Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

Tanaman merupakan suatu tumbuhan yang dikelola oleh manusia yang berguna

untuk mengambil hasilnya atau sering juga disebut budidaya pertanian. Dalam kegiatan

budidaya tanaman, dipengaruhi oleh beberapa factor untuk mendapatkan hasil produksi

yang maksimal yakni diperngaruhi oleh unsur hara, iklim, faktor lingkungan, tanaman dll.

Diantara aspek-aspek diatas ketersediaan unsur hara dalam media tanam sangat

berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Suatu tanaman dapat tumbuh, berkembang

dan berproduksi sampai menyelesaikan siklus hidup dengan sempurna biasanya

membutuhkan enam belas unsur hara essensial. Dari 16 unsur hara essensial tersebut

terbagi menjadi dua bagian yakni unsur hara makro terdiri dari 9 unsur sedangkan unsur

mikro terdiri 7 unsur.

Unsur hara makro merupakan unsur hara yang dibutuhkan suatu tanaman dalam

jumlah besar. Unsur hara mikro merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam

jumlah sedikit. Unsur hara makro sendiri terdiri dari utama yang berupa: Nitrogen (N),

Fosfor (P), Kalium (K), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Belerang atau sulfur (S),

Karbon (C), Oksigen (O2), Hidrogen (H). Unsur hara Mikro terdiri dari: Boron (B),

Tembaga (Cu), Seng atau Zinc (Zn), Besi atau ferro (Fe), Molibdenum (Mo), Mangan

(Mn), Khlor (Cl), (Winarso, 2005).

Secara umum semua unsur hara bersumber dari bebatuan induk tanah/mineral-

mineral, kecuali unsur N yang berasal dari bahan organik. Mineral dalam bebatuan

terlarut, unsur hara terbebas dan tersedia bagi tanaman. Suplai unsur hara dari bahan

mineral untuk tanaman secara alami cukup bagi pertumbuhan tanaman secara normal..

Unsur hara di dalam tumbuhan memiliki peranan diantaranya (1) sebagai penyusun

molekul organik yang komplek, terutama dalam makro molekul (2) membantu peran

enzim, mendekatkan enzim dan substrat dalam pembentukan komplek enzim-substrat,


terutama unsur mikro (3) mempertahankan keseimbangan ion yaitu antara kation-kation

bervalensi satu dan dua (4) dalam sistem oksidasi-reduksi karena sifat valensinya yang

dapat berubah.

Defisiensi Besi (Fe)

Gejala Gejala defisiensi Fe pada daun sangat khas dan berpola teratur yaitu semua

tulang daun mulai dari tulang daun utama (primer), tulang daun kedua (sekunder) dan

tulang daun ketiga (tersier) hijau pucat sedang helai daun kekuningan. Apabila dilihat

secara keseluruhan daun seperti terlihat kerangkanya yang berupa seluruh tulang daun

menghijau.

Gejala pertama terlihat pada daun-daun muda. Jika kondisi semakin buruk, helai

daun semakin pucat dan tulang-tulang daun semakin jelas terlihat bahkan daun menjadi

memutih. Gejal defisiensi Fe sering muncul pada awal musim penghujan. Penyebab

utama defisiensi Fe atau besi adalah pH tanah yang sangat tinggi seperti pada tanah

berkapur, pada tanah berpasir yang sering mengalami pencucian, tanah-tanah

tergenang atau kondisi kelebihan ion antagonis (Ca, Cu, Mg, Mn, Mo, P, dan Zn)

Toksisitas

Gejala keracunan besi pada tanaman padi terlihat berupa bercak coklat kecil pada
daun bawah dimulai dari ujung selanjutnya seluruh daun menjadi coklat, ungu, kuning
atau jingga, tergantung varietas tanaman. Pada kasus keracunan yang berat, daun bawah
menjadi coklat dan mati. Akar tanaman yang rusak oleh besi sangat jelek
perkembangannya, hitam, membusuk, dan diselimuti oleh besi.

Defisiensi Mangan (Mn)

Sama dengan gejala defisiensi Zn dan Fe, pola gejala di Mn berpola teratur. Gejala

defisiensi Mangan (Mn) biasanya gejalanya hubungan dengan defisiensi Zn, tetapi

defisiensi Mn tidak jelas karas perubahan warnanya. Gejala ditandai dengan adanya

daerah hijau pucat diantara tulang daun sekunder pada daun muda, sedangkan daerah

sepanjang tulang daun berwarna hijau, dan lebih jelas terlihat pada daun yang terkena

cahaya matahari . Umumnya gejala menjadi hilang setelah daun menjadi tua. Kebalikan

dengan defisiensi Zn, daun tidak berubah ukurannya, jadi tetap berukuran normal. Tidak

pernah dilaporkan terjadinya kasus defisiensi Mn berat yang menyebabkan

ranting-ranting ‘die back’.

Ketersediaan Mangan berhubungan erat dengan pH tanah. Mangan tersedia pada pH

tinggi dan pada pH rendah dapat menjadi toksik. Pada tanah-tanah asam, berpasir
mengandung sangat sedikit Mangan serta menyebabkan defisiensi.

Toksisitas

Pada tanaman pengaruh menonjol dari toksisitas Mn adalah klorosis di antara

jaringan pembuluh pada daun dan pucuk yang sangat mirip dengan defisiensi besi. ketika

mengalami klorosis berat juga berwarna perunggu yang dihasilkan oleh bercak-bercak

berwarna karat di seluruh permukaan daun. Daun muda yang telah membesar penuh

menunjukkan klorosis intensif di antara jaringan pembuluh, dan bagian pinggir helai

daun, terutama ke arah ujung, menjadi nekrotik dan melengkung ke arah luar

menyebabkan lembar daun berbentuk cawan cembung.

Defisiensi Molybdenum (Mo)

Gejala dapat ditandai dengan belang-belang bulat kuning terang seperti terbakar

pada daun. Pada musim hujan daun dapat menjadi gugur sedang pada musim kemarau

kembali normal atau hijau kekuningan.

Toksisitas

Gejala kelebihan molybdenum (Mo) sangat jarang terjadi pada tanaman namun

beberapa kasus kelebihan molybdenum yaitu menyebabkan daun menjadi kuning

Anda mungkin juga menyukai