Anda di halaman 1dari 15

RENCANA KERJA DAN

SYARAT – SYARAT
(RKS)

KEGIATAN :
PENYEDIAAN SARANA AIR BERSIH DAN SANITASI DASAR
TERUTAMA BAGI MASYARAKAT MISKIN
SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1

LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan yang dimaksud dalam Rencana Kerja dan Syarat – syarat pekerjaan ini adalah:

PENYEDIAAN SARANA AIR BERSIH DAN SANITASI DASAR TERUTAMA BAGI MASYARAKAT MISKIN

Lokasi pekerjaan yang dilaksanakan meliputi :

I.
II.
III.
IV.
V.

Pasal 2

PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Tempat-tempat dari pekerjaan yang dimaksud harus bersih dari segala tumbuh-tumbuhan dan
lain-lain rintangan yang terdapat di sekitar daerah pekarangan tersebut.
2. Pemborong tidak diperkenankan membasmi, memotong atau merusak pohon-pohon atau pagar
hidup, kecuali yang ada dalam batu batas penggalian atau yang jelas diberi tanda pada gambar.
Pembersihan akar tanaman dan bekas akar pohon :
Akar tanaman dan bekas akar pohon yang terdapat didalam tanah dapat membusuk dan
menjadi material organik yang dapat mempengaruhi kekuatan tanah. Pada seluruh lokasi proyek
dimana tanah berfungsi sebagai pendukung bangunan, maka akar tanaman dan sisa akar pohon
harus digali dan dibuang hingga bersih. Lubang bekas galian tersebut harus diisi dengan material
urugan yang memenuhi syarat. Pohon-pohon pada lahan proyek.
Sebagian pohon pada proyek ini harus dipertahankan. Kontraktor wajib mempelajari hal ini
dengan teliti sehingga tidak melakukan penebangan pohon tanpa koordinasi dengan Konsultan
Pengawas. Pohon yang terletak pada bangunan yang akan dibangun dapat ditebang.
3. Pengukuran kembali dari pematokan pekerjaan.
4. Bahan Bouwplank dipakai tiang kayu meranti dan papan meranti ukuran 2/20 cm.
5. Pemasangan bouwplank harus terpasang kuat, papan diketam halus, lurus pada sisi atasnya dan
waterpas (timbangan air) dengan sudut siku.
6. Pengujian bahan-bahan konstruksi.
7. Pematangan tanah seluas bidang yang akan didirikan untuk bangunan baru.
8. Papan nama proyek di pasang sebelum pekerjaan dimulai atau bersamaan dengan dimulainya
pekerjaan.
9. Papan nama dibuat dari bahan kayu/sirap (meranti) tebal 2 cm (bukan tripleks atau hard bord)
dan disandarkan pada dua tiang kayu.
10. Papan nama dibuat sesuai ukuran dan ketentuan seperti gambar terlampir.

Pasal 3
PEKERJAAN GALIAN TANAH DAN URUGAN
1. Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam gambar, harus diadakan penggalian-penggalian
tanah dan pengurugan tanah/sirtu.
2. Sisa tanah/sedimen harus dibuang ketempat yang aman diluar lokasi dan tidak mengganggu lalu
lintas dan lokasi.
3. Pengangkutan tanah/sedimen keluar proyek harus dilaksanakan selambat-lambatnya 2 x 24 jam
sesudah pengambilan dengan catatan tanah galian tersebut tidak boleh diangkut sebelum
diizinkan direksi.
4. Lingkup pekerjaan.
a. Tenaga kerja, Bahan dan Alat.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang
diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai
dengan spesifikasi ini.
b. Galian Tanah Pondasi.
Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk balok pondasi dan struktur lainnya yang terletak
didalam atau diatas tanah atau sesuai dengan kebutuhan kontraktor agar pekerjaan dapat
dilaksanakan dengan lancar, benar dan aman.
5. Syarat-Syarat Pelaksanaan.
a. Level Galian.
Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum didalam gambar
rencana. Kontraktor harus mengetahui dengan pasti hubungan antara level bangunan
terhadap level muka tanah asli dan jika hal tersebut belum jelas harus segera didiskusikan
hal ini dengan konsultan pengawas sebelum galian tanah dilaksanakan. Kesalahan yang
dilakukan akibat hal ini menjadi tanggung jawab kontraktor.
b. Jaringan Utilitas.
Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain, maka
kontraktor harus secepatnya memberitahukan hal ini kepada konsultan pengawas untuk
mendapatkan penyelesaian. Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat
kelalaiannya dalam mengamankan jaringan utilitas ini. Jaringan utilitas aktif yang ditemukan
dibawah tanah dan terletak didalam lokasi pekerjaan harus dipindahkan ke suatu tempat
yang disetujui oleh konsultaan pengawas atas tanggungan kontraktor.
c. Galian yang Tidak Sesuai.
Jika galian dilakukan melebihi kedalaman yang ditentukan, maka kontraktor harus
mengisi/mengurug kembali galian tersebut dengan bahan urugan yang memenuhi syarat
dan harus dipadatkan dengan cara yang memenuhi syarat, atau galian tersebut dapat diisi
dengan material lain seperti adukan beton.
d. Urugan Kembali.
Pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan pada bab
mengenai urugan dan pemadatan. Pekerjaan pengurugan kembali ini hanya boleh dilakukan
setelah diadakan pemeriksaan dan mendapatkan persetujuan tertulis dari konsultan
pengawas.
6. Pemadatan Dasar Galian.
Dasar galian harus rata/water pas dan bebas dari akar-akar tanaman atau bahan-bahan organis
lainnya. Selanjutnya dasar galian harus dipadatkan sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
a. Air Pada Galian.
Kontraktor wajib mengantisipasi air yang terdapat pada dasar galian dan wajib menyediakan
pompa air atau pompa lumpur dengan kapasitas yang memadai untuk menghindari
genangan air dan lumpur pada dasar galian. Kontraktor harus merencanakan secara benar,
kemana air tanah harus dialirkan, sehingga tidak terjadi genangan air/banjir pada lokasi
disekitar proyek. Didalam lokasi galian harus dibuat drainase yang baik agar aliran air dapat
dikendalikan selama pekerjaan berlangsung.
b. Struktur Pengaman Galian dan Pelindug Galian.
Jika galian yang harus dibuat ternyata cukup dalam, maka kontraktor harus membuat
pengaman galian sedemikian rupa hingga tidak terjadi kelongsoran pada tepi galian. Galian
terbuka hanya diijinkan jika diperoleh kemiringan lebih besar 1:2 (vertikal : horisontal). Sisi
galian harus dilindungi dengan adukan beton terpasang, maka galian tersebut harus
dilindungi dengan material kedap air seperti lembaran terpal/kanvas sehingga sisi galian
tersebut selalu terlindung dari hujan maupun sinar matahari.
c. Perlindungan Benda Yang dijumpai.
Kontraktor harus melindungi atau menyelamatkan benda-benda yang dlindungi selama
pekerjaan terpasang. Kecuali disetujui untuk dpindahkan, benda tersebut harus tetap pada
tempatnya dan kerusakan yang terjadi akibat kelalaian kontraktor harus diperbaiki/diganti
oleh kontraktor.
e. Urutan Galian Pada Level Berbeda.
Jika kedalaman galian berbeda satu dengan yang lainnya, maka galian harus dimulai dari
bagian yang lebih dahulu dan seterusnya.

Pasal 4

PEKERJAAN PONDASI

Pekerjaan ini dilaksanakan degan ketentuan sebagai berikut:

Jenis pekerjaan yang digunakan untuk membangun Reservoir/Tandon Air adalah Strouss peil Ø 30 cm
(ukuran pondasi sesuai dengan gambar kerja perencanaan).

1. Permukaan/lantai tanah dasar untuk pondasi harus rata/water pass tidak boleh miring.
2. Bagian bawah pondasi dipasang lapisan pasir urug dengan tebal 10 cm, disiram air dan ditumbuk
hingga padat rata (sesuai gambar).
3. Pekerjaan beton, rabatan beton atau lantai kerja dipasang setelah pekerjaan urugan pasir
selesai/rata dengan ketebalan 5 cm, dengan perbandingan campuran 1 Pc : 3 Ps : 3 Kr.
4. Pondasi pekerjaan Poer 1 x 1 x 0.3 m menggunakan campuran dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps :
3 Kr.

Pasal 5
PEKERJAAN BETON DAN BETON BERTULANG
Digunakan untuk membangun Reservoir/Tandon Air Broncape dan Rumah Panel.
Peraturan-peraturan yang dipakai.
 Amerika Concrate Institute (A.C.I).
 Pekerjaan beteon dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan pereaturan yang berlaku (PBI
1971) dengan jenis beton sesuai dengan gambar perencanaan.
 Semen Portland harus memenuhi Ni-8, SII 0013-81 dan ASTM C 1500-78A.
 Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-80.
 Kerikil/spilt harus memenuhi persyaratan PUBI 82 pasal 12 dan SII 007-79/0087-75/0075-75.
 Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 pasal 9, AVGNOR P18-303 dan NZS-3121/1974.
 Pengendalian seluruh pekerjaan beton ini harus sesuai dengan persyaratan : PBI 1971 (NI-2)
PUBI 1982 dan (NI-8).
1. Adukan beton dengan perbandingan 1 pc : 3 ps : 5 kr digunakan untuk beton tidak bertulang
seperti rabat beton dan lantai kerja, sedangkan adukan beton dengan campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr
dipakai untuk kolom praktis, balok, ring balk, atau beton bukan struktur.
2. Pekerjaan beton bertulang dengan Mutu Beton K-250 harus dilaksanakan pada beton bertulang
struktur untuk pekerjaan sloof, kolom, balok, plat beton / plat atap rumah panel, dinding beton
dan ring balk.
Bahan untuk adukan beton :
A. Semen.
 Untuk pekerjaan konstruksi beton bertulang harus memakai semen produksi dalam
negeri merk semen sesuai standart SNI.
 Dalam pelaksanaan pekerjaan diharuskan memakai semen satu produk/merk sesuai
standart SNI.
 Semen yang didatangkan harus baik dan baru serta di dalam kantong-kantong semen
yang masih utuh.
 Untuk penyimpanan diletakkan min. 20 cm diatas tanah. Semen yang mulai mengeras
harus segera dikeluarkan dari lapangan / lokasi.
B. Agregat Beton.
 Pasir beton harus tajam, keras, bersih dari kotoran-kotoran dan bahan kimia, bahan
organik dan susunan diameter butirnya lumpur lembut harus kurang dari 5%
keseluruhannya.
 Ukuran maksimum dari batu pecah / split adalah 2 cm dengan bentuk lebih kurang
seperti kubus dan mempunyai bidang pecah minimum 3 muka dan aplit harus bersih,
keras dan bebas dari kotoran-kotoran lain yang dapat mengurai mutu beton dan
memenuhi persyaratan PBI 71.
 Susunan ukuran koral / pembagian butir harus termasuk susunana batu agregat
campuran di daerah baik.
C. Air.
 Untuk adukan, air yang dipergunakan harus bebas dari asam, garam, bahan alkali dan
bahan organik yang dapat mengurangi mutu beton.
 Penggunaan air kerja harus mendapatkan persetujuan dari direksi dan bila air yang
digunakan meragukan, maka pemborong harus mengadakan penelitian laboraturium
dengan biaya atas tanggungan pemborong.
D. Besi Beton.
 Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu fy 240 Mpa dilengkapi
dengan pengetesan dilaboraturium dengan diameter-diameter seperti yang tertera
dalam gambar.
 Penggunaan diameter yang lain diperkenankan apabila ada persetujuan tertulis dari
direksi.
 Pembengkokan dan memotongan baja tulangan harus dilaksanakan menurut gambar /
rencana detail dengan menggunakan alat potong dan mal-mal yang sesuai dengan
diameter masing-masing.
E. Kayu untuk cetakan beton.
 Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai kayu
meranti.
 Papan bekisting dari papan meranti tebal 2 cm digunakan untuk bangunan non
struktural seperti : Kolom praktis, ring balok dan multiplek jenis tieblock film tebal + 12
mm dan pemakaiannya maksimum 2 (dua) kali. Sebelum pengecoran bidang multiplek
dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada waktu pembongkaran, beton tidak
menempel pada papan/multiplek, perancah bekesting dipergunakan kayu meranti
ukuran minimum 5/7 cm dan balok 6/12 cm.
3. Pelaksanaan Pekerjaan Beton.
 Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan penghentian
pengecoran, kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat-tempat yang aman dan
sebelumnya sudah mendapatkan persetujuan Direksi.
 Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata pemborong harus memakai
mesin Pengaduk beton / concrete mixer pengaduk (untuk pembuat beton praktis campuran
1 pc : 2 ps : 3 kr).
 Pembongkaran bekisting tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan menurut PBI 71
dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati dan tidak merusak beton yang
sudah mengeras, dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Direksi.
 Apabila proses pengecoran terpaksa berhenti dan dilanjutkan keesokan harinya maka
permukaan beton lama diberi cairan merk/setara sebelum dilakukan pengecoran berikutnya
dan untuk takaran sesuai aturan pakai yang tertera pada kemasannya.
4. Pekerjaan Bekisting.
 Untuk mendapatkan bentuk penampang ukuran dari beton seperti yang ditentukan dalam
gambar konstruksi, bekisting harus dikerjakan dengan baik, teliti dan kokoh.
 Konstruksi dari bekisting seperti sokongan-sokongan perancah dan lain-lain yang
memerlukan perhitungan harus diajukan kepada Direksi untuk diperiksa dan disetujui untuk
dilaksanakan.
 Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan tepi-tepi
yang sesuai dengan gambar-gambar rencana dan syarat-syarat pelaksanaan.
 Bambu dan kayu tidak boleh digunakan sebagai tiang penyangga cetakan, disamping
kekuatan dan kekakuan dari cetakan juga stabilitas perlu diperhitungkan dengan baik,
terutama terhadap berat beton sendiri serta bahan-bahan lainnya yang timbul selama
pengecoran.
 Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih dan kering dari air
limbah minyak dan kotoran lainnya.
5. Pekerjaan Baja Tulangan.
 Gambar rencana kerja untuk baja tulangan meliputi rencana pemotongan, pembengkokan,
sambungan, dll. Untuk semua pekerjaan tulangan harus dipersiapkan oleh Pemborong
kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan.
Semua detail harus memenuhi persyaratan seperti yang dicamtumkan dalam gambar kerja
dan syarat-syarat yang harus diikuti menurut PBI 71, NI-2 dan Buku Pedoman Perencanaan
untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Strutur Tembok Bertulang untuk Gedung tahun
1983.
 Pemasangan tulangan harus sesuai dengan jumlah dan jarak yang dtentukan dalama
gambar.
 Sebelum melakukan pengecoran semua tulangan harus diperiksa terlebih dahulu untuk
memastikan ketelitian penempatannya, kebersihan dan untuk mendapatkan perbaikan bila
perlu.
Pasal 6
PEKERJAAN PELESTERAN

Pekerjaan ini dilaksanakan pada plesteran batu bata sebagai berikut:

1. Campuran spesi untuk plesteran beton ( kolom ) dibuat 1 Pc : 3 Ps.


2. Semua pkerjaan plesteran beton maupun plesteran tembok rata halus, merupakan suatu bidang
yang tegak lurus dan siku. Tidak boleh ada retak – retak, kemudian jika terjadi retak – retak
pemborong harus segara memperbaikinya.
3. Untuk penyelesaian sudut-sudut, sponing (benangan) supaya digunakan plesteran 1 Pc : 2 Ps
dilaksaanakan lurus dan tajam.
4. Plesteran biasa menggunakan spesi 1 Pc : 4 Ps dengan ketebalan 1.5 cm.
5. Semen yang dipakai adalah produk dalam negeri merek semen sesuai standart SNI dengan berat
40 kg.
Pasal 7

PEKERJAAN RANGKA BAJA

Pekerjaan Pemasangan untuk dudukan Pompa Sumbmersible, yang dapat dilihat pada gambar
perencanaan dengan persyaratan sebagai berikut :

1. Menggunakan rangka baja dengan, demensi dan ukuran menyesuaikan gambar.


2. Bentuk rangka dudukan Pompa sumbmersible menyesuaikan dengan gambar perencanaan.
3. Ukuran tipe, jenis ditentukan oleh pemborong dan sebelum pemasangan harus mendapat
persetujuan Pengawas Lapangan.
4. Pekerjaan rangka dudukan Pompa Sumbmersible menggunakan baja WF.100.50.5.7, Plat Strip,
Baut pengikat rangka baja menggunakan dyna bolt Ø 5/8, sehingga mendapat bidang rangka
tangga yang kokoh, kuat dan harus dikerjakan dengan baik dan rapi.

Pasal 8

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

Pekerjaan ini meliputi : Pemasangan untuk Rumah Panel, yang dapat dilihat pada gambar perencanaan
dengan syarat sebagai berikut :

1. Persyaratan :
a. Untuk keperluan pemborong dapat menugaskan pihak ketiga (instalatir) yang mempunyai
sertfikat dari PLN setempat dengan mendpat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi secara
tertulis.
b. Pemborong tetap bertanggung jawab atas pekerjaan instalasi yang dimaksud.
c. Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut pemborong harus membuat gambar/
diagram instalasi dengan skala 1 : 100 dengan mendapat persetujaan dari Direksi.
d. Menurut penjelasan-penjelasan dan peraturan-peraturan dalam uraian ini dengan
tegangan/voltage : 10/220 V (sesuai dengan keadaan setempat yang ada).
e. Menurut segala petunjuk-petunjuk dari Direksi.
f. Menurut peraturan-peraturan distrik yang masih berlaku di Indonesia pada waktu ini (PUIL)
tahun 1997.
g. Instalasi listrik dipasang dengan kondisi sampai menyala.
2. Pekerjaan pemasangan pipa :
a. Pemasangan pipa-pipa seluruhnya ditanam didalam tanah sedemikian rupa, sehingga bila
ditutup (tanah) tidak menonjol keluar.
b. Pipa-pipa ditanam didalam tanah harus dipasang dalam Koduit High Impact.
3. Pemasangan kawat / kabel :
a. Kawat yang digunakan untuk pemasangan tersebut adalah kawat yang khusus untuk
instalasi bawah tanah ex lokal dengan tipe NYY 4 x 6 mm2, NYY 4 x 10 mm2, NYM 3 x 2,5
mm2, NYFGBY 4 x 16 mm2 atau yang telah disetujui oleh PLN berukuran sesuai gambar, dan
2,5 mm untuk kabel instalasi.
b. Pada tempat-tempat persilangan dan penyeberangan didalam tanah pipanya harus
dibengkokan atau di bei fleksibel.
c. Semua kawat yang dimasukkan ke dalam pipa, tidak boleh ada sambungan.
4. Pemasangan saklar, stok kontak, sekring dll :
a. Pemasangna saklar berkekuatan 6 A-250 volt, stop kontak 10 A dari Ebonit putih merk atau
yang setara sesuai standart SNI, harus dipasang serapi-rapinya dan warna harus satu
macam, tidak boleh di cat atau di duco.
b. Untuk saklar pemasangan saklar tunggal dan ganda merk atau yang setara sesuai standart
SNI, sejumlah titik lampu yang diperlukan.
c. Jenis lampu yang digunakan adalah : lampu penerangan yang dipakai berupa lampu pijar 5-
40 watt merk atau yang setara dan lampu BL 1 x 18 watt merk atau yang setara untuk
(rumah panel).
d. Jumlah titik lampu yang diperlukan disesuaikan dengan gambar perencanaan masing-
masing.
e. Stop kontak yang dipakai adalah stop kontak 1 fasa, memiliki terminal fasa, netral dan
pentanahan dari satu tipe, untuk pemasangan rata dinding, dengan rating 250 volt 10 Amp.
Merk yang setara, semua stop kontak dinding dipasang min. 150 cm dari lantai.
5. Tahanan isolator : tahanan isolator ditentukan sekitar 50 M Ohmn. Pemasangan sekring / panel
secara tertanam dalam tembok terpasang kuat dan rapi dengan lokasi yang tidak mengganggu
lalu lintas serta mudah dijangkau.
Pasal 9

PEMBANGUNAN RESERVOIR DAN RUMAH PANEL

1. Pembangunan Reservoir dan rumah panel dilaksanakan sesuai gambar detail.


2. Pekerjaan batu kosong / batu kali yang digunakan adalah batu gunung lokal.
3. Pekerjaan pemasangan batu bata dilaksanakan dengan spesi 1 pc : 4 ps dan plesteran 1 pc : 4
ps.
4. Pekerjaan beton bertulang dilaksankan dengan campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr dengan tulangan
sesuai gambar.
5. Pekerjaan beton rabat dilaksanakan dengan campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr.
6. Spesi bahan yang digunakan untuk pembangunan reservoir dan rumah panel :

- Batu : Batu gunung ex lokal.


- Batu bata : Batu bata putih.
- PC : Produksi dalam negeri yang bersertifikat SNI.
- Pasir : Pasir hitam / pasir jawa.
- Kerikil : Kerikil batu gunung pecah tangan atau pecah mesin ex lokal.
- Besi beton : Mutu besi U-24 polos dan ulir.
7. Lain-lain penjelasan seperti terbaca dalam gambar detail, termasuk kelengkapan reservoir dan
rumah panel (kayu dll).
8. Pengadaan bak air bersih (reservoir) dan kelengkapannya.
1. Ketentuan umum :
Pekerjaan pembuatan / pengadaan reservoir ini terkait dengan sistem pendistribusian air
bersih dipasang lengkap dengan peralatan-peralatan yang diperlukan sehingga seluruh
sistem dapat difungsikan sebagaimana mestinya. Pemasangan dan penempatan reservoir ini
terdapat pada gambar rencana. Pekerjaan pembuatan / pengadaan reservoir ini pada garis
besarnya meliputi :
a. Pengadaan reservoir (bak air) atas.
b. Sistem kontrol berupa Water Level Control (WLC).
2. Bahan-bahan :
a. Konstruksi reservoir dari plat dan dinding beton bertulang sesuai gambar rencana.
b. Tutup man hole dari besi plat 80 x 80 cm.
c. Dilengkapi Water Level Control (WLC) merk yang setara atau sesuai standart SNI.
d. Untuk pengamana dilengkapi kunci gembok besar.

Pasal 10
PENGADAAN DAN PEMASANGAN POMPA DAN GENSET

1. Dalam hal pengadaan pompa dan genset, pelaksanaan harus melampirkan brosur dari jenis dan
merk pompa dan genset dimaksut atau surat dukunagn dari pabrikan / agen.
2. Pompa dan genset (merk / yang setara) yang digunakan memiliki sertifikat ISO dan atau SNI
ataupun sertifikat lainnya yang mendukung mutu maupu kualitas pompa dan genset.
3. Barang tersebut adalah baru dan asli.
4. Kapasitas pompa dan genset disesuaikan dengan daya dan debit yang dibutuhkan sesuai
rencana. Pengadaan peralatan pompa dan genset untuk sistem plumbing :
1. Pekerjaan umum.
Pekerjaan pengadaan peralatan ini meliputi pekerjaan mekanis sistem distribusi untuk
mensuplai kebutuhan air bersih, dan kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk kegiatan
bangunanini, dipasang lengkap dengan perlengkapan-perlengkapan utama dan sarana-
sarana penunjang lainnya. Pemasangan dan penempatan peralatan-peralatan ini dapat
dilihat pada gambar rencana.
Pengadaan peralatan ini secara garis besar adalah berupa pengadaan pompa air dengan
segala perlengkapan pendukungnya.
2. Masa garansi.
Untuk semua peralatan baik pompa maupun seluruh jaringannya / sistemnya masih dalam
tanggung jawab pemborong selama 1 (satu) tahun, dihitung sejak serah terima pekerjaan
yang kedua.
a. Kontraktor yang menyerahkan surat jaminan “After sales service” dari agen tunggal atau
dari distributor yang dihunjuk oleh pabrik.
b. Kontraktor bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan “After Sales Service” yang
disebutkan diatas.
c. Kontraktor bertanggung jawab penuh terhadap segala kerusakan yang terjadi pada
waktu pelaksanaan, pemasangan dan masa pemeliharaan pada mesin Genset, Pompa
Submersible, dan Pompa air sampai waktu penyerahan akhir pekerjaan.
3. Kontraktor bertanggung jawab atas pengawasan yang ketat terhadap schedule atau urutan
pekerjaannya sehingga tidak mengganggu penyelesaian proyek ini secara keseluruhan.
4. Perencanaan dan Pemasangan :
a. Kontraktor harus menyediakan dan memasang semua peralatan pompa menjadi satu
kesatuan, sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan oleh pihak
pembuatan.
b. Pompa dan motornya harus diletakkan pada alas yang dipasang dan disekrup dengan
baik sehingga kedudukan pompa cukup kuat dan stabil.
c. Motor listrik (ac motor) penggerak pompa harus diambil dari jenis “tropicalized”.
d. Instalasi pompa air harus dilengkapi dengan katup-katup seperti yang dijelaskan dalam
gambar mekanikal dan pengukur tekanan pada bagian discharge dan impeller pompa.
Pengukur tekanan tersebut harus dari jenis range dan merk yang disetujui.
5. Pengujian :
a. Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, pihak kontraktor harus melaksanakan
pengujian-pengujian terhadap pompa beserta instalasi dan accesoriesnya lainnya
sebagai salah satu persyaratan yang harus dipenuhi. Pengujian-pengujian ini harus
disaksikan oleh Direksi Pengawas.
b. Pengujian final dari pompa beserta instalasinya harus menghasilkan kapasitas dan heaci
yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Kontraktor diwajibkan untuk
penyediakan fasilitas pengujian.
Pasal 11
PEKERJAAN PEMASANGAN PERPIPAAN SALURAN DISTRIBUSI
A. LINGKUP PEKERJAAN :
1. Instalasi pipa, katup-katup kelengkapan lain dari pipa transmisi.
2. Pengadaan buruh, peralatan-peralatan dan pelayanan-pelayanan dalam rangka pelaksanaan
seluruh pekerjaan yang diperlukan dan hal-hal yang bertalian dengan penyelesaian pekerjaan
yang diuraikan pada 1) dan 2) diatas ataupun ditentukan kemudian didalam lingkup pekerjaan.
B. PERALATAN PEMASANGAN PERPIPAAN :
Seluruh peralatan untuk pemasangan pipa harus disediakan oleh kontraktor dan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab kontraktor.
C. MATERIAL PERPIPAAN :
Seluruh material antara lain :
1. Pipa GI untuk inlet, outlet maupun penguras reservoir dan crosing jalan ( sesuai gambar
rencana).
2. Pipa PVC Ø (2”-3”) RRJ S 12.5 merk yag setara standar SNI untuk jaringan distribusi (sesuai
gambar rencana).
3. Pipa PVC Ø 3/4”, Pipa PVC Ø 5” 9untuk Pipa Sumur dari Sumber air) kualitas AW merk yang
setara standar SNI untuk sambungan rumah (sesuai gambar rencana).
4. Peralatan / bahan untuk Pipa aksesories antara lain : Tee PVC Ø 3”, Baut Mur Ø 5/8”,
Packing Karet 3”, PVC Dop Ø (3”-2”), merk yang setara standar SNI dll.. dipasang sesuai
gambar detail perencanaan.
5. Pekerjaan Pemboran Sumur dan Deep Well ini hanya untuk yag berlokasi (Ds. Tana Mera)
untuk pekerjaan Pipa Jambangan dipakai pipa Ø 10”, pipa Buta Ø 10”, pipa saringan Ø 6”,
pipa Piezometer & sok PVC Ø 1” & Reducer.
6. Katup-katup.
7. Gate Valve.
8. Mteriala yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan perpiaan, seperti pasir, koral,
semen, batu-batu dan lail-lain yang ditentukan dalam RAB dan aksesoris lainnya harus
disediakan oleh kontraktor.
Setiap pekerjaan perpipaan dianggap telah terpasang pada jalur pipa, hanya apabila itu
dilakukan dengan sepengetahuan atau persetujuan dan ditandatangani oleh Direksi pada
surat laporan tertulis yang dibuat oleh kontraktor pekerjaan pipa yang dipasang tidak sesuai
dengan prosedur diatas akan dianggap hilang dan harga materialnya akan dibebankan pada
kontraktor berdasarkan harga satuan yang akan ditetapkan pada kontrak pengadaan
barang.
Kontraktor harus menyediakan pekerjaan dan peralatan yang diperlukan untuk transportasi
material lapangan pekerjaan.
Kontraktor akan bertanggung jawab unutk setiap kerusakan dan kehilangan material.
D. PENANGANAN MATERIAL PERPIPAAN :
Pipa-pipa akan dtandatangani dan digudangkan sesuai dengan instruksi pabrik sehingga tidak
menyebabkan kerusakan. Perhatikan khusus diberikan terhadap penanganan dan
penggudangan pipa-pipa dan kelengkapan-kelengkapannya sehubungan denga coating lining.
Kait atau alat lain yang mungkin mengakibatkan kerusakan terhadang ujung-ujung pipa tidak
akan digunakan.
Apabila terjadi kerusakan dalam pemasangan perpipaan atau peralatan-peralatan yang karena
kelalaian, maka kewajiban kontraktor untuk mengadakan kembali perpipaan/peralatan yang lain
sesuai dengan kualitas yang diperlukan.
Sebelum meletakkan pipa-pipa atau kelengkapan-kelengkapannya pada posisi yang telah
ditentukan, harus dibersihkan terlebih dahulu dan diperiksa jika ada kerusaka-kerusakan.
Di dalam penanganan katup, perhatikan khusus akan diberiak dan diuji terhadap dudukan katup
dan bagian-bagian yang bergerak, katup-katup akan terpasang sehingga berfungsi dengan baik
bebas dari pengotoran dan gangguan terhadap mekanismenya. Kontraktor akan memperbaiki
dengan biaya sendiri apabila terjadi kerusakan sewaktu pemasangan. Setiap katup yang akan
berfungsi sebagaimana mestinya setelah pemasangan akan dioerbaiki atas biaya kontraktor.
Kontraktor akan memasang pipa-pipa serta kelengkapan-kelengkapannyasesuai dengan gambar-
gambar dan petunjuk Direksi.
Pekerjaan akan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan kondisi untuk pekerjaan
perpipaan yang berlaku seperti Peraturan Perpipaan Indonesia (PPI), American Welding Society
(AWS), instruksi-instruksi dari Direksi dan Dokumen-dokumen yang terlampir. Ketentuan-
ketentuan dan kondisi yang disebutkan diatas, juga akan berlaku untuk seluruh pipa dari segala
jenis material yang tidak dicakup di dalam dokumen ini. Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
E. PEKERJAAN LAIN-LAIN :
1. Mobilisasi
Sejumlah biaya untuk butir mobilisasi dan pekerjaan persiapan akan menjadi tanggung jawab
kontraktor, yang mencangkup seluruh biaya mobilisasi buruh/staff dan peralatan-peralatan dari
lapangan pekerjaan serta seluruh bangunan-bangunan sementara yang diperlukan dan
pekerjaan-pekerjaan persiapan lainnya.
2. Pembongkaran dan pembuangan bangunan-bangunan yang lama.
Bangunan-bangunan lama yang mengganggu pekerjaan harus dibongkar sesuai petunjuk direksi
dan kerusakan yang timbul akibat pembongkaran ini terhadap bagian-bagian struktur yang lain
akan diperbaiki oleh kontraktor.
3. Pelaksanaan Pekerjaan Pipa.
a. Galian parit untuk perletakan pipa.
Galian akan digali sesuai jalur yang ada pada gambar dengan pilihan perioritas lokasi dengan
urutan sebagai berikut :
1. Antara bahu jalan-jalan aspal dengan tanah milik penduduk.
2. Di bawah bahu/jalan aspal.
3. Di bawah pinggiran jalan yang tidak dikeraskan.
4. Di bawah jalan/jalan aspal.

Penggalian parit hanya dilakukan bila akan disusuli segera denga pemasangan pipa dan
khusu di daerah dimana lalu lintas akan terganggu, maka sistem gali dan pasang langsung
akan diterapkan. Pemborong akan terlebih dahulu mengadakan pengecekan kepada instansi
yang berwenang tentang kabel-kabel dan pipa-pipa lain di bawah tanah, sehingga tidak
terjadi pengrusakan terhadapnya dan ini menjadi tangguing jawab pemborong. Bila
pemborong mendapatkan informasi bahwa dijalur parit ada pipa-pipa dan kabel dibawah
tanah, agar segera melaporkannya kepada Direksi dan meminta petunjuk-petunjuk
pelaksanaannya.

b. Pengurugan.
Pengurugan akan dilakukan lapis perlapis sebagai berikut :
 Lapis pasir urug setebal + 10 cm untuk pipa Ø 2” dan setebal + 5 cm untuk pipa Ø ¾”
akan ditempatkan pertama sekali, sebagai bantalan pipa yang akan dipasang.
 Pada ujung-ujung pipa dimana akan disambung, maka dasar galian harus lebih rendah +
5 cm, untuk menjamin bahwa pipa tidak didukung pada sambungan, melainkan
sepanjang badan pipa.
 Setelah pipa terpasang, maka samping-samping pipa juga akan diurug dengan pasir urug
dan mengarahkan pipa pada jalur yang dimaksud dan diatas pipa diurug lagi dengan
lapisan pasir urug setebal + 10 cm untuk pipa Ø 2” dan setebal + 5 cm untuk pipa Ø ¾”.
 Urugan selanjutnya dilakukan lapis perlapis tidak lebih dari 15 cm dengan tanah bekas
galian yang sebelumnya telah dibersihkan dari benda-benda tajam, batu, dan kotoran
organik dan dipadatkan sampai pada level tanah existing.
 Pemadatan dapat dilakukan dengan alat tangan yang beratnya + 15 kg dengan alat
pemadat 20 x 20 cm. Pengurugan pada sambungan dapat dilakukan setelah pengetesan.
 Pengembalian pada keadaan semula dilakukan setelah pengurugan selesai.
 Setiap kerusakan struktur-struktur akibat pelaksanaan galian dan urugan harus
diperbaiki seperti keadaan semula, sama halnya dengan permukaan-permukaan
jalan/aspal yang terkena galian, jjuga harus dikembalikan kepada keadaan semula.
 Pekerjakan pengurugan ini dilaksanakan sehingga tidak terdapat lagi penurunan tanah
ataupun permukaan jalan.
c. Pemasangan pipa.
Dalam hal pemasangan pipa pemborong harus mengikuti prosedur dari pabrik pembuatan
pipa dan harus dipasang pada jalur yang dimaksud sesuai gambar.
Penanganan pipa-pipa dan kelengkapannya harus dilakukan dengan hati-hati sekali karena
jika terjadi kerusakan dan kehilangan adalah menjadi beban kontraktor.
Setiap pipa akan diperiksa secara teliti sebelum dan sesudah pemasangan dan pipa yang
mengalami kerusakan akan diperbaiki atau diganti.
Setiap selesai pemasangan pada setiap hari, maka ujung pipa yang terbuka akan ditutup
dengan potongan kayu atau tutup lain yang disetujui oleh Direksi pelaksanaan.
Pemotongan pipa akan dilakukan dengan alat pemotong pipa yang sesuai untuk setiap jenis
pipa dan disetujui Direksi pelaksanaan dan ujung pipa bekas potongan akan dihaluskan
dengan alat yang sesuai untuk jenis pipa yang dimaksudkan.
Semua sambungan dan kelengkapan-kelengkapan pipa untuk sistem tersebut akan dipasang
selayaknya dan sesuai dengan petunjuk-petunjuk pabrik pembuatannya. Blok-blok penahan
dari beton akan ditempatkan pada tempat yang benar. Katup-katup dan kelengkapan-
kelengkapan lainnya supaya dipasang dan ditempatkan agar menurut petunjuk-petunjuk /
instruksi pabrik pembuatannya.
Khusus mengenai pipa tranmisi, maka sebelum pemasangan pemborong harus memeriksa,
meneliti dan jika perlu mengukur kembali seluruh ketinggian-ketinggian, sehingga
pemasangan pemasangan dapat dilakukan sesuai ketinggian yang ada pada gambar. Jika
harus ada perubahan dari gambar yang telah ada maka harus melaporkannya kepada Direksi
pelaksanaan. Perhatian khusus harus juga diberikan terhadap pemasangan pipa
diperlintasan sungai.
d. Sambungan-sambungan
Selurun sambungan antara pipa dengan pipa demikian juga dengan fitting dan kelengkapan
lainnya dipasang sesuai gambar detail yang ada, dengan menggunakan cincin karet atau
flens. Prosedur / instalasi dari pabrik dan Direksi pelaksanaan. Sebelum melakukan
penyambungan, ujung pipa dan fitting harus dibersihkan terlebih dahulu.
e. Sambungan ke sistem perpipaan yang ada.
Sambungan yang demikian harus dapat dilakukan sesingkat mungkin, untuk menjaga
gangguan seminimal mungkin terhadap penyaluran / pengadaan air minum. Pemborong
harus sebelumnya memberitahukan akan hal ini kepada direksi pelaksanaan (tiga hari
sebelumnya), disertai dengan rencana kerja untuk itu dimana diterangkan jangka waktu
pemasangan, peralatan yang akan di pakai dan jumlah buruhnya serta material-meterial
yang dibutuhkan. Pekerjaan dilakukan setelah mendapat ijin dari Direksi pelaksanaan.
f. Kelengkapan-kelengkapan (aksesoris)
Pemasangan aksesoris yaitu katup-katup, katup udara, wash out, fitting dll akan menerima
perhatian sama seperti pada pemasangan pipa, terutama mengenai pembersihan, dudukan,
cara penyambungan dan instruksi pabrik pembuatannya. Katup-katup OI (Gate Valve) yang
terletak dibawah tanah untuk pipa yang letaknya horisontal, maka “spindle” ditempatkan
vertikal. Kecuali untuk pipa yang letaknya horisontal, maka katup-katup didudukkan beton
jangan terjadi retak pada pipa akibat berat katup itu sendiri.
Katup-katup harus dilengkapi dengan spindle, rumah katup dan tutup rumah katup sesuai
dengan tipikal gambar detail. Rumah katup dan tutupnya akan dipasang sedemikian hingga
tidak ada beban yang diakibatkan kekatup itu sendiri.
Katup terpasang hingga dapat berfungsi dengan baik, bebas dari kotoran dan gangguan dari
mekanismenya.
Setiap katup yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya setelah pemasangan akan dapat
diperbaiki atas biaya pemborong.
g. Perlintasan.
Perlintasan sungai, selokan, jalan supaya dilaksanakan sesuai tipikal gambar detail yang ada.
Untuk perlintasan tersebut sungai dan selokan, harus diadakan perbaikan sesuai lokasi
terutama mengenai dudukan (pondasi) perlintasan dan juga didinding penahan (retaining
wall) dan semua biaya ini sudah harus diperhitungkan pada waktu peninjauan lapangan dan
dimasukkan ke Rencana Anggaran Biaya (RAB). Pemasangan pipa, aksesoris dan fitting pada
perlintasn ini benar-benar harus dilaksanakan dengan baik juga seluruh pekerjaan lain yang
dimaksud dalam gambar termasuk cating/painting terhadap pipa yang terletak diatas tanah
dan pengembalian pada keadaan semula untuk perlintasan jalan dan lain-lain pekerjaan
yang mungking diperlukan yang dijumpai sewaktu paninjauan dilapangan.
Segala hal yang termasuk dalam pekejaan pemasangan pipa pada perlintasan jalan harus
dilaksanakan dengan cepat agar tidak mengganggu arus lalu lintas, batu batasan waktu
untuk pekerjaan tersebut (penggalian sampai dengan penutupan kembali) adalah kurang
lebih 24 jam.

Pasal 12
PENGADAAN DAN PEMASANGAN SAMBUNGAN RUMAH (SR)
1. Pemasangan SR dilaksanakan sesuai gambar detail perencanaan.
2. Sambungan rumah ditempatkan dihalaman atau sekitar rumah.
3. Peralatan / bahan untuk pipa / aksesoris antara lain : pipa PVC Ø3/4” + aksesoris, clem sadle Ø
3-3/4”, knee PVC Ø3/4-4”, sock drat dalam ¾”, sock drat luar ¾”, knee drat dalam ¾”, kran air,
water meter, pipa GI Ø 3” (crossing jalan), merk yang setara atau sesuai standart SNI dll,
dipasang sesuai gambar detail perencanaan.
4. Pasangan bata 1 pc : 4 ps dan plesteran 1 pc : 4 ps untuk dudukan water meter dan kran air
sesuai gambar detail perencanaan. Merk yang setara atau sesuai standart SNI.

Pasal 13
PEKERJAAN PERBAIKAN JALAN BEKAS GALIAN (CROSSING JALAN)
1. Perkerasan jalan ini dilaksanakan sesuai dengan luasan dan ketinggian yang terlukis pada
gambar rencana.
2. Bila kedudukan tanah permukaan tanah yang tidak ada / tidak sesuai dengan kedudukan yang
ditentukan maka pemborong berkewajiban untuk menggali atau mengurug sesuai ketinggian
yang ditentukan.
3. Struktur perkerasan disesuaikan dengan jenis bahan permukaan atasnya (lihat gambar renca),
sedang bahan masing-masing lapisan struktur dapat ditinjau pada ayat berikut
Bahan bahan :
4. Bahan untuk SUB BASE : pasir dan batu (sirtu)
Sebagai lapissan dasar dipergunakan pair batu yang bersih dari kotoran dan lumpur diameter
butiran batu tidak melebihi dari 5 cm, atau tanah urug yang dipadatkan.
5. Bahan untuk BASE :
Bahan untuk Base harus bahan yang non plastik dan harus bebas dari macam kotoran, bahan-
bahan organik dan bahan lain yang tidak dikehendaki.
Agregate untuk base kelas A harus memenuhi persyaratan kualitas sesuai AASHTO M147 dan
persyaratan lain yang dapat digunakan sebagai acuan.

Pasal 14
PEKERJAAN PENGECATAN
Perataran-peraturan yang dipakai :
 Pengendalian seluruh pekerjaan cat, harus memenuhi ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982 pasal 54 dan NI-4.
 Bahan cat digunakan harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 53, BS
No.3900 : 1970 / 1971, AS.K-41 dan NI.4, serta mengikuti ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
 Persyaratan Standart Mutu Bahan dan prosedur mengikuti yang ditentukan oleh pabrik dan
standar lainnya seperti : NI.3, ASTM 828, ASTME, TAPP 1 803 dan 407, kontraktor tidak
dibenarkan merubah standart dengan cara apapun tanpa ijin dari Manajemen konstruksi.
A. Pekerjaan Pengecatan Reservoir dan Rumah Panel.
Lingkup pekerjaan.
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya peralatan dan alatb
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. Sesuai dengan yang ditanyatakan dalam
gambar memenuhi uraian syarat dibawah ini serta spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
2. Pengaecatan Tandon dan Besi dilakukan pada bagian luar serta pada seluruh detail yang
disebutkan dalam gambar.
3. Syarat-syarat bahan.
a. Semua bahan cat yang digunakan adalah Cat produk/merk yang setara atau sesuai
standar SNI, dengan proses sebagai berikut :
Primer : 1 lapis cat Alkali Resisting primer, Interval 2 jam.
Under Coat : 1 lapis Acrylic Wall Fille,interval 2 jam.
Untuk mendapat hasil solid, pengecatan dilakukan dengan sistem sprai.
b. Type dan warnanya akan ditentukan kemudian.
c. Seluruh bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan cat dasar, bahan
plamur dari produk yang sama (CI) dengan cat yang digunakan.
B. Pekerjaan Pengecatan Besi.
a. Lingkup Pekerjaan.
1. Pekerjaan pengcatan ini dilakukan meliputi pengecatan permukaan besi/baja yang
nampak serta pada seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan
sesuai petunjuk Manajemen konstruksi.
b. Persyaratan Pekerjaan.
1. Semua bahan cat yang digunakan adalah cat produk/merk yang setara atau sesuai
standar SNI ,dengan proses petunjuk berikut :
Primer : 1 lapis Quick drying metal primer chromatesetebal 50 micron, interval 8
jam
Undercoat : 1 lapis catUndercoat setebal 35 mikron, interval 6 jam
Cat : 2 lapis cat synthetic Super Gloss setebal 2 x 30 mikron, interval 16 jam
Untuk mendapatkan hasil solid, pengecatan dilakukan dengan sistem spray.
2. Pengecatan dilakukan sampai memperoleh hasil pengecatan yang rata dan sama
tebalnya.
3. Warna dan typenya akan ditentukan kemudian.
c. Syarat-syarat pelaksanaan.
1. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang
dan pecah-pecah).
2. Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata dan halus dengan bahan amplas kayu
atau besi (disesuaikan untuk pekerjaan masing-masing). Setelah memenuhi
persyaratannya barulah siap untuk dimulai pekerjaan pengecatan dengan persetujuan
Manajemen Konstruksi.
3. Pengecatan tidak dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada bidang
pengecatan.
4. Bidang pengecatan harus dalam keadaan kering serta bebas dari debu, lemak, minyak
dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan.
5. Pengcatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari manajemen konstruksi serta
jika seluruh pekerjaan pengelasan dan penyambungan setelah selesai dan sempurna.
6. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, kontraktor harus penyerahkan/mengirimkan
contoh bahan dari 3 macam hasil produk kepada Manajemen Konstruksi selanjutnya
akan diputuskan jenis bahan dan warna yang akan digunakan, dan akan
menginstruksikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 hari kalender setelah
contoh bahan diserahkan.
7. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan kabel pabrik pembuatnya.
8. Contoh bahan yang telah disetujui , dipakai sebagai standar untuk
pemeriksaan/penerimaan bahan yang dikirim oleh kontraktor ke tempat pekerjaan.
9. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh kontraktor untuk
mendapatkan persetujuan Manajemen konstruksi sebelum pekerjaan di
mulai/dilakukan, serta pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik
yang bersangkutan.
10. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture merata, tidak terdapat, noda-noda
pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya, kerusakan akibat pekerjan-
pekerjan lain.
11. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan dan
perawatan/keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.
12. Bila terjadi ketidak sempurnaan dalam pengerjaan, atau kerusakan, kontraktor harus
memperbaiki / mengganti dengan bahan yang sama mutunya tanpa adanya tambahan
biaya.
13. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil / berpengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut, sehingga dapat tercapainya mutu
pekerjaan yang baik dan sempurna.
14. Permukaar pengecatan setelah diamplas, setelah memperoleh permukaan yang halus,
rata dan bersih juga harus bebas dari karat.
15. Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian, sampai jenuh.
16. Lakukan pekerjaan persiapan dari produk sesuai jenis yang diisyaratkan. Selanjutnya
setelah pekerjaan persiapa dilakukan dengan baik, cat dasar dilapiskan sampai rata dan
sama tebal. Setelah itu baru undercoat dilakukan dengan persyaratan sesuai yang
ditentukan dari pabrik yang bersangkutan.
17. Selanjutnya setelah pekerjaan persiapan dilakukan dengan baik, cat dasar dilapiskan
sampai rata dan sama tebal. Selanjutnya undercoat dilakukan dengan persyaratan
sesuai yang ditentukan dari pabrik yang bersangkutan.
18. Cat akhir dapat dilakukan bila undercoat telah kering sempurna serta telah mendapat
persetujuan Manajemen Konstruksi.
19. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas yang bermutu baik atau dengan spray.
20. Bidang pengecatan harus rata dan sama warnanya.
C. Pekerjaan Pengecatan Waterproofing
a. Lingkup Pekerjaan
1. Bagian yang diberi lapisan waterproofing ialah :
 Pada area plat lantai dan dinding area dalam Tandon yang dinyatakan dalam
gambar
b. Persyaratan Bahan
1. Persyaratan Standar Mutu Bahan dan prosedur mengikuti yang ditentukan oleh pabrik
dan standar lainnya seperti : NI.3, ASTM 828, ASTME, TAPP 1 803 dan 407. Kontraktor
tidak dibenarkan merubah standard dengan cara apapun tanpa ijin dari Manajemen
Konstruksi.
2. Bahan
Untuk lapisan kedap air digunakan cat produk/merk yang setara atau sesuai standar SNI,
yang memenuhi persyarata sebagai berikut :
i. Merupakan lembaran yang terdiri dari konmponen spunbond polyster core coated
pada dua sisi dengan modified bitument dan dengan specian polypropielene
thermoplastic polymers.
ii. Dilapisi satu kali dengan tebal minimum 3mm, rainforsement 180 gr/m2 non
woven polyster fabric dengan karakteristik fisik dan kimiawi dan kepadatan yang
merata dan konstan.
iii. Untuk lapisan yang menggunakan bahan liquit dipakai TAR.P.U.YXP12 atau yang
setara dan untuk semua produk harus mengikuti full sistem sesuai dengan
persyaratan dari pabrik.
iv. Dilapisi 2 kali dengan bahan liquit (minimum) dengan urutan pekerjaan sesuai
dengan pelapisan yang diisyaratkan oleh pabrik.
v. Kedap air dan uap, termasuk juga pada bagian over lapping. Over lapping antar
sambungan adalan 100 mm, tekukan vertikal 200mm, pada lubang masuk 50 mm.
vi. Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan.
vii. Perilaku material pada 100° C harus tetap stabil.
viii. Berwarna putih atau ditentukan kemudian.
ix. Susunan polymen tidak berubah akibat perubahan cuaca.
c. Pengujian Bahan
1. Bila diperlukan wajib mengadakan tes bahan tersebut pada laboratorium yang ditunjuk
Manajemen Konstruksi, baik mengenai komposisi, konsentrasi dan hasil yang
ditimbulkannya untuk ini kontraktor / suplier harus menunjukkan surat rekomendasi
hasil pengetesan dari lembaga resmi yang ditunjuk tersebut sebelum memulai
pekerjaan.
2. Pada waktu penyerahan kontraktor harus memberikan jaminan atas produk yang
digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya selama 10 tahun
termasuk mengganti dan memperbaiki segala kerusakan yang terjadi. Jaminan yang
diminta adalah jaminan dari pihak pabrik untuk mutu material, serta jaminan dari pihak
pemasang (applicator) untuk mutu pemasangan.
3. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan=percobaan dengan cara memberi air
diatas permukaan pekerjaan baru setelah mendapat persetujuan manajemen
konstruksi.
d. Pengiriman dan Penyimpanan bahan
1. Bahan harus didatangkan ke tempat pekejaan keadaan baik dan tidak bercacat.
Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel dan berlabel pabriknya.
2. Bahan harus disimpan yang terlindung, tertutup tidak lembab, kering dan bersih, sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan.
3. Tempat penyimpanan harus cukup ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya,
kontraktos bertanggung jawab atas bahan-bahan yang disimpan baik dan sebelum atau
selama pelaksanaan, dan wajib menggantinya jika terdapat kerusakan yang bukan
tindakan pemilik.

Pasal 15
PENJELASAN LAIN-LAIN PEKERJAAN
A. Syarat-syarat Pelaksanaan.
1. Semua bahan yang belum dikerjaan harus ditunjukkan pada manajemen konstruksi untuk
mendapatkan persetujuan, lengkap persetujuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan.
Material yang tidak disetujui harus diganti tanpa bahan tambahan.
2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian, maka bahan-bahan pengganti harus
disetujui manajemen konstruksi berdasarkan contoh yang diajukan oleh kontraktor.
3. Kontraktor harus mengikutisemua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan syarat-
syarat maupun yang tercantum dalam gambar-gambar , instruction manual dan
manufacture dan standar-standar yang diisyaratkan.
4. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan, dan atas petunjuk manajemen konstruksi.
5. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainnya, kontraktor
harus segera melaporkan kepada manajemen konstruksi sebelum pekerjaan dimulai.
Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat dalam hal ada
kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut di selesaikan.
B. Gambar Detail Pelaksanaan.
1. Kontraktor harus membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan pada
gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan lapangan.
2. Kontraktor harus membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum tercakup
lengkap dengan gambar kerja / dokumen kontrak.
3. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukam termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup secara
lengkap didalam gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
4. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendaptkan persetujuan terlebih dahulu dari
manajemen konstruksi.
C. Contoh
1. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan jaminan pabrik,
kecuali bahan yang disediakan oleh proyek.
2. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan pada manajemen konstruksi sebanyak
minimal 2 produk yang setara dari berbagai merk pembuat atau kecuali ditentuka lain oleh
manajemen konstruksi.
3. Keputusan bahan jenis, warna tekstur, dan merk yang memenuhi spesifikasi akan diambil
oleh manajemen konstruksi dan akan diinformasikan kepada kontraktor selama tidak lebih
dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.
4. Bilamana diinginkan, kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan dimulai.
D. Cara Pelaksanaan.
1. Pelaksanaan pemasangan, harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (ahli dari pihak
pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus mengajukan metode pelaksanaan
sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk mendapan persetujuan dari manajemen konstruksi.
2. Khusus untuk bahan waterproofing yang dipasang ditempat yang berhubungan langsung
dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra violet atau apabila
diisyaratkan dalam gambar pelaksanaan atau spesifikasi arsiteltur, maka dibagian atas dari
lembar waterproofing ini harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar pelaksaan, diman
lapisan ini dapat berupa lantai screed maupun material finishing.
E. Pengujian mutu pekerjaan.
1. Kontraktor diwajibkan untuk melakukan pecobaan-percobaan / pengetesan terhadap hasil
pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan cara memberi siraman diatas permukaan yang
telah diberi lapisan kedap air.
2. Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari manajemen
konstruksi.
3. Padsa waktu penyerahan maka kontraktor harus memberikan jaminan atas semua
pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, akibat
kegagalan dari bahan maupun hasil pekerjaan yang berlaku, termasuk mengganti dan
membperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.
F. Syarat pengaman pekerjaan.
1. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah dilakukan,
terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan lainnya.
2. Kalau terhadap keriusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik tau pemakai pada
waktu ini dilakukan / dilaksanakan maka kontraktor harus memperbaiki / mengganti sampai
dinyatakan dapat diteriam oleh manajemen konstruksi. Biaya yang timbul untuk pekerjaan
perbaikan ini adalah tanggung jawab kontraktor.
Pasal 16

PENJELASAN GAMBAR, RKS DAN BERITA ACARA AANWIJZING ( BAA )

1. Bila ada perbedaan antara gambar-gambar dengan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
pekerjaan, maka RKS-lah yang mengikat.
2. Bila ada perbedaan antara gambar, RKS dan berita acara Aanwijzing (BAA), maka berita acara
Aanwijzing yang mengikat.
3. Bila pada gambar tercantum tetapi pada RKS dan berita acara Aanwijzing tidak tertulis, maka
gambarlah yang diikuti.
4. Bila pada RKS tertulis, tetapi pada gambar dan berita acara Aanwijzing (BAA) tidak tertulis maka
RKS-lah yang diikuti.
5. Bila pada berita acara Aanwijzing (BAA) tertulis, tetapi pada gambar dan RKS tidak tertulis maka
berita acara Aanwijzing (BAA) lah yang diikuti.
6. Bila ada perbedaan antara gambar yang diskala dengan ukuran yang tertulis, maka ukuran yang
tertulislah yang diikuti.
7. Bila ada perbedaan antara kode gambar dengan keterangan yang tertulis, maka keterangan
yang tertulislah yang diikuti.
8. Bila ada perbedaan antara gambar kecil dengan gambar besar / detail, maka gambar detail yang
diikuti.
9. Sebelum melaksakan pekerjaan, pemborong berkewajiban meneliti dokumen-dokumen tersebut
diatas. Apabila ada keraguan, harus dinyatakan pada pengawas / Direksi.
10. Perbedaan volume di dalam RKS / gambar dengan pelaksanaan tidak boleh dijadikan alasan
untuk pekerjaan tambah kurang.

Pasal 17
PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG (MEER EN MINDERWERK)
1. Pekerjaan tambah / kurang hanya dikerjakan atas perintah / persetujuan Direksi pekerjaan
secara tertulis.
2. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidaj seizin Direksi pekerjaan secara tertulis
adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya.
3. Biaya tambahan menurut harga-harga satuan (harga-harga satuan dari penawaran pemborong
dalam pelelangan) tidak melebihi 10% dari harga borongan.
4. Untuk pekerjaan tambah / kurang, pemborong harus membuat gambar revisi.
5. Pekerjaan tambah dibayar setelah ada pengusulan dan pengesahan direksi dan disetujui Doreksi
pekerjaan.

Pasal 18
PENUTUP
1. Bagian-bagian yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak disebutkan didalam RKS
dan gambar tetap harus diselenggarakan oleh pelaksana.
2. Guna mendapatkan pekerjaan yang baik, maka bagian yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini,
tetapi tidak dimasukkan atau tidak disebutkan dalam bestek ini sebagian hal yang tersebut.
3. Hal-hal yang tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Direksi, bilamana
perlu diadakan perbaikan dalam peraturan ini.

Sampang, Juli 2015


Konsultan Perencana
CV. Dara Konsultan

Syaiful Hidayat, ST
Team leader

Anda mungkin juga menyukai