Anda di halaman 1dari 7

1. Jelaskan hubungan politik luar negeri dengan perdamaian dunia ! Apa landasannya ?

Hubungan yang dijalin oleh suatu negara dengan negara lainnya, tentu saja tidak bisa dilepaskan dari
tata pergaulan antar negara. Jika dalam pergaulan manusia dalam kehidupan sehari hari dalam
bertetangga ada yang dinamakan tata krama pergaulan, maka dalam pergaulan antar negara juga
terdapat hal yang sama. Setiap negara memiliki kebijakan politiknya masing-masing. Kebijakan politik
masing-masing negara dalam pergaulan internasional dinamakan politik luar negeri.

Berhubungan dengan hal tersebut, bentuk kerja sama dan perjanjian internasional yang dilakukan
oleh Bangsa Indonesia merupakan wujud dari politik luar negeri indonesia. Selain hal tersebut, politik
luar negeri juga memberikan corak atau warna tersendiri bagi suatu kerja sama dan perjanjian
internasional yang dilakukan oleh suatu negara.

Politik luar negeri adalah seperangkat cara yang digunakan dan dilakukan oleh suatu negara untuk
mengadakan hubungan dengan negara lain dengan memiliki tujuan untuk tercapainya tujuan negara
serta terpenuhinya kepentingan nasional negara yang bersangkutan.

Dalam pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea keempat,
mengenai tujuan negara, “ …ikut serta dalam perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial”.

Kalimat tersebut mengindikasikan bahwa politik luar negeri bangsa indonesia mempunyai corak
tertentu. Pemikiran para pendiri negara atau ( founding fathers ) yang dituangkan dalam pembukaan
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut berdasarkan kenyataan
bahwa sebagai negara yang baru merdeka, bangsa Indonesia dihadapkan pada lingkungan pergaulan
dunia yang dilematis.

Pada awal berdirinya negara Republik Indonesia, bangsa indonesia dihadapkan pada situasi dan
kondisi dunia yang dikuasai oleh dua kekuatan negara adidaya sebagai akibat dari Perang Dunia II.
Dua kekuatan tersebut adalah blok Barat dibawah kendali Amerika Serikat dengan mengusung
ideologi liberal.

Kekuatan lainnya dikuasai oleh blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet dengan mengusung ideologi
komunis. Kenyataan ini dapat berpengaruh pada Indonesia yang baru saja merdeka. Bangsa Indonesia
sedang berusaha keras untuk mempertahankan kemerdekaannya dari rongrongan Belanda yang ingin
kembali menguasai bangsa indonesia. Kondisi tersebut mau tidak mau memaksa bangsa indonesia
untuk menentukan tindakan, walaupun usianya masih sangat muda. Sikap bangsa indonesia tersebut
tertuang dalam rumusan politik luar negeri indonesia.
Tujuan dari politik luar negeri bangsa Indonesia menurut Muhammad Hatta, yaitu :

1. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara.

2. Mendapatkan berbagai barang yang dibutuhkan dari luar negeri untuk memperbesar
kemakmuran rakyat dan mencukupi kebutuhan rakyat sendiri.

3. Meningkatkan perdamaian internasional.

4. Meningkatkan persaudaraan segala bangsa sebagai pelaksana cita-cita yang tersimpul di dalam
Pancasila, dasar dan filsafat negara indonesia.

Pemerintah Indonesia, yang pada waktu itu dipimpin oleh Ir. Soekarno yang menjabat sebagai
Presiden dan Drs. Muhammad Hatta sebagai Wakil Presiden, pada tanggal 2 September 1948 di
hadapan Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat mengumumkan pendirian politik luar negeri
indonesia yang antara lain berbunyi “ …tetapi haruskan kita, bangsa indonesia yang memperjuangkan
kemerdekaan bangsa dan negara kita hanya harus memilih antara Pro-Rusia atau Pro-Amerika ?
Apakah tak ada pendirian lain yang harus kita ambil dalam mengejar cita-cita kita ? “.

Pemerintah Indonesia pada waktu itu berpendapat bahwa pendirian harus diambil tidak menjadikan
negara indonesia terjebak dalam kepentingan dua blok tersebut, bangsa indonesia tidak bisa menjadi
objek dalam pertarungan politik antara blok barat dan blok timur.

Bangsa Indonesia harus menjadi subjek yang berhak menentukan sikap sendiri dan memperjuangkan
tujuan sendiri, yaitu merdeka seutuhnya tanpa ada rongrongan dari negara lain. Dalam kesempatan
ini Drs. Muhammad Hatta menyampaikan pidatonya dengan judul yang sangat menarik, yaitu
Mendayung antara Dua Karang.

Pidato tersebut kemudian dirumuskan kembali secara eksplisit sebagai prinsip bebas aktif, yang
kemudian menjadi corak politik luar negeri Indonesia sampai saat ini. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa politik luar negeri Indonesia bersifat bebas aktif.

Sifat politik luar negeri inilah yang mewarnai pola kerja sama Bangsa Indonesia dengan negara lain.
Dengan kata lain, dalam menjalin hubungan internasional dengan negara lain indonesia selalu menitik
beratkan pada peran atau konstribusi yang dapat diberikan oleh Bangsa Indonesia bagi kemajuan
peradaban serta perdamaian dunia.

2. Apa tanggapan Indonesia berkaitan dengan deklarasi Juanda dengan Natuna! Berikan ide
solusimu!

Saat ini terkait dengan kemaritiman sudah diatur dalam kerangka hukum internasional bernama
UNCLOS. Sebelum ada UNCLOS, lautan dianggap bebas dan tidak dimiliki oleh siapapun. Hingga 1957,
lautan yang ada di Indonesia termasuk Laut Jawa, Selat Malaka, Laut Banda, Arafuru, dan lainnya
termasuk perairan bebas.

Sebelum UNCLOS yang diresmikan pada 10 Desember 1982, Indonesia mempunyai suatu landasan
yakni Deklarasi Djuanda. Pada momen itulah kemudian Ir. Djuanda yang saat itu menjabat Perdana
Menteri pada Desember 1957 mendeklarasikan Indonesia merupakan negara kepulauan.

Perspektif negara kepulauan itu menarik karena melihat Indonesia adalah lautan yang ditaburi
kepulauan. Jadi, hal itu bukan perspektif pada umumnya yang melihat lautan yang memisahkan
daratan atau pulau-pulau.

Beberapa negara yang awalnya menolak Deklarasi Djuanda akhirnya ikut meratifikasi UNCLOS
termasuk China. Laut Natuna Utara sangat strategis untuk diperebutkan karena selain secara sumber
daya alamnya yang menyimpan banyak kekayaan, tetapi juga secara geopolitik menarik. 

Oleh karena itu, area lautan Natuna langsung bersentuhan dengan banyak negara. Laut Natuna juga
merupakan jalur perdagangan. lautan itu termasuk dalam urat nadi jalur sutra lautan pada masa
lalu. Seharusnya apa yang telah dilakukan Kementerian Luar Negeri saat ini bisa ditindaklanjuti secara
terukur dengan aksi-aksi lain khususnya di meja diplomasi.

Sebelumnya, Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menganggap, masuknya nelayan China
yang dikawal kapal Coast Guard menjadi tanda bahwa Tiongkok ingin merebut perairan Natuna dari
wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) milik Indonesia.

China ingin merebut penguasaan jalur yang sangat strategis. Tak hanya sumber daya laut, di sana juga
ada migas dan lain-lain. Dengan adanya legitimasi atas penguasaan wilayah di Natuna, maka China
menurutnya akan memperluas pengaruh politik dan ekonomi, khususnya di negara-negara di kawasan
Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Solusi :
1. Memanfaatkan mekanisme hubungan bilateral Indonesia dan China
2. Implementasi kebijakan pemerintah untuk lebih mengedepankan diplomasi dan negosiasi
3. Diplomasi militer dan Markas Besar TNI Angkatan Laut (Mabesal
4. Pertemuan bilateral antarpanglima angkatan bersenjata dan pertemuan bilateral antarpanglima angkatan
laut.
5. Diplomasi Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI

3. Dampak positif Iptek di bidang Pendidikan dan transportasi !

Berikut ini terdapat beberapa dampak positif teknologi informasi dalam pendidikan, terdiri atas:
1. Informasi yang dibutuhkan untuk menjadi lebih cepat dan lebih mudah dalam mengakses tujuan
pendidikan.
2. Inovasi dalam pembelajaran tumbuh di hadapan e-learning inovasi yang lebih memudahkan
proses pendidikan.
3. Kemajuan TIK juga akan memungkinkan pengembangan teleconference kelas virtual atau kelas
yang berbasis yang tidak memerlukan pendidik dan peserta didik berada dalam satu ruangan.
4. Sistem administrasi pada lembaga pendidikan akan lebih mudah dan lancar karena penerapan
sistem TIK.
5. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber pengetahuan dan
pendidikan pusat.
6. Munculnya metode pembelajaran yang baru, yang memungkinkan siswa dan guru dalam proses
pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi menciptakan metode baru yang membuat siswa
mampu memahami materi yang abstrak, karena materi dapat dibuat dengan bantuan teknologi
abstrak.
7. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka. Dengan kemajuan teknologi proses
pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dan guru, tetapi juga dapat menggunakan
layanan pos, internet dan lain-lain.
8. Mengurangi lag dalam penggunaan TIK dalam pendidikan dibandingkan dengan negara-negara
berkembang dan negara maju lainnya.
9. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan dan pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi.
10. ICT sebagai sistem pendukung keputusan dalam dunia pendidikan. Guru meningkatkan
kompetensi mereka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan profil lembaga pendidikan
yang diakui oleh Pemerintah.

Pada bidang Transportasi :

Dampak positif teknologi informasi di bidang transportasi :

a. Mempermudah dan mempercepat manusia berpergian dari suatu tempat ketempat lainnya.

b. Menjadi suatu peluang usaha sehingga dapat memperkecil tingkat pengangguran.

c. Mempermudah suatu Negara untuk bekerja sama dengan Negara lainnya dalam bidang ekpor-

impor.

d. Akan Lebih Cepat Mendapatkan Informasi- Informasi Yang Akurat Dan Terbaru Di Bumi Bagian

Manapun Melalui Internet.

e. Perjalanan Menjadi Lebih Efisien Dengan Menggunakan Kendaraan Modern


4. Peran Indonesia dalam GNB

1. Salah satu pemrakarsa GNB (Gerakan Non-Blok)

Indonesia menjadi salah satu negara yang memprakarsai pendirian Gerakan Non-Blok. Hal tersebut
diwakili oleh Presiden Soekarno selaku pemimpin negara pada saat itu. Selain Indonesia, terdapat
empat negara lainnya yang mempelopori pendirian GNB. Keempat negara tersbeut adalah Mesir
(Gamal Abdul Nasser), Yugoslavia (Josip Broz Tito), India (Pandit Jawaharlal Nehru), dan Ghana
(Kwame Nkrumah). Para pemimpin negara tersebut melaksanakan pertemuan di Kota Belgrade,
Yugoslavia pada tahun 1961. Pertemuan ini meresmikan didirikannya Gerakan Non Blok. Pemimpin
pertama GNB ini diberikan kepada Presiden Yugoslavia, yakni Josip Broz Tito.

2. Pemimpin Gerakan Non-Blok pada tahun 1991

Indonesia pernah menjadi pemimpin gerakan ini pada tahun 1991. Presiden Soekarno selaku Presiden
RI saat itu terpilih menjadi ketua GNB. Baca juga peran Indonesia dalam AFTA, peran Indonesia dalam
hubungan internasional, dan tokoh proklamator kemerdekaan Indonesia.

3. Penyelenggara KTT X Gerakan Non-Blok

Pada saat Indonesia menjabat pemimpin GNB, Indonesia berhasil menyelenggarakan KTT X GNB. KTT
tersebut bertempat di Jakarta, Indonesia dan dihadiri oleh 106 negara. KTT X GNB dilaksanakan pada
tanggal 1 – 6 September 1992 dengan Ketua Presiden Soeharto. Terdapat beberapa isu yang muncul
dalam KTT X GNB di Jakarta, yakni sebagai berikut:

 GNB mendukung perjuangan Palestina yang perumusannya terdapat dalam Pesan Jakarta atau
Jakarta Message.
 GNB menyesalkan tindakan Amerika Serikat yang membantu Israel dalam melakukan
pembangunan permukiman Yahudi di wilayah milik Palestina.
 Kegagalan dalam memasukkan masalah sanksi PBB kepada Irak & Libia menunjukkan masih
lemahnya GNB dalam mengatasi perbedaan pendapat di kalangan anggota.
 Para pemimpin dari negara-negara anggota Gerakan Non Blok (GNB) mengakhiri KTT ini
dengan melahirkan sebuah “Jakarta Message” (Pesan Jakarta). Pokok-pokok penting dari
Pesan Jakarta adalah:
 GNB berhasil membantu memperbaiki iklim politik internasional pada akhir Perang Dingin,
yakni dengan mempertahankan “validitas dan relevansi” Non-Blok. Dialog dan kerja sama akan
memproyeksikan gerakan sebagAi sebuah semangat, komponen yang saling bergantung yang
konstruktif dan sungguh-sungguh dari arus hubungan internasional.

4. Memecahkan masalah-masalah dunia berdasar pada asas keadilan

Indonesia menjadi negara yang juga ikut memecahkan masalah-masalah dunia berdasarkan
perdamaian dunia. Selain itu, Indonesia juga memperjuangkan Hak Asasi Manusia, dan tata ekonomi
dunia yang berdasarkan pada asas keadilan. Salah satunya adalah peran penting Indonesia dalam
meredakan ketegangan di kawasan bekas Yugoslavia pada tahun 1991. Baca juga peran Indonesia di
ASEAN dalam bidang pangan, peran Indonesia dalam Misi Garuda, dan peran Indonesia dalam
globalisasi. Inilah penjelasan mengenai empat peran Indonesia dalam GNB (Gerakan Non-Blok).
Semoga bermanfaat.

5. Terorisme terkadang dikaitkan dengan agama tertentu, berikan tanggapan kritismu dan ide
solutif terhadap anti terror !
Terorisme dan Kaitannya dengan Agama Islam
Mari kita tilik lebih mendalam berbagai kasus terror yang mengatasnamakan ISIS terakhir ini. Apa
sebenarnya ISIS tersebut? ISIS adalah sebuah singkatan yang berarti Islamic State of Iraq and Syria
yang dalam Bahasa Indonesia lebih dikenal dengan sebutan NIIS (Negara Islam Irak dan Syam). Dalam
singkatan tersebut saja sudah dapat kita lihat terdapat kata ‘Islam’ di dalamnya. Irak dan Siria
memang negara Islam dan keduanya memberi pernyataan pada public mengenai tindakan terorisme
yang mereka lakukan seolah bangga dengan hal itu. Namun lantas apakah semua negara Islam
lainnya juga teroris? Tentu saja tidak. Negara Islam di dunia ini tak hanya Irak dan Siria, dan masih
banyak umat Islam yang hidup di negara-negara non-Islam dengan damai. Apa yang mereka lakukan
ini selain membentuk stereotip Islam teroris yang mana merugikan umat Muslim lainnya, juga
bertentangan dengan Jihad dalam Islam. Meski banyak orang menyalah artikan Jihad sebagai ‘perang
suci’ di masa kini, sesungguhnya Jihad tidak memiliki makna seperti itu. Pada dasarnya kata ‘Jihad’
memiliki arti berjuang dengan sungguh-sungguh dan ini tentunya bukan berarti dalam ‘perang’
ataupun berwujud kekerasan fisik. Jika Jihad memiliki arti perjuangan demi membela agama,
perjuangan ini tidak harus dalam bentuk fisik. Jihad melarang tindakan membunuh warga sipil yang
tidak aktif dalam perang seperti wanita, lansia, dan anak-anak. Selain itu, tindakan penyerangan
hanya boleh dilakukan apabila ada serangan dari luar yang sudah dianggap mengancam dan
membahayakan. Bahkan ada larangan untuk tidak merusak atau membunuh tumbuhan dan hewan
jika bukan untuk dimakan. Sementara tindakan perang sangat jelas sekali mengakibatkan rusaknya
lingkungan dan pasti terjadi pembunuhan atau perusakan atas hewan dan tumbuhan di dalamnya.
Layaknya karena nila setitik rusak susu sebelanga, meski ISIS hanyalah sebagian kecil dari umat Islam
di seluruh dunia, aksi terror yang dilakukan mereka sudah masuk dalam skala besar dan internasional
dan di sini tindakan mereka sesungguhnya adalah pedang bermata dua. Tak hanya korban jiwa yang
berjatuhan, mereka pun merusak citra umat Islam lainnya yang tidak terlibat. Namun, kita tak bisa
menyalahkan mereka sepenuhnya, sebagai manusia yang memiliki akal sehat, kita juga seharusnya
tidak menyama ratakan semua orang seperti itu. Mungkin memang dalam ajaran Islam, seorang
pemimpin diharuskan beragama Islam juga. Namun, jika memang seseorang memiliki kapasitas untuk
menjadi pemimpin, terlepas dari apa agama mereka, bukankah mereka boleh saja memimpin?
Apalagi sebenarnya tidak ada ayat yang benar-benar saklek menyatakan hal seperti itu.Mungkin
memang benar ada umat Islam garis keras yang benar-benar memiliki berbagai aturan, yang mungkin
bagi umat agama lain aneh, tapi jangan lupa masih ada juga umat Muslim yang santai dan tidak
radikal. Saya rasa hal ini sebenarnya berlaku bagia semua agama. Pasti ada orang berpola pikir radikal
di dalam agama apa pun dan ada juga orang yang tidak terlalu ambil pusing. Yang mana pun agama
Anda, kita semua tidak memiliki hak untuk menghakimi sebuah agama adalah agama teroris atau apa
pun itu. Karena pada dasarnya, semua agama bermaksud mengajarkan kebaikan. Tidak ada agama
yang membenarkan tindakan kekerasan ataupun pembunuhan. Saya yakin di dalam agama apapun,
kita pasti diajari untuk hidup dalam damai dan saling mengasihi satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai