Anda di halaman 1dari 3

A.

PENGKAJIAN
1. B1 (Breathing) : Pada inspeksi, didapat bahwa klien osteomielitis tidak
mengalami kelainan pernapasan. Pada palpasi toraks, ditemukan taktil
fremitus seimbang kanan dan kiri. Pada auskultasi, tidak didapat suara
napas tambahan.
2. B2 (Blood) : Pada inspeksi, tidak tampak iktus jantung. Palpasi
menunjukan nadi meningkat, iktus tidak teraba. Pada auskultasi,
didapatkan S1 dan S2 tunggal, tidak ada mundur.
3. B3 (Brain) : Tingkat kesadaran biasanya kompos mentis.
  Kepala : Tidak ada gangguan (normosefalik, simetris, tidak ada
penonjolan).
  Leher : Tidak ada gangguan (simetris, tidak ada penonjolan, reflex
menelan ada).
  Wajah : Terlihat menahan sakit, tidak ada perubahan fungsi atau
bentuk.
  Mata : Tidak ada gangguan, seperti konjungtiva tidak anemis
(pada klien patah tulang tertutup karena tidak terjadi
perdarahan). Klien osteomielitis yang desrtai adanya malnutrisi
lama biasanya mengalami konjungtiva anemis.
  Telinga : Tes bisik atau Weber masih dalam keadaan normal.
  Hidung : Tidak ada deformitas, tidak ada pernafasan cuping hidung.
  Mulut dan faring : Tidak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi
perdarahan, mukosa mulut pucat.
  Status mental : Observasi penampilan dan tingkah laku klien.
Biasanya status mental tidak mengalami
perubahan.
  Pemeriksaan saraf cranial :
  Saraf I. Biasanya tidak ada kelainan fungsi penciuman.
  Saraf II. Tes ketajaman penglihatan normal.
  Saraf III,IV,dan VI. Biasanya tidak ada gangguan mengangkat
kelopak mata, pupil isokor.
  Saraf V. Klien osteomielitis tidak mengalami paralisis pada otot
wajah dan reflex kornea tidak ada kelainan.
  Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal dan wajah
simetris.
  Saraf VIII. Tidak ditemukan tuli konduktif dan tuli persepsi.
  Saraf IX dan X. Kemampuan menelan baik.
  Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan
trapezius.
  Saraf XII. Lidah simetris, tidak da deviasi pada satu sisi dan tidak
ada fasikulasi. Indra pengecapan normal.
4. B4 (Bladder) : Pengkajian keadaan urine meliputi warna, jumlah,
karakteristik dan berat jenis. Biasanya klien osteomielitis tidak
mengalami kelainan pada system ini.
5. B5 (Bowel) : Inspeksi abdomen: Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia.
Palpasi: Turgor baik, hepar tidak teraba. Perkusi: Suara timpani, ada
pantulan gelombang cairan. Auskultasi: Peristaltik usus normal (20
kali/menit). Inguinal-genitalia-anus: Tidak ada hernia, tidak ada
pembesaran limfe, tidak ada kesulitan defekasi. Pola nutrisi dan
metabolisme. Klien osteomielitis harus mengonsumsi nutrisi melebihi
kebutuhan sehari-hari, seperti kalsium, zat besi, protein, vitamin C, dan
lainnya untuk membantu proses penyembuhan infeksi tulang. Evaluasi
terhadap pola nutrisi klien dapat membantu menentukan penyebab
masalah muskuloskletal dan mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang
tidak adekuat, terauma kalsium atau protein. Masalah nyeri pada
osteomielitis menebabkan klien kadang mual atau muntah sehingga
pemenuhan nutrisi berkurang. Pola eliminasi: Tidak ada gangguan pola
eliminasi, tetapi tetap perlu dikaji frekuensi, konsistensi, warna, serta bau
feces. Pada pola berkemih, dikaji frekuensi, kepekatan, warna, bau, dan
jumlah urine.
6. B6 (Bone) : Adanya oteomielitis kronis dengan proses supurasi di tulang
dan osteomielitis yang menginfeksi sendi akan mengganggu fungsi
motorik klien. Kerusakan integritas jaringan pada kulit karena adanya
luka disertai dengan pengeluaran pus atau cairan bening berbau khas.

B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
Preoperatif
1. Nyeri yang berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan /
proses inflamasi.
2. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri dan bengkak
sendi.
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi atau prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
Intraoperatif
1. Resiko tinggi perdarahan berhubungan dengan proses pembedahan.
Postoperatif
1. Nyeri yang berhubungan dengan inflamasi, insisi dan drainase.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan luka insisi.
3. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan nyeri, alat imobilisasi
dan keterbatasan menahan beban berat badan.

Anda mungkin juga menyukai