Anda di halaman 1dari 21

1MODUL 5

HUKUM STOKES

LAPORAN PRAKTIKUM
TME 142-Praktikum Fisika

Nama : Thomas Boen Kilai


NIM : 201804510074
Shift/Kelompok : MA/5
Tanggal Praktikum : 8 April 2019
Asisten : Danifarrel Nurhafiz

LABORATORIUM AERODINAMIKA & MEKANIKA FLUIDA


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
JAKARTA
2019
I. TUJUAN
Menentukan koefisien viskositas zat cair dengan percobaan stokes.

II. TEORI DASAR


Viskositas dapat dipandang sebagai gesekan di bagian dalam suatu fluida. Dalam
mengukur koefisien viskositas dari zat cair, Stokes menggunakan peluru
berbentuk bola yang dijatuhkan ke dalam zat cair yang kental dan dalam keadaan
diam [2]. Menurut Stokes, gaya viskositas zat cair dinyatakan dengan:

Fv = 6 . π . η . r . v .... (1)

Keterangan:

Fv = Gaya viskositas (N)


η = koefisien viskositas zat cair (Pa.s)
r = jari-jari peluru bola (m)
v = kecepatan peluru dalam zat cair (m/s)
Satuan η dalam satuan CGS adalah poise. (1 poise = 1 dyne second cm2)

Gambar 5.2.1. Gaya pada Fluida

Pada saat dijatuhkan ke dalam zat cair, peluru bola mengalami percepatan yang
disebabkan oleh gaya beratnya (FK). Tetapi karena gaya apung (Archimedes, FB)
dan gaya viskositas (Fv) yang mengimbangi gaya berat tersebut, maka percepatan
bola makin lama berkurang dan pada akhirnya nol [1].
Dari hubungan gaya-gaya tersebut di atas, didapatkan koefisien viskositas zat cair:

2 r2 g
η= ( ρ−ρ0)
9 v

dengan:

ρ = massa jenis peluru (kg/m3)

ρo = massa jenis zat cair (kg/m3)

r = jari-jari peluru bola (m)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

v = kecepatan peluru bola dalam zat cair (m/s)

III. PERALATAN PERCOBAAN

1. 2 buah tabung kaca dengan statip tegak

2. Peluru bola dengan berbagai ukuran (10 butir)

3. Mikrometer sekrup dan penggaris

4. Aerometer

5. Stopwatch

6. Zat cair kental (oli)

7. Timbangan
IV. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Mula-mula setiap bola ditimbang sekaligus.

2. Lalu masing-masing diameter bola diukur dengan mikrometer sekrup.

3. Kemudian jarak S yang akan ditempuh peluru bola ditentukan antara 2 buah
garis pada dinding tabung. (Batas atas dari jarak ini harus diambil jauh dibawah
permukaan zat cair kental, karena pada kedudukan tersebut peluru bola mencapai
kecepatan konstan).

4. Setelah itu masing-masing peluru bola dijatuhkan di atas tabung, dan waktu t
yang diperlukan untuk menempuh jarak S dicatat. (Diusahakan agar selama
pergerakannya, peluru bergerak sepanjang sumbu tabung).

5. Langkah 3 dan 4 diulang pada tabung kedua yang berisi jenis oli yang berbeda.

6. Setelah selesai melakukan percobaan, massa jenis masing-masing oli diukur


dengan aerometer.

V. TUGAS DAN PERTANYAAN

Pertanyaan:

1. Apa yang dimaksud dengan viskositas? Sebutkan dan jelaskan peranan


viskositas dalam aplikasi kehidupan nyata!

Jawab :

Viskositas adalah ketahanan dari dalam suatu fluida untuk


mempertahankan bentuknya. Contohnya adalah oli, oli digunakan untuk
melapisi komponen mesin agar tidak saling bergesekan yang
menyebabkan aus. Hal itu tejadi karena viskositas oli yang melapisi mesin
sehingga komponennya tidak bersentuhan langsung.
2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya percobaan

stokes!

Jawab :

Dalam percobaan stokes, kita mengukur viskositas dari fluida dan gaya
nya untuk menahan peluru yang kita jatuhkan. Ada beberapa factor yang
mempengaruhi percobaannya, yaitu massa dari peluru dan luas penampang
dari peluru. Hal ini berpengaruh pada kecepatan peluru menembus masuk
ke dalam fluida. Massa jenis peluru dan massa jenis dari oli juga
berpengaruh, kalau massa jenis peluru lebih kecil dari massa jenis oli
maka peluru tidak dapat melawan dari gaya viskositas oli.

3. Apakah ketinggian pelepasan bola ke zat cair mempengaruhi hasil percobaan?

Jelaskan!

Jawab :

Ketinggian sama sekali tidak berpengaruh, karena setiap fluida yang


memiliki viskositas akan menyebabkan peluru mengalami kecepatan
terminal yaitu dimana saat menyentuh permukaan fluida maka kecepatan
peluru akan berubah menjadi 0 sebelum akhirnya masuk menembus fluida.

4. Apakah bentuk peluru mempengaruhi jalannya percobaan? Jelaskan!

Jawab :

Bentuk peluru akan berpengaruh apabila luas penampang benda yang


tegak lurus dengan permukaan fluida kecil ataupun besar. Semakin kecil
luas penampangya maka waktu yang dibutuhkan peluru mencapai dasar
akan semakin kecil juga
5.Jelaskan apa yang dimaksud dengan kecepatan terminal pada Hukum Stokes!

Jawab :

Kecepatan terminal adalah kecepatan dimana peluru menjadi stabil saat


mencapai permukaan fluida sampai ke dasar.

6.Jelaskan mengapa kecepatan terminal bisa terjadi!

Jawab :

Kecepatan terminal terjadi karena fluida yang memiliki viskositas


memiliki kerapatan yang lebih besar daripada air, sehingga kecepatan awal dari
peluru yang dijatuhkan akan berubah menjadi stabil.
VI. Lembar Data, Analisis dan Pehitungan

6.1 Lembar Data

6.2 Perhitungan
Perhitungan:

1. Hitunglah η zat cair dengan menggunakan Persamaan (2) dengan satuan poise,

beserta kesalahan absolut dan relatifnya!

2 r2 g
η= ( ρ−ρ0)
9 v

2 2
2 (0,002945 m) .9,81m/ s (
η= 10,28 x 10 5−875 ) kg /m3
9 0,00732m/s

η=0,00088 kg /ms

η=0,0088 poise

Tabel 6.2.1 Tabel Viskositas Bola Hijau

ρoli =0,875 g/cm3


S = 15,5 cm η
d (mm) t (s)
5,95 23,41 0.006484
5,99 22,41 0.005748
5,89 21,16 0.008804
5,79 21,28 0.01146
5,86 21,53 0.009454
5,79 25 0.009755
5,93 23,09 0.007072
5,95 23,35 0.006501
5,89 23,41 0.006484
5,94 24,07 0.005748
5.89 23.41 0.007958
5.94 24.07 0.006545
2 r2 g
η= ( ρ−ρ0)
9 v

2 2
2 (0,00308 m) .9,81m/ s 4
η=
9 0,1054 m/ s (3 )
m/( . π . r 3 )−875 kg/m 3

2 2
2 (0,00308 m) .9,81m/ s
η= ( 1551,470 ) kg /m3
9 0,1054 m/ s

Tabel 6.2.2 Tabel Viskositas Bola Bening

ρoli =0,875 g/cm3


S = 15,5 cm η (poise)
d (mm) t (s)
6.26 1.6 3.166537
6.19 1.63 3.328319
6.16 1.47 3.041427
6.43 1.53 2.797627
6.18 1.59 3.26098
6.42 1.65 3.03154
6.42 1.5 2.755946
6.03 1.47 3.215664
6.19 1.53 3.124127
6.23 1.28 2.567616

Perhitungan Kesalahan :
6.2.a Bola Bening

∂η 2 2 ∂η 2 ∂η 2 ∂η 2

√ ( ) ( ) ( ) ( )
2 2 2
( Sr ) + (Sg ) + (Sv ) + ( S❑) +¿
Sη= ∂r ∂g ∂v ∂ρ
2
∂η
∂ ρ0 ( ( )
S ρ )2 0

2 2 2
4. r . g ∂ η 2 2 −2 . r 2 . g 2. r 2 . g

√ ( ) ( ) ( ) ( )
2 2 2
(ρ− ρ0) ( S r ) + ( 0) + (ρ− ρ 0 ) S
( v) + ( ρ) ( S ρ ) +¿
9. v ∂g v 2
v
Sη=
2
−2. r 2 . g
( v
( ρ0 ) ) (S )
ρ0
2

∂v 2 ∂v 2 2
Sv=
√( ) ∂s
( Ss ) 2+
∂t ( )
(St )

1 2 2
Sv=
√( ) t
( S s ) + ( s ) 2 ( S t )2

1 2
Sv=
√( ) t
( 0.0005 )2+ ( s )2 ( 0.005 )2

1 2
Sv=
√( ) 1,47
( 0.0005 )2 + ( 0,155 )2 ( 0.005 )2

Sv=0,000846

∂ρ 2 ∂ρ 2
Sρ=
√( ∂m ) 2
( )
( m ) ∂ v ( Sv )
S + 2

∂v 2 2 ∂v 2 2
Sv=
√( ∂π )
(0 ) +
∂r ( )
(Sr)

2

Sv= ( 4 π r 2 ) ( 0,0005 )2

Sv=6,15 x 10−8

1 2
Sρ=
√( ) v
( Sm )2+ ( m)2 ( S v )2
Sp=16,47

2 2
2
−2 .(0,00308)2 .9,81 2 . r2 . g


4.0,00308 .9,81
Sη =
( 9.0,105 ) 2
(ρ−ρ0 ) ( 0,0005 ) +
( (0,105)2
( ρ−ρ 0 ) (
2
0,000846
))
2
+
v ( (ρ))
−2 .r 2 . g
( v )
( ρ 0) ( 0 ) 2

Sη=1.332

Kesalahan Relatif :

1,221
x 100 %=39,825 %
3,041

Kesalahan Absolut :

Maksimum : 3,041 + 1,221 = 4,262

Minimum : 3,041 – 1,221 = 1,760

Tabel 6.2.3 Tabel Perhitungan Kesalahan Bola Bening

ρoli =0,875 g/cm3 η (poise) Sη Kesalahan Absolut Srelatif


S = 15,5 cm
d (mm) t (s) MAX MIN
6.26 1.6 3.166537 0.94733 4.113867 2.219208 29.91689
6.19 1.63 3.328319 0.96321 4.291529 2.365109 28.93983
6.16 1.47 3.041427 1.211784 4.253211 1.829642 39.84263
6.43 1.53 2.797627 0.907305 3.704932 1.890322 32.43125
6.18 1.59 3.26098 1.020081 4.281061 2.240899 31.28143
6.42 1.65 3.03154 0.786225 3.817766 2.245315 25.93484
6.42 1.5 2.755946 0.951386 3.707331 1.80456 34.5212
6.03 1.47 3.215664 1.336932 4.552596 1.878732 41.57561
6.19 1.53 3.124127 1.093196 4.217323 2.030932 34.99203
6.23 1.28 2.567616 1.514744 4.08236 1.052871 58.9942

6.2. Bola Hijau

∂η 2 2 ∂η 2 ∂η 2 ∂η 2

√ ( ) ( ) ( ) ( )
2 2 2
( Sr ) + (Sg ) + (Sv ) + ( S ρ ) +¿
Sη= ∂r ∂g ∂v ∂ρ
2
∂η
( )
∂ ρ0 ( S ρ )2
0
2 2 2
4. r . g ∂ η 2 2 −2 . r 2 . g 2. r 2 . g

√ ( ) ( ) ( ) ( )
2 2 2
(ρ− ρ0) ( S r ) + ( 0) + (ρ− ρ0) ( S v ) + ( ρ) ( S ρ ) +¿
9. v ∂g v 2
v
Sη=
2
−2. r 2 . g
( v
( ρ0 ) ) (S )
ρ0
2

∂v 2 ∂v 2 2
Sv=
√( ) ∂s
2
( )
( s ) ∂ t (St )
S +

1 2 2
Sv=
√( ) t
( S s ) + ( s ) 2 ( S t )2

1 2
Sv=
√( ) t
( 0.0005 )2+ ( s )2 ( 0.005 )2

1 2
Sv=
√( ) 23,41
( 0.0005 )2+ ( 0,155 )2 ( 0.005 )2

Sv=0,00077536

∂ρ 2 ∂ρ 2
Sρ=
√( ∂m
() 2
Sm) +
∂v
( ( )
S v )2

∂v 2 2 ∂v 2 2
Sv=
√( ∂π )
(0 ) +
∂r ( )
(Sr)

2

Sv= ( 4 π r 2 ) ( 0,0005 )2

Sv=1,72 x 10−15

1 2
Sρ=
√( ) v
( Sm )2+ ( m)2 ( S v )2

Sp=16,47
2
2
−2 .(0,00295)2 .9,81 2 . r2 . g


4.0,00295 .9,81
Sη=
( 9.0,0073 ) 2
(ρ−ρ0 ) ( 0,0005 ) +
( (0,0073)2
( ρ−ρ 0 ) (
2
)
0,00077536 )
2
+
v ( (ρ

−2 .r 2 . g
( v )
( ρ 0) ( 0 ) 2

Sη=0,00752

Kesalahan Relatif :

0,947
x 100 %=0,0153 %
3,167

Kesalahan Absolut :

Maksimum : 49,037 + 0,947 = 49.045

Minimum : 49,037 – 0,947 = 49,029

Tabel 6.2.4 Tabel Perhitungan Kesalahan Bola Hijau

ρoli =0,875 g/cm3


Kesalahan Absolut
S = 15,5 cm η (poise) Sη Srelatif
d (mm) t (s) MAX MIN
52.9469
5,95 23,41 0.006484 0.00605 52.93487 0.011428 %
8
5,99 22,41 0.005748 0.00636 49.8551 49.84238 0.012759 %
5,89 21,16 0.008804 0.00752 49.0448 49.02983 0.015336 %
7
51.3321
5,79 21,28 0.01146 0.007959 51.31619 0.015507 %
1
50.5088
5,86 21,53 0.009454 0.007435 50.49394 0.014722 %
1
5,79 25 0.009755 0.005974 60.3022 60.29025 0.009907 %
52.6532
5,93 23,09 0.007072 0.006274 52.6407 0.011917 %
5
52.8113
5,95 23,35 0.006501 0.006077 52.79916 0.011508 %
1
5,89 23,41 0.006484 0.006283 54.2579 54.24534 0.011582 %
54.6631
5,94 24,07 0.005748 0.005807 54.65151 0.010624 %
2

2. Hitunglah besar Fv dengan menggunakan Persamaan (1)!

6.2.2.a Bola Hijau

Fv=6. η . π , r . v
0,155 m
Fv=6 . 0,008804 poise. π .0,00295 m .
21,16 s

Fv=0,0199

ρoli =0,875 g/cm3


S = 15,5 cm η Fv
d (mm) t (s)
5,95 23,41 0.00648 0.0197
5,99 22,41 0.00575 0.0195
5,89 21,16 0.00880 0.0199
5,79 21,28 0.01146 0.0204
5,86 21,53 0.00945 0.0201
5,79 25 0.00976 0.0204
5,93 23,09 0.00707 0.0198
5,95 23,35 0.00650 0.0197
5,89 23,41 0.00648 0.0199
5,94 24,07 0.00575 0.0197
5.89 23.41 0.00796 0.0197
5.94 24.07 0.00654 0.0195

6.2.2.b Bola Bening

Fv=6. η . π , r . v

0,155 m
Fv=6 . 3,041 poise . π . 0,00308 m.
1,47 s

Fv=0,0186

ρoli =0,875 g/cm3


S = 15,5 cm η (poise) Fv
d (mm) t (s)
6.26 1.6 3.166 0.0181
6.19 1.63 3.328 0.0185
6.16 1.47 3.041 0.0187
6.43 1.53 2.798 0.0172
6.18 1.59 3.261 0.0185
6.42 1.65 3.032 0.0172
6.42 1.5 2.756 0.0172
6.03 1.47 3.216 0.0193
6.19 1.53 3.124 0.0185
6.23 1.28 2.568 0.0183

3. Bandingkan hasil yang saudara dapatkan antara kedua oli tersebut! Jelaskan apa

yang menyebabkan hal itu dapat terjadi!

Jawab :

Bola hijau :  η = 0,00880 poise


 Fv = 0,0199 N

Bola Bening :  η = 3,0414 poise


 Fv = 0,0186 N
6.3 Analisis

Pada percobaan kali ini, kami menghitung viskositas/kekentalan dari suatu


oli menggunakan 2 jenis peluru berbeda. Dimana viskositas sendiri adalah
kerapatan molekul dalam suatu fluida yang menyebabkan gesekan pada benda
yang memasukinya.

Kalau kita lihat dari hasil percobaan faktor yang sangat mempengaruhi
percobaan ini adalah massa dan luas penampang dari peluru tersebut. Semakin
besar massa dari peluru maka gaya viskositasnya tidak dapat menahan gaya berat
dari peluru tersebut. Begitu juga dengan luas penampang peluru, dimana kalau
dengan prinsip hukum pascal, semakin kecil penampang benda maka tekanan
yang dihasilkan akan semakin besar sehingga dapat menembus kerapatan dari
fluida tersebut.

Massa jenis nya juga berpengaruh karena jika massa jenis dari peluru lebih
kecil dari massa jenis oli/fluida maka saat dijatuhkan, peluru akan menempel atau
mengapung di atas permukaan fluida.

Ada beberapa faktor kesalahan yang dapat mempengaruhi percobaan ini


sehingga data yang dihasilkan kurang valid. Antara lain, saat peluru dijatuhkan,
peluru terlalu dekat dengan kaca yang menyebabkan gesekan tambahan dengan
kaca dan gesekan antara peluru dan dalam oli. Kesalahan juga dapat terjadi pada
saat penghitungan waktu terutama pada percobaan pada bola bening, karena
terlalu cepat bola jatuh maka pada saat melewati permukaan memiliki
keterlambatan sepersekian detik sehingga waktu yang tercatat menjadi lebih besar.

VII. KESIMPULAN

 Semakin besar massa benda dan kecil penampangnya, semakin cepat


waktunya mencapai dasar
 Gaya gesek dan berat mempengaruhi hasil percobaan
 Semakin besar massa jenis peluru semakin mudah menembus kerapatan
fluida
 Faktor kesalahan dapat terjadi karena faktor kesalahan manusia

VIII. DAFTAR PUSTAKA


[1.]Resnick, R., Halliday, D., Krane. (1992). Physics Vol. 1; 4th Ed, hal 407-
409; Canada: John Wiley & Sons, Inc.
[2.]Sutrisno, Gie, T.I. (1986). Fisika Dasar Buku 1, hal 254-255. Bandung: ITB.

IX. LAMPIRAN

Gambar 9.1 Oli


Gambar 9.2 Timbangan

Gambar 9.3 Peluru

Anda mungkin juga menyukai