NPM : 21401082186
KELAS : AKUNTANSI M
B. Jepang
Auditing profesional di Jepang sulit dimengerti. Walaupun hokum AP Jepang telah diratifikasi
bulan Juni 1948, dan Japanese Institute of (JICPA) dibentuk tahun 1949, profesi akuntan di
Jepang masih berjuang untuk memperoleh status sosial. Sulit untuk menarik lulusan universitas
yang bagus ke dalam profesi akuntan. Pegawai sipil tingkat tinggi menikmati gengsi pribadi yang
lebih tinggi dibandingkan para pratisi AP. Pertumbuhan jumlah akuntan di Jepang sedang-
sedang saja. Jumlah AP yang ada di Jepang pada akhir tahun 1990 adalah sekitar 9.000 orang.
Kesulitan utama yang kedua berhubungan dengan fakta bahwa profesi akuntan di Jepang
memiliki berbagai peran. Segala hal tampaknya serba beragam. Ada hokum perusahaan yang
berlaku bagi semua perusahaan Jepang dan pada saat yang sama berlaku hokum SEC bagi
perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan kepada publik. Korporasi-korporasi
Jepang yang sebagian keperluan modal jangka panjangnya dibiayai dari luar Jepang biasanya
mengikuti standar-standar pelaoran dan auditing Inggris-Amerika. Ini merupakan dimensi ke-3
dari auditing profesional di Jepang.
Sistem politik Jepang secara konsisten beranggapan bahwa setiap penyimpangan dari kode etik
perdagangan atau ketetapan- ketetapan implementasi khusus-nya harus dipertimbangkan
sebagai penyimpangan terhadap prinsip- prinsip akuntansi yang diterima umum. Standar ini dan
perbedaan- perbedaan penerapannya menciptakan kesulitan yang tinggi bagi mereka yang
berprofesi sebagai akuntan di Jepang.
Standar Auditing Jepang terdiri dari 10 Standar Auditing (Auditing Standards-AS), dan Ketentuan
Pekerjaan Lapangan (Working Rules of Field Work-WRFW) dan Ketentuan Pelaporan (Working
Rules of Reporting-WRR) yang dikeluarkan oleh Business Accounting Deliberation Council, yang
dilengkapi oleh makalah-makalah yang diterbitkan oleh Komite Audit JICPA (ACP). Commercial
Code, Special Measures Law Concerning Audit, Segala Hukum yang menyangkut Kabushiki
Kaisha, Peraturan yang Berkenaan dengan Laporan Audit Korporasi Berskala Besar (Menteri
Kehakiman), dan Ministerial Ordinance of Audit and Certification of Financial Statements, dsb.
(MOA) (Menteri Keuangan juga mengatur Auditing.
C. Belanda
Orang Belanda merupakan profesional- profesional akuntansi yang mengagumkan. Mereka telah
berada pada tingkat pengembangan profesional dan teknis yang tinggi secara internasional.
Mereka telah mencapai status yang tinggi melalui penyusunan standard dan pembuatan
ketentuan yang minimum. Dutch Institute (NIVRA) telah mengeluarkan pedoman- pedoman dan
interpretasi- interpretasi code of conduct, telah mengumumkann sekitar selusin pendapat audit
sebagai tuntunan umum bagi anggota-anggotanya, telah menerbitkan sekitar 20 laporan studi
mengenai berbagai topik, dan mempublikasikan seri Pilot berbahasa Inggris yang penting bagi
profesi.
Dengan adanya berbagai variasi dalam pelaksanaan dan pelaporan audit di berbagai negara
maka dirasa perlu melakukan harmonisasi agar laporan audit dapat digunakan di berbagai
negara.
Proses penyusunan standar auditing internasional saat ini dipelopori olehInternational
Federation of Accountants (IFAC)
Memberi keyakinan kepada pengguna dari laporan audit yang dihasilkan di luar negeri.
Membuktikan bahwa Standar Akuntansi Keuangan telah ditaati.
Membantu pengguna laporan audit dalam membuat perbandingan keuangan internasional.
Membantu memperbaiki dan menyempurnakan Standar Akuntansi Keuangan Internasional.
Membantu arus investasi dari negara maju ke negara berkembang.
Masukan bagi suatu negara untuk menyusun Standar Audit di negara mereka masing-masing.
Menjamin bahwa auditing yang efektif dan terpercaya bagi manajemen, pemegang saham, dan
kreditor
Integritas, obyektifitas, dan independensi, yaitu auditor internasional dalam mengaudit tidak
oleh subjektif.
Kerahasiaan, yaitu data-data perusahaan tidak boleh diberikan kepada pihak yang tidak
seharusnya menggunakan
Keahlian dan kompetensi, yaitu auditor internasional harus memiliki keahlian tertentu sebelum
melakukan audit.
Pekerjaan yang dilakukan orang lain, yaitu seorang auditor tidak mengaudit perusahaan miliknya
sendiri.
Dokumentasi, yaitu segala yang berkaitan dengan proses audit harus didokumentasikan.
Perencanaan, yaitu proses audit harus direncanakan terlebih dahulu.
Bukti audit, yaitu bukti audit yang relevan dengan proses pengauditan.
4. Audit internal
A. Auditor intern adalah komite yang dibentuk dalam suatu organisasi dengan tugas mengaudit
kegiatan operasional dalam organisasi tersebut.
B. Tujuannya adalah melakukan kontrol kinerja.
C. Auditor intern dibentuk dengan harapan akan lebih meningkatkan fungsi kontrol karena mereka
adalah bagian dari organisasi itu pula dan mengetahui kegiatan operasional sehari-hari. Hal ini
yang membuat auditor intern semakin dibutuhkan di samping auditor extern.
A. Di beberapa negara diadakan beberapa standar dan aturan bagi para auditor intern.
B. Para auditor ini nantinya harus lulus kualifikasi sebagai Certified Internal Auditor.
C. Para internal auditor yang lolos kualifikasi inilah yang nantinya akan menjadi pengontrol dalam
suatu perusahaan dan ikut terlibat dalam pengambilan keputusan perusahaan.
A. Memperkuat proses pengendalian keuangan dengan memperbaiki ketepatan waktu dan kualitas
komunikasi dalam entitas MNC.
B. Membantu manajemen dalam proses perencanaan keuangan terutama bagi anak perusahaan di
luar negeri.
C. Membantu manajemen dalam mengevaluasi hasil kinerja perusahaan baik di dalam negeri
maupun di luar negeri.
D. Menjadi sumber informasi bagi manajemen di tingkat cabang.