Anda di halaman 1dari 31

TUGAS PENGAUDITAN II

“Pengauditan Siklus Akuntansi”

Oleh Kelompok 7 :
Dina Kusuma Dewi (04)
Kadek Eling Wahyuni (10)
Ni Kadek Muliati (14)
Ni Luh Gede Witasari (20)

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2018/2019
9. PENGAUDITAN SIKLUS INVESTASI

Sebenarnya istilah investasi sangat luas karena mencakup akuisisi perusahaan lain,
memperluas dan meningkatkan kapasitas pabrik, membeli surat berharga, mendirikan anak
perusahaan dan sejenisnya. Meskipun demikian, bab ini membatasi pembahasan siklus
investasi sebagai investasi dalam bentuk surat berharga.
Investasi dalam surat berharga dapat berupa penanaman dalam surat berharga yang
diklasifikasikan sebagai aktiva lancar maupun bukan sebagai aktiva lancar. Investasi surat
berharga sebagai aktiva lancar merupakan investasi temporer surat berharga yang marketable.
Investasi temporer ini bertujuan untuk memanfaatkan dana menganggur dalam jangka pendek
untuk memperoleh laba seperti capital gain. Jangka waktu investasi temporer tidak lebih dari
satu periode akuntansi.
Di samping investasi temporer, investasi dapat dilakukan dalam bentuk penanaman
modal dalam surat berharga jangka panjang. Investasi ini pada umumnya merupakan bagian
stategi jangka panjang perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan klien membeli surat berharga
perusahaan saingan atau perusahaan pemasok bahan baku perusahaan yang dijual di bursa
efek.

9.1 Sifat dan Tujuan Siklus Investasi


9.1.1 Sifat Siklus Investasi
Sifat investasi suatu entitas atau perusahaan berisi kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan kepemilikan surat berharga yang dikeluarkan perusahaan lain.
Surat berharga tersebut dapat berupa sertifikat deposito, saham biasa, saham
preferen, obligasi pemerintah, maupun obligasi perusahaan. Pembahasan dalam bab
ini akan ditekankan pada investasi dalam saham biasa dan obligasi yang
dikeluarkan perusahaan lain.

Siklus investasi dan pendanaan dapat dirangkum sebagai berikut:


Fungsi Bisnis Aktivitas Jurnal Formulir
Utama Investasi
 Dana modal didapat  Penjagaan  Akuisis Investasi  Sertifikat
dari investor dan  Pencatatan  Penjualan Obligasi
kreditor  Penilaian Investasi  Surat Berharga
 Dana modal  Akuisisi dan  Pendapatan  Sertifikat
digunakan untuk Investasi Obligasi Bunga Saham
operasi atau Jangka Pendek  Pendapatan
diinvestasikan  Penjualan Dividen
secara temporer  Pendapatan
sampai tahap
selesai
Utang
 Pencatatan  Pembuatan  Setifikat
 Pembuatan dan Utang Utang
Pelunasan Utang  Pelunasan  Utang Wesel
 Bunga Utang

Ekuitas
 Pencatatan  Pengeluaran  Sertifikat
 Pelepasan dan Saham Saham
Penarikan Saham  Penarikan
 Dividen Saham
 Deviden

Siklus ini berkaitan dengan siklus lainnya yaitu siklus pendapatan dan siklus
pengeluaran. Salah satu pendapatan perusahaan adalah penerimaan dividen dari
investasi pada saham perusahaan lain. Pendapatan perusahaan lainnya dapat berupa
pendapatan bunga yang diperoleh atas investasi pada obligasi yang dikeluarkan
perusahaan lain. Siklus ini berkaitan juga dengan siklus pengeluaran. Dalam
melakukan transaksi investasi, perusahaan perlu mengeluarkan uang kasnya untuk
membeli surat berharga saham, maupun obligasi.

Pengelolaan, Pencatatan, dan Penilaian


Pada umumnya, investasi perusahaan dilakukan oleh pegawai internal ataupun
oleh orang/ perusahaan eksternal, misalnya perusahaan broker saham (pialan). Jika
saham dikelola secara internal, minimal dua orang dipekerjakan untuk
menanganinya. Bila saham dikelola orang dalam, perlu diadakan pengecekan secara
mendadak. Karyawan yang mengelola saham perlu membuat catatan detail
mengenai surat berharga yang dipegang baik jumlah maupun nomor serinya.
Catatan detail tersebut merupakan alat kontrol. Jika surat berharga oleh perusahaan
luar maka perusahaan pialang tersebut perlu mengirim catatan tiap bulan ke
perusahaan, sesuai dengan SFAC No. 12 “Accounting for Certain Marketable
Securities:”, surat berharga harus digolongkan dalam kelompok portofolio sesuai
dengan klasifikasi jangka waktunya dan dilaporkan sesuai dengan prinsip LCOM.
Akuisisi, Penjualan, dan Pendapatan
Semua akuisisi dan penjualan saham harus mendapatkan otorisasi dari dewan
direktur dan komite investasi. Secara periodik, akuisisi dan penjualan saham
dibandingkan dengan harga yang dipublikasikan untuk mengecek keakuratan
pencatatan. Utang dan surat berharga mendatangkan biaya bunga dan pendapatan
dividen. Pendapatan dividen diakui saat diumumkan.
Rekening yang digunakan dalam pencatatan transaksi investasi adalah:
a. Surat berharga saham,
b. Surat berharga obligasi,
c. Investasi pada saham,
d. Investasi pada obligasi,
e. Pendapatan bunga,
f. Pendapatan deviden,
g. Laba dari investasi (pada metode equity),
h. Laba penjualan investasi,
i. Rugi penjualan investasi.

9.1.2 Tujuan Siklus Investasi


Tujuan audit siklus investasi adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-
masing asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus investasi.
Tujuan audit ditentukan berdasar atas kelima kategori asersi laporan keuangan yang
dinyatakan oleh manajemen. Tujuan audit siklus ini adalah sebagai berikut:
a. Asersi Keberadaan ddan Keterjadian
Pada audit siklus investasi, tujuan audit asesi keberadaan atau
keterjadian menekankan pada apakah seluruh saldo investasi surat berharga
dan modal saham benar-benar ada pada tanggal neraca. Di samping itu,
asersi ini juga menekankan pada apakah seluruh transaksi investasi yang
tercatat benar-benar terjadi dan bukan rekaan manajemen semata. Berikut
rincian tujuan audit asersi keberadaan dan keterjadian:
 Saldo asset investasi tercatat merupakan investasi yang ada atau eksis
pada tanggal neraca.
 Pendapatan, laba, dan rugi investasi dihasilkan dari transaksi dan
kejadian investasi yang terjadi selama periode tersebut.
b. Asersi Kelengkapan
Asersi ini menekankan apakah seluruh transaksi dan saldo yang
semestinya tercantum dalam laporan keuangan, sudah benar-benar dicatat
dan disajikan. Berikut rincian tujuan audit asersi kelengkapan:
 Semua investasi sudah tercakup atau dinyatakan dalam saldo aset
investasi tercatat.
 Pengaruh seluruh transaksi investasi terhadap laporan laba rugi selama
periode yang bersangkutan, sudah tercakup dalam pendapatan, laba, dan
rugi investasi.
c. Asesi Hak dan Kewajiiban
Auditor, berkaitan dengan asersi ini, berusaha memastikan apakah
perusahaan mempunyai hak kepemilikan yang sah atas saldo modal saham
dan investasi surat berharga. Tujuan audit asersi hak dan kewajiban:
menentukan apakah semua investasi yang tercatat adalah investasi yang
dimiliki klien.
d. Asersi Penilaian dan Pengalokasian
Berkaitan dengan asersi penilaian, auditor akan berusaha memperoleh
bukti mengenai apakah saldo investasi surat berharga telah disajikan dalam
laporan keuangan pada jumlah yang tepat. Auditor akan memastikan apakah
saldo tersebut diperoleh melalui penilaian sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berterima umum. Berikut rincian tujuan audit asersi penilaian atau
pengalokasian:
 Investasi dilaporkan dalam neraca pada nilai cost, equity atau pasar
yang paling tepat.
 Pendapatan, laba, atau rugi investasi dilaporkan ada jumlah yang tepat.
e. Asersi Pelaporan dan Pengungkapan
Selain memperoleh bukti mengenai keempat asersi tersebut di atas,
auditor perlu menghimpun bukti mengenai apakah ransaksi dan saldo yang
tercatat telah tepat diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan dalam
neraca. Berikut rincian tujuan audit asersi pelaporan dan pengungkapan:
 Saldo investasi tepat diidentifikasikan dan diklasifikasikan dalam
laporan keuangan.
 Dasar penilaian investasi dan investasi sebagai jaminan telah
diungkapkan secara memadai.
9.2 Materialitas, Risiko, dan Stategi Audit

Surat berharga sebagai investasi jangka pendek mungkin material untuk kemampuan
membayar (sovabilitas) jangka pendek tetapi pendapatan atau investasi itu jarang
signifikan dengan hasil operasi perusahaan. Dengan demikian, surat berharga yang
dipegang atau dipunyai sebagai investasi jangka pendek, biasanya material bagi neraca,
tetapi tidak bagi laporan laba rugi.
Surat berharga yang dipegang atau dipunyai sebagai investasi jangka panjang, bisa
jadi material baik bagi neraca maupun laporan laba rugi. Investasi surat berharga jangka
panjang pada umumnya dilakukan dalam jumlah nilai rupiah yang besar sehingga
material bagi neraca. Di samping itu, sering pendapatan maupun kerugian akibat investasi
jangka panjang bernilai tinggi sehingga sangat material bagi neraca.
Risiko salah saji ada transaksi penanaman investasi pada umumnya rendah karena
transaksi ini merupakan transaksi yang jarang terjadi. Lebih dari itu,pengendalian intern
atas transaksi ini, pada umumnya efektif karena satu atau lebih direktur berpartisipasi
dalam transaksi.
Strategi audit tergantung frekuensi transaksi penanaman investasi, baik angka
pendek maupun jangka panjang. Bila frekuensinnya rendah, auditor akan menghemat
biaya bila memakai primary substantive approach atau pendekatan pengutamaan
pengujian substantif. Sebaliknya, apabila frekuensi transaksi tinggi, auditor akan
menghemat biaya kalau melakukan pengujian pengendalian untuk menghimpun bukti
yang mendukung lower assessed level of control risk.

9.3 Pemahaman Struktur Pengendalian Intern

a. Lingkungan Pengendalian
Titik tolak pemahaman SPI siklus investasi adalah pemahaman lingkungan
pengendalian atau siklus investasi. Lingkungan pengendalian sangat penting untuk
mewujudkan SPI siklus investasi yang baik. Perwujudannya adalah memahami
pemberian kekuasaan dan tanggung jawab atas transaksi penanaman investasi pada
bendahara perusahaan, manajer keuangan, atau direktur keuangan. Dengan demikian
pelaksanaan transaksi ini selalu dilakukan oleh orang yang kompeten dan ahli dalam
bidang keuangan. Pemahaman dapat diperoleh melalui pengajuan pertanyaan kepada
manajemen, mempelajari bagan organisasi, dan menelaah deskripsi tugas.
Auditor juga perlu memahami metode pengendalian manajemen. Metode
pengendalian manajemen tersebut meliputi ada tidaknya perencanaan strategik atas
penanaman investasi, pengamatan atau pemantauan secara konsisten atas fluktuasi
harga saham saham di bursa efek, dan penilaian kinerja investasi secara periodik.
Pemahaman ini dapat diperoleh melalui pengajuan pertanyaan kepada manajemen,
dan menelaah dokumentasi. Praktik dan kebijakan personalia yang baik meliputi
kebijakan perekrutan dan pelatihan tenaga ahli dalam bidang investasi surat berharga.
b. Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko entitas untuk tujuan pelaporan keuangan merupakan
pengidentifikasian, analisis, dan pengelolaan risiko yang relevan dengan penyusunan
laporan keuangan yang disajikan secara waajar sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum di Indonesia. Penaksiran risiko dapat ditujukan sebagaimana
perusahaan mempertimbangkan kemungkinan transaksi dalam siklus investasi yang
tidak dicatat atau mengidentifikasi dan menganalisis estimasi yang signifikan yang
dicatat dalam laporan keuangan.
Penggunaan teknologi baru dalam suatu perusahaan dapat dimasukkan dalam
siklus investasi ini. Ini berarti pemasangan teknologi baru ke dalam operasi atau ke
dalam sistem informasi dapat mengubah risiko yang berhubungan dengn
pengendalian intern. Perluasan operasi yang signifikan dan cepat dapat pula
memberikan tekanan terhadap pengendalian dan meningkatkan risiko kegagalan
dalam pengendalian. Perubahan signifikan dan cepat dalam sistem informasi dapat
mengubah risiko yang berhubungan pengendalian intern.
c. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)
Penerapan sistem akuntansi sangat mendasar. Perusahaan biasanya memakai
buku pembantu investasi yang terpisah untuk setiap jenis surat berharga. Pemahaman
sistem akuntansi menutut pengetahuan auditor tentang metode pemrosesan data,
dokumen serta catatan pokok yang digunakan. Pemahaman sistem akuntansi
diperoleh melalui penelaahan buku manual akuntansi dan flowchart sistem,
mengajukan pertanyaan pada personel akuntansi, dan pengalaman terdahulu klien.
Akuntan harus memahami kompetensi personel akuntansi dan bagian EDP yang
bertanggung jawab atas pengolahan transaksi siklus investasi. Pemahaman tersebut
diperoleh melalui pengajuan pertanyaan, pengamatan, dan menelaah file atau arsip
personel.
Dalam kaitannya dengan informasi dan komunikasi ini dalam siklus investasi,
sistem informasi mencakup metode dan catatan yang digunakan untuk:
1. Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang terkait dengan siklus
investasi secara sah.
2. Menjelaskan pada saat yang tepat transaksi dalam siklus investasi secara
cukup rinci dan memungkinkan adanya penggolongan masing-masing
transaksi itu untuk pelaporan keuangan.
3. Mengukur nilai transaksi dari siklus investasi dengan tepat.
4. Menyajikan transaksi dari siklus investasi dengan semestinya dan
pengungkapan yang berkaitan dalam laporan keuangan.
d. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas transaksi dalam siklus
investasi dapat digolongkan menjadi beberapa kebijakan dan prosedur yang berkaitan
dengan:
1. Review kinerja. Aktivitas pengendalian ini mencakup review atas kinerja
sesungguhnya dari transaksi dalam siklus investasi dibandingkan dengan
anggaran atau prakiraan transaksi investasi periode sebelumnya. Keputusan
yang terkait dengan investasi merupakan keputusan yang berdampak jangka
panjang terhadap perusahaan. Oleh karena itu, review terhadap keputusan
investasi harus benar-benar diperhatikan, baik dengan anggaran yang ada
maupun dengan hasil-hasil keputusan rapat dari manajemen ataupun
pemegang saham.
2. Pengolahan informasi. Dua pengelompokan untuk aktivitas pengendalian
jenis ini adalah pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.
Pengendalian umum ini terkait dengan pengendalian atas operasional dari
transaksi dalam siklus investasi, pengembangan dan pemeliharaan sistem
aplikasi. Sedang pengendalian aplikasi berlaku untuk pengolahan aplikasi
secara individual untuk masing-masing transaksi tersebut. Pengendalian ini
membantu menetapkan bahwa transaksi dalam siklus investasi adalah sah,
diotorisasi dengan semestinya dan diolah dengan lengkap dan akurat.
Sebelum melakukan perdagangan surat berharga di pasar modal, semua
akuisisi investasi dan penjualannya harus mendapatkan otorisasi dan sesuai
dengan kebijakan manajemen. Dengan demikian, semua dana modal baik
utang maupun modal saham harus mendapatkan otorisasi terlebih dahulu.
Jika tidak mendapat otorisasi, maka akan mudah diselewengkan dan
menyimpang dari kebijakan perusahaan. Otorisasi sebenarnya mengarahkan
perusahaan untuk melakukan investasi yang ekonomis. Kesalahan yang
terjadi sangat mungkin mendorong perusahaan ke operasional yang tidak
efisien.
Pencatatan yang detail ke dalam buku pembantu haruslah akurat, supaya
saldo akun yang dilaporkan juga sesuai dan akurat. Oleh karena itu, semua
transaksi investasi, utang dan saham harus dicatat dalam jumlah yang tepat,
dicatat pada periode yang tepat dan diklasifikasikan sesuai dengan
golongannya. Manajemen dapat mengontrol kesalahan dengan membuat
prosedur pencatatan dan membuat skedul untuk laba dan pembayarannya
yang akan jatuh tempo.
3. Pengendalian fisik. Aktivitas ini mencakup keamanan fisik aktiva yang
diperoleh seperti saham ataupun surat berharga, termasuk penjagaan
memadai seperti fasilitas yang terlindungi dari akses yang tidak
dikehendaki.
Investasi surat berharga sangat mudah untuk dikonversi menjadi kas. Oleh
karena itu perlu pembatasan akses dari pihak-pisak yang tidak bertanggung
jawab. Jika tidak, surat berharga akan dicuri minimal akan terjadi
penggunaan sumber daya yang tidak pada tempatnya. Manajemen dapat
mengawasi keamanan surat berharga dengan usaha-usaha agar terhindar dari
kerusakan fisik (kebakaran misalnya) dengan menempatkannya ke dalam
kotak deposit surat berharga. Alternatif lain, surat berharga dipegang oleh
perusahaan sekuritas.
4. Pemisahan tugas. Pembebanan tanggung jawab ke orang yang berbeda
untuk memberikan otorisasi transaksi dalam siklus investasi dan pendanaan,
pencatatan transaksi dalam siklus investasi, menyelenggarakan
penyimpanan aktiva yang diperoleh yang dimaksudkan untuk mengurasi
kemungkinan atau kesempatan orang untuk berbuat curang.

Uraian berikut ini akan membahas secara detail dokumen-dokumen yang


digunakan dalam transaksi investasi, pemisahan fungsi-fungsi yang terlibat,
dilanjutkan dengan jaringan prosedur yang ada dalam transaksi investasi dan terakhir
dijelaskan mengenai bagan air dari transaksi investasi tersebut.

Dokumen dan Catatan


Dokumen dan pencatatan yang dipakai meliputi:
a. Sertifikat saham, yaitu dokumen yang mempresentasikan kepemilikan
pemegang sertifikat tersebut atas sejumlah lembar saham perusahaan yang
mengeluarkan saham tersebut. Dokumen ini memberikan bukti mengenai asesi
keberadaan atau keterjadian.
b. Sertifikat obligasi, yaitu dokumen yang menyatakan jumlah obligasi yang
dimiliki pemegang obligasi.
c. Bond indenture, yaitu dokumen kontrak yang menyatakan jangka waktu atau
tanggal berapa jatuh temponya obligasi.
d. Broker’s advice, yaitu dokumen yang dikeluarkan oleh broker yang menyatakan
harga pertukaran transaksi investasi. Dokumen inilah yang dipakai sebagai
dokumen sumber pencatatan transaksi investasi. Dokumen ini memberikan bukti
mengenai asersi penilaian atau pengalokasian.
e. Buku jurnal, setiap transaksi maupun kejadian yang memperngaruhi saldo
investasi dan pendapatan atau rugi investasi harus dicatat dalam buku jurnal.
f. Buku pembantu investasi, dokumen ini perlu diselenggarakan terutama bagi
perusahaan yang melakukan portofolio investasi. Dalam hal ini, perusahaan
melakukan investasi pada beberapa surat berharga.

Fungsi
Fungsi yang terkait meliputi:
a. Pembelian surat berharga,
b. Penerimaan pendapatan periodik,
c. Penjualan surat berharga,
d. Pencatatan transaksi,
e. Pengamanan atau penyimpanan surat berharga,
f. Penjaga ketepatan buku pembantu investasi.

Pembelian surat berharga


Pembelian surat berharga pada umumnya dilakukan dalam jumlah nilai rupiah
yang tidak kecil. Oleh karena itu, pengendalian keputusan dan pelaksanaan
pembelian surat berharga harus memadai. Pembelian harus dilakukan sesuai dengan
otorisasi manajemen. Apabila perusahaan dapat membentuk komite investasi.
Apabila perlu perusahaan dapat membentuk komite investasi.

Penerimaan pendapatan periodik


Pendapatan periodik investasi dapat berupa dividen maupun bunga. Kas yang
diterima atas pendapatan periodik tersebut harus disetorkan sesegera mungkin setelah
kas diterima.

Penjualan surat berharga


Seperti pembelian surat berharga, penjualan surat berharga pada umumnya
dilakukan dalam jumlah nilai rupiah yang besar. Oleh karena itu, pengendalian
keputusan dan pelaksanaan penjualan surat berharga harus memadai. Penjualan harus
dilakukan sesuai dengan otorisasi manajemen. Di samping itu, kas yang diterima atas
penjualan surat berharga tersebut harus disetorkan sesegera mungkin setelah kas
diterima.

Pencatatan transaksi
Seorang karyawan yang independen terhadap fungsi pemegang surat berharga
harus menjaga catatan rinci atas transaksi surat berharga yang dimiliki perusahaan.
Catatan rinci tersebut dimaksudkan untuk mengendalikan surat berharga yang
semestinya ada di pemegang surat berharga. Transaksi dan kejadian yang
mempengaruhi saldo investasi harus dicatat pada jumlah, klasifikasi, dan periode
akuntansi yang tepat.

Pengamanan atau penyimpanan surat berharga


Surat berharga yang dimiliki perusahaan dapat dipegang atau disimpan oleh
manajemen perusahaan klien atau dikelola oleh pihak ketiga seperti stock brokerage
firm. Apabila disimpan di dalam perusahaan, minimal dua orang jaryawan harus
bertanggung jawab atas keberadaan surat berharga tersebut untuk mencegah
penjualan tanpa otorisasi. Jadi, surat berharga harus disimpan di tempat yang aman
dan akses atas karyawan yang berwenang.
Penjagaan ketepatan buku pembantu investasi
Saldo investasi tercatat harus dibandingkan dengan surat berharga yang
disimpan di dalam perusahaan maupun yang dikelola pihak ketiga. Pelaksanaan
pembandingan tersebut harus dilakukan dalam interval waktu yang memadai.

9.4 Penghimpunan dan Pendokumentasian Pemahaman

Penghimpunan pemahaman dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan atau


wawancara, menelaah dokumen, atau menelaah kembali pengalaman auditor pada audit
periode sebelumnya dengan klien tersebut. Dokumentasi pemahaman dapat dilakukan dengan
menggunakan kuesioner, atau memo naratif (uraian tertulis).

Dipersiapkan :    
Tanggal :    
Pertanyaan Yes, No, or N/A Keterangan
Apakah semua pengeluaran saham, penarikan, dan
distribusi dividen diotorisasi oleh dewan direktur?    
Apakah transaksi diotorisasi dengan mendengarkan
suara pemegang saham sesuai dengan yang disyaratkan
hukum?    
Apakah saham yang belum dikeluarkan diberi nomor
dan terjaga dengan baik?    
Apakah catatan transfer diotorisasi oleh dewan
direktur?    
Apakah catatan detail mengenai buku besar pemegang  
saham, jurnal transfer dan catatan pengendali
sertifikat, dan buku pembantu buku besar
diperhitungkan untuk berbagai klasifikasi surat
berharga?  
Apakah catatan detail modal dipegang oleh pegawai
independen yang menjaga surat berharga?    
Apakah ada prosedur yang ditetapkan untuk
memperoleh keyakinan bahwa perusahaan mentaati
undang-undang pasar modal?    
Apakah pembayaran dividen dihitung kembali secara
periodik?    

9.5 Penetapan Risiko Pengendalian


Penetapan risiko pengendalian merupakan proses pengevaluasian efektivitas
kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern dalam mencegah dan mendeteksi
salah saji material dalam laporan keuangan. Risiko pengendalian ditetapkan untuk setiap
asersi laporan keuangan. Proses penentuan risiko pengendalian meliputi identifikasi salah
saji potensial, pengendalian yang perlu dan pengujian pengendalian yang mungkin
dilakukan.
Salah saji dan pengendalian yang perlu dikembangkan auditor berdasar
pengetahuannya atas pengolahan transaksi investasi atau checklist standar yang dimiliki
kantor akuntan publik auditor. Melalui penmahaman struktur pengendalian intern klien,
auditor dapat mengetahui apakah pengendalian yang diperlukan telah dirancang dan
dijalankan oleh klien.
Pengujian pengendalian yang dilakukan dapat menghasilkan bukti mengenai
efektivitas rancangan dan operasi pengendalian. Bukti tersebut kemudian digunakan
untuk menetapkan risiko pengendalian untuk setiap asersi yang terkait dengan transaksi
investasi.
Dalam primarily substantive approach, pemahaman struktur pengendalian intern
dipakai untuk perencanaan audit dan merancang pengujian substantif. Auditor
menggunakan pemahaman yang diperoleh untuk mengidentifikasi salah saji potensial.
Pengidentifikasian salah saji tersebut digunakan untuk merancang pengujian substantif.

9.6 Pengujian Substantif Saldo Investasi


Dalam rangka untuk merancang pengujian substantif, akuntan pertama kali harus
menentukan tingkat risiko deteksi yang diterima untuk masing – masing asersi terkait
signifikan. Tinggi rendahnya risiko deteksi tergantung pada besarnya risiko audit yang
ditetapkan, risiko bawaan, dan risiko pengendalian.
Risiko bawaan atau inhern risk saldo investasi berkaitan erat dengan kerentanan surat
berharga terhadap pencurian. Hal ini disebabkan oleh sifat surat berharga yang likuid
seperti layaknya uang tunai. Disamping itu, risiko bawaan saldo investasi berkaitan erat
dengan kemungkinan kesalahan dalam mengklasifikasikan surat berharga dalam neraca.
Risiko bawaan untuk asersi penilaian dan pengalokasian dipengaruhi oleh kompleksnya
dan rumitnya metode penilaian. Metode penilaian meliputi penggunaan metode LCOM
(The lowest of cost or market), metode equity, dan amortisasi premi dan diskonto
obligasi.
9.7 Pertimbangan Program Audit
Auditor dapat merancang program audit untuk mencapai tingkat risiko deteksi yang
dapat diterima untuk masing – masing asersi. Pada umumnya pengujian substantif lebih
banyak diterapkan untuk asersi keberadaan atau keterjadian, serta penilaian dan
pengalokasian. Bila tingkat risiko deteksi yang dapat diterima adalah rendah untuk suatu
asersi, maka lebih banyak prosedur pengujian substantif yang perlu dilakukan dan auditor
perlu mengintensifkan : efektivitas prosedur pengujiannya. Disamping itu, auditor juga
dapat memodifikasi penentuan waktu dan luas pengujian substantif tertentu.

Kategori Uji Substantif Tujuan Audit

EO C RO VA TD

Prosedur 1. Menerapkan prosedur inisial untuk


Inisial
saldo investasi:
a. Menelusuri saldo awal aktiva investasi
dan saldo ekuitas pada kertas kerja
tahun lalu.
b. Menelaah aktivitas yang berkaitan
dengan investasi dan rekening laba
rugi dan menyelidiki aktivitas yang
nampak tidak biasa.
c. Mendapatkan skedul investasi dan
menentukan apakah data-data investasi
disajikan secara akurat berdasarkan
data-data akuntansi:
 Footing dan cross footing skedul
dan rekonsiliasi dengan buku
pembantu dan buku besar.
 Menguji kesesuaian data yang ada
dalam skedul dengan data di buku
pembantu dan buku besar.
Prosedur 2. Melakukan prosedur analitis
Analitis
Menghitung rasio:
a. Investasi jangka pendek terhadap total
aktiva lancar.
b. Investasi jangka panjang terhadap total
aktiva.
c. Tingkat laba yang didapatkan terhadap
klasifikasi investasi.
Pengujian 3. Mengusut investasi dan kaitannya dengan
Detail laba serta rekening ekuitas.
Transaksi

Pengujian 4. Inspeksi dan perhitungan surat berharga.


Detail Saldo
5. Konfirmasi surat berharga yang disimpan
oleh pihak lain.
6. Menghitung kembali investment revenue
earned.
7. Menelaah dokumentasi untuk penentuan
nilai wajar investasi.

Penyajian 8. Membandingkan penyajian dan


dan pengungkapan dengan GAAP/PABU:
Pengungkap a. Menentukan apakah saldo investasi
an sudah dengan tepat diidentifikasikan
dan diklasifikasikan dalam laporan
keuangan.
b. Menentukan kelayakan
pengungkapan berkaitan dengan dasar
penilaian untuk investasi, komponen
laba atau rugi yang terealisasi atau
tidak terealisasi.

a. Prosedur Inisial.
Pada tahap ini, auditor berusaha untuk mendapatkan data mengenai investasi
pada awal tahun dengan menganalisa data yang ada di dalam kertas kerja tahun lalu.
Kemudian melakukan analisa untuk menentukan adanya aktivitas yang tidak biasa.
Data – data yang berkaitan dengan penambahan dan pengurangan investasi yang ada
di dalam skedul diverifikasi secara matematis untuk menentukan keakuratannya.
Auditor harus menguji ketepatan perhitungan matematis saldo – saldo rekening
yang terkait dengan transaksi siklus investasi. Hal ini dilakukan dengan cara
menghitung kembali saldo dalam setiap akun investasi dalam buku besar. Skedul yang
disiapkan klien meliputi pembuatan daftar surat berharga yang dimiliki pada tanggal
neraca dan daftar investasi yang dilakukan maupun yang dijual selama suatu periode
yang diaudit. Saldo perhitungan berdasar daftar (skedul) ini, kemudian dibandingkan
dengan akun buku besar terkait. Pengujian ini berkaitan erat dengan asersi penilaian
dan pengalokasian.
b. Penerapan Prosedur Analitis.
Prosedur analitis atas saldo investasi meliputi keterkaitan di antara akun – akun
tertentu dalam periode berjalan dan analisis rasio tertentu. Hasil rasio tersebut
kemudian dibandingkan dengan data klien sebelumnya atau dengan ekspektasi dalam
anggaran. Rasio yang dapat dipakai untuk menerapkan prosedur analitis, antara lain :
a. Tingkat ROI (Return on Investment) investasi.
Rasio ini diperoleh dengan menentukan jumlah pendapatan dari investasi
kemudian dibagi dengan total nilai investasi.
b. Rasio investasi per total aset.
Perbedaan perbandingan yang tidak diharapkan mengindikasikan adanya
penyimpangan berkaitan dengan asersi keberadaan dan keterjadian, kelengkapan,
penilaian atau alokasi, dan penyajian pengungkapan. Sebagai contoh : penyelidikan
mengenai hasil penjualan saham yang lebih tinggi daripada yang diharapkan
dapat disebabkan karena pencatatan yang salah mengenai unrealized gain dari
peningkatan nilai wajar dalam rekening pendapatan untuk penjualan surat berharga
daripada dalam rekening ekuitas untuk unrealized gain penjualan surat berharga.
Apabila setelah dilakukan analisis ternyata ditemukan penyimpangan atau
fluktuasi yang tidak masuk akal, maka auditor akan mengekstensifkan pengujian
substantif saldo investasi. Pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan
atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian dan pengalokasian.
c. Pengujian Detail Saldo.
Vouching Penjurnalan dalam Akun Investasi.
Berbagai penjurnalan rekening dapat dilakukan klien. Klien dapat melakukan
penjurnalan atas investasi atau pembelian surat berharga. Dalam hal ini, auditor
dapat menelusuri (vouching) penjurnalannya ke broker advice dan cancelled check
(cek yang sudah dibayar oleh bank, dan cek tersebut telah dikembalikan pada
klien). Klien dapat melakukan penjurnalan atas penjualan pelepasan (penghentian)
investasi, atau penjualan surat berharga. Dalam hal ini auditor dapat menelusuri
(vouching) penjurnalannya ke broker advice.
Untuk investasi dengan menggunakan metode akuitas, pencatatan debit setelah
akuisisi dapat ditelusuri ke dokumen yang menunjukkan partisipasi dari klien
dalam pendapatan investee. Kredit dapat ditelusuri ke dokumentasi penerimaan
dividen dari investee atau dari kertas kerja yang menunjukkan penghitungan
amortisasi periodik atas cost yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai bukunya.
Adanya otorisasi pembelian maupun penjualan surat berharga dapat dilihat dari
notulen keputusan suatu rapat dewan komisaris. Di samping itu, auditor dapat
menentukan apakah metode equity tepat diterapkan untuk suatu investasi surat
berharga. Untuk itu, auditor dapat melakukan pengajuan pertanyaan pada
manajemen. Pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian,
hak dan kewajiban, dan penilaian dan pengalokasian.
Konfirmasi Surat Berharga yang Dipegang atau Dikelola Pihak Lain.
Kadang surat berharga yang dimiliki klien tidak dipegang atau disimpan oleh
klien. Klien kadang menitipkan surat berharganya pada pihak lain untuk alasan
jaminan keamanan. Di samping itu, klien dapat menggunakan surat berharga
sebagai jaminan pada pihak lain tersebut. Auditor dapat melakukan konfirmasi
positif dalam hal ini.
Prosedur konfirmasi dilaksanakan bersamaan dengan prosedur inspeksi dan
penghitungan surat berharga di tangan. Auditor harus mengendalikan pengiriman
surat konfirmasi. Auditor juga harus memastikan bahwa ia menerima respon
konfirmasi secara langsung dari pemegang surat berharga tersebut. Pengujian ini
berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan hak dan
kewajiban.
d. Uji Cut Off.
Uji cut off dilakukan untuk menentukan apakah transaksi surat berharga yang
mendekati tanggal neraca dicatat pada periode yang tepat. Tanggal transaksi dan
jumlah masing – masing review transaksi harus sama dengan catatan detail dan
posting dalam buku besar. Uji cut off juga dilakukan untuk pendapatan investasi
yang mendekati tanggal neraca dan pendapatan bunga akrual harus ditelaah
kelayakannya.
Inspeksi dan Penghitungan Surat Berharga di Tangan.
Inspeksi ini memungkinkan auditor untuk mengetahui keberadaan investasi
tersebut. Prosedur ini dilaksanakan secara simultan dengan perhitungan kembali
yang dilaksanakan auditor terhadap kas dan sejenisnya. Dalam melaksanakan
prosedur ini, auditor harus memperhatikan :
1. Nomor sertifikat surat berharga.
2. Nama pemilik yang tercantum dalam sertifikat tersebut.
3. Deskripsi surat berharga, jumlah lembar surat berharga.
4. Nama perusahaan yang mengeluarkan surat berharga.
Pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian,
kelengkapan, serta hak dan kewajiban.
Menghitung Kembali Pendapatan yang Diperoleh.
Pendapatan dari investasi dapat diverifikasi dengan bukti dokumen dan
perhitungan kembali. Pencatatan adanya pendapatan dividen oleh klien dapat
dicocokkan dengan buletin atau daftar harga pasar surat berharga (saham) yang
dikeluarkan oleh perusahaan jasa investasi maupun dari surat kabar. Pendapatan
yang diperoleh dari bunga obligasi dapat diverifikasi dengan tingkat bunga dan
tanggal jatuh tempo yang tercantum dalam sertifikat obligasi. Pengujian ini
berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, hak dan
kewajiban, dan penilaian atau pengalokasian tercantum dalam sertifikat obligasi.
Pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian,
kelengkapan, hak dan kewajiban, dan penilaian atau pengalokasian.
Menelaah Dokumentasi mengenai Nilai Pasar Surat Berharga.
Nilai pasar surat berharga pada tanggal neraca dapat dihimpun dari pasar
modal atau bursa efek. Di samping itu, auditor dapat menentukan nilai pasar dengan
cara melihat data harga pasar yang tercantum dalam buletin pasar modal. Jika tidak
ada sumber data seperti di atas, auditor dapat melakukan konfirmasi langsung
dengan broker yang independen. Pengujian ini berkaitan erat dengan asersi
penilaian atau pengalokasian.
Membandingkan Penyajian Laporan Keuangan dengan Prinsip Akuntansi
yang Berterima Umum.
Penyajian saldo investasi yang tepat meliputi identifikasi dan klasifikasi
berbagai tipe investasi dalam neraca, dan pengakuan pendapatan, laba, atau rugi
dalam laporan laba rugi. Auditor juga dapat menentukan apakah pengungkapan
sudah memadai, dan meliputi antara lain apakah metode equity digunakan, dan
metode penilaian lainnya. Pengujian ini berkaitan dengan asersi penyajian dan
pengungkapan. Bukti dapat dihimpun melalui penelaahan atas notulen rapat
pertemuan dewan komisaris, dan mengajukan pertanyaan pada manajemen.

9.8 Materialitas, Risiko dan Strategi Audit.


Pengeluaran surat berharga obligasi maupun penjualan saham perusahaan pada
umumnya dilakukan dalam jumlah nilai rupiah yang besar. Oleh karena itu, saldo saham
dan utang obligasi pada umumnya material bagi neraca. Sedangkan biaya bunga pada
umumnya tidak material bagi laporan laba rugi. Hal yang sebaliknya terjadi pada dividen.
Dividen pada umumnya material bagi laporan laba yang ditahan (saldo laba).
Risiko salah saji pada transaksi pendanaan pada umumnya rendah karena transaksi
ini merupakan transaksi yang jarang terjadi. Di samping itu, pengendalian intern atas
transaksi ini, pada umumnya efektif karena satu atau lebih direktur berpartisipasi dalam
transaksi.
Strategi audit tergantung frekuensi transaksi pendanaan. Bila frekuensinya rendah,
auditor akan menghemat biaya bila memakai primarily substantive approach atau
pendekatan pengutamaan pengujian substantif. Sebaliknya, apabila frekuensi transaksi
tinggi, auditor akan menghemat biaya kalau melakukan pengujian pengendalian untuk
menghimpun bukti yang mendukung lower assessed level of control risk.
9.9 Pemahaman Strutur Pengendalian Intern
Pemahaman struktur pengendalian intern mempertimbangkan beberapa hal yaitu
lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, informasi dan komunikasi (sistem
akuntansi), pemantauan, dan perosedur pengendalian.
A. Lingkungan Pengendalian
Titik tolak pemahaman struktur pengendalian intern (SPI) siklus pendanaan
adalah pemahaman lingkungan pengendalian atas siklus pendanaan. Lingkungan
pengendalian sangat penting untuk mewujudkan SPI siklus pendanaan yang baik.
Pemahaman lingkungan pengendalian meliputi pemahaman pemberian kekuasaan dan
tanggungjawab atas transaksi pendanaan pada direktur keuangan dan beberapa
direktur terkait lainnya. Dengan demikian pelaksanaan transaksi ini biasanya
dilakukan oleh orang yang kompeten dan ahli dalam bidang keuangan. Pemahaman
dapat diperoleh melalui :
a. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen.
b. Mempelajari bagan organisasi.
c. Menelaah deskripsi tugas.
Auditor juga perlu memahami metode pengendalian manajemen. Metode
pengendalian manajemen tersebut meliputi ada tidaknya perencanaan stategi atas
keputusan pendanaan. Pengamatan atau pemantauan secara konsisten atas fluktuasi harga
saham di bursa efek, dan penilaian kinerja investasi secara periodik. Pemahaman ini
dapat diperoleh melalui pengajuan pertanyaan kepada manajemen, dan menelaah
dokumentasi termasuk notulen rapat direksi dan dewan komisaris.
Praktik dan kebijakan personalia yang baik meliputi kebijakan perekrutan dan
pelatihan tenaga ahli dalam bidang transaksi surat berharga. Direktur keuangan dan
stafnya harus memiliki keahlian yang memadai untuk menghimpun dana secara efisien.
B. Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko entitas untuk tujuan pelaporan keuangan merupakan
pengidentifikasian, analisis, dan pengolahan risiko yang relevan dengan penyusunan
laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum di Indonesia. Penaksiran risiko dapat ditujukan sebagaimana
perusahaan mempertimbangkan kemungkinan transaksi dalam siklus pendanaan yang
tidak dicatat atau mengidentifikasi dan menganalisis estimasi yang signifikan yang
dicatat dalam laporan keuangan.
Perluasan operasi yang signifikan dan cepat seperti penanaman modal saham ke
perusahaan lain ataupun dalam bentuk obligasi dapat pula memberikan tekanan
terhadap pengendalian dan meningkatkan risiko kegagalan dalam pengendalian
terutama jika perusahaan yang didanai tidak sesehat yang diperkirakan.
C. Informasi dan Komunikasi (Sistem Informasi)
Penerapan sistem akuntansi sangat mendasar. Pemahaman sistem akuntansi
menuntut pengetahuan auditor tentang metode pemrosesan data, dokumen serta
catatan pokok yang digunakan. Pemahaman sistem akuntansi diperoleh melalui
penelaahan buku manual akuntansi dan flowchart sistem, pengajukan pertanyaan pada
personel akuntansi, dan pengalaman terdahulu dengan klien. Akuntansi harus
memahami kompetensi personal akuntansi dan bagian EDP yang bertanggung jawab
atas pengolahan transaksi siklus pendanaan. Pemahaman tersebut diperoleh melalui
pengajuan pertanyaan, pengamatan, dan menelaah file atau arsip personal.
Jadi dalam kaitannya dengan informasi dan komunikasi ini dalam sisklus
pendanaan, sistem informasi mencakup metode dan catatan yang digunakan untuk :
1. Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang terkait dengan siklus
pendanaan secara sah.
2. Menjelaskan pada saat yang tepat transaksi dalam siklus pendanaan secara cukup
rinci dan memungkinkan adanya penggolongan masing - masing transaksi itu
untuk pelaporan keuangan.
3. Mengukur nilai transkasi dari siklus pendanaan dengan tepat.
4. Menyajikan transaksi dari siklus pendanaan dengan semestinya dan pengungkapan
yang berkaitan dalam laporan keuangan.
D. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas transaksi dalam siklus
pendanaan dapat digolongkan menjadi beberapa kebijakan dan prosedur yang
berkaitan dengan :
1. Review Kinerja
Aktivitas pengendalian ini mencakup review atas kinerja sesungguhnya dari
transaksi dalam siklus pendanaan dibandingkan dengan anggaran atau prakiraan
transaksi pendanaan periode sebelumnya. Keputusan yang terkait dengan
pendanaan merupakan keputusan yang berdampak jangka panjang terhadap
perusahaan. Oleh karena itu, review terhadap keputusan pendanaan harus benar –
benar diperhatikan, baik dengan anggaran yang ada maupun didasarkan pada hasil –
hasil keputusan rapat dari dewan manajemen ataupun dewan komisaris.
2. Pengolahan Informasi
Dua pengelompokan untuk aktivitas pengendalian jenis ini adalah
pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum ini terkait
dengan pengendalian atas operasional dari transaksi dalam siklus pendanaan,
pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi. Sedangkan pengendalian aplikasi
berlaku untuk pengolahan aplikasi secara individual untuk masing – masing
transaksi teresebut. Pengendalian ini membantu menetapkan bahwa transaksi dalam
siklus pendanaan adalah sah, diotorisasi dengan semestinya dan diolah dengan
lengkap dan akurat.
3. Pengendalian Fisik
Aktivitas ini mencakup keamanan fisik aktiva yang diperoleh seperti saham
ataupun surat berharga, termasuk penjagan memadai seperti fasilitas yang
terlindungi dari akses yang tidak dikehendaki.
4. Pemisahan Tugas
Pembebanan tanggug jawab ke orang yang berbeda untuk memberikan
otorisasi transaksi dalam siklus pendanaan, pencatatan transaksi dalam siklus
pendanaan, menyelenggarakan penyimpanan aktiva yang diperoleh yang
dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan atau kesepakatan orang untuk
berbuat curang.
Pemisahan tugas harus diterapkan dalam bentuk pemisahan tugas pelaksanaan
transaksi pendanaan, tugas pencatatan transaksi, dan tanggung jawab penerimaan
kas hasil transaksi pendanaan.
 Dokumen dan Catatan
Dokumen dan pencatatan yang dipakai meliputi :
a. Seritikat saham, yaitu dokumen yang mempresentasikan kepemilikan pemegang sertifikat
tersebut atas sejumlah lembar saham perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut.
Dokumen ini memberikan bukti mengenai asersi keberadaan atau keterjadian.
b. Sertifikat obligasi, yaitu dokumen yang menyatakan jumlah obligasi yang dimiliki
pemegang obligasi.
c. Bond indenture, yaitu dokumen kontrak yang menyatakan jangka waktu atau tanggal
berapa jatuh temonya obligasi.
d. Broker’s advice, yaitu dokumen yang dikeluarkan oleh broker yang menyatakan harga
pertukaran transaksi. Dokumen ini memberikan bukti mengenai asersi penilaian atau
pengalokasian.
e. Buku jurnal, setiap transksi maupun kejadian yang mempengaruhi saldo pendapatan harus
dicatat dalam buku jurnal.
f. Buku pembantu modal saham.
g. Buku pembantu obligasi.
h. Sertifikat pengentian obligasi, yaitu dokumen yang menyatakan bahwa suatu sertifikat
saham telah dilenyapkan karena telah dilunasi.
i. Surat perjanjian utang jangka panjang.
 Fungsi
Terdapat beberapa fungsi yang terkait dalam siklus pendanaan antara lain :
a. Pengeluaran obligasi atau saham
Wewenang dan tanggung jawab pengeluaran obligasi dan saham harus ada pada
dewan komisaris atau manajer puncak. Otorisasi direksi diperlukan dalam setiap
pengeluaran obligasi atau saham. Pada umumnya dua tanda tangan manajer puncak atau
direksi diperlukan untuk persetujuan kontrak utang jangka panjang. Dokumen perjanjian
kontrak tersebut mencakup data mengenai jumlah rupiah pinjaman, tingkat bunga, termin
pembayaran, dan aktiva yang dijaminkan. Setiap pengeluaran obligasi harus memenuhi
persyaratan hukum sebagaimana yang ditentukan oleh Bapepam. Penerimaan kas yang
diperoleh dari utang jangka panjang, penjualan obligasi atau saham harus secepatnya
disetorkan.
b. Pembayaran bunga obligasi dan dividen kas
Pembayaran bunga dan angsuran utang secara periodik harus dikendalikan sebagai
bagian dari siklus pendanaan. Otorisasi direksi atau manajemen harus ada dalam setiap
pembayaran bunga atau dividen. Otorisasi mengenai berapa jumlah rupiah dividen yang
akan dibagi harus berada di tangan manajer puncak atau dewan komisaris. Pembayaran
bunga obligasi dan dividen harus diberikan pada pihak yang berhak yaitu pemegang atau
pemilik saham dan obligasi. Untuk setiap pembayaran bunga atau dividen, perusahaan
harus meminta bukti bahwa pembayaran telah diterima.
c. Penarikan kembali obligasi dan saham
Penarikan kembali obligasi dapat dilakukan pada saat jatuh tempo ataupun pada saat
belum jatuh tempo. Sedangkan saham hanya dapat ditarik kembali apabila perusahaan
membeli kembali sahamnya yang telah beredar (treasury stock). Setiap transaksi harus
dilakukan sesuai dengan otorisasi direksi.
d. Pencatatan berbagai transaksi pendanaan
Staf akuntansi internal perusahaan harus dicatat pada jumlah atau harga penjualan.
Transaksi pendanaan harus tepat dicatat pada jumlah, klasifikasi, dan periode akuntansi.
e. Penjaga ketetapan saldo dalam buku besar pemegang obligasi dan pemegang saham
Saldo yang dicatat dalam buku besar pemegang obligasi dan pemegang saham harus
sesuai dengan saldo dalam buku besar. Oleh karena itu, saldo dalam buku pembantu
harus dibandingkan secara periodik dengan saldo dalam buku besar, Disamping itu, saldo
tercatat harus diverifikasi secara periodik dengan bond trustee dan transfer agent.
Pelaksanaan verifikasi kesesuaian saldo ini harus dilakukan oleh karyawan yang
independen terhadap fungsi pencatatan transaksi pendanaan.
9.10 Penghimpunan dan Pendokumentasian Pemahaman
Penghimpunan pemahaman dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan
atau wawancara kepada manajer puncak dan staf yang terlibat dalam siklus pendanaan.
Disamping itu auditor dapat menelaah dokumen, atau menelaah kembali pengalaman
auditor pada audit periode sebelumnya dengan klien tesebut. Sedangkan dokumentasi
pemahaman dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner, atau memo naratif (uraian
tertulis). Berikut merupakan contoh pertanyaan yang yang digunakan dalam
penghimpunan dan pendokumentasian pemahaman.
9.11 Penetapan Risiko Pengendalian
Penetapan risiko pengendalian merupakan proses pengevaluasian efektivitas
kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern dalam mencegah dan mendeteksi
salah saji material dalam laporan keuangan. Risiko pengendalian ditetapkan untuk setiap
asersi laporan keuangan. Proses penentuan risiko pengendalian meliputi identifikasi salah
saji potensial, pengendalian yang perlu, dan pengujian pengendalian yang mungkin
dilakukan.
Salah saji dan pengendalian yang perlu dikembangkan auditor berdasarkan
pengetahuannya atas pengolahan transaksi pendanaan atau checklist standar yang dimiliki
kantor akuntan publik auditor. Melalui pemahaman struktur pengendalian intern klien,
auditor dapat mengetahui apakah pengendalian yang diperlukan telah dirancang dan
dijalankan oleh klien.
Pengujian pengendalian yang dilakukan dapat menghasilkan bukti mengenai
efektivitas rancangan dan operasi pengendalian siklus pendanaan. Bukti tersebut
kemudian digunakan untuk menetapkan risiko pengendalian untuk setiap asersi yang
signifikan yang terkait dengan transaksi pendanaan.
Dalam primarily substantive approach, pemahaman struktur pengendalian intern
dipakai untuk perencanaan audit, dan merancang pengujian substantif. Auditor
menggunakan pemahaman yang diiperoleh untuk mengidentifikasi salah saji potensial.
Pengidentifikasian salah saji tersebut digunakan untuk merancang pengujian substantif.
9.12 Pengujian Substantif Saldo Utang Jangka Panjang
Dalam rangka untuk merancang pengujian substantif, akuntan pertama kali harus
menentukan tingkat risiko deteksi yang diterima untuk masing – masing asersi terkait
signifikan. Tinggi rendahnya risiko deteksi tergantung pada besarnya risiko audit yang
ditetapkan, risiko bawaan, dan risiko pengendalian.
Transaksi pendanaan sangat kecil frekuensi terjadinya. Akan tetapi transaksi
pendanaan ini pada umumnya mencakup nilai rupiah yang tinggi. Oleh karena itu, risiko
bawaan saldo utang jangka panjang atau obligasi asersi keberadaan atau keterjadian,
kelengkapan, hak dan kewajiban, serta penyajian dan pengungkapan adalah rendah.
Sedangkan risiko bawaan asersi penilainan atau pengalokasian pada umunya tinggi.
Sehingga hal ini yang menyebabkan adanya kompeksitas perhitungan amortisasi premi
atau diskonto.

9.13 Pertimbangan Program Audit

Auditor dapat merancang program audit untuk mencapai tingkat risiko deteksi yang
dapat diterima untuk masing-masing asersi. Pada umumnya pengujian substantive lebih
banyak diterapkan untuk asersi keberadaan dan keterjadian, penilaian dan pengalokasian.
Hal ini konsisten dengan tingginya risiko bawaan asersi penilaian atau pengalokasia.
Pengujian substantive yang terutama diandalkan auditor adalah komunikasi langsung
dengan pihak luar yang independen melalui konfirmasi dan menelaah dokumentasi.

Pengujian substantive saldo utang jangka panjang terdiri atas prosedur berikut:
Tujuan Audit
Kategori Uji Substantif
EO C RO VA PD
Prosedur Inisial 1. Menerapkan prosedur inisial untuk saldo jangka
panjang:
a. Menelusuri saldo awal utang jangka panjang
pada kertas kerja tahun lalu.
b. Menelaah aktivitas dalam utang jangka
panjang dan rekening laba rugi serta
menyelidiki catatan yang nampak tidak biasa.
c. Mendapatkan skedul utang jangka panjang
dan menentukan bahwa perusahaan
menyajikannya secara akurat berdasarkan
catatan akuntansi:
 Footing dan cross footing skedul utang
jangka panjang dan merekonsiliasi baik
yang berkaitan dengan buku pembantu
dan buku besar.
 Menguji kesesuaian yang ada dalam
skedul utang jangka panjang data-data
yang ada di dalam buku besar dan buku
pembantu.
Prosedur Analitis 2. Melakukan prosedur analitis
a. Menghitung rasio:
 Utang terhadap total utang
 Utang terhadap ekuitas
 Waktu pendapatan bunga
 Beban bunga terhadap utang
b. Menganalisis hasil rasio secara relative
dibandingkan dengan pengalaman tahun lalu,
data industry, dan anggaran.
Pengujian Detail 3. Menelusuri catatan dalam utang jangka panjang
Transaksi dan rekening laba rugi yang berkaitan
Pengujian Detail 4. Menelaah otorisasi dan kontrak utang jangka
Saldo panjang.
5. Konfirmasi utang pada kreditur dan bond trustee.
6. Menghitung kembali beban bunga.
Penyajian dan 7. Membandingkan penyajian dengan
Pengungkapan GAAP/PABU:
a. Menentukan bahwa utang jangka panjang
sudah tepat diidentifikasi dan diklasifikasikan
dalam laporan keuangan.
b. Menentukan kelayakan pengungkapannya
dalam laporan keuangan.

Prosedur Inisial

Pertama kali auditor perlu memeriksa ketepatan matematis skedul pendukung dengan cara
merekonsiliasi saldo dalam skedul, dengan saldo buku besar dan buku pembantu utang jangka
panjang. Skedul yang umum adalah daftar jumlah obligasi yang dipegang pemilik dengan register
yang disiapkan oleh bond trustee. Pengujian ini berkaitan erat dengan asersi penilaian atau
pengalokasian. Auditor melakukan foot dan cross foot pada skedul transaksi utang obligasi
(jangka panjang).

Prosedur Analitis

Rasio yang dapat dipakai untuk menerapkan prosedur analitis antara lain:

a. Rasio utang terhadap total asset. Rasio ini diperoleh dengan menentukan total kewajiban
(utang) dibagi dengan total nilai asset.

b. Rasio biaya bunga terhadap rata-rata utang jangka panjang. Rasio ini diperoleh dengan
menentukan besarnya biaya bunga, kemudian dibagi dengan rata-rata utang.

Rasio yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan harapan atau estimasi yang dinyatakan
dalam anggaran. Apabila setelah dilakukan analisis ternyata ditemukan penyimpanan atau
fluktuasi yang tidak masuk akal, maka auditor akan mengekstensifkan pengujian substantive
saldo utang jangka panjang. Pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau
keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau pengalokasian.

Pengujian Detail Transaksi

Untuk obligasi: auditor harus mendapatkan bukti, baik untuk nilai nominal maupun proceed
pada hari pengeluaran obligasi. Pengeluaran instrument utang harus ditelusuri sampai ke
penerimaan kas. Pembayaran pada principal atas utang jangka panjang dapat divertivikasi dengan
pengujian voucher dan cancelled check. Pelunasan dapat ditelusuri pada cancelled notes dan
bond certificate. Obligasi dapat juga dikonversi menjadi penyertaan dalam bentuk saham.

Bila pembayaran dilakukan oleh agen independen, auditor dapat menguji laporan agen atas
pembayaran yang dilakukan. Penelusuran catatan dan rekening utang jangka panjang
menyediakan bukti untuk asersi: keberadaan dan kejadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, serta
penilaian atau alokasi.

Pengujian Detail Saldo

Konfirmasi utang

Auditor melakukan konfirmasi mengenai keberadaan dan termin utang jangka panjang
dengan pihak yang meminjamkan dana (misalnya bank) dan bond trustee.

Auditor dapat meminta klien membuat surat permintaan kepada pihak-pihak tersebut untuk
menjawab konfirmasi kepada auditor. Pengiriman surat dan penerimaan jawaban konfirmasi
harus dilakukan oleh auditor. Pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau
keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, dan penilaian atau pengalokasian.

Menelaah otorisasi dan kontrak

Bukti adanya otorisasi dapat dilihat dalam notulen rapat dewan komisaris. Otorisasi
pengeluaran utang jangka panjang meliputi referensi ke pasal aturan hukum yang berkaitan
dengan pembiayaan dengan pinjaman. Auditor juga harus menelaah mengenai aspek hukum yang
dapat terjadi apabila ada masalah dengan pinjaman. Prosedur pengujian ini berkaitan erat dengan
asersi keberadaan atau keterjadian dan hak dan kewajiban.
Vouching penjurnalan rekening utang jangka panjang

Auditor pertama kali melihat penjurnalan utang jangka panjang Kemudiarn auditor
menelusuri keberadaan dokumen-dokumen pendukungnya, seperti cancelled check, voucher, dan
sertifikat penghentian obligasi. Pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau
keterjadian, hak dan kewajiban, dan penilaian atau pengalokasian.

Menghitung kembali biaya bunga

Biaya bunga dapat diverifikasi dengan bukti dokumen, dan perhitungan kembali. Biaya
bunga yang dibebankan dapat diverifikasi dengan pengidentifikasian tanggal pembayaran bunga
terakhir, dan menghitung kembali jumlah yang dibukukan klien. Apabila ada kupon pembayaran
bunga obligasi, auditor dapat memeriksa kupon yang telah ditukarkan, dan merekorsiliasikan
dengan jumlah kas yang dibayarkan. Pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau
keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau pengalokasian serta asersi hak dan kewajiban utang
bunga yang harus dibayar.

Menelaah penyajian utang jangka panjang dan biaya bunga dalam laporan keuangan

Penyajian saldo utang jangka parnjang yang tepat meliputi identifikasi dan klasifikasi
berbagai jenis utang jangka panjang dalam neraca, dan pengakuan biaya bunga dalam laporan
laba rugi. Auditor perlu membandingkan presentasi laporan dengan prinsip akuntansi yang
berterima umum, antara lain dengan Standar Akuntansi Keuangan. Pengujian ini berkaitan
dengan asersi penyajian dan pengungkapan.

9.14 Pengujian Substantif Saldo Modal Saham

Akuntan pertama kali harus menentukan tingkat risiko deteksi yang diterima untuk masing-
masing asersi terkait signifikan. Hal ini berguna untuk merancang pengujian substantif tinggi
rendahnya risiko deteksi tergantung pada besarnya risiko audit yang ditetapkan, risiko bawaan,
dan risiko pengendalian.

Transaksi pengeluaran atau penjualan saham sangat kecil frekuensi terjadinya. Oleh karena
itu, risiko bawaan saldo modal saham pada umumnya rendah. Akan tetapi ada beberapa transaksi
yang sangat jarang terjadi yang dapat menyebabkan tingginya risiko bawaan. Sebagai contoh,
saham yang dikeluarkan karena convertible bond diubah ke saham, dan karena sfock option atau
stock warrants outstanding. Dalam mengatasi masalah yang kompleks tersebut, auditor harus
memahami persyaratan standar akuntansi yang relevan sebelum memverifikasi jumlah saham
untuk menentukan dasar earning per share.

9.15 Pertimbangan Program Audit

Auditor dapat merancang program audit untuk mencapai tingkat risiko deteksi yangdapat
diterima untuk masing-masing asersi. Pada umumnya pengujian substantif lebih banyak
diterapkan untuk asersi keberadaan atau keterjadian, dan hak dan kewajiban.

Tujuan Audit
Kategori Uji Substantif
EO C RO VA PD
Prosedur Inisial 1. Melakukan prosedur inisial:
a. Menelusuri saldo awal modal saham pada
kertas kerja tahun yang lalu.
b. Menelaah aktivitas yang ada dalam rekening
modal saham dan menyelidiki adanya
transaksi yang nampak tidak biasa.
c. Mendapatkan skedul perubahan dalam saldo
modal saham dan menentukan bahwa
rekening tersebut sudah disajikan secara
akurat:
 Footing dan cross footing skedul dan
rekonsiliasi total dengan data-data yang
ada di dalam buku besar dan buku
pembantu.
 Menguji kesesuaian data-data yang ada
dalam skedul tersebut dengan buku
pembantu dan buku besar.
Prosedur Analitis 2. Melakukan prosedur analitis.
a. Menghitung rasio:
 Nilai buku modal saham biasa
 Laba per modal saham biasa
 Ekuitas terhadap total utang dan ekuitas
 Pembayaran dividen
 Laba per saham
b. Menganalisa hasil rasio secara relatif dengan
harapan berdasarkan pengalaman tahun lalu,
anggaran, industri, dan data-data yang lain
Pengujian Detail a. Menelusuri rekening Paid-in Capital.
Transaksi b. Menelusuri catatan dalam laba yang ditahan.
Pengujian Detail a. Menelaah anggaran dasar perusahaan.
Saldo b. Menelaah otorisasi dan termin pengeluaran
saham.
c. Konfirmasi saham yang beredar pada register dan
agen transfer.
d. Inspeksi sertifikat saham treasury dan perhi-
tungan surat berharga.
Penyajian dan Membandingkan penyajian dengan GAAP/PABU:
Pengungkapan a. Menentukan bahwa ekuitas saham
diidentifikasikan dan diklasifikasikan secara tepat
dalam laporan keuangan.
b. Menentukan kelayakan pengungkapan semua
perubahan dalam ekuitas pemegang saham,
dividen, opsi saham, dan saham treasury.

Prosedur Inisial

Auditor harus mendapatkan skedul saham (pemegang saham) dan catatan permegang saham
dari register dan agen transfer. Auditor menguji kesesuaian data yang ada di dalam skedul dengan
catatan-catatan akuntansi dan memverifikasi bahwa skedul atau buku pembantu sesuai dengan
catatan yang ada di dalam buku besar.

Penerapan Prosedur Analitis

Rasio yang dapat dipakai untuk menerapkan prosedur analitis antara lain:

a. Earning per share, yaitu laba bersih dibagi jumlah tertimbang saham yang beredar.
b. Dividend pay out ratio, yaitu dividen kas dibagi dengan laba bersih.

Rasio yang diperoleh kemudian dibandingkan derngan harapan atau estimasi yang
dinyatakan dalam anggaran. Apabila setelah dilakukan analisis ternyata ditemukan penyimpangan
atau fluktuasi yang tidak masuk akal, maka auditor akan mengekstensifkan pengujian substantif
saldo modal saham. Pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian,
kelengkapan, dan penilaian atau pengalokasian.

Pengujian Detail Transaksi

Setiap perubahan di dalam rekening modal saham harus ditelusuri ke dokumen pendukung.
Untuk penerbitan saham yang baru, auditor dapat menguji ke remittance advices untuk
penerimaan kas dari penerbitan tersebut. Jika penentuan nilai saham menggunakan dasar selain
kas, auditor dengan hati-hati menguji dasar penilaian seperti nilai pasar.

Auditor secara hati-hati menguji penentuan perlakukan akuntansi yang tepat untuk
pengeluaran saham sebagai bagan opsi saham, garansi saham, konversi saham atau hal-hal yang
berkaitan dengan stock split. Dokumen untuk treasury stock dapat berupa formulir otorisasi,
pengeluaran voucher, dan cancelled check. Berdasarkan prosedur ini, auditor mendapatkan bukti
mengenai asersi keberadaan dan keterjadian, hak dan kewajiban, dan penilaian atau alokasi.

Jika jumlah saham yang dikeluarkan bertambah selama setahun sebagai akibat pengeluaran
saham, stock dividend dan stock split, dokumen pendukung dan otorisasinya perlu diuji untuk
masing-masing transaksi. Untuk penerbitan saham, auditor hendaknya menentukannya melalui
penghitungan bahwa catatan buku besar secara akurat mencerminkan jumlah saham yang dijual
dan harga per lembar saham yang diotorisasi oleh dewan direktur. Jika dividen dibagikan kepada
para pemegang saham dalam bentuk tambahan kepemilikan saham, auditor dapat menentukan
catatan dalam buku besar yang menunjukkan jumlah saham dan nilai per saham yang diotorisasi
oleh dewan direktur.

Vouching penjurnalan ke laba ditahan

Auditor dapat menelusuri (vouching) penjurnalan laba ditahan ke dokumen pendukungnya.


Penjurnalan dividen yang mempengaruhi laba ditahan, dapat ditelusuri ke notulen rapat dewan
komisaris dan direktur. Pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian,
hak dan kewajiban, dan penilaian atau pengalokasian.

Pengujian Detail Saldo

Menelaah anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien

Auditor melakukan prosedur ini untuk memastikan legalitas penerbitan atau pengeluaran
modal saham. Hal ini terutama dilakukan apabila ada pengeluaran saham baru. Auditor dapat
mengajukan pertanyaan pada direksi atau konsultan hukum klien untuk mendukung pengujian ini.
Respon harus didokumentasikan secara tertulis. Copy dokumen anggaran dasar dan rumah tangga
harus disimpan dalam arsip permanen. Pengujían substantif ini dirancang untuk menentukan
bahwa pengeluaran saham dilakukan secara legal dan didasari oleh otorisasi dari dewan direktur.
Pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian, dan hak dan kewajiban.

Menelaah otorisasi dan termin saham dikeluarkan


Seluruh pengeluaran atau penjualan saham, pembelian kembali saham, dan keputusan
dividen harus dikonfirmasikan dengan dewan komisaris. Auditor dapat menelaah notulen rapat
yang berkaitan dengan hal tersebut atau mengajukan pertanyaan kepada direksi dan dewan
komisaris. Pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian, dan hak dan
kewajiban.

Konfirmasi saham beredar dengan register dan agen transfer

Auditor dapat melakukan konfirmasi mengenai jumlah saham beredar pada tanggal neraca.
Respon konfirmasi kemudian dibandingkan dengan saldo modal saham Pengiriman surat dan
penerimaan jawaban konfirmasi harus dilakukan oleh auditor. Pengujian ini berkaitan erat dengan
asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan hak dan kewajiban.

Inspeksi buku sertifikat saham

Pengujian ini dilakukan apabila klien merangkap sebagai transfer agent (agen penjualan).
Pertama kali auditor memeriksa buku tersebut. Langkah yang kedua, auditor memeriksa untuk
memastikan perubahan selama suatu periode telah dicatat secara tepat dalam akun pemegang
saham individual dalam buku pembantu. Terakhir, auditor merekonsiliasi jumlah saham yang
beredar seperti yang tercantum dalam buku sertifikat saham, dengan jumlah saham yang
dilaporkan dalam buku besar maupun buku pembantu. Pengujían ini berkaitan erat dengan asersi
keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan hak dan kewajiban.

Inspeksi sertifikat saham sebagai treasury stock

Yang dimaksud treasury stock adalah saham yang telah dijual perusahaan, tetapi kemudian
dibeli kembali untuk sementara oleh perusahaan. Pelaksanaan prosedur ini harus bersamaan
dengan inspeksi buku sertifikat saham. Prosedur pengujian ini idealnya dilakukan pada tanggal
neraca.

Vouching penjurnalan ke rekening modal saham

Auditor dapat menelusuri (vouching) penjurnalan yang mengakibatkan perubahan saldo


modal saham ke dokumen pendukung, seperti remittance advice (pada penjualan saham baru),
dokumen yang menunjukkan nilai pasar saham. Auditor harus cermat dalam menentukan
ketepatan perlakuan akuntansi yang berkaitan dengan penjualan saham termasuk adanya stock
option, stock warrant, dan sebagainya. Pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau
keterjadian, hak dan kewajiban, dan penilaian atau pengalokasian.

Pembandingan Penyajian dengan Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum

Sumber informasi yang paling penting untuk menentukan apakah semua penyajian dan
pengungkapan terkait aktifitas modal saham sudah mencukupi atau belum adalah notulen rapat
dewan direksi dan analisis auditor untuk transaksi modal saham. Auditor seharusnya menentukan
bahwa setiap jenis saham memiliki deskripsi yang layak termasuk jumlah penerbitan saham,
jumlah saham yang beredar dan special rights bagi pemegang saham. Auditor seharusnya juga
memverifikasi penyajian dan pengungkapan yang layak terhadap stock options, stock warrants,
dan convertible securities dengan memeriksa dokumen legal atau bukti lain terkait dengan
kontrak persetujuan tersebut.
APB Opinion No. 12 menyatakarn bahwa pengungkapan perubahan dalam ekuitas pemegang
saham diwajibkan agar laporan keuangan menjadi informatif. Penyajian saldo utang jangka
panjang yang tepat meliputi identifikasi dan klasifikasi berbagai jenis modal saham, dan rencana
pembagian dividen. Auditor perlu membandingkan penyajian laporan keuangan dengan prinsip
akuntansi yang berterima umum, antara lain dengan Standar Akuntansi Keuangan. Pengungkapan
yang diperlukan antara lain:

a. Rencana stock option,

b. Rencana pembagian dividen.

Pengujian ini berkaitan dengan asersi penyajian dan pengungkapan.

Anda mungkin juga menyukai