisiologis

Refleks fisiologis adalah refleks regang otot (muscle stretch


reflex) yang muncul sebagai akibat rangsangan terhadap tendon atau
periosteum atau kadang-kadang terhadap tulang, sendi, fasia atau
aponeurosis. Refleks yang muncul pada orang normal disebut sebagai
refleks fisiologis.
Pemeriksaan refleks fisiologis merupakan satu kesatuan dengan
pemeriksaan neurologi lainnya, dan terutama dilakukan pada kasus-kasus
mudah lelah, sulit berjalan, kelemahan/kelumpuhan, kesemutan, nyeri otot
anggota gerak, gangguan trofi otot anggota gerak, nyeri
punggung/pinggang gangguan fungsi otonom. Interpretasi pemeriksaan
refleks fisiologis tidak hanya menentukan ada/tidaknya tapi juga
tingkatannya.

2. Dasar Pemeriksaan Refleks

a. Pemeriksaan menggunakan alat refleks hammer.


b. penderita harus berada dalam posisi rileks dan santai. Bagian tubuh
yang akan diperiksa harus dalam posisi sedemikian rupa sehingga gerakan
otot nantinya akan terjadi dapat muncul secara optimal.
c. rangsangan harus diberikan secara cepat dan langsung, pukulan keras
harus dalam batas nilai ambang, tidak perlu terlalu keras.
d. Oleh karena sifat reaksi tergantung pada tonus otot, maka otot yang
diperiksa harus dalam keadaan sedikit kontraksi.

3. Jenis-Jenis Refleks Fisiologis

a. refleks biceps (BPR) : ketukan pada jari pemeriksa yang


ditempatkan pada tendon m.biceps brachii, posisi lengan
setengah diketuk pada sendi siku. Respon : fleksi lengan pada
sendi siku.

b. refleks triceps (TPR) : ketukan pada tendon otot triceps, posisi


lengan fleksi pada sendi siku dan sedikit pronasi. Respon : ekstensi
lengan bawah pada sendi siku.

c. refleks periosto radialis : ketukan pada periosteum ujung distal


os.symmetric posisi lengan setengah fleksi dan sedikit pronasi.
Respon : fleksi lengan bawah di sendi siku dan supinasi karena
kontraksi m.brachiradialis.

d. refleks periostoulnaris : ketukan pada periosteum prosesus styloid


ilna, posisi lengan setengah fleksi dan antara pronasi supinasi.
Respon : pronasi tangan akibat kontraksi m.pronator quadrates.

e. refleks Achilles (APR) : ketukan pada tendon Achilles. Respon :


plantar fleksi longlegs karena kontraksi m.gastroenemius.
f. 6. refleks patella (KPR) : ketukan dengan tendon patella dengan
hammer.
g. Respon : plantar fleksi longlegs karena kontraksi m.quadrises
femoris.
h. refleks klonus lutut : pegangdan dorong os patella kea rah distal.
Respon : kontraksi reflektorik m.quadrisep femoris selama
stimulus berlangsung.
i. refleks klonus kaki : dorsofleksikan longlegs secara maksimal, posisi
tungkai fleksi di sendi lutut. Respon : kontraksi reflektorik otot betis
selama stimulus berlangsung.
j. reflek kornea : dengan cara menyentuhkan kapas pada limbus, hasil
positif bila mengedip (N IV & VIII)
k. reflek faring : faring digores dengan spatel, reaksi positif bila ada
reaksi muntahan (N IX & X)
l. reflek abdominal : menggoreskan dinding perut dari lateral ke
umbilicus, hasil negative pada orang tua, wanita multi para, obesitas,
hasil positif bila terdapat reaksi otot.
m. reflek kremaster : menggoreskan paha bagian dalam bawah, positif
bila skrotum sisi yang sama naik/kontriksi (L 1-2)
Salah satu Penyakit Dari Refleks yaitu

Cerebral palsy

1. Defenisi

Cerebral palsy adalah gangguan gerakan, otot, atau postur yang


disebabkan oleh cedera atau perkembangan abnormal di otak, paling
sering terjadi sebelum kelahiran. Tanda dan gejala muncul selama masa
bayi atau prasekolah. Secara umum, cerebral palsy menyebabkan
gangguan gerakan yang terkait dengan refleks berlebihan atau kekakuan,
postur tubuh yang abnormal, gerakan tak terkendali, kegoyangan saat
berjalan, atau beberapa kombinasi dari gangguan tersebut.

Orang dengan cerebral palsy sering memiliki kondisi lain yang


berkaitan dengan kelainan perkembangan otak, seperti cacat intelektual,
masalah penglihatan dan pendengaran, atau kejang. Sebuah spektrum yang
luas dari perawatan dapat membantu mengurangi efek cerebral palsy dan
meningkatkan kemampuan fungsional seseorang.

2. Penyebab

Cerebral palsy disebabkan oleh kelainan atau gangguan dalam


perkembangan otak, biasanya sebelum anak lahir. Dalam banyak kasus,
pemicu yang tepat dari kelainan ini tidak diketahui. Faktor-faktor yang
dapat menyebabkan masalah dengan perkembangan otak termasuk:

a. Mutasi pada geng yang mengontrol perkembangan otak


b. Infeksi pada ibu yang mempengaruhi janin
c. Kurangnya oksigen ke otak terkait dengan persalinan sulit
d. Bayi infeksi yang menyebabkan peradangan dalam atau di sekitar
otak
e. Trauma, seperti cedera kepala pada bayi
3. Gejala

Tanda dan gejala dapat sangat bervariasi. Gangguan gerakan dan


koordinasi yang terkait dengan cerebral palsy dapat meliputi:
a. Gangguan pada otot, yaitu terlalu kaku atau terlalu lemah
b. Kaku otot dan refleks berlebihan (kekejangan)
c. Kaku otot dengan refleks normal (kekakuan)
d. Kurangnya koordinasi otot (ataksia)
e. Getaran atau gerakan tidak sadar
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Refleks adalah jawaban terhadap suatu perangsangan. Gerakan yang


timbul disebut gerakan reflektorik. Semua gerakan reflektorik merupakan
gerakan yang bangkit untuk penyesuaian diri maupun untuk membela diri.
(Arif Muttaqin, 2011)

Refleks merupakan suatu mekanisme respons dalam usaha


melindungi tubuh atau mengelak dari rangsangan yang membahayakan atau
mencelakakan. Refleks juga merupakan respons otomatis terhadap stimulus
yang menjalar pada rute lengkung refleks. Respons yang terjadi pada refleks
berlangsung cepat dan tidak disadari oleh yang bersangkutan. Refleks
semacam ini merupakan refleks bawaan yang pusatnya di sumsum tulang
belakang.
DAFTAR PUSTAKA

Prawirphartono, Slamet dan Hidayati, Sri.2001. Sains Biologi. Jakarta: Bumi


Aksara. Sloane, Ethel.2004. Anatomi Dan Fisiologi untuk pemula.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai