Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH CHRYSOPHYTA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Planktonologi


Tahun Akademik 2019/2020

Disusun oleh :

Kelompok 6 / Perikanan A
AnaMuslimah 230110190008

Farhan Dwi Gandini Satriana 230110190013


Septian Zulvikar 230110190014
Regita Putri Meliyanti 230110190023
Mia Sonia 230110190025
Mellyan Wahda Hestiana 230110190028

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
”Chrysophyta” dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para pengikutnya yang setia hingga
akhir zaman termasuk kita semua.
Makalah ini kami susun sebagai bahan diskusi dan diharapkan dengan disusunnya
makalah ini akan menjadi acuan untuk mendukung proses pembelajaran mata
kuliah Planktonologi.Selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan mengenai biota air bagi para pembaca dan juga para penulis.
Dalam penyusunan makalah ini, kami ucapkan terimakasih kepada pihak
yang telah membantu penyusunan makalah kami yaitu kepada para dosen
pengampu mata kuliah Planktonologi. Kami menyadari, bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan dalam perbaikan makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini memberi manfaat kepada para pembacanya.

Jatinangor, 23 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................... ii

BAB1. PENDAHULUAN................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 1
1.3 Tujuan.......................................................................................... 2
1.4 Manfaat........................................................................................ 2

BAB II. ISI.................................................................................... 6


2.1 Plankton................................................................................... 6
2.2 Fitoplankton ............................................................................
2.3 Chrysophyta
2.1.1 Klasifikasi Chrysophyta................................................... 9
2.1.2 Habitat Chrysophyta............................................... 10
2.1.3 Reproduksi Chrysophyta.......................................................... 11
2.1.4 Peranan Chrysophyta ................................................
BABIII. PENUTUP...................................................................... 19
3.1 Kesimpulan............................................................................. 19
3.2 Saran....................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA......................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Plankton adalah semua kumpulan makhluk hidup, baik hewan maupun
tumbuhan air yang berukuran mikroskopis dan hidupnya melayang mengikuti arus
(Odum, 1998). Istilah plankton diperkenalkan oleh Victor Hensentahun 1887,
berasal dari bahasa Yunani yaitu planktos, yang berarti menghanyut atau
mengembara. Plankton terdiri atas fitoplankton yang merupakan produsen primer
utama zat-zat organik dan zooplankton yangtidak dapat memproduksi zat-zat
organik sehingga membutuhkan makanan dari tumbuhan. Fitoplankton memiliki
peranan yang sangat penting di dalam suatu perairan, selain sebagai dasar rantai
makanan juga sebagai parameter tingkat kesuburansuatu perairan [ CITATION
Yul12 \l 1057 ].
Fitoplankton terdiri dari lima divisi, yaitu Cyanophyta, Chlorophyta,
Chrysophyta, Euglenophyta, danPyrrophyta. Masing-masing mempunyai
perbedaan dalam hal pigmen yang dimiliki, ciri-ciri, habitat, carareproduksi,
maupun peranan. Namun yang kami bahas dalam makalah ini hanya mengenai
Cyanophyta dan Chlorophyta.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu plankton?
2. Apa itu fitoplankton?
3. Bagaimana ciri morfologi pada Chrysophyta?
4. Bagaimana sistem reproduksi Chrysophyta?
5. Dimana habitat dari Chrysophyta?
6. Bagaimana peran Chrysophyta pada perairan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui mengenai organisme plankton
2. Mengetahui mengenai organisme fitoplankton
3. Mengetahui bagaimana ciri morfologi pada Chrysophyta
4. Mengetahui bagaimana sistem reproduksi Chrysophyta
5. Mengetahui habitat dari Chrysophyta
6. Mengetahui peranan Chrysophyta pada perairan

1.3 Manfaat

Memahami dan mengkaji tentang pengelompokan, morfologi,


reproduksi,habitat serta peranan dari Chrysophyta baik dalam perairan maupun
luar perairan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Plankton

Plankton merupakan organisme-organisme yang berukuran kecil


(mikroskopik) yang jumlahnya sangat banyak dan tidak cukup kuat untuk
menahan gerakan air yang begitu besar (Nybakken, 1992). Ada beberapa dari
golongan plankton perenang aktif walaupun demikian plankton tetap terombang-
ambing oleh arus lautan (Hutabarat dan Evans, 2014). Plankton berbeda dengan
nekton, yang juga merupakan organisme pelagik, namun dapat berenang cukup
kuat sehingga dapat melawan gerakan masa air (Asriyana dan Yuliana, 2012).
Berbeda dengan Benthos (hewan dasar) yang hidup di wilayah benthic (dasar
lautan), nekton dan plankton hidup di wilayah epipelagic atau biasa disebut dengan
photic zone yaitu wilayah perairan yang mendapatkan suplai sinar matahari
(Nybakken,1992). Menurut (Nybakken,1992) juga menjalaskan berdasarkan
ukurannya, plankton dibagai menjadi lima golongan plankton yaitu :
a. Megaplankton : > 2.0 mm
b. Makroplankton : 0.2 mm - 2.0 mm
c. Mikroplankton : 20 µm - 0.2 mm
d. Nanoplankton : 2 µm - 20 µm
e. Ultraplankton : < 2 µm
Berdasarkan batasan biologi, plankton dikelompokkan menjadi
fitoplankton (plankton nabati) dan zooplankton (plankton hewani). Menurut
batasan dari hidup plankton digolongkan menjadi dua golongan yaitu
holoplankton (plankton yang seluruh daur hidupnya plankton) dan meroplankton
(plankton yang hanya sebagian daur hidupnya terutama stadia larva hidup
sebagai plankton) (Asriyana dan Yuliana, 2012). Termasuk dalam golongan
meroplankton ialah berbagai larva hewan laut yang pada stadium dewasa hidup
sebagai bentos atau nekton (Nybakken, 1992).
2.2 Fitoplankton
Fitoplankton adalah tumbuhan renik mikroskopis yang hidup
mengambang atau melayang di dalam laut dan selalu terbawa oleh arus
(Nybakken, 1992). Tumbuhan renik ini terdapat di laut, mulai dari tepi pantai, di
muara sungai sampai ke tengah samudera, dari perairan tropis yang hangat
sampai ke perairan kutub yang dingin. Dalam dimensi vertikal, tumbuhan renik
ini terdapat mulai dari permukaan laut sampai kedalaman dimana cahaya surya
dapat menembus laut, yang bisa mencapai kedalaman sampai sekitar 100-150
meter dibawah permukaan laut (Nontji, 2017).
Fitoplankton diartikan sebagai alga laut bersel tunggal yang mampu
bergerak dengan flagel (bulu cambuk) atau bergerak dengan cara mengikuti arus
(Verlencar dan Desai, 2004). Fitoplankton merupakan tumbuhan yang memiliki
ukuran 0,0001 mm sampai dengan 2 milimeter yang mampu bergerak ataupun
mengalir mengikuti arus dari permukaan air laut sampai dengan kedalaman 100
meter dibawah permukaan laut (Nybakken, 1992).
Fitoplankton mempunyai peranan penting di ekosistem pelagik yaitu
sebagai produsen primer (primary productivity) zat-zat organik. Fitoplankton
mampu membuat ikatan-ikatan organik yang kompleks dari bahan anorganik
yang sederhana (Hutabarat dan Evans, 2014). Fitoplankton merupakan alga ber
sel tunggal yang hidup sendiri (solitary) atau berkoloni (colonial). Komponen
utama fitoplankton di laut yaitu Diatom, Dinoflagellata, Coccolithophorids dan
beberapa flagellata lainnya. Asriyana dan Yuliana (2012) menjelaskan ada lima
kelompok besar fitoplankton yang hidup di perairan, yaitu Cyanophyta (alga
biru), Chlorophyta (alga hijau), Chrysophyta (alga kuning), Phyrophyta dan
Euglenophyta. Menurut Nybakken (1992) Fitoplankton di bagi menjadi dua
kelompok besar yaitu diatom dan dinoflagelata.
2.3 Chrysophyta
Chrysophyta merupakan ganggang keemasan, berasal dari bahasa
Yunani (chryssos = emas) yang memiliki pigmen dominan karoten berupa
xantofil yang memberikan warna keemasan. Pigmen lainnya seperti, fukoxantin,
klorofil a, dan klorofil c. Alga ini tidak memiliki pirenoid dan dan kloroplasnya
kecil-kecil. Beberapa jenis memiliki dinding sel dari silikat (diafomeae) dan
pektin.

Gambar 1. Chrysophyta

(Sumber : Budisma.net)

Ciri-ciri Chrysophyta

Berikut ciri-ciri chrysophyta secara umum adalah sebagai berikut:

1. Dinding sel sebagian besar tersusun dari silikat.


2. Sel terdiri dari 2 bagian, tutup (epitheca) dan wadah (hypotheca), yang
pinggir dari tutupnya agak melebihi ukuran pinggiran wadahnya
(overlapping).
3. Pigmen-pigmen terdiri dari chlorophil a, c, b carotene, xanthofi
(vialoxanthin, diatixanthin, diadinoxanthin) yang warnanya agak kuning
keemasan sehingga sering disebut fitoplankton keemasan.
4. Macam-macam makanan cadangan hampir sama terdiri dari leukosit
(karbohidrat) dan minyak (lemak) yang agak kuning warnanya.
5. Pada umumnya berflagel yang tidak sama panjang dan bentuk
sehinggakadang-kadang disebut Heterokontae (fitoplankton yang
flagelnya tidak sama panjang).
6. Paling berperan sebagai plankton dan merupakan produsen utama di laut.

Adapun ciri-ciri khusus pada kelas Chrysophyta, yaitu:

Ciri-ciri kelas xantophyceae, yaitu :


1. Uniseluler dan koloni dengan dinding silikat
2. Susunan tubuh
Berbentuk sel tunggal, contoh: botrydiopsis
Berbentuk filament, contoh: tribonema
Berbentuk tubular, contoh: vaucheria

Gambar 2.Xantophyceae
(Sumber: taxondiversity.fieldofscience)

3. Umumnya tidak memiliki dinding sel, bila mempunyai dinding sel, terdiri
dari pectin dan silikon (SiO3). Terdiri dari dua bagian yang saling
menutupi, seperti pada tribonema sp.
4. Alat gerak berupa dua buah flagel
5. Terdapat inti sel berbentuk tunggal dan banyak inti, terdapat plastid
berbentuk cakram tanpa pirenoi.
6. Umumnya dalam semua situasi air, tetapi terutama dalam air dingin.
7. Memiliki cadangan berupa Chrysolaminarin (dimodifikasi laminarin) dan
minyak.
8. Perkembang biakan generatif Vaucheria berlangsung dengan pembuahan
ovum dan spermatozoid.
9. Memiliki cadangan berupa Chrysolaminarin (dimodifikasi laminarin) dan
minyak.
10. Perkembang biakan generatif Vaucheria berlangsung dengan pembuahan
ovum dan spermatozoid.
Ciri-ciri kelas Bacillariophyceae, yaitu :

Gambar 3.Bacillariophyceae
Sumber: http://tolweb.org

1. Susunan tubuh berbentuk dari sel tunggal, berbentuk koloni dengan


membentuk tubuh simetri bilateral (pennales) dan simetri radial
(centrales).
2. Terdapat dinding sel yang disebut frustula tersusun dari bagian dasar yang
dinamakan hipoteka dan bagian tutup (epiteka) dan sabuk (singulum).
Frustula ini tersusun oleh zat pectin yang dilapisi silicon.Epiteka dan
hipoteka tersusun oleh valve atas dan valve bawah.Valve tersusun dari:
rafe, stria, nodulus pusat dan nodulus kutub. Pennales, pina berarti sirip,
strianya tersusun menyirip, banyak ditemukan diair tawar. Centrales,
strianya tersusun memusat, banyak ditemukan di air laut.
3. Alat gerak yag dimiliki yaitu flagel yang terdapat pada sperma.
4. Berinti sel tunggal dan berinti diploid, pigmen klorofil a dan c, beta
karotin serta xantofil (fukosantin).
5. Cadangan makanan berada di chrysolaminarin (dimodifikasi laminarin)
dan minyak.
6. Perkembangbiakan pada Chrysophyta terjadi secara generatif dan
vegetatif.

2.3.1 Klasifikasi Chrysophyta


Memiliki 2 kelas yaitu :
1. Bacillariophyceae (Diatomeae)
Bacilliariophyceae atau biasa disebut Diatomieae merupakan jasad
renik uniseluler yang masih dekat dengan flagellatae. Ciri khusus dari kelas ini
adalah Dinding selnya memiliki bentuk khusus dan mengandung pectin serta
dibagian luarnya mengandung silikat. Sel Bacilliariophyceae juga punya inti
dan kromatofora berwarna kuning-coklat yang mengandung klorofil-a, karotin,
santrofil, dan karotenoid yg menyerupai fikosianin. Berdasarkan corak alurnya,
Bacilliariophyceae dapat dibedakan menjadi :
Ordo Pennales dan Ordo Centrales
a. Ordo Pennales
Merupakan alga kersik yg punnya alur kea rah menyirip (Pinnae),
berbentuk batang, bergerak dengan cara merayap maju mundur. Biasanya
organisme ini melekat pada tumbuhan air. Berkembang biak secara seksual
dengan cara isogami, Contoh : Pinnularia dan Naviculla
b. Ordo Centrales
Merupakan salah satu penyusun plankton, biasanya hidup didalam laut,
memiliki alur yang memusat (central) pada permukaan cawannya. Organisme
ini biasanya melayang didalam air. Berkembang biak secara aseksual dengan
cara membelah diri, oogami, serta pembentukan auksosporaContoh : Melosira
dan Cyclotella
2. Xanthophyceae
Alga ini memiliki pigmen kuning dengan thallus berupa buluh tak
bersekat, namun bercabang-cabang. Alga jenis ini sudah memiliki anteridium
dan oogonium serta memiliki inti banyak.
Letak anteridium dan oogonium pada setiap jenis berbeda-beda.
Misalnya Vaucheria sessilis anteridiun dan oogonium duduk berdampingan pada
thallusnya), V. geminata (anteridium di apit dua oogonium yang ada pada satu
tangkai), V. hamatum (keduanya ada dalam satu tangkai).
Berkembang biak dengan pembentukan zigospora dan pembiakkan
vegetative dengan pembentukan akinet serta zoospore serta aplanospora.
Kelas chrysophyceae atau alga coklat keemasan
Ganggang ini kebanyakan hidup di air laut atau air tawar. Susunan tubuhnya ada yang
berbentuk sel  tunggal (contohny ochromonas) dan ada yang berbentuk koloni (contohnya
synura). Umumnya ganggang ini tidak mempunyai dinding sel. Bila mempunyai dinding
sel, biasanya terdiri dari lorika atau bisa juga tersusun dari lempengan silicon atau bisa
juga dari cakram kalsium karbonat. Ganggang jenis ini mempunyai alat gerak yang
berupa flagella yang tidak sama jumlahnya tiap marga. Cadangan makanan berupa tepung
krisolaminarin. Algae jenis ini mempunyai pigmen keemasan yang sering disebut dengan
karoten, klorofil a, b,dan c, beta karoten, xantofil berupa lutein, dindinoxantin,
fukoxantin, dan dinixantin. Contoh ochromonas. Ochromonas sel tubuhnya berbentuk
bola yang dilengkapi dengan 2 flagel yang digunakan sebagai alat gerak. Kedua flagel
tersebut panjangnya tidak sama. Di dalam sitoplasmanya terdapat beberapa organel
penting seperti kloroplas yang berbentuk lembaran melengkung, vakuola, stigma dan
nucleus. Ochromonas berkembang biak dengan membelah dir isecara longitudinal dan
dengan fragmentasi.

Fragmentasi ada dua macam, yaitu:


- Koloni memisah menjadi dua bagian atau lebih. Sel tunggal melepaskan diri dari
koloni kemudian membentuk koloni yang baru.
- Sporik, dengan membentuk zoospore dan statospora. Statospora yaitu tipe spora
paling unik yang diketemukan pada Chryaophyta, khususnya padakelas
Chrysophyceae dengan bentuk speris dan bulat. Dinding spora bersilia, tersusun
atas 2 bagian yang saling tumpang tindah. Mempunyai lubang atau pore dan
ditutupi oleh sumbat yang mengandung glatin. Beberapa spesies bentuk
statosporanya bermacam-macam, yaitu :
a. Berdinding halus
b. Berornamen dan
c. Berduri
Contoh: Chrysomonodales
Pada genus yang motil statospora yang diketemukan berada pada fase
istirahat, yaitu : flagel tertarik ke dalam dan membentuk bagian yang sperik atau
bulat selanjutnya flagel mengalami diferensiasi internal dari protoplasma yang
sperik. Yang terpisah hanya bagian membran plasma dari bagian periferi
protoplasma asli. Kemudian sekresi dari dinding antara dua membran plasma
yang baru terbentuk, kecuali daerah sirkuler, nantinya akan membentuk lubang
atau pore.

2.3.2 Habitat Chrysophyta


Habitat Chrysophyta biasanya terdapat di tempat-tempat yang basah, air
laut, air tawar, dan di tanah yang lembab. Xantophyceae hidup di air tawar, air
laut dan tanah. Bacillariopphyceae (Diatomeae) di air laut, air tawar ataupun
pada tanah-tanah yang lembab.

2.3.3 Reproduksi Chrysophyta

Ada dua cara perkembangbiakan, seksual (generatif) dan aseksual


(vegetatif). Perkembangbiakan generatif melalui cara-cara konjugasi, isogami,
anisogami, dan oogami.Perkembangbiakan vegetatif dilakukan melalui
pembelahan sel, fragmentasi, pemisahan koloni, dan pembentukan spora (baik
aplanospora maupun zoospora).

Chrysophyta dikelompokkan menjadi tiga kelas:


1. Xanthophyceae bereproduksi secara vegetatif maupun generatif.
Reproduksi secara vegetatif terjadi dengan membentuk zoospora yang selanjutnya
tumbuh menjadi filamen baru.Sementara reproduksi secara generatif yaitu dengan
membentuk anteridium yang menghasilkan spermatozoid dan oogonium yang
menghasilkan ovum. Bila terjadi fertilisasi, akan dihasilkan zigospora yang
selanjutkan tumbuh menjadi filamen baru. Contohnya Vaucheria.

2. Bacillariophyceae (diatom) dapat bereproduksi secara generatif maupun


Vegetatif
Reproduksi generatif diawali dengan pembentukan ovum (sel telur) dan
spermatozoid yang bersifat ameboid (berfiagela satu). Fertilisasi ovum oleh
spermatozoid menghasilkan zigot yang akan tumbuh menjadi diatom baru.
Reproduksi generatif dapat pula melalui konjugasi dengan membentuk penonjolan
protoplasma sehingga terbentuk auksospora. Auksospora akan tumbuh menjadi
individu baru.
3. Chrysophyceae dapat reproduksi secara vegetatif lebih dikenal, yaitu
dengan pembelahan mitosis.
Pembelahan mitosis menghasilkan dua sel anak yang memiliki ukuran
berbeda karena setiap sel anak mempertahankan sebagian dinding sel
induknya.Kemudian, masing-masing sel anak membentuk paruhan komplementer
yang baru. Jadi, setiap pembelahan sel diatom akan menghasilkan satu sel anak
yang berukuran sama dengan sel induknya, sedangkan satu sel anak lainnya
berukuran lebih kecil.
2.3.4 Peranan Chrysophyta
Chrysophyta memiliki peran, baik peran yang merugikan maupun peran
yang menguntungkan. Adapaun peran-peran tersebut, yaitu:

Menguntungkan
Chrysophyta memiliki peranan yang menguntungkan, antara lain:

1. Sebagai bahan penggosok. Contoh: Diatomea.


2. Sebagai isolasi dinamit. Contoh: Diatomae.
3. Sebagai campuran semen. Contoh: Navicula monilifera.
4. Sebagai penyerap nitrogliserin pada bahan peledak. Contoh: Pinnularia
sp.
5. Terjadinya tanah diatom,

Diatom sebagai plankton di laut maupun


di danau-danau jika mati atau dikeluarkan
sebagai faeces berasal dari segala macam
konsumen, mengendap sampai di dasar laut atas
dasar danau-danau, dan mengendap di dasar-
dasar itu sampai jutaan tahun tanpa membusuk
atau berubah struktru dindingnya, karena
dindingnya terdiri dari 100%silikat dan tidak
dapat hancur atau membusuk. Menurut

Gambar 4. Diatom literature, jutaan km2 dasar laut dekat kutub

Sumber: Anadhif.com
utara dan di daerah sub-tropik, diliputi oleh lapisan tebal dari endapan dinding
diatom.

Oleh macam-macam proses geologi seringkali dasar laut yang diliputi oleh
tanah diatom, yang tebalnya dari beberapa meter sampai puluhan meter terangkat
sampai diatas permukaan laut, menjadi pulau-pulau atau dataran-dataran tinggi di
benua-benua. Misalnya di Pegunungan Alpen atau Himalaya terdapat sisa-sisa
atau lapisan tanah diatom dari laut.Inilah suatu peristiwa yang kebenarannya tidak
dapat disangkal lagi. Jadi, adanya tanah diatom yang berasal dari laut di Alpen
atau Himalaya membuktikan bahwa dimana sekarang Himalaya dan Alpen berada
ialah lautan, malahan umur dan terjadinya Himalaya dan Alpen dapat ditentukan
dengan pasti dengan mencari sisa-sisa radio-isotop berasal dari Uranium atau
Tharium. Begitu pula terjadi tanah diatom yang berasal dari dasar-dasar danau,
seperti halnya tanah diatom yang ada di pulau samosir, atau di pantai sekitar
danau toba bagian barat yang merupakan pegunungan-pegunungan kecil di pulau
Jawa terdapat tanah-tanah diatom yang bersal dari laut maupun dari danau.

A. Tambang diatom

Jika kita berbicara tentang tambang diatom, ini berarti bahwa tanah diatom
berguna bagi industri. Memang begitulah, di California dekat pantai ada gunung
diatom yang tingginya berpuluh-puluh meter.Gunanya tanah-tanah diatom ialah
untuk pembuatan:

a. Bahan-bahan bangunan seperti bata dan genteng.


b. Guna untuk keperluan sebagai isolator karena tahan terhapa panas, dipakai
dalam industri listrik dan sebagainya.
c. Sebagai absorbent untuk dinamit dan dengan proses ini bahan dinamit
yang seperti minyak kelapa dapat disimpan berupa “batang-batangan”.
d. Sebagai bahan kimia ; Kiesal-gur” yang terdiri dari silikat murni.
e. Untuk mengetest lensa-lensa mikroskop dengan melihat “garis-garis” yang
sejajar pada dinding sel diatom atau untuk bahan campuran tapal gigi dan
sebagainya. Contoh:Navicula sp., Pinnularia sp., dan Cyclotella sp.
Diatom sebagai sumber utama vitamin A dan D. Kita semua mengetahui
bahwa levertraan mengandung vitamin A dan D serta minyak yang dibuat dalam
hati (hepar) ikan hiu atau ikan kabeljauw (di Eropa), tetapi tidak semua
mengetahui bahwa vitamin A dan D ini berasal dari diatom. Diatom sebagai

sebagai produsen primer di lautan yang terpenting karena mengandung 


Carotine dan cadangan lemak berupa minyak yang merupakan makanan bagi
zooplankton kemudian dimakan lagi oleh ikan-ikan kecil kemudian dimakanoleh
ikan-ikan buas sehingga terjadilah rantai makanan. Contoh: Diatom
Merugikan
Selain berguna bagi kehidupan manusia tapi bukan berarti semuanya
menguntungkan, kehadiran chrysophyta dalam habitat air dapat mencemari air
tersebut. Selain akan mengakibatkan timbulnya kotoran juga dapat menurunkan
kualitas air. Hal ini disebabkan karena:
1) Dapat menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak. Contoh: Dynobryon
dan Synura
2) Menyebabkan warna dan kekeruhan. Contoh: Dynobryon dan Synura
3) Dapat mengeluarka lender yang mengakibatkan waterbloom. Contoh :
Synura sp.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ganggang keemasan atau Chrysophyta adalah salah satu kelas dari
ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Ganggang ini berwarna
keemasan karena kloroplasnya mengandung pigmen karoten dan xantofil dalam
jumlah banyakdibandingkan dengan klorofil. Kloroplas ganggang ini berbentuk
cakram, pita, atau oval.  Habitat Chrysophyta biasanya terdapat ditempat-tempat
yang basah, air laut, air tawar dan di tanah yang lembab. Untuk xantophyceae
hidup di air tawar, air laut dan tanah dan chrysophyceae hidupnya di air laut dan
air tawar sedangkan bacillariopphyceae di air laut, di air tawar ataupun pada
tanah- tanah yang lembab.Struktur tubuh chrysophyta dibagi menjadi dua yaitu
bersel tunggal dan bersel banyak. Alga Chrysophyta (Ganggang Keemasan) ini
digolongkan ke dalam 3 kelas, yaitu Kelas alga Hijau-Kuning (Xanthophyceae),
Kelas alga keemasan (Chrysophyceae), Kelas Diatom (Bacillariophyceae).
Chrysophyta berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat
dinamit, membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat,
pernis, dan piringan hitam. Chrysophyta merupakan bagian yang terdiri dari
fitoplankton.

DAFTAR PUSTAKA

Asriyana dan Yuliana. (2012). Produktivitas Perairan. Jakarta: Bumi Aksara.


Hutabarat, S. & Evans, S. M. (2014). Kunci Indetifikasi Fitoplankton. Jakarta:
UIPress.
Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Biologis. PT
Gramedia. Jakarta
Odum, E.P. 1998, Dasar-dasar Ekologi. Alih Bahasa : Samingan, T dan B.
Srigandono.Edisi Ketiga Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta, 824
hlm.
Verlencar; Somshekar Desai. 2004. Phytoplankton Identifical Manual. New
Delhi: National Institute Oceanography.
Yuliana, Adiwilaga. E. M.., Harris. E., dan Pratiwi. N. T. M. (2012).
Hubungan Antara Kelimpahan Fitoplankton dengan Parameter Fisika
Kimiawi Perairan di Teluk Jakarta. Program Studi Pengelolaan
Sumberdaya Perairan IPB-Bogor. Jawa Barat. Jurnal Akuatik. 3 (2): 169
179.

Anda mungkin juga menyukai