Apabila sebuah kotak didorong atau ditarik oleh gaya yang condong seperti pada gambar 1 – 1, maka teranglah bahwa berhasilnya gaya menggerakkan kotak itu di atas tergantung dari arah kerja gaya itu. Komponen komponen gaya, maksudnya : harga efektif suatu gaya dalam arah yang lain dari arahnya gaya itu sendiri. Komponen sesuatu gaya dalam setiap arah dapat di cari dengan cara grafik yang sederhana. Andaikan kita ingin mengetahui berapakah besar gaya yang tersedia untuk meluncurkan kotak pada gambar 1 – 1, bilamana gaya yang di kerjakan itu berupa tarikan dari 10 lb, arahnya membentuk sudut 30 derajat ke atas terhadap bidang mendatar. Pada gambbar 1 – 3 gaya itu digambarkan dengan vektor OA, dengan arah yang sesuai dan skala yang tertentu. Garis OX ialah arah komponen yang dicari. Tariklah dari titik A sebuah garis tegak lurus pada OX, dan memotongnya pada titik B, maka juga dengan skala yang di tentukan untuk vektor tersebut di atas, vektor OB menggambarkan komponen dari OA dalam arah OX. Apabila OA itu merupakan gaya 10 lb, maka dengan mengukur grafik itu nyatalah bahwa OB itu kira – kira 8,7 lb. Jadi gaya 10 lb yang bekerja dengan membuat sudut 30 derajat di atas bidang mendatar mempunyai harga efektif kurang lebih hanya 8,7 lb untuk menghasilkan gerakan maju. Komponen OB dapat pula dihitung sebagai berikut. Karena OAB sebuah segitiga siku-siku, maka Cos 30° = OB/OA, OB = OA Cos 30°, Tetapi panjang OB dan OA masing-masing sebanding dengan besar gaya yang di gambarkan oleh OA dan OB itu sendiri. Karena itu komponen Ob yang dicari, dinyatakan dengan lb, sama dengan gaya OA, dengan lb pula, dikalikan dengan cosinus sudut antara OA dengan OB, maka besar OB ialah OB (lb) = OA (lb) x Cos 30° = 10 (lb) x 0,866 = 8,66 lb Hasil ini cocok dengan hasil yang diperoleh dari pengukuran – pengukuran dari diagram. Akan tetapi sudah jelaslah bahwa metode trigonometri itu lebih tepat oleh karena tidak tergantung dari keseksamaan konstruksi dan pengukuran diagram skala. Garis OX pada gambar 1 – 3 disebut sumbu X dan uraian di atas dapat di beri bentuk umum sebagai berikut. Apabila gaya F membuat sudut θ dengan sumbu X (gambar 1 – 4) ; maka komponen Fx sepanjang sumbu X ialah : Fx = F cos θ. Sudah jelahlah bahwa komponen dari gaya F sepanjang sumbu X itu sama dengan nol, apabila F tegak lurus pada sumbu ini (sebab cos 90° = 0) ; dan komonennya sama dengan F itu sendiri apabila gaya itu terletak pada sumbu itu (sebab cos 0° = 1). Komponen angkat suatau gaya condong dapat dicari seperti pada gambar 1 – 5. Garis OY, disebut sumbu Y, dilukis dengan arah vertikal lewat O, lalu sebuah garis tegak lurus pada sumbu ini ditarik dari ujung anak panah F. Jelaslah bahwa : Fy = cos Ø Ø ialah sudut antara F dengan sumbu Y.
Nyata pulalah dari gambar 1 – 5, bahwa
Fy = F sin θ. Bila F = 10 lb dan θ = 30° , maka Ø = 60°, dan cos Ø = sin θ = 0,50. Jadi Fy = 5 lb. Sesuai dengan cara memperoleh komponen dari gaya tertentu dalam setiap arah, maka demikian pulalah kita dapat memperoleh komponen dari tiap – tiap komponen itu, dan demikian selanjutnya. Tetapi dapatlah dilihat pada gambar 1 – 6, bahwa Fx tidak berkomponen sempanjang sumbu Y, dan Fy tidak berkomponen sepanjang sumbu X . Pengraian lebih lanjut dari gaya – gaya ini dalam komponen – komponen X dan Y tidaklah mungkin. Fisis ini berarti bahwa kedua gaya Fx dan Fy, yang bekerja bersamaan, dalam segala – galanya serta dengan gaya asli F. oleh karena sumbu OX dan OY itu tegak lurus satu sama lain, Fx dan Fy di sebut komponen tegak lurus dari gaya F. setiap gaya dapat di gantikan oleh komponen-komponen tegak lurusnya, untuk menunjukkan bahwa gaya F telah diganti dengan komponen Fx dan Fy, maka pada gambar 1 – 6 vektor F dicoret garis tipis. Proses mencari komponen-komponen dari suatu vektor disebut penguraian vektor, dan orang berkata menguraikan suatu vektor tetentu menjadi komponen-komponen tegak lurusnya. Sebuah percobaan untuk menunjukkan bahwa sebuah gaya boleh di gantikan dengan komponen-komponen tegak lurusnya di lukiskan pada gambar 1 – 7. Pada sebah cincin kecil diikatkan tiga utas tali, dan cincin ini ditempatkan pada sebatang pasak yang tertancap pada sehelai papan tegak. Dua utas tali melalui kerekan seperti pada gambar. Apabila beban dari 8,66,5,dan 10 lb digantungkan pada tali-tali itu sedangkan tali yang mengikat beban 10 lb membuat sudut 30° dengan bidang mendatar, maka akan ternyata bahwa cincin itu akan tetap diam di bawah aksi gabungan tarikan ketiga utas tali, walaupun pasak itu disingkirkan. Ini menunjukkan bahwa gaya 10 lb yang membuat sudut 30° ke atas dengan bidang mendatar itu setara dengan gaya mendatar sebesar 8,66 lb ke kanan dan gaya vertikal dari 5 lb ke atas, oleh karena itu dapat diusahakan tetap tinggal diam dengan mengerjakan dua gaya yang sama dengan kedua gaya tersebut di atas tetapi yang berlawanan arahnya. Seringkali perlu untuk mencari komponen sebua gaya dalam jurusan bukan mendatar dan tegak. Jadi pada gambar 1 – 8, di mana sebuah balok ditarik lewat bidang miring oleh gaya F, perlulah untuk mencari komponen-komponen gaya ini yang sejajar dan tegak lurus pada muka bidang miring. Sumbu-sumbu X dan Y sekarang digambar sejajar dan tegak lurus permukaan bidang ini, dan selanjutnya diteruskan prosedur seperti di atas.