Anda di halaman 1dari 4

Tragedi Meninggalnya Gadis Muda Akibat Minum Pil KB

Merry Wahyuningsih, CNN Indonesia | Selasa, 26/05/2015 10:45


   
Jakarta, CNN Indonesia -- Fallan Kurek (21) pingsan di tangga rumahnya di Tamworth,
Staffordshire, Inggris, setelah muntah-muntah dan tubuh membiru akibat sesak napas.
Paramedis bergegas datang dan membawanya ke Good Hope Hospital di Sutton Coldfield,
West Midlands. Sayangnya, setelah tiga hari menjalani perawatan intensif, Kurek mengalami
mati otak dan meninggal beberapa jam kemudian pada 14 Mei 2015.
Penyebab kematiannya adalah emboli (gelembung udara) pada paru-paru atau dikenal
dengan pulmonary embolism, yaitu penyumbatan di arteri paru-paru yang merupakan
pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke paru-paru. Penyumbatan yang
biasanya berupa bekuan darah tersebut berpotensi mengancam kehidupan karena dapat
mencegah darah mencapai paru-paru. Dokter mengatakan, klaim orang tuanya, kondisi
tersebut disebabkan oleh pil kontrasepsi yang telah dikonsumsinya selama 25 hari. Kurek
yang bekerja sebagai asisten pengajar diresepkan Rigevidon (pil kontrasepsi) oleh dokter
untuk mengatur siklus haid dan diminta untuk mengonsumsinya selama tiga bulan. Namun,
baru 25 hari konsumsi nasib nahas sudah menimpanya, seperti dilansir dari laman Telegraph.
Setelah tiga minggu mengonsumsi pil tersebut, ia mulai menderita sesak napas serta nyeri di
kaki dan tulang rusuk. Ayahnya, Brian (52), merasa khawatir dan membawanya ke Sir John
Peel Hospital di Tamworth untuk menjalani pemeriksaan elekrokradiogram (EKG). Tapi
empat hari kemudian dia mengalami sesak napas lagi dan kolaps di tangga rumahnya.
“Mereka awalnya mengatakan semuanya baik-baik saja, dia mungkin mengalami
memar di tulang dada. Mereka mengatakan untuk pulang dan minum beberapa ibuprofen dan
paracetamol,” kata ibunya. “Tapi kemudian saat paramedis memeriksa tubuhnya, seseorang
datang untuk berbicara dengan saya. Mereka bertanya apakah ada riwayat penyakit jantung
dalam keluarga, atau apakah Fallan menggunakan narkoba. Itu tentu tidak. Lalu pertanyaan
ketiga adalah, ‘Apakah dia minum pil?’ Saya berkata, ‘Ya, itu relevan?’ Dia berkata ‘Kami
tahu itu dan dia pergi,’.” “Brian dan saya hanya saling melihat satu sama lain, kami tidak bias
percaya ini,” kata sang ibu. Scan mengungkapkan Kurek mengalami bekuan besar di paru-
paru yang menyebabkan sisi kanan jantungnya meradang.
Tak lama kemudian, otaknya mati secara klinis setelah kekurangan oksigen. Orang
tuanya telah diberi sertifikat kematian sementara, sehingga mereka dapat melakukan
pemakaman pada 29 Mei. Mereka berharap dengan berbagi kisah tentang putrinya, mereka
dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang akibat mengonsumsi pil kontrasepsi yang
bisa menyebabkan bekuan darah yang fatal. Mereka juga berharap profesional medis akan
menjelaskan efek serius pil kontrasepsi pada semua perempuan, bukan hanya pada kelompok
berisiko tinggi, seperti perempuan perokok atau kelebihan berat badan. Namun, Medicines
and Healthcare Products Regulatory Agency, badan pemerintah setempat yang mengatur
tentang peredaran obat, menegaskan pil tersebut aman dan perempuan tidak perlu takut
mengonsumsinya. “Perempuan harus terus mengonsumsi pil kontrasepsi mereka. Ini sangat
aman, obat-obatan yang sangat efektif mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan
manfaatnya jauh lebih besar daripada risikonya,” kata seorang juru bicara Medicines and
Healthcare Products Regulatory Agency. Sementara itu, Gedeon Ritcher, perusahaan
Hungaria yang memproduksi pil kontrasepsi Rigevidon, belum memberikan tanggapan
apapun terkait kasus tragis yang menimpa gadis muda tersebut.
Wanita Ini Paksa Beri Pil KB Pada 2 Anaknya Setelah Diperkosa Suaminya, Ini Bahaya
Pil KB untuk Remaja
Maharani Kusuma Daruwati - Kamis, 9 Mei 2019 | 19:44 WIB

Nakita.id - Orangtua seharusnya ada untuk melindungi dan mengayomi anak-anaknya.


Mereka hadir untuk memberikan pendidikan dan pembelajaran yang baik untuk anak.
Namun, apa jadinya bila orangtua justru tega menjerumuskan anaknya pada hal bejat yang
dilakukannya.
Sebuah kasus pencabulan terjadi di Samarinda, Kalimantan Timur. Dilansir
dari video.tribunnews.com pada Rabu (8/5/2019), dua kakak beradik, sebut saja Mawar (19)
dan Melati (16) menjadi korban pencabulan yang dilakukan oleh ayah kandungnya (67).
Mirisnya, aksi bejat pelaku diketahui oleh istrinya, yang tak lain merupakan ibu kandung dari
kedua korban. Bahkan ibu kedua korban membantu aksi bejat suaminya untuk menutupi
perbuatan terlarang pelaku dan memberikan pil KB kepada dua putrinya agar tidak hamil.
Alasannya, ibu korban khawatir tidak ada yang menafkahi dia dan 3 anaknya, kalau suaminya
dipenjara.
Kita semua tahu bahwa Pil KB atau pil kontrasepsi adalah pil yang dikonsumsi untuk
mengubah cara kerja tubuh dan mencegah kehamilan.
Nah, seperti yang kita tahu, pil KB biasanya diminum oleh para wanita yang ingin menunda
kehamilan. Ya, pil KB biasa diminum oleh wanita, bukan remaja perempuan.
Lalu apakah pil KB aman untuk para remaja perempuan? Sebenarnya, hingga saat ini belum
ada penelitian yang membuktikan ada bahaya minum pil KB bagi para remaja perempuan.
Hanya saja, ada beberapa efek samping yang mungkin di alami mereka jika menggunakan pil
KB, minum atau suntik.
Beberapa efek samping yang mungkin muncul antara lain mual, sakit kepala, nyeri
payudara, dan lemas. Dalam beberapa kasus, pil KB bisa menyebabkan siklus haid yang tidak
teratur. Namun nantinya siklus bisa berangsur-angsur kembali lagi seperti biasa.
Namun ada juga risiko yang berbahaya. Misalnya pendarahan kira-kira 2-3 hari setelah
diminum. Ini terjadi karena ada perubahan pada siklus ovulasi.
Risiko lain yang mungkin terjadi adalah overdosis, yang bisa menyebabkan muntah-muntah
dan perdarahan.
Oleh karenanya, remaja perempuan di bawah usia 18 tahun sebaiknya tidak
menggunakan pil KB. Sebab, para dokter anak dan spesialis kandungan sendiri belum terlalu
yakin apa efek samping dalam waktu dekat atau dalam waktu panjang.
Dan mereka meyakini bahwa cara terbaik bagi remaja untuk mencegah kehamilan adalah
dengan tidak berhubungan seksual.  

Anda mungkin juga menyukai