Anda di halaman 1dari 29

1.

PENGERTIAN FILSAFAT

Pengertian FilsafatFilsafat merupakan sebuah studi yang membahas

segala fenomena yang ada dalam kehidupan dan pemikiran manusia secara

kritis dan skeptis dengan mendalami sebab-sebab terdala, lalu dijabarkan

secara teoritis dan mendasar. Selain pengertian di atas dalam pengertiannya

filsafat dibagi menjadi dua yaitu secara etimologis dan terminologis. Secara

etimologis, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah atau juga

dari bahasa Yunani yaitu philosophia yang terdiri dari kata philien yang berarti

cinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan. Jadi bisa kita artikan bahwa

filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan atau love of wisdom dalam arti yang

sedalam-dalamnya. Adapun secara terminologis terdapat beberapa pengertian

dari filsafat itu sendiri yang akan dijabarkan sebagai berikut:

1.Upaya spekulatif (rasional) untuk menyajikan suatu pandangan

sistematik dan lengkap tentang realitas secara keseluruhan

2.Upaya untuk melukiskan realitas akhir dan dasar secara nyata

3.Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuannya

seperti sumbernya, hakikatnya, keabsahannya serta nilainya.

4.Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan-

pernyataan yang diajukan oleh berbagai bidang ilmu pengetahuan

1
5.Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu kita melihat apa yang

kita katakan dan untuk mengatakan apa yang kita lihat.

Selain itu definisi dari filsafat banyak dicetuskan oleh para ahli filsafat

atau filsuf seperti Cicero yang berpendapat bahwa filsafat adalah sebagai "ibu

dari semua seni" atau "the mother of all the art" ia juga mendefinisikan filsafat

sebagai ars vitae yang berarti seni kehidupan. Menurut Aristoteles, filsafat

adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang di dalamnya

terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan

estetika. Menurut Plato, filsafat merupakan pengetahuan yang mencoba untuk

mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli. Menurut Descrates, filsafat

merupakan semua pengetahuan di mana Tuhan, alam, manusia menjadi pokok

penyelidik.

Pengertian Filsafat Secara Etimologi

Secara etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani dari kata “philo”

berarti cinta dan” sophia” yang berarti kebenaran, sementara itu menurut I.R.

Pudjawijatna (1963 : 1) “Filo artinya cinta dalam arti yang seluas-luasnya,

yaitu ingin dan karena ingin lalu berusaha mencapai yang diinginkannya itu .

Sofia artinya kebijaksanaan , bijaksana artinya pandai, mengerti dengan

mendalam, jadi menurut namanya saja Filsafat boleh dimaknakan ingin

mengerti dengan mendalam atau cinta dengan kebijaksanaan.

2
Kecintaan pada kebijaksanaan haruslah dipandang sebagai suatu bentuk

proses, artinya segala upaya pemikiran untuk selalu mencari hal-hal yang

bijaksana, bijaksana di dalamnya mengandung dua makna yaitu baik dan benar,

baik adalah sesuatu yang berdimensi etika, sedangkan benar adalah sesuatu

yang berdimensi rasional, jadi sesuatu yang bijaksana adalah sesuatu yang etis

dan logis. Dengan demikian berfilsafat berarti selalu berusaha untuk berfikir

guna mencapai kebaikan dan kebenaran, berfikir dalam filsafat bukan

sembarang berfikir namun berpikir secara radikal sampai ke akar-akarnya, oleh

karena itu meskipun berfilsafat mengandung kegiatan berfikir, tapi tidak setiap

kegiatan berfikir berarti filsafat atau berfilsafat. Sutan Takdir Alisjahbana

(1981) menyatakan bahwa pekerjaan berfilsafat itu ialah berfikir, dan hanya

manusia yang telah tiba di tingkat berfikir, yang berfilsafat. Guna lebih

memahami mengenai makna filsafat berikut ini akan dikemukakan definisi

filsafat yang dikemukakan oleh para akhli :

3
2. Filsafat Menurut Para Ahli

1. Menurut Aristoteles

Pengertian filsafat menurut Aristoteles adalah memiliki kewajiban untuk

menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan ini, filsafat bersifat ilmu

umum sekali. Tugas mengenai penyelidikan tentang sebab telah dibagi

sekarang oleh filsafat dengan ilmu.

2. Menurut Al-Kindi

Filsafat adalah pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada sejauh

mungkin bagi manusia. Beliau memberikan pengertian filsafat dikalangan

umat Islam membagi filsafat itu dalam 3 hal lapangan ilmu:

 Fisika/al-ilmu al-tabiyyat, ilmu ini merupakan tingkatan terendah.

 Matematika/al-ilmu al-riyadil, ilmu ini merupakan tingkatan

tengah.

 Ketuhanan/al-ilmu ar-rububiyyat, ilmu ini merupakan tingkatan

tertinggi.

3. Menurut Johan Gotlich Fickte

filsafat adalah ilmu dari ilmu-ilmu, yaitu ilmu umum yang menjadi dasar

dari segala ilmu. Filsafat membicarakan seluruh dari bidang dan seluruh

jenis ilmu untuk mencari kebenaran dari kenyataan.

4
4. Menurut Imanuel Kant

Filsafat adalah ilmu pengertahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari

segala pengetahuan didalamnya juga tercakup empat persoalan yaitu

metafisika, etika agama dan juga antropologi. Yakni :

 Apakah yang dapat diketahui? Dan ini “dijawab oleh metafisika”.

 Apakah yang boleh dikerjakan? Dan ini “dijawab oleh etika”.

 Sampai dimana pengharapannya? Dan ini “dijawab oleh anthroposlogi”.

 Apakah yang dimaksud dengan manusia? Dan ini “dijawab oleh

anthroposlogi”.

5. Menurut Paul Nartop

Filsafat adalah sebagai ilmu dasar hendak menentukan kesatuan

pengetahuan menusia dengan menunjukkan dasar akhir yang sama dan juga

yang memikul sekaliannya.

6. Menurut Bertrand Russel

Sebagai teologi , filsafat berisikan sebagai pemikir-pemikiran mengenai

masalah-masalah yang pengetahuan definitive tentangnya, sampai sebegitu

jauh, tidak bisa dipastikan. Namun seperti sains, filsafat lebih dapat menarik

perhatian akal manusia daripada otoritas tradisi maupun otoritas wahyu.

7. Menurut Harold H. Titus

Pengertian filsafat dibagi menjadi 4, yaitu:

5
 Arti Filsafat adalah sekumpulan sikap dan juga kepercayaan terhadap

kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat

adalah suatu proses kritik ataupun pemikiran terhadap suatu

kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi.

 Pengertian Filsafat adalah usaha untuk memperoleh suatu pandangan

keseluruhan.

 Filsafat adalah sebuah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang

arti kata dan pengertian ( konsep ).

 Filsafat adalah sebuah kumpulan masalah yang mendapat perhatian

manusia dan yang dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.

8. Menurut John Dewey

Filsafat adalah haruslah dipandang sebagai suatu pengungkapan mengenai

perjuangan manusia secara terus menerus dalam upaya melakukan

penyesuaian berbagai tradisi yang membentuk budi manusia terhadap

kecenderungan ilmiah dan cita-cita politik yang baru dan tidak sejalan

dengan wewenang yang diakui.

9. Menurut Notonegoro

Pengertian filsafat adalah menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari

sudut intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah dan disebut hakekat.

6
10. Menurut Dr. M. J. Langeveld

Filsafat adalah sebagai ilmu kesatuan yang terdiri atas 3 lingkungan masalah

: “masalah lingkungan, masalah keadaan (metafisika, manusia, alam dan

juga seterusnya)”. Lingkungan masalah pengetahuan meliputi teori

kebenaran, teori pengetahuan dan logika. Sedangkan lingkungan masalah

nilai meliputi teori nilai etika, estetika, bernilai berdasarkan religi.

11. Menurut John Brubacher

Filsafat adalah berasal dari bahasa Yunani filos dan sofia. Yang berarti cinta

kebijaksanaan ataupun belajar. Lebih dari itu dapat diartikan juga cinta

belajar pada umumnya dalam proses pertumbuhan ilmu sains hanya terdapat

dalam apa yang kita kenal dengan filsafat.

12. Menurut Darmodihardjo

Pengertian filsafat adalah sebagai pemikiran dalam usahanya mencari

kebijakan dan kebenaran yang sedalam-dalamnya sampai ke akar-akarnya

(radikal), teratur (sistematis) dan menyeluruh (universal).

7
3. SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT

Sejarah perkembangan filsafat berkembang atas dasar pemikiran

kefilsafatan yang telah dibangun sejak abad ke-6 SM. Ada dua orang filsuf

yang corak pemikirannya boleh dikatakan mewarnai diskusidiskusi filsafat

sepanjang sejarah perkembangannya, yaitu Herakleitos (535-475 SM) dan

Parmenides(540-475SM).

Pembagian secara periodisasi filsafat barat adalah zaman kuno, zaman

abad pertengahan, zaman modern, dan masa kini. Aliran yang muncul dan

berpengaruh terhadap pemikiran filsafat adalah Positivisme, Marxisme,

Eksistensialisme, Fenomenologi, Pragmatisme, dan NeoKantianianisme dan

Neo-tomisme. Pembagian secara periodisasi Filsafat Cina adalah zaman kuno,

zaman pembauran, zaman Neo-Konfusionisme, dan. zaman modern. Tema

yang pokok di filsafat Cina adalah masalah perikemanusiaan. Pembagian

secara periodisasi filsafat India adalah periode Weda, Wiracarita, Sutra-sutra,

dan Skolastik. Adapun pada Filsafat Islam hanya ada dua periode, yaitu

periode Muta-kallimin dan periode filsafat Islam. Untuk sejarah perkembangan

ilmu pengetahuan di sini pembahasan mengacu ke pemikiran filsafat di Barat.

Periode filsafat Yunani merupakan periode penting sejarah peradaban

manusia karena pada waktu itu terjadi perubahan pola pikir manusia dari mite-

mite menjadi yang lebih rasional. Pola pikir mite-mite adalah pola pikir

masyarakat yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena

alam, seperti gempa bumi dan pelangi. Gempa bumi tidak dianggap fenomena

alam biasa, tetapi Dewa Bumi yang sedang menggoyangkan kepalanya.

8
Namun, ketika filsafat diperkenalkan, fenomena alam tersebut tidak lagi

dianggap sebagai aktivitas dewa, tetapi aktivitas alam yang terjadi secara

kausalitas.

Perubahan pola pikir tersebut kelihatannya sederhana, tetapi

implikasinya tidak sederhana karena selama ini alam ditakuti dan dijauhi

kemudian didekati bahkan dieksploitasi. Manusia yang dulunya pasif dalam

menghadapi fenomena alam menjadi lebih proaktif dan kreatif, sehingga alam

dijadikan objek penelitian dan pengkajian. Dari proses ini kemudian ilmu

berkembang dari rahim filsafat, yang akhirnya kita nikmati dalam bentuk

teknologi. Karena itu, periode perkembangan filsafat Yunani merupakan poin

untuk memasuki peradaban baru umat manusia.

Jadi, perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidaklah

berlangsung secara mendadak, melainkan terjadi secara bertahap, evolutif.

Karena untuk memahami sejarah perkembangan ilmu mau tidak mau harus

melakukan pembagian atau klasifikasi secara periodik, karena setiap periode

menampilkan ciri khas tertentu dalam perkembangan ilmu

pengetahuan.Perkembangan pemikiran secara teoretis senantiasa mengacu

kepada peradaban Yunani. Periodisasi perkembangan ilmu dimulai dari

peradaban Yunani dan diakhiri pada zaman kontemporer.

ZAMAN PRA YUNANI KUNO

PADA masa ini manusia masih menggunakan batu sebagai peralatan. Oleh

karena itu, zaman pra Yunani Kuno disebut juga Zaman Batu yang berkisar

9
antara empat juta tahun sampai 20.000 tahun. Antara abad ke-15 sampai 6-SM,

manusia telah menemukan besi, tembaga, dan perak untuk berbagai peralatan.

Abad kelima belas Sebelum Masehi peralatan besi dipergunakan pertama kali di

Irak, tidak di Eropa atau Tiongkok

Pada abad ke-6 SM di Yunani muncul lahirnya filsafat. Timbulnya

filsafat di tempat itu disebut suatu peristiwa ajaib (the greek miracle). Ada

beberapa faktor yang sudah mendahului dan seakan-akan mempersiapkan

lahirnya filsafat di Yunani.

Pada bangsa Yunani, seperti juga pada bangsa-bangsa sekitarnya,

terdapat suatu mitologi yang kaya serta luas. Mitologi ini dapat dianggap sebagai

perintis yang mendahului filsafat, karena mite-mite sudah merupakan percobaan

untuk mengerti. Mite-mite sudah memberi jawaban atas pertanyaan yang hidup

dalam hati manusia: dari mana dunia kita? Dari mana kejadian dalam alam? Apa

sebab matahari terbit, lalu terbenam lagi? Melalui mite-mite, manusia mencari

keterangan tentang asal usul alam semesta dan tentang kejadian-kejadian yang

berlangsung di dalamnya. Mite jenis pertama yang mencari keterangan tentang

asal usul alam semesta sendiri biasanya disebut mite kosmogonis, sedangkan

mite jenis kedua yang mencari keterangan tentang asal usul serta sifat kejadian

dalam alam semesta disebut mite kosmologis. Khusus pada bangsa Yunani ialah

mereka mengadakan beberapa usaha untuk menyusun mite-mite yang

diceritakan oleh rakyat menjadi suatu keseluruhan yang sistematis. Dalam usaha

itu sudah tampaklah sifat rasional bangsa Yunani. Karena dengan mencari suatu

keseluruhan yang sistematis, mereka sudah menyatakan keinginan untuk

10
mengerti hubungan mite-mite satu sama lain dan menyingkirkan mite yang tidak

dapat dicocokkan dengan mite lain.

Kedua karya puisi Homeros yang masing-masing berjudul Ilias dan

Odyssea mempunyai kedudukan istimewa dalam kesusasteraan Yunani. Syair-

syair dalam karya tersebut lama sekali digunakan sebagai semacam buku

pendidikan untuk rakyat Yunani. Pada dialog yang bernama Foliteia, Plato

mengatakan Homeros telah mendidik seluruh Hellas. Karena puisi Homeros pun

sangat digemari oleh rakyat untuk mengisi waktu terluang dan serentak juga

mempunyai nilai edukatif.

Pengaruh Ilmu Pengetahuan yang pada waktu itu sudah terdapat di Timur

Kuno. Orang Yunani tentu berutang budi kepada bangsa-bangsa lain dalam

menerima beberapa unsur ilmu pengetahuan dari mereka. Demikianlah ilmu

ukur dan ilmu hitung sebagian berasal dari Mesir dan Babylonia pasti ada penga-

ruhnya dalam perkembangan ilmu astronomi di negeri Yunani. Namun, andil

dari bangsa-bangsa lain dalam perkembangan ilmu pengetahuan Yunani tidak

boleh dilebih-lebihkan. Orang Yunani telah mengolah unsur-unsur tadi atas cara

yang tidak pernah disangka-sangka oleh bangsa Mesir dan Babylonia. Baru pada

bangsa Yunani ilmu pengetahuan mendapat corak yang sungguh-sungguh

ilmiah.

Pada abad ke-6 Sebelum Masehi mulai berkembang suatu pendekatan

yang sama sekali berlainan. Sejak saat itu orang mulai mencari berbagai jawaban

rasional tentang problem yang diajukan oleh alam semesta. Logos (akal budi,

rasio) mengganti mythos. Dengan demikian filsafat dilahirkan.

11
Pada zaman Pra Yunani Kuno di dunia ilmu pengetahuan dicirikan

berdasarkan know how yang dilandasi pengalaman empiris. Di samping itu,

kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one-to one correspondency atau

mapping process. Contoh cara menghitung hewan yang akan masuk dan ke luar

kandang dengan kerikil. Namun pada masa ini manusia sudah mulai

memperhatikan keadaan alam semesta sebagai suatu proses alam.

ZAMAN YUNANI KUNO

Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena

pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau

pendapatnya. Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat,

karena Bangsa Yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi.

Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada

sikap receptive attitude (sikap menerima begitu saja), melainkan menumbuhkan

sikap an inquiring attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara

kritis). Sikap belakangan inilah yang menjadi cikal bakal tumbuhnya ilmu

pengetahuan modern. Sikap kritis inilah menjadikan bangsa Yunani tampil

sebagai ahli pikir terkenal sepanjang masa. Beberapa filsuf pada masa itu antara

lain Thales (625-545 SM), Phytagoras (580-500 SM), Socrates (469-399 SM),

Plato (427-347 SM), hingga Aristoteles (384-322 SM).

Zaman Kuno meliputi zaman filsafat pra-Socrates di Yunani. Tokoh-

tokohnya dikenal dengan nama filsuf pertama atau filsuf alam. Mereka mencari

unsur induk (arche) yang dianggap asal dari segala sesuatu. Menurut Thales arche

12
itu air, Anaximandros berpendapat arche itu “yang tak terbatas” (to apeiron).

Anaximenes arche itu udara, Pythagoras arche itu bilangan, Heraklitos arche itu

api, ia juga berpendapat bahwa segala sesuatu itu terus mengalir (panta rhei).

Parmenedes mengatakan bahwa segala sesuatu itu tetap tidak bergerak.

ZAMAN KEEMASAN FILSAFAT YUNANI

Pada waktu Athena dipimpin oleh Perikles kegiatan politik dan filsafat

dapat berkembang dengan baik. Ada segolongan kaum yang pandai berpidato

(rethorika) dinamakan kaum sofis. Kegiatan mereka adalah mengajarkan

pengetahuan pada kaum muda. Yang menjadi objek penyelidikannya bukan lagi

alam tetapi manusia, sebagaimana yang dikatakan oleh Prothagoras, Manusia

adalah ukuran untuk segala-galanya. Hal ini ditentang oleh Socrates dengan

mengatakan bahwa yang benar dan yang baik harus dipandang sebagai nilai-nilai

objektif yang dijunjung tinggi oleh semua orang. Akibat ucapannya tersebut

Socrates dihukum mati.

Hasil pemikiran Socrates dapat diketemukan pada muridnya Plato. Dalam

filsafatnya Plato mengatakan: realitas seluruhnya terbagi atas dua dunia yang

hanya terbuka bagi pancaindra dan dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita.

Dunia yang pertama adalah dunia jasmani dan yang kedua dunia ide.

Pendapat tersebut dikritik oleh Aristoteles dengan mengatakan bahwa

yang ada itu adalah manusia-manusia yang konkret. “Ide manusia” tidak terdapat

dalam kenyataan. Aristoteles adalah filsuf realis, dan sumbangannya kepada

perkembangan ilmu pengetahuan besar sekali. Sumbangan yang sampai sekarang

13
masih digunakan dalam ilmu pengetahuan adalah mengenai abstraksi, yakni

aktivitas rasional di mana seseorang memperoleh pengetahuan. Menurut

Aristoteles ada tiga macam abstraksi, yakni abstraksi fisis, abstraksi matematis,

dan metafisis.

Abstraksi yang ingin menangkap pengertian dengan membuang unsur-

unsur individual untuk mencapai kualitas adalah abstraksi fisis. Sedangkan

abstraksi di mana subjek menangkap unsur kuantitatif dengan menyingkirkan

unsur kualitatif disebut abstraksi matematis. Abstraksi di mana seseorang

menangkap unsur-unsur yang hakiki dengan mengesampingkan unsur-unsur lain

disebut abstraksi metafisis.

Teori Aristoteles yang cukup terkenal adalah tentang materi dan bentuk.

Keduanya ini merupakan prinsip-prinsip metafisis, Materi adal.ah prinsip yaug

tidak ditentukan, sedangkan bentuk adalah prinsip yang menentukan. Teori ini

terkenal dengan sebutan Hylemorfisyme.

MASA HELINITIS DAN ROMAWI

Pada zaman Alexander Agung (359-323 SM) sebagai kaisar Romawi

dari Macedonia dengan kekuatan militer yang besar menguasai Yunani, Mesir,

Hingga Syria. Pada masa itu berkembang sebuah kebudayaan trans nasional

yang disebut kebudayaan Hellinistis, karena kekuasaan Romawi dengan

ekspansi yang luas membawa kebudayaan Yunani tidak terbatas lagi pada kota-

kota Yunani saja, tetapi mencakup juga seluruh wilayah yang ditaklukkan

Alexander Agung. Bidang filsafat, di Athena tetap merupakan suatu pusat yang

14
penting, tetapi berkembang pula pusat-pusat intelektual lain, terutama kota

Alexandria. Jika akhirnya ekspansi Romawi meluas sampai ke wilayah Yunani,

itu tidak berarti kesudahan kebudayaan dan filsafat Yunani, karena kekaisaran

Romawi pun pintu di buka lebar untuk menerima warisan kultural Yunani.

Dalam bidang filsafat tetap berkembang, namun pada saat itu tidak ada

filsuf yang sungguh-sungguh besar kecuali Plotinus. Pada masa ini muncul

beberapa aliran berikut:

Pertama, Sinisme. Menurut paham ini jagat raya ditentukan oleh kuasa-kuasa

yang disebut Logos. Oleh karena itu, segala kejadian berlangsung menurut

ketetapan yang tidak dapat dihindari. Aliran Sinisme merupakan

pengembangan dari aliran Stoik.

Kedua, Stoik. Menyatakan penyangkalannya adanya “Ruh” dan “Materi” aliran

ini disebut juga dengan Monoisme dan menolak pandangan Aristoteles dengan

Dualismenya. Ketiga, Epikurime. Segala-galanya terdiri atas atom-atom yang

senantiasa bergerak. Manusia akan bahagia jika mau mengakui susunan dunia

ini dan tidak boleh takut pada dewa-dewa. Setiap tindakan harus dipikirkan

akan akibatnya. Aliran ini merupakan pengembangan dari teori atom

Democritus sebagai obat mujarab untuk menghilangkan rasa takut pada

takhayul. Keempat, Neo Platonisme. Paham yang ingin menghidupkan kembali

filsafat Plato. Tokohnya adalah Plotinus. Seluruh filsafatnya berkisar pada

Allah sebagai yang satu. Segala sesuatu berasal dari yang satu dan ingin

kembali kepadanya.

15
ZAMAN ABAD PERTENGAHAN

Abad Pertengahan ditandai dengan tampilnya para teolog di lapangan

ilmu pengetahuan. Para ilmuwan pada masa ini hampir semua adalah para

teolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan.

Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa ini adalah ancilla theologia atau

abdi agama. Namun demikian harus diakui bahwa banyak juga temuan dalam

bidang ilmu yang terjadi pada masa ini.

Periode Abad Pertengahan mempunyai perbedaan yang mencolok

dengan abad sebelumnya. Perbedaan itu terutama terletak pada dominasi

agama. Timbulnya agama Kristen yang diajarkan oleh Nabi Isa as. pada

permulaan Abad Masehi membawa perubahan besar terhadap kepercayaan

keagamaan.

Pada zaman ini kebesaran kerajaan Romawi runtuh, begitu pula dengan

peradaban yang didasakan oleh logika ditutup oleh gereja dan digantikan

dengan logika keagamaan. Agama Kristen menjadi problema kefilsafatan

karena mengajarkan bahwa wahyu Tuhanlah yang merupakan kebenaran yang

sejati. Hal ini berbeda dengan pandangan Yunani Kuno yang mengatakan

bahwa kebenaran dapat dicapai oleh kemampuan akal. Mereka belum

mengenal adanya wahyu. Pada zaman itu akademia Plato di Athena ditutup

meskipun ajaran-ajaran Aristoteles tetap dapat dikenal. Para filosof nyaris

begitu saja menyatakan bahwa Agama Kristen adalah benar.

Mengenai sikap terhadap pemikiran Yunani ada dua: Golongan yang

menolak sama sekali pemikiran Yunani, karena pemikiran Yunani merupakan

16
pemikiran orang kafir, karena tidak mengakui wahyu. Menerima filsafat

Yunani yang mengatakan bahwa karena manusia itu ciptaan Tuhan,

kebijaksanaan manusia berarti pula kebijaksanaan yang datangnya dari Tuhan.

Mungkin akal tidak dapat mencapai kebenaran yang sejati maka akal dapat

dibantu oleh wahyu.

Filsafat pada zaman Abad Pertengahan mengalami dua periode, yaitu:

Periode Patristik, berasal dari kata Latin patres yang berarti bapa-bapa Gereja,

ialah ahli-ahli agama Kristen pada abad permulaan agama Kristen. Periode ini

mengalami dua tahap:

1) Permulaan agama Kristen. Setelah mengalami berbagai kesukaran

terutama mengenai filsafat Yunani, maka agama Kristen

memantapkan diri. Keluar memperkuat gereja dan ke dalam

menetapkan dogma-dogma.

2) Filsafat Agustinus yang merupakan seorang ahli filsafat yang

terkenal pada masa patristik. Agustinus melihat dogma-dogma

sebagai suatu keseluruhan. Periode Skolastik, berlangsung dari tahun

800-1500 M.

Periode ini dibagi menjadi tiga tahap:

1) Periode skolastik awal (abad ke-9-12), ditandai oleh pembentukan

rnetode-metode yang lahir karena hubungan yang rapat antara agama

dan filsafat. Yang tampak pada permulaan ialah persoalan tentang

Universalia.

17
2) Periode puncak perkembangan skolastik (abad ke-13), ditandai oleh

keadaan yang dipengaruhi oleh Aristoteles akibat kedatangan ahli

filsafat Arab dan Yahudi. Puncak perkembangan pada Thomas

Aquinas.

3) Periode skolastik akhir (abad ke-14-15), ditandai dengan pemikiran

kefilsafatan yang berkembang ke arah nominalisme, ialah aliran

yang berpendapat bahwa universalisme tidak memberi petunjuk

tentang aspek yang sama dan yang umum mengenai adanya sesuatu

hal. Pengertian umum hanya momen yang tidak mempunyai nilai-

nilai kebenaran yang objekti.

ZAMAN RENAISSANCE

Zaman Renaissance ditandai sebagai era kebangkitan kembali

pemikiran yang bebas dari dogma-dogma agama. Renaissance ialah zaman

peralihan ketika kebudayaan Abad Pertengahan mulai berubah menjadi suatu

kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini adalah manusia yang

merindukan pemikiran yang bebas. Manusia ingin mencapai kemajuan atas

hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas campur tangan ilahi. Penemuan ilmu

pengetahuan modern sudah mulai dirintis pada Zaman Renaissance. Ilmu

pengetahuan yang berkembang maju pada masa ini adalah bidang astronomi.

Tokoh-tokoh yang terkenal seperti Roger Bacon, Copernicus, Johannes

Keppler, Galileo Galilei. Berikut cuplikan pemikiran para filsuf tersebut yaitu

Roger Bacon, Copernicus, Johannes Keppler (awal 1600-an), dan Galileo

Galilei.

18
ZAMAN MODERN

Zaman modern ditandai dengan berbagai penentuan dalam bidang

ilmiah. Perkembangan ilmu pengeahuan pada zaman modern sesungguhnya

sudah dirintis sejak Zaman Renaissance. Seperti Rene Descartes (1596-1650),

tokoh yang terkenal sebagai bapak filsafat moden. Rene Descartes juga seorang

ahli ilmu pasti. Penemuannya dalam ilmu pasti adalah sistem koordinat yang

terdiri atas dua garis turus X dan Y dalarn bidang datar. Isaac Newton dengan

temuannya teori gravitasi. Charles Darwin dengan teorinya strugglefor life

(perjuangan untuk hidup). JJ. Thompson dengan temuannya elektron.

ZAMAN KONTEMPORER (ARAD KE-20 DAN SETERUSNYA)

Di antara ilmu khusus yang dibicarakan oleh para filsuf, bidang fisika

menempati kedudukan yang paling tiggi. Menurut Traut fisika dipandang

sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur-

unsur fundamental yang mernbentuk alam semesta juga menunjukkan bahwa

secara historis hubungan antara fisika dengan flsafat terliht dalam dua cara.

Pertama, persuasi filosafis mengenai metode fisika, dan dalam interaksi antara

pandangan subtasional tentang fisika (misalnya: tentang materi, kuasa, konsep

ruang, dan waktu). Kedua, ajaran filsafat tradisional yang menjawab fenornena

tentang materi, kuasa, ruang, dan waktu. Dengan demikian, sejak semula sudah

ada hubungan yang erat antara filsafat dan fisika.

Fisikawan abad ke-21 adalah Albert Einstain menyatakan bahwa alam itu

tidak terhingga besarnya dan tidak terbatas, tetapi juga tidak berubah status

19
totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Einstein percaya akan

kekekalan materi. Ini berarti bahwa alam semesta itu bersifat kekal, atau

dengan kata lain tidak mengakui adanya penciptaan alam. Di samping teori

mengenai fisika, teori alam semesta, dan lain-lain, Zaman Kantemporer ini

ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih. Teknologi komunikasi

dan informasi termasuk salah satu yang rrrengalami kemaj uan sangat pesat.

Mulai dari penemuan komputer, berbagai satelit komunikasi, internet,

dan sebagainya. Bidang ilmu lain juga mengalami kemajuan pesat, sehingga

terjadi spesialisasi ilmu yang semakin tajam. Ilmuwan kantemporer

mengetahui hal yang sedikit, tetapi secara rnendalam. Ilmnu kedokteran

semakin menajam dalam spesialis dan subspesialis atau super-spesialis,

demikian pula bidang ilmu lain. Di samping kecenderungan ke arah

spesialisasi, kecenderungan lain adalah sintesis antara bidang ilmu satu dengan

lainya, sehingga dihadirkannya bidang ilmu baru seperti bioteknologi yang

dewasa ini dikenal dengan teknolagi kloning.

4. JENIS-JENIS FILSAFAT

Beberapa Jenis Filsafat :

Filsafat Barat

Filsafat barat yaitu pengetahuan yang umum dipelajari dengan cara

akademis di beberapa kampus di Eropa serta koloni mereka. Filosofi ini sudah

berkembang dari kebiasaan filsafat Yunani kuno. Ciri-ciri paling utama dari

filsafat barat, seperti Plato, Thomas Aquinas, Rene Descartes, Immanuel Kant,

20
George Hegel, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche

serta Jean-Paul Sartre.

Filsafat Timur

Filsafat timur yaitu kebiasaan filsafat yang terlebih tumbuh di Asia,

terlebih di India, Cina serta daerah lain yang pernah dipengaruhi oleh budaya.

Satu tanda dari filsafat timur yaitu hubungan dekat dengan filsafat agama.

Walau ini yaitu kurang dari dapat disebutkan untuk filsafat barat, terlebih di era

pertengahan, namun di dunia barat filsafat’an sich’ masihlah lebih menonjol

dari pada agama. Beberapa nama filsuf Timur, diantaranya Siddharta Gautama

Buddha/Buddha, Bodhidharma, Lao Tse, Konfusius, Zhuang Zi serta Mao

Zedong.

Filsafat Timur Tengah

Filsafat timur tengah diliat dari histori yaitu filsuf yang dapat

menyampaikan juga pewaris kebiasaan filsafat Barat. Untuk filsuf pertama di

Timur Tengah yang orang Arab atau Muslim, serta sebagian orang Yahudi,

yang menundukan daerah sekitaran Mediterania serta pertemuan dengan

kebiasaan filsafat Yunani dari budaya mereka. Lalu mereka menafsirkan serta

memberi komentar karya-karya Yunani. Saat Eropa tiba di era pertengahan

sesudah robohnya Kekaisaran Romawi serta melupakan karya-karya filsuf

Yunani classic Timur Tengah ini pelajari karya-karya yang sama, serta bahkan

juga terjemahan mereka dipelajari lagi oleh beberapa orang Eropa. Beberapa

21
nama filsuf Timur Tengah yaitu Ibnu Sina, Ibnu Tufail, Kahlil Gibran, serta

Averroes.

Filsafat Islam

Filsafat islam yaitu filsafat yang semua Muslim Scholar. Terdapat

banyak perbedaan utama pada filsafat islam dengan filsafat lain. Pertama,

walau beberapa filsuf Muslim asli mengeksplorasi karya-karya filsafat Yunani

classic, terlebih Aristoteles serta Plotinus, tetapi kemudian menyesuaikannya

dengan ajaran islam. Kedua, islam itu agama tauhid. Lalu, saat filsafat

merupakan “menemukan Tuhan”, dalam filsafat islam malah Tuhan telah

diketemukan, dalam makna kalau semacam itu tak berarti usang, serta belum

dibicarakan, tetapi filsuf Islam, sudah difokuskan pada manusia serta alam,

lantaran, seperti diketahui, kajian Tuhan cuma bakal jadi diskusi yang tidak

pernah final.

Filsafat Kristen

Filsafat Kristen awal mulanya didesain oleh bapa gereja untuk hadapi

tantangan jaman di era pertengahan. Kristen dunia barat pada saat itu di

tengah-tengah era kegelapan (Dark Ages). Orang mulai mempertanyakan

kepercayaan agama. Filsafat Kristen banyak bergelut pada permasalahan

ontologis serta kehadiran tuhan. Nyaris semuanya filsuf Kristen yaitu

seseorang teolog pakar atau beberapa gosip agama. Misalnya yaitu St Thomas

Aquinas serta St Bonaventura.

22
5. Aliran Filsafat yang Mempengaruhi Pola Pikir Manusia

Filsafat sudah ada lebih dari 2000 tahun, tetapi dalam waktu selama itu filsafat

belum mampu dan takkan pernah mampu memberi jawaban yang mutlak.

Tetapi filsafat mampu memberikan jawaban yang rasional, sistematis, dan

kritis. Filsuf-filsuf yang terkenal akan pemikiran besarnya antara lain seperti

Aristoteles, Plato, Jacques Derrida, Immanuel Kant, dan Thomas Aquinas.

Setiap filsuf memiliki cara pandang yang berbeda, oleh sebab itu filsafat sangat

menarik untuk dipelajari. Berikut ini 10 aliran filsafat yang mempengaruhi pola

pikir manusia.

1. Rasionalisme

Rasionalisme merupakan aliran filsafat yang berpegang teguh pada akal.

Itulah sebabnya mengapa Rasionalisme menganggap akal adalah alat

terpenting dalam memperoleh dan menguji pengetahuan. Menurut aliran

ini, pengetahuan dapat dicari dengan akal dan penemuan dapat diukur

dengan akal pula. Maksud dari dicari dengan akal adalah dengan

menggunakan pemikiran yang logis, sementara maksud dari diukur dengan

23
akal adalah menentukan apakah penemuan tersebut dapat dikatakan logis

atau tidak. Jika logis maka dapat dipastikan benar, jika tidak logis maka

sebaliknya.

2. Empirisme

Berbeda dengan Rasionalisme yang hanya mengandalkan akal untuk

menentukan kebenaran. Empirisme memerlukan pembuktian secara

indrawi untuk menentukannya. Pembuktian secara indrawi yaitu dilihat,

didengar, dan dirasa. Menurut aliran filsafat ini, pengetahuan dapat

diperoleh melalui pengalaman dan perantaraan indera. Kebenaran

berdasarkan pengalaman berhasil membawa pengaruh terhadap bidang

Hukum dan Hak Asasi Manusia.

24
3. Positivisme

Positivisme adalah aliran filsafat yang bersifat faktual. Artinya,

menjadikan fakta-fakta sebagai dasar kebenaran. Pengetahuan tidak

diperbolehkan membelakangi fakta. Menurut aliran ini, satu-satunya

pengetahuan adalah ilmu, dan yang dapat dijadikan obyek pengetahuan

hanyalah fakta. Positivisme mendapatkan persetujuan untuk berupaya

dalam membuat aturan bagi manusia dan alam.

4. Kritisisme

Kritisisme adalah aliran filsafat yang melakukan penyelidikan terhadap

rasio beserta batasan-batasannya. Kritisisme melakukan kritik terhadap

25
Rasionalisme dan Empirisme karena kedua aliran filsafat itu sangatlah

berlawanan. Untuk menentukan kebenaran, Rasionalisme mengandalkan

akal sedangkan Empirisme mengandalkan pengalaman.

5. Idealisme

Idealisme adalah aliran filsafat yang percaya bahwa sesuatu yang konkret

hanyalah hasil pemikiran manusia. Kaum Idealisme menyebutnya sebagai

ide atau gagasan. Menurut Idealisme, ide atau gagasan adalah pengetahuan

dan kebenaran tertinggi. Untuk memahami sesuatu, Idealisme

menggunakan metode dialektik. Yaitu metode yang menggunakan dialog,

pemikiran, dan perenungan.

6. Naturalisme

26
Naturalisme adalah aliran filsafat dari hasil berlakunya hukum alam fisik.

Menurut aliran Naturalisme, setiap manusia yang lahir ke bumi membawa

tujuan yang baik dan tidak ada seorang pun membawa tujuan yang buruk.

Layaknya setiap bayi yang terlahir dalam keadaan suci dan Tuhan telah

menganugerahkan berbagai potensi yang dapat berkembang secara alami

kepadanya. Kaum Naturalisme menyebut hal itu sebagai kodrat. Untuk

mempertahankan kodrat tersebut, maka diperlukan adanya pendidikan.

7. Materialisme

Materialisme adalah aliran filsafat yang menghakikatkan materi sebagai

segalanya. Oleh sebab itu, materialisme menggunakan metafisika. Jenis

metafisika yang digunakan tentu saja metafisika materialisme. Materialisme

menekankan bahwa faktor-faktor material memiliki keunggulan terhadap

spiritual dalam fisiologi, efistemologi, penjelasan histori, dan sebagainya.

Menurut Materialisme, pikiran (roh, jiwa, dan kesadaran) merupakan materi

yang bergerak.

27
8. Intuisionisme

Intuisionisme adalah aliran filsafat yang menganggap intuisi (naluri atau

perasaan) sebagai sumber pengetahuan dan kebenaran. Intuisi adalah aktivitas

berpikir yang tidak didasarkan atas penalaran dan tidak bercampur aduk

dengan perasaan. Ketika seseorang telah berpikir dengan keras namun ia tak

kunjung mendapatkan solusi dari suatu masalah, lalu setelah itu ia

menghentikan dan mengistirahatkan pikirannya sejenak, maka pada saat itulah

intuisi kerap hadir. Intuisi ada begitu saja secara tiba-tiba.

9. Fenomenalisme

28
Fenomenalisme adalah aliran filsafat yang menganggap fenomena (gejala)

sebagai sumber pengetahuan dan kebenaran. Fenomenalisme bergerak di

bidang yang pasti. Kaum Fenomenalisme menggunakan metode penelitian "a

way of looking at things". Oleh sebab itu, mereka berbeda dengan ahli ilmu

positif yang menggunakan metode penelitian berupa mengumpulkan data,

mencari korelasi dan fungsi, serta menentukan hukum dan teori.

10. Sekularisme

Sekularisme adalah aliran filsafat yang membebaskan manusia dari hal-hal

yang bersifat supernaturalisme atau keagamaan. Dalam kata lain, sekularisme

hanya bersifat keduniawian. Sekularisme mengarahkan manusia untuk tidak

percaya kepada Tuhan, kitab suci, dan hari akhir. Pada mulanya, sekularisme

bukanlah salah satu aliran filsafat, melainkan hanya gerakan protes terhadap

bidang sosial dan politik.

29

Anda mungkin juga menyukai