Anda di halaman 1dari 5

GEOTECHNICAL ENGINEERING

PONDASI BORED PILE

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Sistem Struktur Bangunan Teknik Sipil

Disusun Oleh :
Fenny Evitalia Inggriani
051.0019.00037

Dosen Pembimbing :
Ir. Indrawati Sumeru, MM.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2019
Setelah mengikuti mata kuliah Sistem Struktur Bangunan Teknik Sipil yang dibawakan oleh Ibu
Indrawati mengenai Geotechnical Engineering, saya merasa tertarik pada salah satu jenis
pondasi yaitu pondasi bored pile. Bored Pile adalah jenis pondasi dengan elemen beton bertulang
yang dimasukan ke dalam lubang bor. Pondasi ini digunakan untuk memindahkan beban berat
bangunan ke tanah atau lapisan batuan yang lebih keras. Bored Pile, dilaksanakan dengan
metode pengeboran kontinyu denga getaran rendah, dapat digunakan untuk pondasi dan
pengamanan bangunan serta untuk stabilisasi lereng.

Pada metode pelaksanaan pondasi bore pile pada umumnya dimulai dengan pengeboran atau
pembuatan lubang di permukaan tanah dengan proses pengeboran kemudian di teruskan dengan
penginstalan besi tulangan ke dalam lubang bor dan dilanjutkan dengan proses pengecoran bor
pile dengan cara yang benar dan tepat. Dan alat yang digunakan pada pembuatannya juga
berbeda, pada bored pile metode mesin mini biasa menggunakan alat yang disebut mini crane
dan ada juga alat bor pile gawangan.

Ada beragam jenis alat dan cara untuk pelaksanaan pembuatan pondasi bor pile. Yang akan saya
bahas disini adalah metode bore pile menggunakan Alat Bore Pile mesin mini crane. Dengan
menggunakan alat ini bisa dilakukan pengeboran dengan diameter 30cm sampai 60cm dengan
pilihan kedalaman 6 meter sampai 24 meter bahkan lebih. Yaitu dengan cara menggunakan wash
boring / bor basah. Pada metode Wash boring pondasi bor pile ini tentunya membutuhkan air
yang cukup banyak. Dengan tujuan untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan bor pile supaya
bisa menembus lapisan tanah pada pada kedalaman 9 meter atau lebih dalam lagi. 

Dalam bangunan gedung, jembatan, tower dan bangunan lainnya yang didirikan tentunya
membutuhkan pondasi yang kuat dan kokoh. Apabila kondisi tanah di permukaan tidak mampu
menahan beban bangunan, maka beban harus di lanjutkan ke lapisan tanah keras di bawahnya
memakai konstruksi pondasi dalam berupa tiang pancang atau bore pile.

1. PROSES PENGEBORAN BORE PILE


Pengeboran dengan sistem bor kering / dry drilling : Tanah di bor dengan menggunakan mata
bor spiral. Dengan cara memutar mata bor dan diangkat setiap interval 0,5meter. Hal ini
dilakukan berulang-ulang sampai kedalaman yang telah ditentukan.
Pengeboran dengan sistem bor basah / wash boring : Tanah di bor dengan menggunakan mata
bor cross bit yang memiliki kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/- 200 kg. Jika tanah dalam
keadaan mudah runtuh dapat diberi chasing terlebih dahulu untuk menghindari kelongsoran pada
dinding lubang hasil pengeboran. Pengikisan tanah dibantu dengan tembakan air lewat lubang
stang bor yang dihasilkan dari pompa NS-80. Hal ini menyebabkan tanah yang terkikis menjadi
lumpur dan terdorong keluar dari lubang. Setelah mencapai kedalaman sesuai rencana,
pengeboran dihentikan, sementara mata bor dibiarkan berputar tetapi beban penekanan
dihentikan dan air sirkulasi tetap mengalir terus sampai serpihan tanah terdorong keluar dari
lubang seluruhnya.
2. PEMBERSIHAN LUBANG BOR PILE
Tahap kedua adalah pembersihan lubang bor dari lumpur pekat yang dihasilkan dari proses
pengeboran. Pembersihan harus dilakukan dengan alat pembersih khusus yang
dinamakan cleaning bucket dengan ukuran yang sesuai dengan diameter lubang bor. Sebelum
dan sesudah melakukan pembersihan harus dilakukan pengukuran dasar lubang bor
menggunakan alat ukur dengan tujuan untuk memastikan lubang bor sudah bersih.
3. PEMASANGAN BESI TULANGAN DAN PIPA TREMI BOR PILE
Tahap ketiga adalah pemasangan besi beton dan pipa tremi untuk pengecoran. Pipa tremi adalah
pipa dengan ukuran 4 inc yang berfungsi untuk menghantar adukan beton sampai ke dasar
pengeboran dan memisahkan antara adukan beton dan sisa air keruh yang tersisa. 
Proses selanjtnya yaitu mengangkat kerangka baja tulangan yang telah di instal dengan bantuan
diesel dan power winch dalam posisi tegak lurus terhadap lubang bor dan diturunkan dengan
hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan dengan lubang bor.
Baja tulangan yang telah dimasukan dalam lubang bor ditahan dengan potongan tulangan
melintang lubang bor ( lihat pd gambar diatas ). Bila kebutuhan baja tulangan lebih dari 12 meter
bisa dilakukan penyambungan dengan diikat dengan kawat beton dengan panjang overlap 50-
60cm. 

4. PENGUKURAN KEMBALI KEDALAMAN BORE PILE


Setelah proses pemasangan besi tulangan selesai maka harus dilakukan pengukuran kembali
kedalaman lubang pengeboran. Apabila dalam pengukuran terjadi kedalaman lubang bor kurang
bila dibandingkan dengan kedalaman pada saat proses pembersihan selesai, maka besi tulangan
yang sudah terpasang harus dikeluarkan kembali dan dilakukan pembersihan ulang. Setelah
semua sudah benar dan lancar maka pada tahap selanjutnya dilanjutkan dengan pengecoran.

5. PENGECORAN BORE PILE
Pada tahap pelaksanaan yang keempat adalah cara pengecoran bore pile yang benar, yaitu :

 Pada proses pengecoran, hal pertama yang harus dilakukan adalah memisahkan lumpur
limbah pengeboran dengan cara maka menggunakan plastik yang sudah berisi adukan beton dan
diikat dengan kawat beton dan digantungkan didalam bagian pipa tremi. 
 Setelah proses yang pertama tadi selesai maka selanjutnya beton ditampung didalam
corong tremi dan ditahan oleh bola plastik yang berisi adukan beton, setelah bola kantong plastik
cukup terisi penuh kemudian dilepas agar beton mendorong lumpur yang ada di lubang tremi.
Dengan menggunakan tremi manfaatnya untuk pengecoran bor pile ini adalah bisa mendorong
air dan lumpur dari bawah menuju keluar lubang. 
 Kemudian setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremi tertanam beton sehingga beton
tidak dapat mengalir karena ada tekanan dari bawah. Untuk memperlancar adukan beton didalam
pipa tremi,  maka harus dilakukan hentakan-hentakan pada pipa tremi. Pipa tremi harus selalu
tertanam di dalam adukan beton dan pengisian di dalam corong harus dijaga terus menerus agar
corong tidak kosong. 
 Setiap 3 meter pipa tremi harus dilepas akan tetapi ujung pipa didalam harus dalam
keadaan tertanam didalam beton. Pengecoran dihentikan apabila sudah dipastikan adukan yang
naik di permukaan sudah pasti bersih dari lumpur. 
 Setelah proses pengecoran pada satu titik selesai kemudian perangkat pengecoran
dibersihkan untuk persiapan pada titik yang lain agar tidak terjadi beton yang kering di dalam
pipa. 

Keuntungan pemakaian fondasi bore pile antara lain :

1. Pemasangan tidak menimbulkan gangguan suara dan getaran yang membahayakan


bangunan sekitarnya
2. Mengurangi kebutuhan beton dan tulangan dowel pada pelat penutup tiang (pile cap)
3. Kedalaman tiang dapat divariasikan
4. Tanah dapat diperiksa dan dicocokkan dengan data laboratorium
5. Tiang bor dapat dipasang menembus batuan
6. Diameter tiang memungkinkan dibuat besar
7. Tidak ada resiko kenaikan muka tanah
8. Penulangan tidak dipengaruhi oleh tegangan pada waktu pengangkutan dan
pemancangan.

Namun, fondasi tiang bor ini juga mempunyai kelemahan, diantaranya :

1. Pengecoran tiang dipengaruhi kondisi cuaca pengecoran beton agak sulit bila dipengaruhi
air tanah karena mutu beton tidak dapat di kontrol dengan baik.
2. Mutu beton hasil pengecoran bila tidak terjamin keseragamannya di sepanjang badan
tiang bor mengurangi kapasitas dukung tiang bor, terutama bila tiang bor cukup dalam
3. Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah berupa pasir atau tanah
yang berkerikil
4. Air yang mengalir ke dalam lubang bor dapat mengakibatkan gangguan tanah, sehingga
mengurangi kapasitas dukung tiang

Anda mungkin juga menyukai