Anda di halaman 1dari 7

KEBUTUHAN PESERTA DIDIK TERHADAP

PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING


DI SMA NEGERI 4 KERINCI

Oleh:
Andre Setara Dinata

Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

The Requirement Of The Student In SMAN 4 Gunung Kerinci


for Counseling And Guidance Services

Andre Setara Dinata, 10060115

ABSTRACT
This research focus on the requirement of students for counseling of their problems that
have not been addressed by the guidance and counseling teachers.making student do not have the
opportunity to obtain counseling services. The purpose of this study was to determined the level of
requirement students towards guidance and counseling and activities.Descriptive quantitative
study was conducted to 665 students in SMAN 4 Kerinci using statified simple random sampling
method with 87 sample. Data was collectred by questionnaires and was analysis with percentage.
Resulted analysis showed among 87 students, there were 46 students (52.87%) were
urgently needed for guidance and counseling, 41 students (47. 13%) were in mid-level needed
criteria and there were only 4 students (4.60%) were in low requirement for guidance and
counseling services. Resulted analysis indicated that the requirement of the students in in SMAN
4 Kerinci for guidance and counseling services is very high and can be suggestion to the school to
add more time for guidance and counseling services.

Keywords: Need, guidance and counseling, student

LATAR BELAKANG MASALAH adalah pendidikan. Pelayanan konseling


Bimbingan dan konseling adalah pelayanan pendidikan.
merupakan salah satu komponen yang Untuk itu pelaksanaan pelayanan bimbingan
penting dalam pendidikan, keberadaan dan konseling, hendaknya memiliki unsur
bimbingan dan konseling di sekolah dapat pedagogik yang kuat. Sejalan dengan itu
membantu peserta didik mengenal potensi dalam pasal 12 ayat b undang-undang No.20
diri dan mengenal lingkungannya, melalui tahun 2003 dinyatakan bahwa:Bimbingan dan
pemberian layanan bimbingan dan konseling konseling sebagai komponen pendidikan
yang diberikan guru bimbingan dan konseling mempunyai peranan yang besar dalam rangka
di sekolah. memenuhi hak peserta didik untuk
Guru bimbingan dan konseling adalah mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai
pendidik. Hal ini di tegaskan dalam Undang- dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Keterangan di atas dapat
Pendidikan Nasional Pasal 1 Butir 6 disimpulkan bahwa keberadaan bimbingan
menegaskan : dan konseling di sekolah hendaknya dapat
Bahwa konselor/guru bimbingan dan membantu peserta didik dalam mengenal dan
konseling adalah pendidik, sebagaimana juga mengembangkan potensi yang dimilikinya,
guru, dosen, pamong belajar, widyawara, untuk itu pelaksanaan bimbingan dan
tutor, instruktur, dan fasilitator karena konseling hendaknya dilaksanakan oleh guru
konselor adalah pendidik maka konseling bimbingan dan konseling yang mengerti
dengan esensi pendidikan.
Aqib (2012: 33) mengatakan sama antara wali kelas dengan guru BK tidak
bahwa:”Layanan bimbingan dan konseling di berjalan dengan baik hal ini terjadi karena
sekolah lebih utama diberikan kepada peserta tidak terjalinnya komunikasi yang relevan
didik, karena peserta didiklah yang menjadi antar kedua belah pihak guru BK, seperti
perhatian dalam proses pendidikan”. ketika ada peserta didik yang bermasalah di
Melihat penting keberadaan bimbingan dan kelas yang menjadi tanggung jawabnya
konseling di sekolah guru bimbingan dan sering tidak dilakukan pembinaan yang
konseling hendaknya mampu melaksanakan mendalam oleh guru BK, sehingga peserta
layanan bimbingan dan konseling yang dapat didik yang seharusnya mendapatkan layanan
membantu pengoptimalan potensi peserta bimbingan dan konseling demi kebaikannya
didik. tidak terpenuhi.
Meskipun hal ini berhubungan Kemudian dari hasil wawancara
dengan kebijakan kepala sekolah namun hal dengan guru bimbingan dan konseling pada
itu juga dipengaruhi oleh bagaimana kepala tanggal 14 Desember 2013 terungkap bahwa:
sekolah dalam melihat kegiatan bimbingan belum adanya jam bimbingan dan konseling
dan konseling yang diselenggarakan. di sekolah, sehingga guru bimbingan dan
Kenyataan dilapangan menunjukkan konseling hanya memanfaatkan jam kosong
ketika peneliti melaksanakan PPLBK-S guru mata pelajaran yang tidak hadir ke
(Praktek Pengalaman Lapangan Binbingan sekolah, salah satu penyebab tidak adanya
dan Konseling Sekolah) tanggal 11 Juli jam bimbingan dan konseling di sekolah
sampai 4 Desember 2013 terlihat berbagai karena jam bimbingan dan konseling
hambatan dalam melaksanakan layanan dipergunakan untuk penambahan jam guru
bimbingan dan konseling di sekolah, antara sertifikasi hal ini terjadi karena Personil
lain:pelayanan bimbingan dan konseling sekolah yang kurang memahami peran dan
cenderung diberikan padapeserta didik yang fungsi bimbingan dan Konseling di sekolah
bermasalah saja, sehingga peserta didik yang menjadikan layanan bimbingan dan konseling
berprestasi terabaikan dalam pemberian tidak efektif dilaksanakan, kemudian
layanan. Kemudian ruang bimbingan dan fenomena lainnya adalah kurangnya guru
konseling hanya dibuka saat peserta didik bimbingan dan konseling di SMA Negeri 4
ingin konseling perorangan saja. Disamping Kerinci, dengan rasio 3:665 dengan kata lain
itu ruang bimbingan dan konseling sering tiga guru bimbingan dan konseling
dipergunakan untuk membuat surat panggilan membimbing 665 peserta didik, karena
kepada orangtua yang anaknya dianggap idealnya satu guru bimbingan dan konseling
bermasalah, sehingga ruang bimbingan dan membimbing 150 peserta didik.
konseling terkesan negatif dan menjadi Dengan demikian peserta didik dan
momok yang menakutkan bagi peserta didik. guru mata pelajaran tidak dapat merasakan
Kemudian, dari hasil wawancara manfaatnya sehingga bimbingan dan
peneliti dengan peserta didik pada tanggal 23 konseling tidak tersosialisasi dengan baik di
November 2013 terungkap bahwa layanan sekolah yang berdampak padatidak
bimbingan dan konseling di sekolah tidak mampunya kepala sekolah dan personel
terlaksana banyak diantara peserta didik yang lainya menempatkan guru bimbingan dan
bermasalah tidak dapat melakukan konseling konseling di posisinya, hal ini mengakibatkan
dengan guru BK, dan langsung diserahkan kurangnya fasilitas pendukung dalam
pada pihak sekolah tanpa adanya pembinaan melaksanakan layanan bimbingan dan
dari guru BK terlebih dahulu, kemudian konseling di sekolah.
dengan tidak adanya jam BK di sekolah Dari bebarapa pendapat diatas maka
membuat peserta didik semakin sulit dalam dapat disimpulkan bahwa hambatan yang
mengembangkan potensinya, seperti ketika dialami guru bimbingan dan konseling di
ingin memasuki perguruan tinggi peserta sekolah disebabkan oleh tidak mampunya
didik mengalami kesulitan dalam guru dan personil sekolah dalam memahami
menentukan jurusan yang akan dipilihnya, urgensibimbingan dan konseling, serta guru
sehinga tidak banyak peserta didik yang bimbingan dan konseling juga tidak mampu
kuliah diperguruan tinggi favoritnya. Selain dalam mensosialisasikan bimbingan dan
itu berdasarkan hasil wawancara peneliti konseling kepada personil sekolah lainnya,
dengan wali kelas terungkap bahwa kerja sehingga program bimbingan dan konseling
yang seharusnya realistis dan relevan menjadi 4. Terbatasnya guru bimbingan dan
program yang tidak jelas dan hanya sebagai konseling di SMA Negeri 4 Kerinci,
pelengkap administrasi sekolah saja. yaitu hanya ada tiga guru bimbingan dan
Dengan tidak idealnya kondisi tersebut konseling yang membimbing 665 peserta
berdampak pada permasalahan yang dialami didik.
oleh peserta didik beragam dan komplek 5. Guru bimbingan dan konseling tidak
seperti permasalahan sosial, permasalahan melaksanakan tugas dan kewajibannya
belajar, permasalahan karir, hal ini terlihat dengan optimal.
dengan adanya peserta didik yang kedapatan 6. Pelayanan bimbingan dan konseling
mencuri di sekolah, adanya peserta didik cendrung diberikan pada peserta didik
yang bertengkar di sekolah, adanya peserta yang bermasalah saja, dan peserta didik
didik yang terjebak pada pergaulan yang yang berprestasi terabaikan dalam
menyesatkan, adanya peserta didik yang tidak pemberian layanan.
mampu dalam menentukan jurusan, 7. Need assesmen tidak dilakukan dengan
terdapatnya peserta didik yang berprestasi lengkap dan analisis mendalam, sehingga
tetapi tidak lulus dalam perguruan tinggi pelayanan yang diberikan kurang
favorit, adanya peserta didik yang tidak berdasarkan kebutuhan peserta didik.
mampu mengaktualisasi diri dengan baik,
adanya peserta didik yang sulit dalam Berdasarkan latar belakang dan identifikasi
beradaptasi dengan lingkungan sekolah, masalah di atas, maka penelitian ini
adanya tindakan indisipliner dari peserta difokuskan pada :
didik karena tidak mampu menghargai 1. Kebutuhan peserta didik terhadap
waktu,Hal ini terjadi sebagai dampak dari pelayanan bimbingan dan konseling
tidak terlaksananya program kegiatan layanan 2. Kebutuhan peserta didik terhadap
bimbingan dan konseling di sekolah tersebut. kegiatan pendukung bimbingan dan
Jika keadaan ini terus berlanjut konseling.
maka akan berdampak pada peserta didik itu
sendiri, peserta didik tidak mampu Berdasarkan perumusan masalah di atas maka
mengaktualisasi diri dengan baik karena tidak tujuan penelitian ini adalah untuk
diperolehnya informasi-informasi baru yang mendeskripsikan
dapat menunjang dari pengembangan potensi 1. Kebutuhan Peserta Didik terhadap
dirinya, kemudian peserta didik hanya akan Layanan Bimbingan dan Konselingdi
menjadi individu yang tidak berkembang SMA Negeri 4 Kerinci
sebagai contoh peserta didik tidak akan 2. Kebutuhan Peserta Didik terhadap
mampu merencanakan kegiatan penyelesaian Kegiatan Pendukung Bimbingan dan
studi, perkembangan karir serta Konseling di SMA Negeri 4 Kerinci.
kehidupannya di masa yang akan datang
kemudian tidak mampu mengembangkan Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat
seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki bagi berbagai pihak, diantaranya :
peserta didik secara optimal serta 1. Kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, di jadikan sebagai bahan masukan dalam
tidak mampu mengatasi hambatan dan pengembangan pelaksanaan bimbingan
kesulitan yang dihadapinya. dan konseling di Sekolah.
Masalah yang peneliti temukan di SMA
Negeri 4 Kerinci adalah : 2. Guru bimbingan dan konseling di SMA
1. Personil sekolah yang tidak memahami Negeri 4 Kerinci, agar mengetahui dan
peran dan fungsi bimbingan dan mampu mengatasi hambatan-hambatan
Konseling di sekolah. dalam pelaksanaan layanan informasi di
2. Tidak lengkapnya sarana dan prasarana sekolah, dengan demikian diharapkan
bimbingan dan konseling di sekolah guru bimbingan dan konseling mampu
3. Belum adanya jam bimbingan dan memahami serta melaksanakan layanan
konseling di sekolah sehingga guru bimbingan dan konseling sesuai dengan
bimbingan dan konseling hanya kebutuhan peserta didik.
memanfaatkan jam kosong guru mata
3. Pengelola Program studi bimbingan dan
pelajaran yang tidak hadir ke sekolah.
konseling sebagai bekal menyiapkan para
calon guru BK yang mempunyai 1. Kebutuhan Peserta Didik terhadap
pengetahuan tentang pelaksanaan layanan Pelayanan Bimbingan dan Konseling
BK dengan optimal di sekolah. dilihat dari Kebutuhan terhadap
4. Peneliti selanjutnya sebagai bahan dan Kegiatan Layanan Bimbingan dan
referensi untuk penelitian berikutnya. Konseling.
Berdasarkan hasil analisis data pada tabel di
METODE PENELITIAN atas, dapat diketahui bahwa kebutuhan
Jenis penelitian yang digunakan peserta didik terhadap pelayanan bimbingan
adalah penelitian deskriptif kuantitatif. dan konseling di SMA Negeri 4 Kerinci.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta Dilihat dari kebutuhan akan kegiatan layanan
didik di SMA Negeri 4 Kerinci yang bimbingan dan konseling,terdapat 48 peserta
berjumlah 665 peserta didik. Teknik didik (55.17%) berada pada kriteria sangat
penarikan sampel dalam penelitian ini butuh akan kegiatan layanan bimbingan dan
menggunakan teknik statified simple random konseling. Kemudian sebanyak 37 peserta
sampling. Dengan jumlah sampel sebanyak didik (42.53%) berada pada kriteria
87 peserta didik. Jenis data yang digunakan butuh,terhadap kegiatan layanan bimbingan
adalah data interval. Sumber data yang dan konseling. Sementara itu ada 2 peserta
digunakan merupakan data primer dan data didik (2.30%) berada pada kriteria Kurang
sekunder. Data primer yaitu data yang butuh.
langsung diperoleh dari peserta didik yang Berdasarkan hasil analisis penelitian
menjadi sampel penelitian di SMAN 4 dapat di ambil kesimpulan bahwa peserta
Kerinci, sedangkan data sekunder yaitu data didik membutuhkan pelaksanaan layanan
yang didapatkan dari personil sekolah yang bimbingan dan konseling di SMA Negeri 4
ada di SMA Negeri 4 Kerinci. kerinci. Sebagaimana dengan kebutuhan
Pengambilan data dilakukan dengan peserta didik dalam memenuhi tugas dan
menggunakan angket. Angket tersebut tanggung jawabnya, maka semakin tinggi
disusun oleh peneliti untuk mengungkapkan kebutuhan peserta didik terhadap kegiatan
bagaimanaKebutuhan peserta didik terhadap layanan bimbingan dan konseling artinya
pelayanan bimbingan dan konseling di SMA volume kegiatan bimbingan dan konseling
Negeri 4 Kerinci. Angket pada penelitian perlu ditambah lagi untuk membantu peserta
mengunakan skala likert, yaitu skala yang didik dalam mengembangkan potensi dirinya.
memiliki poin, masing-masing poin Berdasarkan hasil penelitian
mempunyai interval yang sama. tersebutu maka jelas kiranya bahwa Guru
Teknik yang digunakan untuk menganalisis bimbingan dan konseling memiliki peran
data adalah secara deskriptif dengan yang penting dalam membentuk dan
menggunakan persentase. mengarahkan kehidupan, pendidikan, serta
karir peserta didik agar mampu hidup mandiri
serta mengaktualisasi dirinya sesuai dengan
potensi yang dimilikinya. Untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN melaksanakan perannya dengan efektif maka
Berdasarkan hasil penelitian dapat guru bimbingan dan konseling membutuhkan
diungkapkan bahwa kebutuhan peserta didik bantuan dari personil sekolah lainnya.
terhadap pelayanan bimbingan dan konseling Guru bimbingan dan konseling
di SMA Negeri 4 kerinci. Dilihat secara berperan untuk menciptakan dan
umum dapat diketahui bahwa dari 87 peserta mengembangkan interaksi yang membantu
didik, terdapat 43 peserta didik (49.43%) peserta didik untuk mengaktualisasikan
berada pada kriteria sangat butuh terhadap potensi secara optimal, mengembangkan
pelayanan bimbingan dan konseling di SMA pribadi yang utuh dan sehat, serta
Negeri 4 Kerinci.. Kemudian sebanyak 43 menampilkan perilaku efektif, kreatif dan
peserta didik (49.43%) berada pada kriteria produktif dan hal itu dapat di wujudkan
butuhterhadap pelayanan bimbingan dan dalam kegiatan layanan bimbingan dan
konseling. Sementara itu ada 1 peserta didik konseling.
(1.15%) berada pada kriteria kurang butuh. Sebagaimadijelaskan dalam rambu-
Hasil ini menunjukkan bahwa kebutuhan rambu penyelenggaraan bimbingan dan
peserta didik terhadap pelayanan bimbingan konseling dalam jalur pendidikan formal
dan konseling sangat tinggi.
&rambu-rambu dasar kegiatan profesional didiknya. Sebagaimana yang diungkapkan
pelayanan konseling di Winkel & Hastuti (2004:166) “Guru
sekolah/madrasah(2008:34), bimbingan dan konseling adalah pelaksana
menjelaskan:Guru bimbingan dan konseling utama, tenaga inti dan ahli yang bertugas
berkewajiban dalam mengoptimalkan potensi mengelola kegiatan bimbingan dan konseling
peserta didik serta berperan dalam berbagai bentuknya. Menjadi guru bimbingan
membentuk potensi yang dimilikinya dengan dan konseling yang baik, memang
memandirikannya hal ini tentu dapat mempunyai tugas dan tanggung jawab
dilaksanakan dengan melakukan kolaborasi terhadap pelayanan konseling kepada peserta
dengan pihak terkait seperti, kepala sekolah, didik untuk mengembangkan potensi bakat
guru-guru mata pelajaran,orang tua konseli dan minat yang dimiliki peserta didik di
ataupun bekerja sama dengan ahli lainnya sekolah”. Maka dari itu sekolah harus
seperti, dokter, psikiter guna membantu memfasilitasi guru BK agar dapat
dalam mengarahkan peserta didik kearah terpenuhinya kebutuhan peserta didik.
yang lebih baik. Dalam membentuk perilaku
Dari pendapat tersebut maka dapat individu kearah yang lebih baik maka
disimpulkan bahwa peran BK di sekolah diperlukannya bimbingan dan konseling
merupakan perwujudan dari tugas dan seperti yang dikemukakan oleh Badrujaman
tanggung jawab guru BK itu sendiri , ketika (2011:32) karena bimbingan dan konseling
guru BK mampu menjalankan perannya berisi kompetensi yang dipilih yang sesuai
dengan baik maka BK akan berfungsi dan dengan kebutuhan peserta layanannya serta
berperan dengan baik pula di sekolah kegiatan yang terstruktur yang
tersebut. diselenggarakan secara sistematis, dipilih
2. Kebutuhan Peserta Didik terhadap untuk memenuhi kebutuhan peserta didik
Pelayanan Bimbingan dan Konseling melalui strategi berikut:
dilihat dari Kebutuhan terhadap a. Kegiatan di kelas
Kegiatan Pendukung Konselor mengajar, tim pengajar, atau
Berdasarkan hasil pengolahan data yang memberikan dukungan pada pengajaran
penulis lakukan, dapat diungkapkan kegiatan pembelajaran dalam kurikulum
kebutuhan peserta didik terhadap pelayanan bimbingan didalam kelas. Guru mengajarkan
bimbingan dan konseling di SMA Negeri 4 pula unit-unit tertentu. Kurikulum bimbingan
Kerinci, dari 87 peserta didik dilihat dari tidak terbatas untuk mengajarkan satu atau
kebutuhan terhadap kegiatan pendukung dua subjek tertentu akan tetapi keseluruhan
yaitu terdapat 38 peserta didik (41.38%) dari subjek yang terdapat dalam kurikulum
berada pada kriteria sangat butuh serta ada 48 bimbingan tersebut.
peserta didik (55.17%) berada pada kriteria b. Kegiatan sekolah
butuh dan ada 3 peserta didik (3.45%) berada Konselor sekolah mengorganisasikan dan
pada kriteria kurang butuh, menyelenggarakan sesi kelompok yang luas,
Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat di seperti career days dan educational days.
ambil kesimpulan bahwa kebutuhan peserta Anggota yang lain dari tim bimbingan dan
didik terhadap pelayanan bimbingan dan konseling seperti guru dan administrator
konseling, dilihat dari kebutuhan terhadap dilibatkan dalam mengorganisasikan dan
kegiatan pendukung, peserta didik menyelenggarakan kegiatan tersebut.
membutuhkan kegiatan pendukungmaka
semakin tinggi kebutuhan peserta didik KESIMPULAN
terhadap kegiatan pendukung bimbingan dan Berdasarkan hasil analisis data dan
konseling artinya volume kegiatan bimbingan pembahasan dapat diambil kesimpulan
dan konseling perlu ditambah lagi untuk mengenai kebutuhan peserta didik terhadap
membantu peserta didik dalam pelayanan bimbingan dan konseling dilihat
mengembangkan potensi dirinya. dari:
Berdasarkan hasil penelitian tersebut 1. Kebutuhan peserta didik terhadap
jelas kiranya bahwa kegiatam bimbingan dan pelayanan bimbingan dan konseling
konseling di SMA Negeri 4 Kerinci harus dilihat dari kebutuhan terhadap kegiatan
ditingkatkan lagi, guru BK harus berperan layanan bimbingan dan konseling, terlihat
aktif terhadap perkembangan peserta dari hasil analisis sebagai berikut:
a. Kebutuhan peserta didik terhadap dilihat dari kebutuhan terhadap
kegiatan layanan bimbingan dan pelaksanaan kegiatan pendukung
konseling, dilihat dari kebutuhan a. Kebutuhan peserta didik terhadap
terhadap kegiatan layanan orientasi pelaksanaan kegiatan pendukung
termasuk pada kriteria butuh. aplikasi instrumentasi termasuk pada
b. Kebutuhan peserta didik terhadap kriteria sangat butuh
kegiatan layanan bimbingan dan b. Kebutuhan peserta didik terhadap
konseling, dilihat dari kebutuhan pelaksanaan kegiatan pendukung
terhadap kegiatan layanan himpunan data termasuk pada kriteria
informasitermasuk pada kriteria sangat sangat butuh
butuh. c. Kebutuhan peserta didik terhadap
c. Kebutuhan peserta didik terhadap pelaksanaan kegiatan pendukung
kegiatan layanan bimbingan dan konferensi kasus termasuk pada
konseling, dilihat dari kebutuhan kriteria sangat butuh
terhadap kegiatan layanan penempatan d. Kebutuhan peserta didik terhadap
dan penyaluran termasuk pada kriteria pelaksanaan kegiatan pendukung
sangat butuh. kunjungan rumah termasuk pada
d. Kebutuhan peserta didik terhadap butuh
kegiatan layanan bimbingan dan e. Kebutuhan peserta didik terhadap
konseling, dilihat dari kebutuhan pelaksanaan kegiatan pendukung Alih
terhadap kegiatan layanan penguasaan tangan kasus termasuk pada kriteria
kontentermasuk pada kriteria sangat sangat butuh.
butuh
e. Kebutuhan peserta didik terhadap SARAN
kegiatan layanan bimbingan dan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
konseling, dilihat dari kebutuhan dikemukakan pada bagian terdahulu, berikut
terhadap kegiatan layanan konseling dikemukakan beberapa saran untuk:
perorangan termasuk pada kriteria 1. Peserta Didik
sangat butuh. Seluruh peserta didik baik yang mengalami
f. Kebutuhan peserta didik terhadap permasalahan dengan diri pribadi maupun
kegiatan layanan bimbingan dan dengan lingkungannya diharapkan agar
konseling, dilihat dari kebutuhan mampu mengekplorasi dirinya secara
terhadap kegiatan layanan bimbingan optimal, dengan menghindari diri dari
kelompok termasuk pada kegiatan yang tidak bermanfaat baginya.
kriteriasangat butuh 2. Guru Bimbingan dan Konseling
g. Kebutuhan peserta didik terhadap Diharapkan kepada Guru BK di sekolah
kegiatan layanan bimbingan dan agar dapat menjalankan tugas dan
konseling, dilihat dari kebutuhan kewajibannya denga baik, agar dapat
terhadap kegiatan layanan konseling membantu peserta didik dalam
kelompok termasuk pada kriteria mengambangkan potensi diri yang
butuh dimilikinya dengan mengusulkan
h. Kebutuhan peserta didik terhadap tambahan jam mengajar dan tambahan
kegiatan layanan bimbingan dan personil bk
konseling, dilihat dari kebutuhan 3. Kepala Sekolah
terhadap kegiatan layanan konsultasi Diharapkan agar kepala sekolah dapat
termasuk pada kriteria sangat butuh menyediakan fasilitas yang dapat
i. Kebutuhan peserta didik terhadap menunjang agar meningkatkan kinerja
kegiatan layanan bimbingan dan guru pembimbing di sekolah dalam hal
konseling, dilihat dari kebutuhan pemberian berbagai informasi mengenai
terhadap kegiatan layanan mediasi perkembangan peserta didik dengan
termasuk pada kriteria sangat butuh menambah jam khusus bimbingan dan
konseling
2. Kebutuhan peserta didik terhadap 4. Pengelola Program Studi Bimbingan dan
pelayanan bimbingan dan konseling Konseling
Diharapkan kepada Program Studi
Bimbingan dan Konselingagar dapat
melahirkan guru BK yang profesional
nantinya saat melaksanakan tugasnya.
5. Peneliti selanjutnya
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, peneliti merekomendasikan
kepada peneliti selanjutnya untuk dapat
meneliti lebih lanjut tentang kebutuhan
peserta didik terhadap pelayanan
bimbingan dan konseling.

KEPUSTAKAAN

Badrujaman, Aip. 2011. Teori dan Aplikasi


Evaluasi Program Bimbingan dan
konseling.Jakarta:
PT.Indeks.

Rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan


dan konseling dalam jalur
pendidikan formal. 2007. Direktorat
Peningkatan Mutu Pendidikan Dan
TenagaKependidikan Department
Pendidikan Nasional

Zainal Aqib. 2012. Iktisar Bimbingan dan


Konseling. Surabaya: Yrama Media

Winkel.W.S dan M.M. Sri Hastuti. 2004.


Bimbingan dan Konseling di
Institusi Pendidikan. Yogyakarta:
Media Abadi.

Anda mungkin juga menyukai