Anda di halaman 1dari 10

Widyaningsih Bungin Sura’ – 1406532974 – Penyambungan Material 01

TUGAS 07 PENYAMBUNGAN MATERIAL

1. Explain what is the definition of standards, codes and specifications and give same examples of them !
Standard adalah kumpulan dokumen-dokumen berisikan kode (codes), spesifikasi (specification), saran aplikasi
(recommended practice), klasifikasi, dan petunjuk (guide) yang telah dipersiapkan oleh suatu institusi organisasi dan di sahkan
(approved) sesuai dengan prosedur yang ada (berlaku). Contoh:

 SNI (Standar Nasional Indonesia)


 ASME (American Society of Mechanical Engineers)
 EN (European Norm)
 ISO (International Standard Organization)
Code adalah suatu standard yang berisikan kondisi dan persyaratan yang berhubungan dengan bidang khusus (a
particularly subject) dan mengindikasikan bahwa prosedur yg digunakan telah sesuai dengan persyaratannya. Kode ini harus
diikuti (mandatory) karena menyangkut kepentingan umum yang mengarah kepada kebijakan otoritas pemerintahan. Contoh:

 AWS D1.1 (Structural Welding Code-Steel)


 ASME (Boiler and Pressure Vessel Code)
 APD (Welded Pipeline and Vessel)
Spesifikasi adalah suatu standar yang berisikan penjelasan yang rinci dan akurat tentang persyaratan teknis dari
material, produk, sistem atau jasa. Contoh:

 AWS A5.X (Filler Metal Specification)


 ASME sec.IIC (Material Consumable of Welding)

2. Mention some standards regarding to the quality of welds both from the USA and Europe, as well as the
type and any restrictions set out in those standards.

Standar Eropa dan Amerika dalam mendukung kualitas lasan, yaitu:

1. ASME (American Society of Mechanical Engineers)


o ASME Sec IX (Qualification Standard for Welding and Brazing Procedure, Welder, and Welding & Braze
Operator).
o ASME Sec II C (Standard for Material and Consumable of Welding).
Basic Construction Code/Standards:
 ASME sec I, ASME B31.1, ASME
B31.3
 ASME sec VIII Div 1&2

Examination and Welding Personal and


Testing Quality of Welds Welding Procedure
 ASME V  ASME IX

Welding Material
 ASME IIC

2. EN (European Norm) / European Standard


o EN 288 (Standard & Qualification Welding Procedure)
o EN 287 (Standard & Qualification of Welder)
o EN 1418 (Standard & Qualification of Welding Operator)
 Quality manual and
certificate EN ISO 9000
 Quality requirements for
welding EN 720
Examination and testing Welding Personal
 ISO 5817  EN 237
 ISO 30042  EN 1418
 EN 970  EN 719

Quality of Welds

Safety in welding Welding procedure


 EN 60074  EN 288
 EN 50078  EN ISO 15607-5614
Materials
 Metal 10025
 Consumable EN
440, EN 449

3. AWS (American Welding Society)

1
3. What is the field application regulated by Europe and America standard, as well as mention the type of
regulated standard number.
Application Application code / Welding standard
standard
Procedure approval Welder approval
Pressure vessel BS 5500 BS EN 288 BS EN 287
ASME VIII ASME IX ASME IX
Process pipe-work BS 2633 BS EN 288 (part 3) BS EN 287 (part 3)
BS 4677 BS EN 288 (part 4) BS EB 287 (part 2)
ANSI/ASME B31.3 ASME IX ASME IX
BS 2971 ASME IX ASME IX
BS EN 288 (part 3) BS 4872/BS EN 287
Structural AWS D1.1 AWS D1.1 AWS D1.1
fabrication AWS D1.2 AWS D1.2 AWS D1.2
BS 5135 BS EN 288 (part 3) BS EN 287
BS 8118 BS EN 288 (part 4) BS EN 287
BS 4872
Storage tanks BS 2654 BS EN 288 (part 3 & 4) BS EN 287
BS 2594 BS EN 288 (part 3 & 4) BS EN 287
API 620/650 ASME IX ASME IX

4. What is WPS? Why is WPS to be made? as well as the content of WPS?


WPS (Welding Procedure Specification) adalah suatu perencanaan untuk pelaksanaan pengelasan yang meliputi cara
pembuatan konstruksi pengelasan yang sesuai dengan rencana dan spesifikasinya dengan menentukan semua hal yang
diperlukan dalam pelaksanaan tersebut. Karena itu mereka yang menentukan prosedur pengelasan harus mempunyai
pengetahuan dalam hal pengetahuan bahan dan teknologi pengelasan itu sendiri serta dapat menggunakan pengetahuan
tersebut untuk effesiensi dari suatu aktivitas produksi. WPS (Welding Procedure Specification) digunakan untuk
memberitahukan kombinasi variabel-variabel yang digunakan untuk membuat lasan tertentu. Secara garis besar, WPS
mengatur langkah-langkah yang diperlukan dalam membuat lasan pada kondisi khusus.

Isi yang diatur dalam WPS:

 Proses (SMAW, FCAW)


 Spesifikasi elektroda (AWS A5.1, A5.20)
 Klasifikasi elektroda (E7018, E71T-1)
 Diameter elektroda (1/8 in, 5/32 in)
 Karakteristik listrik yang digunakan (AC, DC+, D -)
 Spesifikasi logam dasar (A36, A572, Gr50)
 Temperatur minimum preheat dan interpass
 Arus pengelasan

2
 Kecepatan kawat umpan
 Tegangan busur listrik
 Kecepatan pengelasan
 Posisi pengelasan
 Tipe gas pelindung dan kecepatan alir
 Detail joint design

5. What is PQR? Why is PQR to be made? and mention the contents of PQR?
PQR (Production Qualification Record) merupakan catatan atau rekaman dari semua parameter essential variable pada
saat test coupon dilaksanakan. PQR hanya dibutuhkah untuk WPS yang membutuhkan kualifikasi. Sebuah kupon tes diwelding
dan PWHT diperlakukan sesuai dengan WPS. Dan hasil weldingan diuji melalui berbagai non destruktif test, mekanik test,
tes korosi dan metalografi seperti yang dipersyaratkan oleh spesifikasi yang berlaku oleh kode dan standard international.
PQR adalah catatan dari parameter pengelasan yang sebenarnya digunakan selama pengelasan kupon pengujian dan hasil
pengujian laboratorium.

Hal-hal yang diatur dalam PQR meliputi:

 Record parameter welding lengkap sesuai standar.


 Record parameter welding yang bukan essensial tapi mungkin di butuhkan dalam produksi atau mutu.
 Data Material certificate test coupon
 Data consumable certificate yang digunakan dalam welding test coupon
 Data lulus uji NDT seperti MPI atau DPI, UT atau RT
 Data lulus test destructive test (Mechanical test) dari badan independent test

6. Describe the variables that exist in the WPS and give examples of these variables
 Essential Variable  Merupakan variabel-variabel dasar yang sangat mempengeruhi proses pengelasan.
o QW-401.1 Essential variable (procedure)
Perubahan kondisi pengelasan akan mempengaruhi sifat-sifat mekanik (daripada ketangguhan notch) dari weldment.
o QW-401.2 Essential variable (performance)
Perubahan kondisi pengelasan akan mempengaruhi kemampuan welder untuk mendeposit atau menempatkan weld
metal.
 Supplemental Essential Variable  Merupakan variabel-variabel tambahan yang sifatnya mempengaruhi proses
pengelasan.

3
7. What is the F-number, P-number? Please specify what is the P-number for austenitic steels 316
according to US standards.
P-Number adalah penandaan oleh ASME Boiler and Pressure Code untuk mengkategorikan komposisi kimia dan
kemampulasan dari logam yang digunakan untuk fabrikasi dari barang penahan tekanan. F-Number adalah klasifikasi untuk
logam pengisi.

P-Number untuk Baja Austenitic 316:

Spec Grade UNS P G KSI D1.1 group

A-167 Type 316-L S31603 S8 SG1 70 U

Sumber: http://www.pnumbers.com/

8. Compare the encoding of welding positions for U.S. and Europe standard, draw the schematic pictures
Pengkodean Posisi Las Eropa Pengkodean Posisi Las Amerika

4
9. Create a resume articles on "WHAT EVERY ENGINEER SHOULD KNOW ABOUT WELDING
PROCEDURES" by Duane K. Miller, Sc.D., P.E as attached files.

Pengaruh dari Variabel-variabel pada Pengelasan

 Kuat Arus Listrik


Kuat arus listrik berpengaruh terhadap masukan panas (heat input). Peningkatan kuat arus akan mengakibatkan laju
deposisi (deposition rate) yang lebih tinggi, penetrasi yang lebih dalam dan campuran yang lebih. Pada sistem
pengelasan current voltage (CV welding), kenaikan kecepatan kawat pengumpan (wire feed) dapat meningkatkan
kuat arus listrik. Pada sistem pengelasan constant current (CC welding), pengaturan pada mesin akan mempengaruhi
kuat arus dasar meskipun perubahan pada panjang busur dapat mengubah kuat arus. Penambahan panjang busur
dapat mengurangi kuat arus.

5
 Potensial Busur (arc voltage)
Potensial busur mempengaruhi panjang busur. Peningkatan potensial akan menyebabkan panjang busur meningkat
sehingga kebutuhan acr shielding juga naik. Pada CV welding besarnya potensial dapat disetting pada mesin sehingga
panjang busur relatif tetap. Sedangkan pada SMAW dengan sistem CC, besarnya potensial ditentukan oleh panjang busur
(arc length). Kenaikan arc length pada SMAW mengakibatkan potensial meningkat sedangkan kuat arus berkurang.
Potensial busur juga menentukan lebarnya weld bead. Potensial pada proses pengelasan tidak konstan karena adanya
resistansi kabel dan pengurangan potensial akibat adanya hambatan dari sumber tegangan hingga titik kerja. Oleh karena
itu, agar bisa mendapatkan hasil lasan yang baik maka potensial harus dikontrol. Pada pengelasan SMAW biasanya
potensial tidak bisa dimonitor karena potensial selalu berubah tergantung pada welder.

 Kecepatan Pengelasan
Kecepatan pengelasan (inchi/menit) merupakan laju pergerakan elektroda relatif terhadap sambungan. Kecepatan
pengelasan berbuhungan terbalik terhadap ukuran weld bead. Bila kecepatan pengelasan meningkat maka ukuran weld
bead berkurang sehingga masukan panas (heat input) juga berkurang.

 Kecepatan kawat pengumpan (wire feed speed)


Merupakan laju di mana elektroda melewati welding gun menuju busur, satuannya adalah inchi per menit. Laju deposisi
(deposition rate) sebanding dengan kecepatan kawat pengumpan dan kuat arus. Peningkatan kecepatan pengumpanan
kawat akan meningkatkan kuat arus. Untuk kecepatan pengumpanan yang rendah, rasio kecepatan pengumpanan kawat
terhadap kuat arus relatif konstan dan linear sedangkan pada pengumpanan dengan kecepatan tinggi menyebabkan rasio
meningkat dan mengakibatkan laju deposisi naik per amper.

 Perpanjangan elektroda (electrode extension)


Merupakan jarak antara ujung kontak dengan ujung eletroda. Peningkatan electrode extension pada potensial yang
konstan mengakibatkan resistansi elektroda meningkat. Electrode ekstension yang panjang digunakan untuk
mendapatkan laju deposisi yang lebih besar. Apabila electrode extension meningkat maka kuat arus akan berkurang.

 Diameter elektorda
Diameter elektroda yang besar mengakibatkan kebutuhan arus listrik yang besar pula.

 Polaritas
Merupakan arah dari aliran arus listrik. Polaritas positif apabila ujung elektroda dihubungkan dengan terminal positif dari
sumber tegangan DC sedangkan daerah kerja dihubungkan dengan terminal negatif. Polaritas negatif apabila elektroda
dihubungkan dengan terminal negatif sedangkan daerah kerja dihubungkan dengan terminal positif.

 Masukan panas (heat input)

6
Sebanding dengan kuat arus dan lamanya arc voltage, serta berbanding terbalik terhadap kecepatan pengelasan. Masukan
panas yang besar mengakibatkan luas daerah pengelasan dan HAZ yang besar pula.

 Rapat arus (current density)


Merupakan perbandingan antara kuat arus terhadap luas area elektroda. Peningkatan rapat arus mengakibatkan
peningkatan laju deposisi dan penetrasi.

 Pemanasan awal dan temperatur interpas (preheating and interpass temperature)


Dilakukan untuk menghindari terjadinya retak. Preheating dan interpass temperatur yang diberikan di atas 550F.

Tujuan WPS:

Variabel-variabel di atas merupakan faktor yang menentukan kualitas hasil lasan, sifat-sifat mekanis dan produktifitas proses.
Efisiensi proses pengelasan sangat ditentukan oleh pengetahuan operator dan engineer yang membuat welding procedure
specification dan mengkomunikasikan persyaratan-persyaratan lasan kepada welder. WPS penting untuk mengkomunikasikan
kepada welder, supervisor dan inspector mengenai syarat lasan yang diinginkan.

Kemampuan welder untuk melaksanakan WPS tergantung pada welder qualification test (D1.1-96 paragraf C4.1.2). seorang
inspector harus memastikan bahwa pengelasan dilakukan sesuai dengan WPS, mengawasi teknik yang digunakan oleh welder
(D1.1-96, paragraph 6.5.4). inspector tidak boleh mengubah WPS, melainkan mereka harus memastikan bahwa semua
prosedur diikuti dengan baik (D1.1-96, paragraph 6.3.1). Structural Welding Code-Steel D1.1-96 membutuhkan WPS untuk
setiap proses fabrikasi (D1.1-96, paragraph 5.5). Setiap fabricator dan penegak bertanggung jawab untuk mengembangkan
WPS (D1.1-96, paragraph 4.1.1.1.4.6).

Ketidaksesuaian antara WPS dengan proses dapat mengakibatkan deposisi lasan tidak memenuhi persyaratan yang diminta
oleh kode atau spesifikasi pekerjaan. Apabila diperoleh hasil lasan yang tidak diinginkan maka harus dilakukan koreksi yang
dapat mengakibatkan peningkatan biaya.

Kualifikasi Awal WPS:

Prequalified WPS merupakan hal-hal yang dibuat oleh komite AWS D1 sebagai acceptable performance dan tidak
memasukkannya ke pengujian kualifikasi apa prosedur pengelasan. Persyaratan kode yang dibebaskan oleh prequalifikasi
adalah nondestructuive testing dan mechanical testing. Agar WPS dapat diprekualifikasi, haru dipenuhi kondisi berikut ini :

 Prosedur pengelasan yang harus diprekualifikasi hanya SMAW, SAW, GMAW (kecuali GMAW-s) dan FCAW (D1.1-
96, paragraph 3.2.1).
 Kombinasi dari base metal/filler metal harus diprekualifikasi sebagaimana pada D1.1-96, paragraph 3.3, tabel 3.1

7
 Temperatur minimum preheat dan interpass harus sesuai dengan D1.1-96, paragraph 3.3, tabel 3.2
 Persyaratan khusus untuk setiap jenis pengelasan harus dikontrol. Pengelasan fillet harus sesuai dengan D1.1-96,
paragraph 3.9, pengelasan plug dan slot harus sesuai dengan D1.1-96, paragraph 3.10, dan pengelasan groove harus
sesuai dengan D1.1-96, paragraph 3.11, 3.12 dan 3.13. Preparasi dari dimensi groove diatur pada D1.1-96, gambar
3.3 dan 3.4.
Meskipun detail prekualifikasi sambungan telah ditentukan, prosedur pengelasan harus dikualifikasi dengan pengujian apabila
kondisi prekualifikasi tidak diperoleh. Misalnya prekualifikasi yang digunakan untuk baja yang belum diketahui maka prosedur
pengelasan harus dikualifikasi dengan pengujian.

Status kualifikasi awal harus sesuai dengan parameter procedural sebagaimana terdapat pada D1.1-96, tabel 3.7, dan termasuk
diameter maksimum elektroda, arus maksimum, root pass thickness maksimum, fill pass thickness maksimum, single-pass
filler weld size maksimum dan single pass weld layer maksimum (D1.1-96, table 3.3).

Kontraktor bertanggung jawab untuk memastikan bahwa parameter khusus dari prekualifikasi WPS sesuai dengan aplikasi
khusus. Misalnya WPS yang diajukan untuk membuat ¼ inchi fillet weld pada 3/8 inchi A36 steel pada posisi mendatar. Jenis
lasan dan steel diprekualifikasi. Filler metal yang dipilih adalah F7 A2-EM12K, sesuai dengan persyaratan pada D1.1-96, tabel
3.1. Tidak ada preheat khusus, diameter elektroda yang dipilih 3/32 inch, spesifikasi maksimum ditentukan pada D1.1-96,
tabel 3.2. Single pass weld size maksimum tidak diatur pada D1.1-96, table 3.7 sehingga ¼ inchi ukuran fillet bisa
diprekualifikasi. Arus yang dipilih adalah 800A, yaitu lebih rendah dari kuat arus maksimum yang ditentukan pada D1.1-96,
tabel 3.7.

Panduan untuk Menyiapkan Kualifikasi Awal WPS

Langkah awal saat membuat prequalified WPSs adalah membuat welding parameter yang sesuai untuk aplikasi umum.
Ketebalan material yang digunakan menentukan ukuran elektroda dan kuat arus. Filler metal spesifik yangdipilih akan
menunjukan persyaratan kekuatan dari sambungan. Bila parameter yang diharapkan telah diperoleh, maka perlu dilakukan
penilaian bedasarkan kode pada D1.1-96 yang mengandung persyaratan-persyaratan bagi prekualifikasi. Apabila ada
parameter yang menyimpang dari persyaratan ini, seorang kontraktor dapat melakukan dua hal :

1. Prosedur persiapan disesuaikan dengan batasan pada prekualifikasi, atau


2. Melakukan pengujian kualifikasi terhadap WPS
Langkah selanjutnya adalah menulis dokumen dari syarat-syarat WPS yang telah diprekualifikasi.

Pengujian Untuk Mengkualifikasi Prosedur Pengelasan

 Pelaksanaan pengujian kualifikasi.

8
Prosedur pengelasan harus diuji karena dua alasan, pertama karena adanya kontrak dan kedua karena pada kondisi
tertentu dapat menyebabkan penyimpangan terhadap kualifikasi awal. Langkah pertama dalam mengkualifikasikan
prosedur pengelasan adalah prosedur yang ingin diuji misalnya proses pengelasan, logam pengisi, kualitas baja, jenis
sambungan, ketebalan material, temperatur preheat, minimum interpass temperature level, kuat arus, potensial dan
kecepatan pengelasan. Parameter-parameter tersebut dicatat pada Prosedure Qualification Record (PQR). Jenis-jenis
pengujian kualifikasi terdapat pada D1.1-96, paragraph 4.4.

 Membuat WPS dari PQR yang baik


Dari sebuah PQR yang baik dapat dibuat lebih dari satu macam WPS yang sesuai dengan persyaratan pengujian.
Perubahan yang cukup signifikan untuk menjamin pengujian tambahan sebagai variabel esensial terdapat pada D1.1-96,
tabel 4.5, 4.6 dan 4.7. Tabel 4.1 dalam D1.1-96 berisi tentang jenis-jenis dan posisi pengelasan yang disyararkan untuk
berbagai pengujian.

Anda mungkin juga menyukai