Anda di halaman 1dari 43

KOMUNIKASI DAN PENDIDIKAN

KESEHATAN DI KELUARGA

by:

Ns. DEWI SETYAWATI, S.Kep., MNS


PENGERTIAN KOMUNIKASI
• Komunikasi → proses pertukaran perasaan,
keinginan, kebutuhan, informasi, dan pendapat.
(McCubbin & Dahl, 1985).
• Galvin dan Brommel (1986) → komunikasi
keluarga sebagai suatu simbolis, proses
transaksional menciptakan dan membagi arti
dalam keluarga.
UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI
1. Pengirim pesan (komunikator) : orang yang mencoba untuk
memindahkan suatu pesan kepada orang lain.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Penampilan
b. Penguasaan masalah
c. Penguasaan bahasa
2. Penerima pesan (komunikan): sasaran dari pengirim pesan (seseorang
yang mendapatkan suatu pesan).
Komunikan dapat berupa perorangan, kelompok, ataupun massa.
UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI (Cont’…)
3. Saluran (Media): alat untuk menyampaikan pesan dari
komunikator ke komunikan baik secara langsung ataupun
langsung.
a. Media umum → media yang dapat digunakan dalam segala
bentuk komunikasi. Contoh: radio, dll
b. Media massa → media yang digunakan untuk komunikasi
massa, contoh: televisi
UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI (Cont’…)
4. Pesan
a. Informatif
- Pesan yang seperti ini berisi informasi, fakta-fakta, kemudian
komunikan mengambil keputusan.
- Biasanya pesan yang seperti ini lebih bisa diterima oleh para
komunikan.
b. Persuasif
Pesan ini berisi bujukan. Misal: sebuah iklan sabun di televisi
yang mengajak para pemirsa untuk memakai sabun tersebut.
UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI (Cont’…)

c. Koersif
Berisi pesan yang bersifat memaksa dengan sanksi
bila tidak melaksanakan.
Contoh: peraturan seorang bos terhadap bawahannya.
UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI (Cont’…)
5. Interaksi antar pengirim dan penerima
Interaksi → pada pengiriman dan penerimaan pesan, termasuk
respon yang ditimbulkan oleh pesan terhadap penerima dan
pengirim.
6. Efek
Efek → hasil akhir suatu komunikasi yaitu sikap dan tingkah laku
orang, sesuai atau tidak dengan yang kita inginkan.
Jika sikap dan tingkah orang lain itu sesuai, maka komunikasi itu
berhasil, demikian pula sebaliknya.
PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI
1. Suatu pernyataan bahwa “tidak mungkin untuk tidak berkomunikasi, karena
semua perilaku adalah komunikasi”.
2. Komunikasi mempunyai dua tingkat yaitu informasi (isi) dan perintah
(instruksi).
Isi → apa yang sebenarnya sedang dikatakan (bahasa verbal).
Instruksi → menyampaikan maksud dari pesan (Goldenberg, 2000).
3. Watzlawick et al. (1967) → berhubungan dengan “ pemberian tanda baca
(pungtuasi)“ atau rangkaian komunikasi (Bateson, 1979).
4. Watzlick et al. (1979) terdapat dua tipe komunikasi yaitu digital (verbal,
kata- kata) dan analogik (ide, non verbal).
PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI (Cont’…)
5. Beberapa ahli teori komunikasi keluarga (Watzlick, Beavin, &
Jackson, 1967) → prinsip redundasi (kemubaziran).
Prinsip ini merupakan dasar pengembangan penelitian
keluarga yang menggunakan keterbatasan pengamatan interaksi
keluarga sehingga dapat memberikan penghayatan yang valid kedalam
pola umum komunikasi.
6. Semua interaksi komunikasi yang simetris atau komplementer
(Batson et al., 1963)
Dalam komunikasi komplementer, perilaku seorang pelaku interaksi
melengkapi perilaku pelaku interaksi lainnya.
SALURAN KOMUNIKASI

Saluran alur informasi → rute informasi untuk mencapai


penerima. Jaringan komunikasi keluarga juga berkenaan
dengan alur pesan ke belakang dan ke depan antara
anggota keluarga.
Contoh: Pada keluarga patriarchal memiliki tipe
komunikasi komando yang dari ayah ke ibu lalu ke anak.
SALURAN KOMUNIKASI (Cont’…)

Komunikasi tipe ini disebut jaringan komunikasi


vertical. Keluarga mempunyai alur komunikasi informasi
yang biasa digunakan yang menunjukkan struktur atau
kekuasaan keluarga (seperti contoh yang baru di
uraikan), kedekatan hubungan, peran keluarga dan
popularitas atau sentralitas anggota individu
diindikasikan oleh terpusatnya banyak saluran informasi
pada satu orang.
SALURAN KOMUNIKASI (Cont’…)
Sebaliknya tidak adanya saluran pada anggota
keluarga dapat menunjukkan ketidakpopuleran, rasa
takut, penolakan, atau posisi di luar anggota keluarga.
Contoh: anak-anak dari keluarga imigran yang baru
dapat berbicara dalam dua bahasa lebih cepat daripada
orang tua mereka, sebagai penerjemah keluarga,
sehingga mengasumsikan suatu posisi sebagai
perantara antara keluarga dan sistem lain.
PROSES KOMUNIKASI FUNGSIONAL
DALAM KELUARGA
Komunikasi fungsional → sebagai landasan
keberhasilan, keluarga yang sehat dan komunikasi
fungsional didefinisikan sebagai pengiriman dan
penerimaan pesan baik isi maupun tingkat instruksi
pesan yang langsung dan jelas (Sells, 1973), serta
sebagai keselarasan antara isi dan tingkat instruksi
(Satir, 1983;Satir et al., 1991).
PROSES KOMUNIKASI FUNGSIONAL
DALAM KELUARGA (Cont’…)

Komunikasi yang sehat dan fungsional dalam suatu


keluarga memerlukan pengirim untuk mengirimkan
maksud peran melalui saluran yang relative jelas dan
penerima pesan mempunyai pemahaman arti yang sama
dengan apa yang dimaksudkan oleh pengirim.
Komunikasi efektif → menyesuaikan arti dan
mencapai konsistensi dan keselarasan antara pesan
yang dimaksud dan pesan yang diterima.
PROSES KOMUNIKASI FUNGSIONAL
DALAM KELUARGA (Cont’…)

Komunikasi yang efektif dalam keluarga →


suatu proses definisi konstan dan redefinisi yang
akan mencapai kesesuaian tingkat isi dan
instruksi dari suatu pesan.
PENGIRIM FUNGSIONAL
Pengirim yang berkomunikasi fungsional itu dapat:
1. Menyatakan maksud dengan tegas dan jelas
Contoh: Pada kasus seseorang yang sedang marah,
pesan literal konsisten dengan nada suara, posisi dan sikap
tubuhnya.
2. Identitas dan keterbukaan
Sebagai contoh tingkat keterbukaan yang tinggi: “saya
ingin pulang ke rumah sekarang. Saya sangat lelah.”
PENGIRIM FUNGSIONAL (Cont’…)

3. Mengklarifikasi dan mengualifikasi pesan


Contoh: Jenis pernyataan klarifikasi dan kualifikasi
tipe spesifik meliputi pernyataan “saya ingin”
(Strayhorn,1977) seperti “jangan ganggu saya ketika
saya sedang mendisiplinkan anak-anak” atau
pernyataan “saya merasa”, misalnya “saya kadang
merasa frustasi ketika tangan saya sakit sehingga saya
tidak mampu melakukan pekerjaan rumah” (seorang
pria yang mengalami artritis).
PENGIRIM FUNGSIONAL (Cont’…)
4. Meminta umpan balik
Contoh: “Saya terus bertanya kepada diri saya
sendiri, apakah kita harus memberitahukan kepada
anak-anak bahwa saya menderita kanker? Bagaimana
menurutmu? Atau “karena kegiatanmu masih dibatasi
akibat kondisi jantungmu, menurut saya orang tuamu
seharusnya datang berkunjung pada lain waktu. Apa
reaksimu?”
PENGIRIM FUNGSIONAL (Cont’…)

5. Terbuka terhadap umpan balik


Meminta kritik yang lebih spesifik atau pernyataan
pengirim menunjukkan penerimaannya dan minatnya
terhadap umpan balik.
PENERIMA FUNGSIONAL
Menurut Anderson penerima fungsional mencoba untuk:
1. Mendengarkan secara aktif dan efektif
2. Memberikan umpan balik
3. Memvalidasi nilai dan kesetaraan pesan
Misal: “ Saya mengerti apa yang anda pikirkan dan rasakan “
atau “ Masuk akal dan beralasan Anda merasa demikian. Validasi
tidak berarti penerima setuju dengan pesan yang dikomunikasikan
pengirim, tetapi menunjukkan penerimaan atau pesan tersebut
berharga.
PROSES KOMUNIKASI DISFUNGSIONAL
DALAM KELUARGA

Pengirim disfungsional
Komunikasi disfungsional sering kali tidak efektif
dalam menyatakan kasus, mengklarifikasi dan
mengualifikasi, dalam menguraikan, dan atau
keterbukaan terhadap umpan balik karena penerima
seringkali ditinggalkan dalam kebingungan dan harus
menebak apa yang menjadi pemikiran atau perasaan
pengirim pesan.
PROSES KOMUNIKASI DISFUNGSIONAL
DALAM KELUARGA (Cont’…)
• Membuat asumsi
Ketika asumsi dibuat, pengirim mengabdalkan apa yang
penerima rasakan atau pikirkan tentang suatu peristiwa atau
seseorang tanpa memvalidasi persepsinya. pengirim
disfungsional biasanya tidak menyadari asumsi yang ia buat.
• Mengekspresikan perasaan secara tidak jelas.
Karena takut ditolak, ekspresi perasaan pengirim
dilakukan dengan sikap terselubung dan sama sekali tertutup
PROSES KOMUNIKASI DISFUNGSIONAL
DALAM KELUARGA (Cont’…)

• Membuat respon yang menghakimi


Respon yang menghakimi → komunikasi disfungsional yang
ditandai dengan kecenderungan untuk secara konstan
mengevaluasi pesan menggunakan sistem nilai pengirim.
PROSES KOMUNIKASI DISFUNGSIONAL
DALAM KELUARGA (Cont’…)

• Ketidakmampuan untuk mendefinisikan kebutuhan


sendiri
Pengirim disfungsional tidak hanya tidak mampu
mengekspresikan kebutuhannya, namun juga karena
takut ditolak menjadi tidak mampu mendefinisikan
perilaku yang diharapkan dari penerima untuk
memenuhi kebutuhan mereka.
PROSES KOMUNIKASI DISFUNGSIONAL
DALAM KELUARGA (Cont’…)

• Komunikasi yang tidak sesuai


Penampilan komunikasi yang tidak sesuai
merupakan jenis komunikasi yang disfungsional dan
terjadi apabila dua pesan yang bertentangan atau lebih
serentak dikirimkan.
PROSES KOMUNIKASI DISFUNGSIONAL
DALAM KELUARGA (Cont’…)

Penerima disfungsional
Jika penerima disfungsional, terjadi komunikasi
terputus, karena pesan tidak diterima sebagaimana
dimaksud karena kegagalan penerima untuk
mendengarkan atau menggunakan diskualifikasi.
PROSES KOMUNIKASI DISFUNGSIONAL
DALAM KELUARGA (Cont’…)

• Gagal mendengarkan
Dalam kasus gagal mendengarkan, suatu pesan
dikirimkan, namun penerima tidak memperhatikan atau
mendengarkan pesan tersebut. Cara yang sering
digunakan individu yang tidak mendengarkan adalah
dengan mengabaikan pesan.
PROSES KOMUNIKASI DISFUNGSIONAL
DALAM KELUARGA (Cont’…)

• Menghina
Sikap efensif komunikasi menunjukkan bahwa
penerima pesan bereaksi secara negatif, seperti sedang
terancam. Penerima tampak bereaksi secara defensif
terhadap pesan dengan mengasumsikan sikap oposisi
dan mengambil posisi menyerang.
PROSES KOMUNIKASI DISFUNGSIONAL
DALAM KELUARGA (Cont’…)
• Gagal menggali pesan
Untuk mengklarifikasi maksud atau arti pesan,
penerima fungsional mencari penjelasan lebih lanjut.
Sebaliknya, penerima disfungsional menggunakan
respon tanpa menggali.
• Gagal memvalidasi pesan
Validasi → berkenaan dengan penyampaian
penerimaan penerima.
PROSES KOMUNIKASI DISFUNGSIONAL
DALAM KELUARGA (Cont’…)

Pengirim dan penerima disfungsional


• Berkomunikasidengan panjang gelombang (topik) yang berbeda
(pembicaraan paralel)
Dalam pembicaraan paralel, setiap individu dalam interaksi
secara konstan menyatakan kembali isunya tanpa betul-betul
mendengarkan oang lain atau mengenali kebutuhan orang lain.
• Tidak mampu memfokuskan pada satu isu
Tiap individu melantur dari satu isu ke isu lain bukannya
menyelesaikan satu masalah atau meminta suatu pengungkapan.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA
KOMUNIKASI KELUARGA

1. Konteks atau situasi


2. Latar belakang etnik keluarga
3. Siklus kehidupan keluarga
4. Perbedaan gender
5. Bentuk keluarga
6. Mini budaya keluarga
KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN
MASALAH KESEHATAN

Masalah kesehatan berkenaan dengan setiap


perubahan yang mempengaruhi proses kehidupan
klien (fisiologis, psikologis, sosial budaya,
perkembangan dan spiritual).
KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN
MASALAH KESEHATAN
Temuan penelitian tentang adaptasi keluarga
terhadap penyakit kronik dan mengancam kehidupan
secara konsisten menunjukkan bahwa faktor sentral
dalam fungsi keluarga yang sehat adalah terdapatnya
keterbukaan, kejujuran, dan komunikasi yang jelas
dalam mengatasi pengalaman kesehatan yang
menimbulkan stress serta isu terkait lainnya.
KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN
MASALAH KESEHATAN

Jika keluarga tidak membahas isu penting yang


dihadapi mereka akan menyebabkan jarak emosi dalam
hubungan keluarga, dan meningkatnya stress keluarga.
Stress yang meningkat tidak saja mempengaruhi
hubungan keluarga tetapi juga kesehatan keluarga juga
anggotanya.
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

• NANDA menggunakan perilaku komunikasi


sebagai bagian dari pendefinisian karakteristik
pada beberapa diagnosis mereka, seperti proses
berduka disfungsional.
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

• Diagnosa komunikasi keperawatan keluarga secara luas


dapat terjadi seperti komunikasi keluarga disfungsional
atau komunikasi orang tua-anak, saudara kandung,
pasangan keluarga dan suami istri disfungsional.
• Diagnosa keperawatan keluarga umum lainnya dalam
area ini: hambatan komunikasi keluarga atau masalah
komunikasi keluarga.
INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA

• Intervensidalam keperawatan keluarga dalam area komunikasi


melibatkan pendidikan kesehatan dan konseling serta
kolaborasi sekunder, membuat kontrak, dan merujuk ke self-help
group, organisasi komunitas, dan klinik atau kantor terapi
keluarga.
• - Konseling di bidang komunikasi keluarga melibatkan dorongan
dan dukungan keluarga dalam upaya mereka untuk
meningkatkan komunikasi di antara mereka sendiri. Perawat
keluarga adalah fasilitator proses kelompok dan narasumber.
INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA
(Cont’…)

Klasifikasi Wright dan Leahey (2000) tentang 3 jenis


bantuan intervensi keluarga secara langsung berfokus
pada ingkat kognitif, afektif dan prilaku dari fungsi
keluarga:
1. Intervensi keperawatan keluarga dengan fokus kognitif
Memberikan informasi atau ide baru tentang komunikasi
(pendidikan).
INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA
(Cont’…)
2. Intervensi keperawatan keluarga dengan fokus afektif
Diarahkan pada perubahan ekspresi emosi anggota keluarga
baik → meningkatkan maupun menurunkan tingkat emosional
atau memodifikasi mutu komunikasi emosional.
3. Intervensi keperawatan keluarga dengan fokus perilaku
Perawat keluarga menanyakan ‘apa’ terhadap masalah tsb. →
membantu mengubah persepsi anggota keluarga/konstruksi
realita ttg suatu situasi.
INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA
(Cont’…)
Intervensi pendidikan kesehatan dan konseling dirancang untuk
mengubah komunikasi keluarga meliputi:
1. Mengidentifikasi keinginan perubahan perilaku spesifik
anggota keluarga dan menyusun rencana kolaboratif untuk
suatu perubahan.
2. Mengakui, mendukung, dan membimbing anggota keluarga
ketika mereka mulai mencoba untuk berkomunikasi secara jelas dan
selaras.
3. Memantau perubahan prilaku yang telah menjadi sasaran sejak
pertemuan terdahulu.
INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA
(Cont’…)
McCubbin dan Dahl (1985), pakar dan edukator
keluarga merekomendasikan taktik komunikasi kepada
pasangan dewasa untuk menggunakan pengelolaan
konflik secara produktif.
1. Coba untuk tidak terlibat dalam “kitchen-sink-fighting:
(melemparkan semua isu tambahan ke dalam konflik)
2. Berbicara tentang isu, bukan kepribadian.
INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA
(Cont’…)

3. Jadilah pendengar aktif (minta umpan balik atau


klarifikasi)
4. Akui bahwa ketidakbahagiaan pasangan anda tidak
harus selalu menjadi tanggung jawab anda.
5. Mencari cara agar kedua belah pihak sama-sama puas.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai