Anda di halaman 1dari 6

Teknologi Bahan

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beton adalah campuran antara agregat harlus, agregat kasar dan juga air, dalam hal ini
agregat sangat berpengaruh terehadap kekuatan beton yang akan dibuat. Agregat kasar sendiri
dapat berupa kerikil ataupun juga split atau pecahan dari batu alam. Untuk agregat kasar harus
terdiri dari butiran yang kasar dantidak berpori serta untuk kekuatan beton yang lebih kuat kerikil
atau batu belah bentuknya harus tidak beraturan. Kemudian untuk agregat halus biasanya terdiri
dari pasir yang didapat dari alam yang merupakan hasil pelapukan alami dari batuan-batuan.
Untuk agregat halus ini alangkah baiknya apabila menggunakan pasir yang bersumber dari
muntahan lahar gunung berapi daripada pasir yang berasal dari kali, karena kandungan lumpur
yag terkandung dalam pasir hasil muntahan lahar gunung berapi lebih sedikit daripada pasir kali.
Selain itu pasir harus terdiri dari butiran-butiran tajam dank eras, serta tidak mudah hancur oleh
pengaruh cuaca dan suhu.
Pada era sekarang ini, beton merupakan komponen utama pada pembangunan. Selain itu
beton juga telah banyak dikembangkan oleh para insinyur juga para ahli sipil untuk menciptakan
inovasi beton yang ramah lingkungan dan memiliki keuatan yang mumpuni apabila diterapkan
pada sebuah bangunan. Salah satu insinyur juga dosen di Unika Segijapranata menciptakan suatu
inovasi beton dari plastik yang dicampurkan kedalam adukan beton untuk mengurangi
penggunaan semen dan juga sampah plastic yang ada di sekitar. Dan hasilnya cukup memuaskan,
selain dapat mengurangi sampah plastic beton ini juga memiliki kekuatan yang hamper sama
dengan beton yang seutuhnya dibuat dengan semen dan campuran agregat lainnya.
B. Ruang Lingkup Materi
Pada makalah ini berisi penjelasan tentang “Teknologi Beton” baik dari bahan-bahan
untuk membuat beton, syarat yang diperlukan dalam pembuatan beton, proses pembuatan beton,
cara perawatn beton, dan pengaruh beton terhadap beberapa faktor yang ada di lapangan.
BAB II

SEMEN
A. Uraian Umum

Semen merupakan komponen utama dalam pembuatan beton. Dalam pembuatan beton
semen berfungsi sebagai perekan untuk agregat kasar, agregat kasar dan air. Selain agregat
kasar dan halus biasanya juga terdapat bahan tambahan yang digunakkan, misalnya untuk beton
ready mix biasanya ditambahkan bahan kimia untuk mencegah beton kering sebelum tiba di
lapangan. Semen sendiri terbuat dari batu kapur yang merupakan bahan utamanya lalu ada tanah
liat, pasir kwarsa atau batu silika. Karena berbahan utama dari kapur (Cao) dan juga ditambah
bahan kimia lainnya semen bersifat panas apabila kontak langsung dengan kulit. Selain itu
semen juga bersifat hidrolis atau akan bereaksi apabila dicampur dengan air.

B. Jenis Semen
Semen sendiri dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Semen non-hidrolik
Merupakan semen yang tidak dapat mengikat dan mngereas di dalam air, tetapi dapat
mengeras di udara, semen non hidrolik ini kekuatan ikatannya sangat rendah, contoh utamanya
adalah kapur
2. Semen hidrolik
Semen hidrolik mempunyai kemampuan untuk mengikat dan mengeras dalam air,
contoh:
1. Kapur hidrolik, sebagian besar terbuat dari batu gamping (65%-75%), kapur hidrolik ini
dalam pengikatannya tidak sebagus semen Portland
2. Semen pozzolan,semen yang mengandung silisium dan alumunium,berebeda dengan
semebbiasa, smen ini akan bereasksi pada udara di suatu ruangan, bukan dengan air,lalu
akan membentuk sifat-sifat seperti semen biasa
3. Semen terak, mrupakan semendaari hasil campuran terak tanur kapur tinggi(60%) dan
kapur tohor. Jenis semen terak sendiri dibagi menjadi dua,yaitu : yang pertama ntuk
campuran semen pada beton dan campuran kapur pada tembok, lalu yang kedua bahan
yang mengandung bahan pembantu di udara.
4. Semen alam, Semenyang berasal dari batu kapur yang mengandung lempung, yang dibuat
dengan cara dibakar padasuhu yang relative rendah daripada proses pengerasan. Semen
ini dibagi 2 sama seperti semen terak, ,yaitu : yang pertama ntuk campuran semen pada
beton, lalu yang kedua bahan yang mengandung bahan pembantu di udara.
5. Semenportlan pozzolan, merupakan semen hasil campuran dari semen portlan biasa
dengn semen yang memiliki sifat pozzolan seperti semen terak,semen alam dan lainnya
6. Semen Portland, Semen yangbahan dasarnya dari klonker yangdihaluskan, semen ini
merupakan semen yang paling banyak digunakkan dalam dunia industry
7. Semen putih, merupakan semen yang memiliki tingkat ikatan yang tinggi, dalam
penggunaanya sangat simple,namun rata-rata semen ini memiliki biaya yang cukup
mahaldaripada semen lainnya
8. Semen alumnia, merupakan semendari hasil campuran batu kapur dan bauksit lalu
dipanaskan pada suhu 1600 derajat sehingga menjadi butiran butiran halus seperti bubuk.
C. Syarat Mutu Semen
1. Sebelum digunakkan semen harus memenuhi beberapa syarat yang sudah ditentukan sebagai
berikut
a. SNI 15-2049-1994,semen prtland
b. “Spesifikasi semen blended hidrolis”(ASTM C595), kecia;I tipe S dan SA yang tidak
diperuntukan sebagai unsur pengikat utama struktur beton.
c. “Spesifikasi semen hidrolis ekspansif” (ASTM C 845)
2. Semen yang digunakkan dalam lapangan dalam hal campurannya harus sama dengan yang
ada di dalam gambar kerja.
D. Penyimpanan Semen
Semen memiliki batas umur dalam pengguaanya, semeakin lama dsimpan kualitas dalam
semen semakin menurun. Berikut data untuk umur dari semen :
a. Umur 3 bulan kekuatan semen berkurang 15%
b. Umur 6 bulan kekuatan semen berkurang 30%
c. Umur 12 bulan kekuatan semen berkurang 50%
d. Umur 24 bulan kekuatan semen berkurang 60%
Maka dari itu mulai dari pertama kali dibuat semen harus dikemas dalam wadah khusus
untuk mempertahankan kualitasnya. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penyimpanan semen untuk menjaga kualitasnya :
1. Semen tidak boleh terpapar sinar matahari secara langsung dan harus disimpan di suhu
ruangan
2. Sementidak boleh langsung terkena lantai atau juga dinding, pada bagian bawah harus
dilapasi dengan alas berupa kayu dan sebagainya dan berjarak kurang lebih 50 cm dari
dinding dan 30 cm dari lantai
3. Tumpukan semen maksimal 10 zak
4. Semen harus dikelompokan sesuai dengan jenisnya, untuk menghindari adanya percampuran
yang berbeda jenis antar semen
5. Semen harus disimpan dalam ruagan yang bersih dan bebas kotoran dari luar

BAB III

AIR
A. Uraian Umum
Air merupakan bahan untuk mencampurkan dan juga melarutkan semen, sebab
semen memilik sifat hidrolis,yaitu akan bereaksi dengan adanya air. Oleh sebab itu air
merupakan bahan yang penting dalam pembuatan beton. Dalam pembuatan beton tingkat
kadar air juga perlu diperhatikan, karena juga akan berpengaruh dalam kualitas beton itu
sendiri, maka dari itu diperlukan perbandingan yang tepat antara air dan semen agar dapat
mencapai kekuatan beton yang diharapkan. Air yang digunakkan untuk campuran beton
harus air bersih, karena air bersih tidak memiliki kadar lumpur sehingga tidak dapat merubah
mutu beton yang akan dicapai.
B. Sumber-sumber Air
1. Air yang terdapat di udara
2. Air hujan
3. Air Tanah
4. Air permukaan
5. Air laut
C. Syarat Umum Air
1. Air yang digunakkan harus bersih dan terbebas dari bahan kimia,lumpur,dan kadar garam
yang berlebihan,atau bahan-bahan lainnya yang dapat mengganggu kualitas beton itu
sendiri
2. Untuk beton prategang kandungan ion klorida yang terkandung dalam air tidak boleh
melewatibatas yang telah ditentukan, untuk ketentuannya sebagai berikut :
a. Beton prategang ion klorida tidak boleh lebih dari 0,06%
b. Beton bertulang yang terpapr lingkungan klorida selama masa layanya ion kloridaa
tidak boleh lebih dari 0,15%
c. Beton bertulang yang dalam kondisi kring atau terlindungi dari air ion klorida tidak
boleh lebih dari 1,00%
d. Kontruksi beton bertulang lainnya ion klorida tidak boleh lebih dari 0,30%
3. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunnakan pada beton kecuali telah diuji coba
selama kurang lebih 28 hari dan kekuatan yang dihasilkan hampir sama atau 90% dengan
air yag dapat diminum.
D. Syarat Mutu Air Menurut British Standard (BS.3148-80)
Untuk menghasilkan kekuatan beton yang diharapkan membutuhkan beberapa syarat
yang harus dipenuhi untuk penggunaan air. Apabila air yang akan digunakka untuk
pembuatan beton tidak memenuhi syarat berikut makan air tersebut tidak dapat digunakkan.
Syarat-syaratnya antara lain:
1. Garam-garam anorganik
Kadar garam maksimal yang terkandung dalam air yang diijinkan maksimal 500
ppm, apabila melebihi batar akan mempengaruhi kekuatan beton tersebut
2. NaCl dan Sulfat
Kedua bahan ini merupakan bahan kimia yang umumnya terdapat pada air, untuk
batasan kandungan berkisar 20000 ppm, apabila melebihi ambang batas tersebut tidak
diijinkan
3. Air Asam
PH yang diijinkan untuk penggunaan air asam adalah kurang dari 3
4. Air Biasa
Untuk air biasa konsentrasi basa yang terkandung didalamnya tidak boleh lebih
tinggi dari 0,5% dari berat semen yang digunakkan
5. Air Gula
Kadar gula dapat memperngaruhi waktu perkerasan beton dan juga kekuatan
beton tersebut. Kadargulayang diijinkan berkisar 0,20%
6. Minyak
Kadar minyak mineral maupun minyak tanah pada beton dapat mempengaruhi
kekuatan beton itu tersebut, apabila dalam beton terkandung 2% minyak dari berat semen
akan menurukan kekuatan beton sebesar 20%.
7. Rumput Laut
Rumput laut yang terkandung dalam beton dapat mempengaruhi kualitas dan
kekuatan beton itu sendiri, maka dari itu harus diperhatikan dalam pembuatan beton.
8. Zat-zat organik, lanau dan bahan-bahan terapung
Zat-zat organic atau bahan kimia tidak diijinkan sama sekali untuk terkandung
dalam beton karena akan sangat mepengaruhi kualitas beton, kemudian untuk ambang
batas bagi bahan-bahan terapung 2000 ppm atau bahan-bahan halus lainnya.
9. Air Limbah
Untuk air limbah yang akan digunakka bagi campuran beton harus dianalisis
terlebih dahulu kandungan apa saj yang terdapat di dalamnya, lalu dites dan baru bisa
digunakkan sebagi campuran pembuatan beton.

E. Penilaian Waktu Pengikatan (setting time) dan Uji Kuat Tekan


Air dianggap tidak berarti bagiwaktu pengerasan beton dan kekuatan beton apabila
dalam pengujian menunjukan hasil sebagai berikut :
1. Perbandingan waktu pengikatan awal antara air yang diuji dengan air hasil suling
tidak lebih dari 30 menut
2. Kuattekan yang dihasilkan oleh beton yang dibuat oleh air yang diuji tidakkurang
dari 90% kuat tekan beton yang menggunakan air sulingan.
F. Analisi Kimia
1. Sulfat (SO4)

Diperiksa dengan cara gravimetri, yaitu di endapkan sebagai (BaSO4).


Atau dengan cara titrasi dan turdibimetri.

1. Magnesium (Mg++)

Dintentukan dengan metode complexsimetri dengan BDTA n/28.

2. Amonium (NH4)

Pengujiannya dilakukan dengan cara menambahkan reagen nessler.


Warna yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan warna standar.

3. Magnesium (Cl-)

Pengujian dilakukan dengan cara titrasi AgNO4 n/10. Indikator yang


digunakan adalah indikator chormat (cara mohr).

4. pH

Pengujian dengan menggunakan kertas lakmus (PH-meter).


5. Karbondioksida (CO2)

Menurut Heyer pengujian dilakukan dengan cara melarutkan kapur.

6. Minyak dan lemak

Dihitung dengan cara mengekstraksi air yang diduga mengandung minyak


menggunakan petroleum-ether.

7. Zat-zat yang menyusut

Pengujian dengan cara dipanaskan selama 10 menit dengan


menambahkan larutan KMnO4 untuk kemudian di titrasi.

Anda mungkin juga menyukai