Jurnal PENGELOLAAN
Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis PERIKANAN TROPIS
Journal of Tropical Fisheries Management
pengkajian potensi perikanan setiap wilayah penangkapan berdasarkan data akustik. Data yang
belum dilakukan secara menyeluruh sehingga dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder
data potensi perikanan yang tersedia belum yang diperoleh dari data riset DISHIDROS TNI
menggambarkan seluruh potensi perikanan di AL (2013) berupa: 1) data kelimpahan ikan,
Indonesia. Selain itu, data potensi perikanan 2) data potensi perikanan, 3) peta perairan Selat
wilayah masih disajikan dalam bentuk data Sunda, dan 4) posisi titik perekaman data dari
statistik sehingga belum tentu dapat dipahami oleh trek pengambilan data akustik setiap satuan jarak
semua kalangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengamatan. Survei akustik dari riset tersebut
pengkajian dan penyajian potensi perikanan suatu mengumpulkan data kelimpahan ikan pada 4
wilayah dengan mentransformasi data statistik strata kedalaman, yaitu strata 1 (4–24 m), strata 2
yang dilengkapi dengan data survei akustik ke (24–44 m), strata 3 (44–64 m), dan strata 4
dalam bentuk peta sehingga diharapkan mampu (64–84 m). Stasiun pengambilan data berjumlah
dipahami dengan mudah oleh semua kalangan. 29 stasiun pada bulan Mei, 35 stasiun pada bulan
Salah satu bentuk penyajian potensi perikanan Juni, 39 stasiun pada bulan Juli, dan 31 stasiun
wilayah dalam bentuk peta adalah dengan pada bulan Agustus dengan ESDU 6 mil laut.
melibatkan Sistem Informasi Geografis (SIG).
Penyusunan Basis Data
Pendugaan sumberdaya ikan dari data survei
akustik maupun data hasil tangkap, telah banyak Menurut Nurwadjedi (1996), basis data
dilakukan, terutama oleh para peneliti dalam merupakan kumpulan satu atau lebih file data atau
memperkirakan besarnya stok ikan yang bisa tabel yang disimpan secara terstruktur sedemikian
dimanfaatkan di suatu perairan. Hasil analisis rupa sehingga hubungan keterkaitan antara item
tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan secara yang berbeda atau kumpulan data yang berbeda
optimal sebagai sumber informasi yang bermanfaat dapat digunakan untuk tujuan manipulasi dan
bagi masyarakat. Data yang didapat dari hasil penyajian kembali (retrieval) dan secara umum
survei akustik maupun metode hasil tangkap akan melayani ketersedian data dari berbagai
dapat di manfaatkan dalam bentuk informasi pengguna. Secara garis besar, Nurwadjedi (1996)
yang bereferensi geografis dengan teknologi SIG. membagi basis data ke dalam tiga model yang
Wilayah perairan Selat Sunda memiliki keunikan dibentuk dari data spasial yaitu model basis data
tersendiri karena merupakan daerah percampuran hierarki, model basis data jaringan (network) dan
massa air dari Samudra Hindia dan Laut Jawa. model basis data relasional. Nurwadjedi (1996)
Pada perairan Selat sunda, telah banyak dilakukan menyatakan bahwa perancangan basis data
penelitian dalam menduga dan menganalisis dengan menggunakan SIG terdiri atas: 1) data
sumberdaya ikan dan potensi perikanan yang ada yang digunakan mempunyai sistem georeferensi,
di perairan tersebut. 2) dalam membangun basis data spasial perlu
diperhatikan batas-batas kesalahan yang diper-
METODOLOGI bolehkan agar topologi dapat dibangun secara
tepat, 3) menggunakan model data relasional untuk
Lokasi Penelitian
merancang basis data, 4) mendefinisikan field data
Lokasi penelitian dilakukan di perairan Selat atribut secara benar, 5) apabila dimungkinkan,
Sunda dengan data yang diolah dan dianalisis setiap field data atribut perlu dirumuskan dengan
berupa data sekunder hasil survei akustik di benar, dan 6) setiap variabel untuk kepentingan
wilayah perairan Selat Sunda. Pemrosesan data manipulasi data harus terwakili dalam basis data.
spasial dengan SIG dilakukan di Laboratorium Pengelolaan data dalam SIG harus didukung
Model dan Simulasi (Lab. MOSI), Divisi oleh fasilitas pengelolaan basis data yang dikenal
Manajemen Sumberdaya Perikanan (Div. MSPi), sebagai Data Base Management System (DBMS)
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, agar berfungsi sebagai sistem informasi. DBMS
FPIK-IPB. Pengambilan data di lapangan ini berperan penting dalam manipulasi, analisis,
dilakukan pada bulan Mei hingga Agustus 2013. dan penyajian data spasial. Nurwadjedi (1996)
Analisis data dilakukan pada bulan Januari 2015 mendefinisikan DBMS sebagai paket perangkat
hingga bulan Maret 2015. lunak untuk penyimpanan, manipulasi, dan penya-
Prosedur Pengumpulan Data jian data. Salah satu perangkat lunak yang banyak
dikenal adalah software ArcGIS. Pembuatan
Analisis fluktuasi kelimpahan dan potensi peta-peta tematik secara digital dilakukan dalam
perikanan, serta penentuan prioritas wilayah SIG. Data spasial yang didigitasi terdiri atas peta
26
Surya et al. (Spatial Distribution of Fish Abundance in Sunda Strait)
Selat Sunda, dan titik-titik koordinat posisi stasiun AL tahun 2004. Selain menyediakan fasilitas
pengambilan data akustik. manajemen data, ArcGIS juga menyediakan
fasilitas untuk analisis data termasuk untuk analisis
1. Digitasi
statistik sederhana. Hal ini akan memudahkan
Proses digitasi yang dilakukan pada penelitian
pengguna dalam menganalisis data sehingga dapat
ini adalah menggunakan metode digitasi secara
menghasailkan informasi yang bermanfaat, seperti
on-screen digitizing sehingga membutuhkan
grafik dan label dari data atribut.
scanner peta yang sudah tergeoreferensi. Proses
Pada penelitian ini, pemetaan prioritas
digitasi memegang peranan penting dalam
penangkapan disesuaikan dengan kemampuan
pemeta-an digital karena melalui tahap inilah data
tangkap nelayan tanpa membatasi atau menentukan
(kenampakan di peta/bentuk analog) dipindahkan
jenis ikan yang ditangkap. Berdasarkan kemampu-
dalam bentuk digital.
an armada tangkap nelayan, digunakan data
2. Membuat data spasial
kelimpahan ikan pada ke dalaman <50 m, yaitu
Membuat data vektor dari data raster ke-
strata 1 (4–24 m) dan strata (24–44 m). Dalam
mudian disimpan dalam bentuk shapefile (*.shp)
memetakan wilayah untuk suatu area penangkapan,
dapat dilakukan dengan ArcGIS karena sudah
nilai kelimpahan pada tiap stasiun diklasifikasikan
dilengkapi dengan fasilitas on-screen digitizing.
berdasarkan kedekatan nilai kelimpahan ikan pada
Proses ini diawali dengan mendigitasi data raster
strata 1 dan strata 2. Analisis yang digunakan
yang sudah tergeoreferensi.
untuk mengklasifikasikan stasiun-stasiun tersebut
3. Editing vektor dan atribut
adalah metode Cluster Analysis atau metode
Sering kali kita melakukan proses editing
analisis kelompok.
dalam penanganan data spasial, khususnya data
Cluster Analysis digunakan untuk mengelom-
vektor dan data atribut, baik dalam rangka updating
pokkan unit-unit statistik ke dalam kelompok-
data maupun memperbaiki data yang telah ada.
kelompok yang homogen dari sejumlah variabel
ArcGIS dilengkapi dengan sejumlah modul editing
atau karakter yang kita pelajari (Bengen 2000).
yang terdapat pada menu Edit untuk melakukan
Metode ini bersifat deskriptif di mana tidak ada
proses updating data serta memperbaiki data
satu pun variabel mempunyai peranan yang
vektor dan atribut yang telah ada.
lebih penting dari variabel lain. Cluster Analysis
Analisis Data dibentuk berdasarkan euclidien distance di antara
SIG dapat menyajikan informasi spasial lokasi-lokasi sampling, dengan rumus:
maupun nonspasial secara bersamaan (Gambar
2). SIG dapat dilakukan dengan memanfaatkan D(j,k)(h) = α1D(j,h) + α2D(k,h) + βD(j,k)
perangkat lunak, seperti ArcGIS sehingga akan
memudahkan dalam pemetaan wilayah-wilayah D(j,k) adalah distance antara nilai sam-
yang bisa dijadikan prioritas untuk penangkapan. pling unit (SU) j dan k; serta α dan β adalah nilai
Peta dasar diperoleh dari DISHIDROS TNI- koefisien tertentu dari distance tertentu.
27
Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis, Desember 2017, Volume 1 No.1
28
Surya et al. (Spatial Distribution of Fish Abundance in Sunda Strait)
di Selat Sunda. Dengan demikian, penentuan Mei, Juni, Juli, dan Agustus. Dengan kata lain,
prioritas penangkapan akan menjadi suatu hal pendugaan prioritas wilayah penangkapan akan
yang sulit jika dilakukan dengan data yang digambarkan secara kasar, namun penelitian
terbatas. Pada penelitian ini, pendugaan prioritas ini diharapkan dapat memberikan gambaran
wilayah penangkapan hanya didasarkan pada tentang fluktuasi kelimpahan ikan pada keempat
pengambilan data yang terbatas, yaitu bulan bulan pengambilan contoh tersebut. Menurut
Gambar 2 Sebaran Densitas rata-rata ikan di bulan Mei pada ke dalaman 4–84 m
Gambar 3 Sebaran Densitas rata-rata ikan di bulan Juni pada ke dalaman 4–84 m
29
Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis, Desember 2017, Volume 1 No.1
Gambar 4 Sebaran densitas rata-rata ikan di bulan Juli pada ke dalaman 4–84 m
Gambar 5 Sebaran densitas rata-rata ikan di bulan Agustus pada ke dalaman 4–84 m
hasil wawancara dengan nelayan kecil yang 250–350 m dan kedalaman jangkauan jaring hanya
beroperasi di Selat Sunda dan berada di pesisir mencapai 40–50 m. Inilah yang menyebabkan kena-
barat Jawa (PPN Pelabuhan Ratu, PPP Labuan, pa pendugaan prioritas penangkapan hanya dilihat
PPP Karangantu), diketahui bahwa kebanyakan dari kedalaman 4 m hingga kedalaman 44 m.
dari mereka menggunakan alat tangkap mini purse Klasifikasi untuk seluruh stasiun perekaman
sine dan gillnet dalam menangkap ikan. Jenis data dilakukan dengan menggunakan software
alat tangkap ini menggunakan jaring sepanjang Minitab, lalu stasiun-stasiun yang memiliki
30
Surya et al. (Spatial Distribution of Fish Abundance in Sunda Strait)
31